Siak Kembali Lestarikan ’Tanjak’ di Masyarakat

Siak, Riau - Kabupaten Siak, Provinsi Riau kembali melestarikan pemakaian "tanjak", sebuah ikat kepala khas kebudayaan Melayu di kalangan masyarakat guna menghidupkan kembali ciri khas suku tersebut.

Bupati Siak Syamsuar di Siak, Jumat (3/2), menerapkan kebijakan pemakaian tanjak di kalangan Aparatur Sipil Negara di lingkungan pemerintah kabupaten Siak pada tiap hari Kamis dan momen-momen tertentu.

"Pemakaian tanjak digalakkan untuk menghidupkan kembali identitas kebudayaan Melayu ditengah masyarakat . Dimana sebelumnya gerakan berbusana dan berbahasa Melayu juga sudah kami terapkan di Kabupaten Siak," Kata Bupati Siak Syamsuar.

Dia mengatakan, gerakan ber"tanjak" adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan Melayu pada masyarakat itu sendiri mapun luar.

Tanjak dianggap sebagai kewibaan dikalangan masyarakat Melayu, yang digunakan untuk penutup kepala . Pada zaman dahulu, semakin tinggi dan kompleknya bentuknya akan menunjukkan status sosial si pemakainya.

Erwin Waka, ketua Komunitas Tanjak Kabupaten Siak berkomitmen akan menghidupkan kembali pemakaian tanjak di kalangan masyarakat terutama anak muda sebagai bentuk ciri khas Melayu. Menurutnya, tradisi memakai tanjak sudah mulai hilang dikalangan anak muda Melayu.

Dia katakan, saat ini pengrajin tanjak sudah mulai memproduksi ikat kepala tersebut dan bisa didapatkan di pasar Seni Siak . Beberapa minggu terakhir keuntungan dan jumlah permintaan sudah mulai meningkat.

Dia berencana akan berkoordinas dengan pemerintah daerah untuk memperkenalkan tanjak kepada setiap pengunjung yang datang ke istana Siak. Dengan begitu wisatawan yang datang di luar Riau akan mengenal salah satu ciri khas kebudayaan Melayu. "Nantinya bagi pengunjung laki-laki akan menggunakan tanjak dan perempuan memakai selendang," ucapnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts