Pemerintah Galakkan Wisata Minat Khusus Dari China

Jakarta- Pemerintah mengalakkan kunjungan wisatawan minat khusus (Golf) dari China dengan memaksimalkan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di China dengan menyelenggarakan turnamen golf amatir di Indonesia yang pesertanya berasal dari China dan Indonesia.

"Selain itu pemerintah juga mengalakkan Golf tour dengan melaksanakan event golf di beberapa tempat di Indonesia seperti di Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Ciawi Bogor (16-17 Oktober 2008) sebagai kelanjutan dari turnamen golf serupa di Denpasar (13-14 Maret 2008),” kata Dubes RI untuk China Sudrajat, di Jakarta , Kamis (16/10).

Turnamen Golf VIY 2008 seri kedua diikuti 150 orang, dan dari jumlah itu 94 orang diantaranya berasal dari China, event ini dimaksudkan untuk mendorong pegolf China datang ke Indonesia, dan diharapkan untuk masa akan datang dengan keluarga pegolf dapat mendorong suksesnya VIY .

Apalagi banyak sekali orang China memiliki hoby bermain golf dimana di China terdapat 400 lapangan golf, bahkan di Beijing saja terdapat 40 lapangan golf dan selalu dibanjiri oleh pegolf dan terdapat 4 juta pemain dari berbagai tingkat ketrampilan.

Selain itu potensi wisatawan dari China sangat besar, dimana saat ini berjumlah 48 juta orang dan tahun depan akan mencapai 67 juta orang, dan untuk merebut pasar wisman tersebut Indonesia harus mampu mengubah citranya dengan menciptakan suasana yang lebih kondusif

Kunjunganwisman dari China hingga Juli 2008 telah mencapai 150.383 orang atau mengalami kenaikan 64,49 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007, namun kunjungan masih relatif kecil bila dibandingkan jumlah wisman tersebut.

Meski dunia mengalami krisis ekonomi sangat tinggi, namun pihak KBRI mentarget kunjungan wisman China ke Indonesia 2008 sebanyak 300.000 orang, guna mengimbangi kunjungan wisman dari negara lain ke Indonesia, sehingga target VIY 2008 sebanyak 7 juta dapat tercapai.

Selain itu untuk wisman lain dari China, kebanyakan wisman tersebut berkunjung ke Amerika Serikat, Eropa, sedangkan ke negara Asia kunjungan banyak ke Jepang, Singapura, Thailand.

Sedangkan ke Indonesia masih sedikit karena masih ada traumatik masa lalu, Bom Bali I, II dan peristiwa 1998, ditambah lagi kebiasaan turis China memiliki hoby bermain kartu Mayong, tapi permain itu di Indonesia dianggap judi, sehingga petugas di Indonesia melarang dan itu membuat turis China merasa tidak nyaman berwisata ke Indonesia.

Sementara itu Dirut Garuda Emirsyah Satar mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan jumlah wisman dari China, dan saat ini Garuda sudah melakukan penerbangan sebanyak 16 kali/minggu dengan mempergunakan A-300 dan B-737-800.

Mengenai larangan terbangan dari Uni Eropa yang ikut menghambat suksesnya VIY 2008, disebutnya bahwa itu bukan disebabkan oleh kondisi pesawat Garuda yang tidak siap, tapi terletak pada kesepakatan antar negara Indonesia dengan negara yang tergabung di UE. (mf/toeb/c)

Sumber: www.bipnewsroom.info (16 Oktober 2008)