Miris! Korban Guru Ngaji Cabul di Belinyu Bangka Terus Bertambah

BANGKA -- Sanksi hukum pidana bakal memberatkan bagi Muhamad Jajuli alias Zuli (43).
Pasalnya kini terungkap jika Zuli yang dikenal sebagai guru ngaji di lingkungan jalan Damai, lingkungan Kuto Panji, Kota Belinyu, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka diduga telah berbuat asusila sedikitnya 3 orang muridnya yang masih anak-anak.
Jumlah korban bertambah terungkap setelah sebelumnya ketua Komisi Perlindungan Anak Daearah provinsi Bangka Belitung (KPAD Provinsi Babel) turun ke lapangan guna melakukan investigasi terkait perkara kasus dugaan tindak pencabulan terhadap anak di bawah umur dengan pelaku seorang guru ngaji.
"Jumlah tersangka terungkap saat kita mendatangi pihak Polsek Belinyu baru-baru ini. Menurut keterangan seorang penyidik jika tersangka sudah mengakui perbuatan dan tambah lagi korban sebanyak 3 orang. Ketiga korban itu laki-laki," kata Sapta, Rabu (24/5/2017) di Pangkalpinang.
Menurutnya para korban (bocah laki-laki) itu diperlakukan sama juga oleh si pelaku (Zuli) seperti korban yang terjadi sebelumnya, dalam aksinya para korban dipaksa untuk memegang alat kelamin sang guru ngaji bejat.
"Bahkan para korban pun dipaksa untuk menghisap dan memainkan kelamin anak tersebut untungnya korban (Badu--red) yang satu ini berteriak dan memberontak tidak mau dan langsung melapor kan ke ibunya,sambil berlari berteriak "ku pade mak ku" (saya kasih tahu sama ibu saya--red) sehingga terungkaplah kasus ini," terangnya.
Dalam keterangan yang disampaikan penyidik kata Sapta yang mengutip keterangan korban bahwa alat kelamin pelaku sempat ditempelkan ke pipi korban (Badu).
Meski begitu Sapta memberikan apresiasi terhadap korban (Badu) yang telah berani merontah saat diperlakukan tak senonoh oleh sang guru ngaji cabul itu (Zuli).
Tak cuma itu Sapta pun tak menyangka jika korban sesungguhnya merupakan siswa yang berprestasi di sekolah.

"Mirisnya korban (Badu--red) minta buang baju kokonya dan tidak mau mengaji lagi.
Anak ini trauma sekali jika ia melihat ustadz tersebut (Zuli--red) dan pelaku mengakui perbuatan ini di depan kami naazubila.....dia (Zuli--red) menyesal," kata Sapta.
Saat melakukan investigasi ke lapangan (Belinyu) rombongan KPAD Babel sempat melakukan kunjungan ke lokasi tempat pengajian dan sempat bertemu langsung dengan ketua yayasan H Abdul Fatah.
"Beliau (H Abdul Fatah--red) dan beliau takut terjadi di masa yang akan datang dan beliau menghimbau kepada orang tua dan anak menjadi korban untuk melaporkan bila terjadi pada anak didik ini,dan pak haji merasa sangat miris karena ustadz ini (Zuli--red) sudah lama mengajar disini," terangnya.
Diberitakan sebelumnya kejadian tersebut berawal ketika, Rabu (17/5/2017) malam bermaksud belajar mengaji di taman pengajian alquran di lingkungan jalan Damai, Belinyu, malam itu korban (Melati--maaf diralat yakni Badu) tanpa diduga menyaksikan tingkah sang guru ngaji (Zuli) berperilaku aneh alias tak wajar lantaran Zuli seketika itu langsung membuka celana dan meminta muridnya (Badu) memegang alat kelamin sang guru bejat tersebut.
Tak cuma itu pelaku malam itu sempat pula memaksa korban (Badu--red) dengan cara kepala korban didekatkan dekat alat kelamin pelaku," terang Sapta.
Namun korban menolak permintaan si pelaku untuk menyalurkan hasrat bejatnya, akhirnya korban pun merontah dan berhasil kabur. Malam itu korban pun langsung menceritakan kejadian yang menimpahnya kepada ibunya.
Tanpa disangka kejadian malam itu pun sempat terdengar oleh warga di lingkungan setempat, akhirnya malam itu juga warga ramai-ramai mendatangi kediaman sang guru ngaji bejat itu (Zuli).
Warga malam itu sempat berang setelah mengetahui seorang guru ngaji nekat berbuat asusila terhadap seorang bocah yang tak lain merupakan murid pelaku. Namun untunglah emosi warga sempat diredam oleh aparat kepolisian asal Polsek Belinyu.
Selanjutnya pelaku (Zuli) malam itu juga langsung diamankan di Polsek setempat dan hingga saat ini pelaku pun masih menjalani pemeriksaan intensif oleh pihak Polsek Belinyu.

-

Arsip Blog

Recent Posts