Pesona Arakan Pengantin Melayu

Pontianak, Kalbar - Festival Arakan Pengantin Melayu Kota Pontianak tahun ini digelar untuk kelima kali. Setiap tahun pelaksanaannya mendapat perhatian warga kota. Keindahan busana, barang antaran dan musik yang mengiringi menjadi tontonan menarik. Apalagi kegiatan itu dirangkaikan dengan nikah bersama.

“Saya sudah tidak sabar melihat Festival Arakan Pengantin tahun ini,” kata Muhammad Yasin, warga Pontianak Tenggara. Melihat tontonan ini seolah mengingatkan dirinya saat diarak waktu kawinan dulu. Apalagi kali ini kegiatan itu diikuti salah satu keluarganya.

Festival Arakan Pengantin Melayu Pontianak dan Nikah Bersama dilakukan pada Minggu (9/10) besok. Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 WIB ini berlangsung di Halaman Museum Pontianak, Car Free Day Jalan Ahmad Yani hingga Masjid Mujahidin Pontianak.

Ketua Koordinator Arakan Pengantin dari Pontianak Post Angga Purdika menjelaskan, pihaknya sudah siap menggelar kegiatan ini. Peserta yang tampil antara lain dari Sanggar Kembang Serumpun Pontianak, Bank Kalbar, Pontianak Tenggara, Pontianak Selatan, Pontianak Kota, Pontianak Barat, Pontianak Timur dan Pontianak Kota. “Kegiatan ini akan dilepas Walikota Pontianak,” jelas Angga.

Festival Arakan Pengantin Melayu Pontianak digelar setiap tahun dalam rangka menyemarakkan hari jadi Kota Pontianak. Kegiatan ini kerjasama Pemerintah Kota Pontianak dan Pontianak Post. Kegiatan ini juga diikuti 18 pasang peserta Nikah Bersama. Masing-masing kecamatan mengirimkan utusannya. Ada kecamatan yang mengirim tiga pasang. Namun ada juga kecamatan yang mengirimkan satu pasang. Panitia sebelumnya berharap 29 kelurahan di Kota Pontianak ini bisa mengirimkan wakilnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak, Hilfira Hamid menyatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk gelaran Festival Arakan Pengantin. Agenda tahunan yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-245 Kota Pontianak ini akan diikuti delapan kelompok peserta dan 18 pasangan nikah bersama.

Dijelaskan Hilfira, pihaknya telah mengundang beberapa daerah serumpun dari provinsi-provinsi lainnya namun mereka tidak bisa mengikuti kegiatan ini lantaran keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah masing-masing. Namun dari negeri tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, telah memberikan konfirmasi hanya akan hadir sebagai tamu undangan, bukan sebagai peserta.

Festival Arakan Pengantin ini merupakan upaya pelestarian adat istiadat yang menjadi tradisi dalam pernikahan khususnya pengantin Melayu Pontianak di tengah modernisasi. Sejatinya, arak-arakan pengantin itu adalah mengantar mempelai pria menuju ke rumah mempelai perempuan. "Karena ini bentuknya festival, sehingga kita ikutsertakan mempelai perempuannya dalam arakan pengantin supaya lebih menarik," imbuhnya.

Dalam arak-arakan ini juga menyertakan kedua mempelai pengantin, orang tua dari kedua belah mempelai, pengiring-pengiringnya dilengkapi dengan barang-barang hantaran serta diiringi alunan musik baik itu berupa tar maupun tanjidor.

Adapun pengantin laki-laki mengenakan pakaian telok belanga, sedangkan perempuannya mengenakan baju kurung. Pengiring-pengiring yang mengantar calon pengantin membawa berbagai perlengkapan dalam prosesi pernikahan adat melayu. Barang-barang hantaran isinya antara lain, jebah berisi sirih, pinang, kapur, tembakau, gambir dan bunga rampai.

Selain itu, juga ada uang asap, perhiasan emas, pakaian, alat-alat dan bahan kecantikan, seperangkat perlengkapan tidur seperti selimut, seprei dan lainnya, seperangkat alat dan perlengkapan mandi, barang-barang kelontong serta seperangkat alat shalat.

Tak ketinggalan, dari berbagai barang hantaran tadi, juga dihiasi dengan pokok telok, yaitu menyerupai pohon kecil dengan tangkai-tangkai yang masing-masing terdapat telur dan hiasan berwarna-warni. Selain pokok telok, pokok manggar, yang tangkainya terbuat dari lidi dilapisi kertas warna-warni dan ditancapkan pada bagian batang pisang atau buah nanas yang sudah ditusuk tongkat kayu untuk ditancapkan di halaman rumah mempelai wanita. “Semua barang dan perlengkapan barang hantaran ini dikemas semenarik mungkin,” kata Hilfira.

Dia berharap, festival ini bisa menjadi daya tarik wisata dan mampu memikat minat wisatawan untuk melihat langsung bagaimana adat istiadat prosesi pernikahan dalam budaya Melayu Pontianak.

-

Arsip Blog

Recent Posts