Kukuhkan Perguruan Silat Tradisional Dayak

Sampit, Kalsel - Kutau, Bangkui dan Sending yang merupakan Kesenian Bela Diri warisan dari leluhur dayak Kalimantan Tengah memang seharusnya dilestarikan. Seperti yang dilakukan Perguruan Manggatang Utus yang mana mampu mempertahankan dan kini terus berkembang dengan membina para generasi muda, untuk lebih mengenal bela diri tradisional tersebut.

Sebelumnya untuk mempelajari bela diri tradisional dayak ini terbilang sangat sulit, hal ini disebabkan para pengembang kesenian ini kesulitan untuk mengenalkan pada masyarakat lantaran tidak memiliki tempat tetap untuk membangun sebuah perguruan.

Dengan di kukuhkannya Perguruan Manggatang Utus yang dipusatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bhakti Mulia kilometer 2,7 Jalan Jenderal Sudirman ini, tentunya tidak lagi membuat masyarkaat sulit untuk mengetahui atau sekaligus mempelajari silat tradisional khas dayak tersebut yang kini terbilang sangat langka.

“Kita ingin memberdayakan kesenian bela diri trandisional dayak ini terus dilestarikan dan dikembangkan, apalagi bela diri Kutau, bangkui dan Sending 12 ini sangat langka dan hanya ada di Kalimantan Tengah, maka sangat beruntunglah dengan terbentuknya Perguruan ini, bisa mengenalkan dan memberdayakan kesenian bela diri daerah ini hampir tertinggal oleh perkembangan zaman saat ini,”ungkap Ketua Inti Perguruan Manggatang Utus, Gunawan, ditengah puluhan anggota baru di acara peresmian Perguruan itu, Sabtu (30/7).

Silat tradisional dayak ini menurut Gunawan memang sangat jarang sekali dikenal masyarakat, sebagian besar masyarakat hanya bisa lihat aksinya ketika ada acara pernikahan maupun penyambutan tamu kehormatan secara adat, seperti lawang sekepeng. Dibawah binaan Guru Besar Sadarmansyah atau yang akrab dipanggil Meo Salamat Kambe ini, tentunya masyarakat tidak perlu ragu untuk bisa mengenal lebih dalam kesenian bela diri ini.

“Saya sangat bangga, karena sebagian besar yang bergabung dan ingin mendalami ilmu bela diri dayak trandisional ini adalah para generasi muda. Saya optimis, dengan terus berkembang dan dikenal masyarakat, kesenian bela diri ini akan bisa bertahan dan terus melebarkan sayapnya bukan hanya di Sampit. Namun keseluruh Kalimantan Tengah,”paparnya.

Gunawan menambahkan, sehubungan Bela diri Khas Dayak ini juga masuk dalam kategori silat tradisional. Dirinya juga berharap bela diri ini bisa mendapatkan pengakuan oleh pemerintah dan bergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai lembaga yang menaungi seluruh perguruan pencak silat.

“Besar keinginan kita Perguruan Manggatang Utus ini yang memberdayakan bela diri tradisional dayak seperti kutau, bangkui dan sending ini bisa masuk ke IPSI, sehingga kita juga nantinya bisa memiliki atlet yang bisa berkompetisi dalam setiap event yang digelar oleh IPSI Kabupaten, Provinsi maupun Pusat,”tandasnya.

Sementara itu, pada hari pertama diresmikannya Perguruan Silat tradisional Manggatang utus, mendapatkan antusias yang tinggi oleh masyarakat. Tercatat sekitar 80 orang lebih telah bergabung untuk menjadi warga perguruan itu, dan yang menariknya sebagian besar pesertanya adalah para pelajar dari tinggal SMP dan SMA.

-

Arsip Blog

Recent Posts