Atraksi Seni & Budaya Sumatera Dipromosikan di Canberra

Canberra, Australia - Atraksi seni dan budaya dari Pulau Sumatera dipromosikan di Canberra, Australia. Acara ini digelar untuk menyambut datangnya Musim Gugur di Ibu Kota Australia.

Dari rilis KBRI Canberra yang diterima detikTravel, Senin (13/3/2017), pameran budaya Indonesia yang menampilkan beraneka ragam kesenian dan kebudayaan khas Pulau Sumatera digelar khusus di Balai Kartini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra pada Jumat (10/3).

Kegiatan promosi budaya ini berhasil menarik minat tinggi masyarakat Australia untuk mengenal lebih lanjut mengenai Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Hal ini tercermin ketika semua pengunjung yang datang tak sanggup menahan godaan ketika diajak menari bersama tarian khas daerah Batak, yakni Tor-Tor. Diiringi lagu Sinanggar Tulo dan Alusio Au, saking menikmatinya, mereka tak mau berhenti menari meski musiknya sudah diputar berulang-berulang.

Sejumlah pengunjung yang datang bahkan menyarankan agar dibuat program kunjungan wisata ke Indonesia. Salah satu pengunjung yang hadir, yakni Yvonne, warga Australia yang ikut menari dengan iringan lagu Sinanggar Tulo, mengatakan sangat terkesan dengan gerak tari dinamis Tor-Tor dari Sumatera Utara ini.

"Tari Tor-Tor merupakan salah satu dari tarian tradisional Indonesia yang sangat luar biasa yang pernah saya lihat selama ini," ujarnya.

Berbagai kekayaan budaya Sumatera yang dipamerkan dalam acara tersebut antara lain adalah rumah tradisional Sumatera, tarian tradisional seperti tari Saman, tari Piring, makanan khas Sumatera seperti rendang Padang, Pindang Patin, Mie Aceh, atraksi-atraksi khas seperti Lompat Batu dari Nias.

Video sejumlah destinasi wisata terkenal di salah satu pulau terindah di tanah air ini juga ditampilkan antara lain air terjun Sipiso-Piso, Teluk Kiluan, Taman Nasional Way Kambas, Ngarai Sianok, Pantai Panjang, dan lain sebagainya, yang disiapkan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra.

Menurut Nino Nadjib Riphat yang menjabat Ketua DWP KBRI Canberra sekaligus pendiri Indonesian Cultural Circle, yakni sebuah wadah bagi warga asing di Ibu Kota Australia pecinta seni dan budaya Indonesia, Indonesia tidak hanya terdiri dari Pulau Bali, Jakarta dan Jogjakarta saja, melainkan masih banyak sekali tempat yang harus dikunjungi.

Nino Riphat yang juga dikenal sebagai psikolog senior, menyampaikan kan bahwa Sumatera sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia menyimpan berbagai kekayaan budaya dan tradisi khas yang sangat menarik untuk dilestarikan dan dipraktekkan.

"Masyarakat di Sumatera telah memberikan kontribusi penting dalam memajukan budaya tanah air. Banyak karya seni, musik, budaya serta destinasi pariwisata yang sangat mengagumkan, tersebar di berbagai pelosok telah merebut hati masyarakat internasional, termasuk publik di Australia," tambahnya.

Untuk menyasar segmen kalangan wanita profesional di Ibu Kota negeri Kangguru, KBRI Canberra dengan menggandeng Indonesian Cultural Circle yang didirikan pada tahun 2000, sangat aktif menggelar berbagai promosi budaya Indonesia, pameran tekstil dan tenun, pengenalan beragam kuliner khas tanah air, dan pameran alat musik tradisonal dan tarian dari seluruh provinsi di tanah air, yang mendapat sambutan sangat luas dan positif dari publik di Australia.

Warga Australia dan tamu asing yang datang adalah mereka yang tergabung dalam Women International Club (WIC) di Canberra yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang profesi, seperti diplomat, pejabat pemerintah, penulis, pengusaha, seniman hingga akademisi. Hadir pula istri Dubes Brunei Darussalam dan Presiden Women International Club Canberra, Lindy Ross.

Nino Riphat yang selama ini mendampingi suaminya, Dubes Nadjib Riphat Kesoema yang telah bertugas di berbagai belahan dunia, kemudian menutup acara promosi seni dan budaya Indonesia ini dengan mengajak pengunjung untuk menikmati hidangan kuliner khas ala Sumatera, yaitu Mie Siram Medan dan puding rempah.

-

Arsip Blog

Recent Posts