Mari Lestarikan Tembang Sunda Cianjuran!

Bandung, Jabar - Minat generasi muda terhadap seni budaya tradisional belum diimbangi program pemerintah daerah. Permasalahan klasik pendanaan menjadi alasan upaya pembinaan generasi muda dalam menggeluti seni budaya tradisional.

Hal itu diungkapkan seorang sesepuh Daya Mahasiswa Sunda (Damas) Kota Bandung Herry Wijaya, pada sosialisasi Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran Damas 2016 dan Istrenan Pangurus XXXV Damas, di Gedung YPK, akhir pekan lalu.

Kegiatan seni Tembang Sunda Cianjuran menurut Herry, menjadi salah satu kesenian yang minim perhatian dari pemerintah daerah. “Hampir di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat ini ada pelaku seni Tembang Cianjuran. Namun, dalam hal pasanggiri atau festival mereka sangat berharap banyak dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga atau kelompok independen nonpemerintah seperti halnya Damas,” ujar Herry.

Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran merupakan agenda rutin yang dilaksanakan Damas setiap 2 atau 3 tahun sekali sejak 1962. PTSC tahun ini yang merupakan penyelenggaraan yang ke-21 akan digelar pada 5-8 Oktober 2016, di Gedung Sabilulungan Kabupaten Bandung.

PTSC Damas 2016 akan diikuti lebih dari 100 orang juru tembang dari 27 kabupaten dan kota di Jabar. Adapun tembang yang lombakan atau dipasanggarikan untuk katagori pria berupa tembang, “Rajamantri”, “Jemplang”, “Panganten”, dan “Dangdanggula Degung”. Sedangkan untuk katagori wanita tembang, “Sebrakan Sapuratina”, “Kuring Leungiteun”, “Kaléon”, “Jemplang Pamirig”.

“Pasanggiri (PTSC Damas) merupakan media evaluasi juga silaturahmi para seniman sehingga harus terus diselenggarakan. Kami berharap insan tembang Sunda dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai estetis tembang Sunda dalam kehidupan,” ujar salah seorang tokoh tembang Cianjuran, Yus Wiradiredja.

-

Arsip Blog

Recent Posts