Festival Malesung 2013 Berlangsung Meriah

Jakarta - Budaya Minahasa hadir di Jakarta. Sportmall Kelapa Gading menjadi ajang pergelaran akbar Festival Malesung 2013 yang digelar sejak Jumat (6/9/2013) hingga Minggu (8/9/2013). Pusat perbelanjaan itu seolah menjadi kampung Minahasa. Ribuan orang saling bertegur sapa dan ngobrol dengan bahasa Minahasa.
Sejak memasuki kompleks pertokoan di kiri kanan orang-orang berbicara dengan dialeg Minahasa. Melangkah ke bagian dalam bangunan semakin nampak kerumunan orang yang lebih banyak.
Di tengah bangunan empat lantai tersebut, lapangan basket markas klub Satria Muda telah diubah menjadi sebuah lokasi pementasan seni. Sebuah panggung berukuran sekitar 12 x 6 meter beralaskan karpet warna hitam menjadi tempat ratusan penari maengket dan pemain musik kolintang mempertunjukkan keahlian mereka.
Kegiatan yang bertajuk Keragaman Budaya Modal Kerukunan ini diawali dengan lomba tari maengket untuk kategori SD dan SMP. Puluhan kelompok kesenian secara bergantian mempertunjukkan keahlian mereka memukau tim juri dan penonton.
Menilik jumlah peserta saat ini, Festival Malesung 2013 berhasil menyedot minat yang besar dari kelompok kesenian di Sulut dan daerah lain. Pada lomba maengket tercatat 34 peserta yang bertanding, naik tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 11 peserta.
Ketua ISBSU,  Benny J Mamoto yang juga adalah Ketua Umum Panitia Festival Malesung 2013 mengatakan, kondisi ini adalah tanda kebangkitan kebudayaan dan kesenian Minahasa. Menurutnya generasi muda mulai mencintai kebudayaan Minahasa dan mau berlatih untuk menguasai tarian maengket dan musik kolintang.
"Kami bangga melihat animo pelaku seni di Sulut yang sangat besar. Kebangkitan kebudayaan dan kesenian Minahasa sudah mulai terlihat. Kita akan melaksanakan lomba sampai Subuh karena pesertanya banyak," ujarnya sesaat sebelum acara dimulai.
Hal yang menarik dari rangkaian kegiatan itu adalah saat lomba musik kolintang kategori wanita dilaksanakan. Dari 10 peserta yang mendaftar, ternyata hanya satu kelompok yang berasal dari Sulut, sedangkan sembilan kelompok lainnya berasal dari Jakarta, Surabaya, dan beberapa daerah lainnya.
Permainan musik mereka juga sangat mengagumkan karena walau sebagian besar kontestan bukan warga Kawanua, namun mereka mahir memainkan lagu Minahasa lengkap dengan lirik bahasa daerah.
Festival Malesung 2013 bukan hanya sebuah pentas perlombaan kesenian namun menjadi ajang berkumpul dan melepas rindu antara kerabat dan teman yang telah terpisah beberapa tahun. Banyak terlihat warga saling bersalaman dan berpelukan dengan wajah bahagia saat bertemu dengan saudara atau teman.
"Sangat senang bisa hadir dalam kegiatan ini karena bisa bertemu dengan saudara saya yang datang dari kampung. Kalau tidak ada acara seperti ini kami pasti belum bisa bertemu. Kekeluargaan terjalin semakin erat antara kami karena bisa bertemu pada kegiatan ini," ujar Joppy Runtuwarow yang telah lima tahun tidak pulang ke Manado.
Pada hari pertama panitia memfokuskan kegiatan lomba maengket. Selanjutnya sepanjang hari ini adalah perlombaan kolintang untuk kategori SD, SMP dan SMA, umum, dan profesional. Puncak acara pada Minggu (8/9) adalah pesta rakyat peringatan hari ulang tahun ke-40 Kerukunan Keluarga Kawanua.