Gunung Kemukus, antara ritual seks dan pencari berkah berziarah

Lokasi wisata Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, dikenal mempunyai daya tarik tidak biasa. Para wisatawan datang pasti mempunyai tujuan khusus. Mereka kerap berdalih melakukan ziarah, namun malah asyik berzinah.

Ziara biasanya dilakukan wisatawan di depan makam Pangeran Samudro. Makam ini dianggap keramat bagi penduduk sekitar. Namun, para pengunjung percaya bila ingin pesugihannya lancar harus melakukan pesta seks di daerah ini.

Seorang wanita paruh baya mengatakan, ritual di lereng Kemukus telah dilakoninya sejak puluhan tahun silam. Maklum, katanya, di situ dia bisa mendapatkan kelancaran rizki dan diberi kemakmuran lainnya.

Banyak ritual dilakukan perempuan berusia 40 tahun ini ketika di makam keramat. Salah satunya mandi kembang di Sendang Ontrowulan, usai berdoa. Usai mandi kembang ini, biasanya ritual seks bakal dimulai. Dia mengaku, sempat melakukan hal itu sebagai syarat agar doanya diloloskan lewat perantara makhluk gaib di makam Pangeran Samudro.

"Ya sempet begituan. Tapi kan saya pakai jasa (berhubungan badan) orang sana. Katanya enggak boleh pakai jasa dari suami sendiri," ujar wanita yang enggan disebutkan namanya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin, 24 November 2014 silam.

Menurut dia, ritual nyeleneh itu dilakoninya selama tujuh kali berturut-turut pada hari Kamis Pahing, Jumat Pon, Jumat Kliwon dan saat Malam 1 Suro tiba. Ritual seks selama tujuh kali harus dilakukan dengan pria yang sama saat pertama kali berhubungan badan dengannya.

Ritual seks bebas di Gunung Kemukus Sragen, Jawa Tengah, sempat menjadi sotoran dunia lantaran dipublikasikan seorang pewarta asal Australia. Hasilnya, memang ditemukan adanya kegiatan prostitusi berkedok mencari sugih.

Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, akhirnya berani menertibkan keberadaan tempat penginapan dan karaoke di sekitar kawasan ziarah Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, pada akhir November tahun 2014 lalu. Sebanyak 69 tempat karaoke dan 158 PSK yang selama ini ada dilarang beroperasi.

Hasil penertiban ini begitu terasa. Ritual Jumat Pon terlihat sepi kala itu. Biasanyan hampir 3.000an pengunjung mendatangi lokasi. Hal itu disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pariwisata Kecamatan Sumberlawang, sekaligus penanggungjawab kawasan ziarah Gunung Kemukus, Marcello Suparno.

"Dulu kalau malam Jumat Pon atau malam Jumat Kliwon biasa mencapai 3 ribu orang. Tapi malam Jumat Pon kemarin hanya 1.099 pengunjung," ungkap Marcello kepada merdeka.com.

Dugaan adanya cari untung dalam ritual seks terlihat makin terang. Ini setelah lima mahasiswa UGM melaporkan hasil penelitian mitos ritual seks di Gunung Kemukus. Mereka menemukan fakta bahwa wacana tentang ritual seks sengaja diciptakan oknum tertentu guna mendongkrak bisnis prostitusi.

"Berdasar penelitian kami, mitos ritual seks memang sengaja diciptakan oleh beberapa oknum tertentu atau agen untuk kepentingan ekonomi," ujar Taufiqurahman, asalah seorang peneliti, Senin (27/6) lalu. Kelima peneliti lainnya bernama Fitriadi, Melfin Zaenuri, Rangga Kala Mahasiswa, dan Surya Aditya.

Terdapat dua versi mitos untuk para peziarah makan Samodro. Pertama, bersumber dari juru kunci makam. Juru kunci biasanya menyatakan bahwa berziarah ke Makan Pangeran Samudro harus berniat lurus dan suci bahkan melarang para peziarah melakukan ritual seks.

Sedangkan versi ke dua bersumber dari orang luar. Dari sini, mereka justru mengharuskan para peziarah lakukan ritual seks. Itu harus dilakukan bila peziarah ingin doanya terkabul. "Versi ini diwacanakan oleh pemilik warung dan jasa penginapan yang sekaligus menyediakan perempuan pekerja Seks untuk kepentingan ekonomi," ujar Taufiqurahman.

Diduga mitos versi kedua untuk menggairahkan bisnis prostitusi di Gunung Kemukus agar terus berjalan. Apalagi selama ini perputaran rupiah dalam bisnis prostitusi terselubung yang dibungkus dalam ritual seks tersebut tergolong besar. Dari catatannya, objek wisata Makam Pangeran Samodro di Gunung Kemukus tiap tahun menyumbang sekitar Rp 190 juta untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sragen berasal dari retribusi. "Tiap tahun ada sekitar 30.000 orang yang mengunjungi makam tersebut."

Karena besarnya perputaran rupiah itu, membuat wacana ritual seks di Gunung Kemukus akan terus diproduksi. Sehingga, apabila tidak ada wacana tandingan terhadap mitos ritual seks, maka praktik prostitusi terselubung tersebut akan semakin berkembang. Perkembangan itu dapat berimplikasi pada sosiologis seperti perdagangan manusia. "Praktik ritual seks akan semakin marak, karenanya pula kebutuhan terhadap PSK akan semakin banyak," terangnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts