Indramayu, Jabar - Sejumlah peserta adat Ngarot berangkat menuju Balai Desa Lelea, Kec. Lelea, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (25/11).
Perayaan adat Ngarot yang diikuti puluhan muda-mudi (kasinoman) berhiaskan bunga di kepala itu merupakan pesta menjelang musim tanam padi sebagai wujud suka cita masyarakat atas berkah yang diberikan Sang Pencipta.
Upacara adat ini diselenggarakan pada saat menyongsong datangnya musim hujan yaitu tibanya musim tanam padi. Biasanya adat ini dilaksanakan pada pekan ke-3 November atau Desember dan selalu dilaksanakan pada hari Rabu yaitu salah satu hari yang dianggap keramat dan hari baik oleh masyarakat Lelea untuk menanam padi.
Ngarot berasal dari kata ”Nga – rot” (basa Sunda) yaitu istilah minum atau ngaleueut. Adat ini melibatkan muda-mudi untuk turut serta dalam upacara tesebut. Uniknya hanya pemuda dan pemudi yang masih menjaga kesuciannya yang boleh ikut dalam acara ini karena jika pemuda atau pemudi sudah tidak suci akan terlihat sangat buruk di mata para peserta ngarot.
Dalam budaya atau tradisi ngarot para gadis desa peserta upacara dihias dengan mahkota bunga di kepalanya sebagai lambang kesucian. Berbusana kebaya berselendang yang dilengkapi aksesori, seperti kalung, gelang, cincin, bros, peniti emas, dan hiasan rambut.
Para gadis pun bermahkotakan rangkaian bunga-bunga, yaitu kenanga, melati, dan kertas. Sementara remaja putra mengenakan busana baju komboran dan celana gombrang berwarna hitam, lengkap dengan ikat kepala.
Arak-arakan ini diiringi dengan musik khas daerah Indramayu. Setelah acara di arak mengelilingi kampung, semua peserta ngarot masuk di aula balai desa dan disambut oleh tari topeng indramayu. Setelah itu masuklah kepada acara inti pada upacara adat ngarot, susunan upacara inti.