Iraw Tengkayu Dinobatkan Atraksi Budaya Terpopuler

Tarakan, Kaltara - Kabar gembira bagi dunia pariwisata di Kalimantan Utara, terkhusus lagi Tarakan. Festival Iraw Tengkayu yang digelar dua tahun sekali meraih penghargaan pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2016.

Anugerah yang digelar Kementerian Pariwisata di Jakarta, Sabtu (18/9) malam, pesta budaya masyarakat Tarakan ini meraih juara pertama untuk kategori atraksi budaya terpopuler (Most Popular Cultural Attraction).

Pesta budaya Iraw Tangkayu menyisihkan sembilan atraksi budaya lainnya dari seluruh Indonesia. Dua di antaranya pesta budaya Pasola dari Nusa Tenggara Timur yang menempati runner up, serta Bambu Gila asal Maluku Utara yang menempati peringkat ketiga.

Terpilihnya Iraw Tengaku sebagai pemenang kategori atraksi budaya terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2016 tidak lepas peran seluruh masyarakat Kalimantan Utara yang telah mendukung melalui vote.

Ya, dalam penentuan pemenang yang menggunakan sistem dukungan terbanyak lewat vote yang dimulai sejak Mei hingga Agustus 2016, Festival Iraw Tengkayu meraih dukungan tertinggi di antara 10 nominasi lainnya.

“Tentu tanpa dukungan semua pihak, bahkan dukungan masyarakat melalui vote, tidak hanya masyakarat Tarakan juga masyarakat Kalimantan Utara dan di luar, kami ucapkan terima kasih,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Priwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Tarakan Hamid Amren, Minggu (18/9).

Prestasi ini tentunya menjadi kabar gembira bagi dunia pariwisata Tarakan dan Kalimantan Utara dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan di provinsi termuda ini.

Pasalnya, menurut Hamid, tidak mudah untuk bisa menjadi juara karena harus bersaing dengan festival budaya yang sudah dikenal masyarakat nasional maupun internasional. Salah satunya adalah festival budaya Erau Kutai Kartanegara dan dari Bali.

“Kita berharap ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Tarakan maupun Kalimantan Utara,” ujarnya.

Yang lebih mengejutkan lagi, setiap penyelenggaraan festival Iraw Tengkayu, dana yang digunakan relatif kecil dibandingkan daerah lain.

Pada 2015 lalu, pemerintah Tarakan hanya mengeluarkan dana Rp 2 miliar, termasuk kegiatan pendukung lain seperti lomba tradisional. Berbeda dengan beberapa pesta budaya lain di Tanah Air yang menggunakan dana lebih dari Rp 2 miliar.

Namun, bagi Hamid, yang terpenting prestasi ini akan mendongkrak pariwisata Tarakan dan Kalimantan Utara. Sebab, secara otomatis Iraw Tengaku masuk dalam program promosi yang dilakukan Kementerian Pariwisata.

Disbudparpora Tarakan juga akan berupaya mempertahankan prestasi ini dengan meningkatkan mutu penyelenggaraan festival Iraw Tengkayu. Namun, pihaknya sejauh ini belum berniat menjadikan event ini sebagai kegiatan tahunan. Menurut Hamid, itu menjadi kebijakan sepenuhnya Wali Kota Tarakan.

Sekilas festival Iraw Tengkayu adalah upacara tradisional dan perlombaan yang diadakan oleh masyarakat suku Tidung di Tarakan.

Festival ini berupa upacara ritual menghanyutkan sesaji ke laut dan berbagai macam perlombaan. Festival ini biasanya di laksanakan setiap 2 tahun sekali dan bertepatan dengan hari jadi Kota Tarakan.

Iraw Tengkayu merupakan upacara turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat suku Tidung. Iraw Tengkayu mempunyai dua arti kata yang diambil dari bahasa Tidung.

Iraw yang berarti perayaan atau pesta, sedangkan Tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh laut, yang dimaksud pulau kecil adalah Pulau Tarakan.

Inti dari festival ini ialah ritual adat parade Padaw Tuju Dulung yaitu perahu hias yang diarak keliling kota. Pada bagian bawah perahu dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda untuk mengangkut Padaw Tuju Dulung.