Rondang Bittang Salah Satu Tradisi Masyarakat Sumut yang Terus Eksis

Simalungun, Sumut - Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki beragam etnis dan budaya terus berusaha melestarikan warisan para leluhur. Salah satunya dengan melaksanakan perayaan Rondang Bittang. Acara yang digelar dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun ini biasanya diadakan pada bulan musim panen masyarakat Simalungun. Berbagai acara budaya turut mewarnai penyelenggaraan acara Rondang Bittang. Pada 28 September 2016, pesta perayaan Rondang Bittang ke-31 kembali diadakan Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun. Acara ini diresmikan oleh Bupati Simalungun JR Saragih yang mana telah hadir terlebih dahulu untuk mengikuti prosesi awal pembukaan acara. Bertempat di pantai bebas Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, acara ini nantinya akan berlangsung selama 3 hari pada 28-30 September 2016. Rondang sendiri memiliki arti terang benderang, dahulu rondang bittang dilaksanakan dimalam hari saat langit bersih dan bulan purnama nampak jelas dengan bintang yang ikut menghiasi. Perayaan diawali dengan mamuhun, yaitu meminta ijin pada keturunan raja untuk melaksanakan adat. Demban atau sirih menjadi simbol untuk saling menghormati. Demban sise, pemberian uang di bawah sirih dengan jumlah 12 kali lipat, sebagai tanda sembah penghormatan. Selain itu diberikan ayam serta beras sebagai bekal pelaksanaan adat. Perayaan kemudian berlanjut ke makam tujuh Raja Simalungun, Raja Siantar, Pane, Tanah Jawa, Purba, Dolok Silou, Silimakuta, dan makam Raja Raya, sarangih Garingging. Marsiolop ari yang berarti memberi disaat membantu ladang lain, begitu pula sebaliknya. Dengan menggunakan ikat kepala putih (parsa) para pemuka adat selain berdoa untuk yang telah meninggal, mereka juga memanjatkan puji syukur atas hasil alam, kesehatan, jodoh dan keluarga yang diberikan. “Pesta Rondang Bittang kali ini memang berbeda dengan sebelumnya karena anggaran yang disediakan tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, sehingga saya memohon maaf kepada masyarakat Simalungun atas hal ini, namun tahun depan saya optimis Pesta Perayaan Rondang Bittang akan lebih meriah dan semarak karena akan dilakukan bersamaan dengan Pesta Danau Toba, dimana event kali ini juga merupakan warisan leluhur Simalungun yang harus kita jaga bersama”, Ungkap Bupati Simalungun JR Saragih. Anggaran Pesta Perayaan Rondang Bittang memang sedikit, hanya sekitar dua ratus juta rupiah. Tahun lalu saja biasanya anggaran bisa mencapai 1-2 milyar rupiah. Tampaknya memang ada keperluan lebih mendesak dipemerintah seperti pembangunan, pendidikan dan kesehatan sehingga dana untuk Rondang Bittang kali ini lebih sedikit. Pemerintah Kabupaten sendiri menjanjikan akan merencanakan anggaran jauh-jauh hari sehingga Perayaan untuk melestarikan tradisi warisan leluhur bisa dijaga. Walaupun begitu, tampak ribuan masyarakat memadati lokasi Pesta Perayaan Rondang Bittang. inimnya anggaran rupanya tidak membuat antusias warga juga minim. Untuk memeriahkan acara, banyak event yang akan mengisi Perayaan Rondang Bittang ini. Mulai dari lomba-lomba tradisional, pentas budaya tradisional, pakaian adat pengantin, tari-tarian dan banyak lagi. Puluhan hadiah menarik telah disiapkan panitia dari Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Simalungun. Ratusan peserta lomba ada yang berasal dari rombongan kontingen atlet perwakilan dari 31 kecamatan di Kabupaten Simalungun. Peserta tidak hanya didominasi kaum muda, para pelajar, dewasa dan paruh baya turut mengikuti pesta ini. Melalui Pesta Perayaan Rondang Bittang ini, sejarah dan tradisi simalungun diperkenalkan kembali pada anak-anak muda, termasuk seni tari. Beberapa jenis tari yang ditampilkan, salah satunya tari topeng. Bupati Simalungun berharap nantinya nilai dan kelestarian budaya di Simalungun tidak pudar, karena budaya adalah termasuk akar identitas masyarakat.

Sumber: http://temanjrsaragih.com
-

Arsip Blog

Recent Posts