Cuplikan Cerita Rakyat Panji Asmarabangun di Dieng

Banjarnegara, Jateng - Sebuah tarian khas Dataran Tinggi Dieng, Tari Gebyar, mengawali pembukaan "Dieng Cuture Festival (DCF) 2010" yang digelar di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (10/7/2010).

Tarian yang merupakan cuplikan kisah Panji Asmarabangun (zaman Kerajaan Majapahit) ini dimainkan oleh lima siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Dieng Kulon dengan iringan gamelan yang juga ditabuh para siswa sekolah tersebut.

"Tarian tersebut hanya sebagian kecil dari kisah Panji Asmarabangun, belum menggambarkan kisah seutuhnya. Tarian ini hanya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni tari pada diri anak-anak," kata pelatih tari, Wisnu.

Menurut dia, kisah Panji Asmarabangun seutuhnya diperagakan dalam tarian massal pada hari kedua pelaksanaan DCF 2010, Minggu (11/7).

Terkait pelaksanaan acara tersebut, Ketua Panitia DCF Alif Faozi mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk mengangkat dan mempromosikan wisata dan budaya masyarakat Dataran Tinggi Dieng.

"Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat Desa Dieng Kulon bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Dieng Pandawa" untuk mengangkat potensi daerah ini," kata dia yang juga Ketua Pokdarwis "Dieng Pandawa".

Menurut dia, sejumlah atraksi budaya seperti pergelaran wayang kulit dan tari-tarian akan mengisi kegiatan ini.

Ia mengatakan, puncak kegiatan DCF 2010 pada Minggu (11/7) akan diisi ritual atau ruwatan pemotongan rambut gembel yang diikuti delapan anak berambul gembel.

Sementara itu, Kepala Desa Dieng Kulon Ahmad Sriadi mengharapkan pengembangan wisata di Dataran Tinggi Dieng terus menjadi lebih melalui kegiatan DCF 2010 ini.

"Kami juga berterima kasih kepada para mahasiswa Universitas Gajah Mada yang menjalankan kuliah kerja nyata di sini karena telah banyak membantu terlaksanya acara ini," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, Suyatno mengaku bangga terhadap upaya yang dilakukan pemuda-pemuda Dieng dalam memromosikan wisata dan budaya setempat.

"Acara ini sungguh luar biasa meskipun semula saya sempat khawatir acara ini bisa terlaksana atau tidak karena persiapannya serba terbatas," katanya.

Terkait kegiatan tersebut, dia mengatakan, DCF 2010 diharapkan dapat dilaksanakan setiap tahun dengan waktu yang ditetapkan sehingga dapat diketahui masyarakat.

Saat ditemui di sela-sela kegiatan, Suyatno mengatakan, acara DCF 2010 ini masih uji coba dan diselenggarakan secara sederhana karena baru pertama kali digelar.

"Jika acara ini bisa berjalan dengan sukses, rencananya akan dijadikan agenda tahunan," katanya. Selain atraksi budaya, kegiatan DCF 2010 juga diisi dengan pameran sejumlah hasil kerajinan tangan khas Dieng dan Banjarnegara serta berbagai makanan dan minuman khas Dataran Tinggi Dieng.