Kawasan Gunung Anak Krakatau Berpotensi Wisata

Bandar Lampung - Kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK) memiliki potensi pariwisata laut yang cukup tinggi dan diyakini dapat menambah laju perekonomian Provinsi Lampung.

Namun, adanya penambangan liar, eksploitasi pasir yang menyebabkan tumbangnya pohon pinus dan cemara di sana dikhawatirkan dapat merusak keseimbangan ekosistem di GAK, dan akhirnya berpengaruh pada jumlah wisatawan yang selama ini memuji keindahan GAK.

Kekhawatiran inilah yang membuat Persatuan Wartawan Indonesia Cabang Lampung menggelar Bincang Sabtu dengan tema Menyelamatkan konservasi alam di Gunung Anak Krakatau.

Dalam bincang yang digelar di Kantor PWI Lampung mulai pukul 13.00 ini, rencananya dihadiri Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan RI Darori, Ketua Tim Mitigasi GAK Igan Sutawijaya, Kepala BKSDA Lampung Ambar Dwiyono, dan Tim Peneliti Unila Ali Kabul Mahl sebagai pembicara.

Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Lampung Iskandar Zulkarnain mengatakan PWI sengaja mengangkat tema GAK dalam Bincang Sabtu ini dengan harapan hasilnya nanti dapat memberi masukan kepada Pemprov Lampung, Pemkab Lampung Selatan, serta pihak-pihak terkait lainnya agar dapat menyelamatkan konservasi alam di GAK.

Selain itu, menurut Iskandar, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada insan pers di Lampung tentang kondisi yang terjadi di GAK dan bagaimana konservasi alam di kawasan GAK.

"Persoalan eksplorasi dan eksploitasi di GAK dapat mengubah komponen bentang alam dan biologi di kawasan tersebut. Hal ini tentu saja melanggar UU RI No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) Hayati dan Sumber Ekosistemnya. Persoalannya menjadi semakin kompleks," kata Iskandar.

Banyaknya persoalan yang mengikut pada kasus GAK, menurut Iskandar, tentu memerlukan banyak jalan keluar yang komprehensif. Oleh karena itu, Iskandar berharap Bincang Sabtu ini dapat melahirkan ide dan memberi masukan yang berguna bagi pemerintah. n MG3/K-1