Potensi Wisata Kamparkiri Terabaikan

Kampar - Berbagai potensi wisata yang ada di Kampar tampaknya belum mendapat perhatian dari pemerintah, seperti peninggalan-peninggalan bersejarah yang mempunyai daya tarik sendiri. Jika dikembangkan dengan baik, seperti beberapa potensi wisata di Kamparkiri.

“Banyak dari potensi wisata Kamparkiri yang hingga saat ini masih diabaikan. Padahal pemerintah katanya sedang menggalakkan berbagai cara untuk mendapatkan penghasilan bagi daerah, sayangnya banyak potensi untuk menghasilkan uang malah diabaikan,” ujar tokoh masyarakat Kamparkiri, H Nurdian Amin, Senin (10/3).

Beberapa potensi wisata itu di antaranya adalah lokomotif kereta api yang merupakan peninggalan perang dunia ke II. Sayangnya lokomotif itu sekarang dibiarkan tidak terawat, bahkan beberapa bagian sudah hilang dan lenyap oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Lokomotif ini dulunya merupakan sarana untuk mengangkut tentara saat perang yang digunakan Belanda juga Jepang. Lokomotif ini juga digunakan untuk mengangkut ransum dan barang-barang perlengkapan lainnya. Sayangnya keberadaan benda ini sudah tidak ada artinya. “Tempat ini memang mengenaskan, bahkan juga jadi tempat judi anak-anak muda,” ujarnya.

Bukan hanya lokomotif saja yang terabaikan, tugu khatulistiwa yang selama ini menjadi kebanggan Kampar karena berada tepat di garis khatulistiwa, dibiarkan berlumut dan tidak terawat. Itu membuat keberadaannya tidak menarik dan memberikan pesona sendiri.

“Harusnya Pemkab Kampar memberikan perhatian khusus dalam perawatan tempat-tempat seperti ini, karena selain tugu kita juga masih mempunyai istana Kerajaan Gunung Sahilan, Danau Sungai Paku yang sangat indah, makam-makan datuk dan raja-raja yang mempunyai nilai sejarah,” ujarnya.

Untuk itu ia berharap, ke depan pemerintah juga memberikan perhatian, terutama dalam perawatan dan perbaikan. Pemkab tidak harus susah payah mencari peluang menghasilkan uang kalau memang bisa jeli dan cermat. Selain itu dengan merawat tempat dan benda bersejarah, juga mendatangkan pemasukan bagi daerah dan menjaga kekayaan daerah yang sangat berharga.

Sumber: www.riaupos.com (12 Maret 2008)