Batik untuk Pakaian Musim Panas di Jerman

Hamburg - Kain batik tidak terbatas dipakai pada acara resmi tradisi Jawa, tetapi juga dirancang untuk digunakan sebagai pakaian sehari-hari musim panas di Jerman. Beragam rancangan pakaian musim panas batik ini diperagakan oleh 10 pasang mahasiswa Jerman dan Indonesia yang sedang menempuh studi di Sekolah Tinggi Kejuruan Lanjutan Einbeck dalam rangkaian acara pameran “Patchworktage“di kota Einbeck, Niedersachsen yang berlangsung selama empat hari sejak 1 Mei 2008. Peragaan busana yang berlangsung sekitar 40 menit dengan dipandu oleh pembawa acara dan iringan musik pop Indonesia, mampu memukau para hadirin yang berjumlah tak kurang dari 150 orang.

Pada akhir peragaan, Burgermeister (Walikota) Einbeck menyampaikan dukungan penyelenggaraan acara tentang batik Indonesia, dan mengharapkan kerjasama selanjutnya dalam penampilan seni budaya Indonesia dapat lebih diperkenalkan di Einbeck. Usai acara peragaan, para penonton mengamati batik-batik tulis yang dipajang di sepanjang ruangan gedung.

Brigitte Willach (59 th) seorang warga negara Jerman pecinta Indonesia dengan pengetahuan dan pengalaman luas mengenai seni budaya batik Indonesia selanjutnya menyampaikan paparan yang sangat menarik dan terperinci. Paparannya meliputi sejarah budaya batik di lingkungan Keraton Yogyakarta, proses pembuatan batik tulis, serta pengalaman pribadi di Indonesia berkaitan dengan seni batik.

Brigitte Willach memulai ketertarikannya atas batik sejak usia 15 tahun. Ia memiliki koleksi lukisan dengan motif bermacam-macam, termasuk desain batik yang dipelajarinya secara mendalam di Yogyakarta. Ia memahami sepenuhnya corak dan motif batik yang ada, dengan mempelajari secara langsung dengan ahli-ahli dan perajin batik Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir ia telah melakukan berbagai pameran tentang batik di Jerman, Denmark, Belgia, Polandia, Amerika Serikat, dan Jepang. Willach memiliki hubungan erat dan kedekatan dengan pengrajin batik tradisional dari Jawa Tengah khususnya dan khususnya Yogyakarta, dengan mempelajari proses pembuatan batik tulis termasuk kain tenun ikat. Willach telah memperoleh dukungan penuh Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam melakukan kegiatan promosi batik dengan paparan melalui seminar, simposium, pameran, perlombaan.

Dengan kegiatan promosi batik tersebut, diharapkan ketertarikan masyarakat Jerman akan budaya tradisional Indonesia semakin meningkat dan semakin meluas terutama agar batik sebagai warisan seni budaya asli Indonesia makin dikenal.

Sumber: www.deplu.go.id (5 Mei 2008)