Jakarta - Promosi produk pangan dan kuliner asli Indonesia perlu ditingkatkan, baik di pasar dalam negeri maupun internasional agar lebih dikenal masyarakat.
"Seharusnya kita ikut mempromosikan masakan Indonesia," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris pada sambutan pembukaan pameran produk kuliner Indonesia, di Jakarta.
Pada sambutan yang dibacakan Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Fauzi Azis tersebut, menteri mengemukakan, kegiatan promosi seperti pameran akan memberikan dampak positif terhadap pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi keluarga.
"Pada umumnya pengusaha jasa boga bergerak dalam skala rumah tangga yang menyerap tenaga kerja, sehingga manakala pemerintah belum dapat menciptakan lapangan kerja yang memadai, maka jasa boga dapat menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap kegiatan promosi dan pameran terus ditingkatkan agar masyarakat, terutama asing, baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri mengetahui makanan asli Indonesia, seperti Gudeg Yogyakarta, Coto Makasar, Rawon Surabaya, dan Pempek Palembang.
Namun, ia mengingatkan kalangan pelaku industri mikro dan kecil, maupun menengah (IMKM) juga harus memperhatikan cara penyediaan makanan, terkait masalah keamanan pangan seperti Harzard Analyzed Critical Control Point (HACCP) dan cara produksi yang baik (good manufacturing practice).
Selain itu juga labelisasi makanan yang mengharuskan produsen mencantumkan komposisi bahan pangan, ketentuan produk halal, dan standar lain yang ditentukan secara nasional maupun internasional.
"Keamanan pangan ini sangat mutlak untuk dilaksanakan apabila hendak meningkatkan daya saing terutama untuk menembus pasar ekspor," kata Fahmi.
Ia juga menyinggung pentingnya kalangan IMKM pangan dan kuliner memperhatikan disain kemasan yang baik tanpa mengurangi cita rasa makanan Indonesia tersebut.
"Saya berharap dengan terpenuhinya berbagai standar yang berlaku, maka produk pangan kita bisa diterima di pasar dalam negeri maupun ekspor, minimal dapat diterima menjadi pemasok di pasar swalayan internasional, seperti Carrefour, Hypermart, dan lain-lain," katanya.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Fahrina mendorong kalangan wanita pengusaha yang bergerak di industri pangan dan kuliner terus berinovasi membuat pangan non beras dalam rangka diversifikasi pangan.
"Peranan wanita pengusaha di industri pangan dan kuliner ini sangat besar untuk mempromosikan diversifikasi pangan di tengah harga beras yang meningkat," katanya.
Sumber: www.mediaindonesia.com (7 Mei 2008)