Belitung, Babel - Banyak tradisi yang memperlihatkan kebersamaan di masyarakat kita kini tak lagi terdengar gaungnya. Namun, tidak demikian dengan tradisi Bedulang di Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Sadar bahwa tradisi ini harus dilestarikan, Pemkab Belitung kembali mengangkat Bedulang ke komunitas yang lebih luas.
Bertempat di Rumah Panggong atau rumah adat Belitung di Jalan Ahmad Yani, Tanjung Pandan, Belitung, digelar pesta Bedulang, Selasa (12/10) siang. Puluhan nampan atau dulang berisi beragam masakan tradisional Belitung tersaji di tengah-tengah rumah adat ini. Uniknya, yang ikut dalam acara makan bersama di satu dulang ini bukan hanya warga Belitung, melainkan puluhan turis mancanegara yang juga menjadi peserta Sail Indonesia 2010 yang digelar di Belitung. Mereka dijamu secara khusus oleh Bupati Belitung Ir. H. Darmansyah Husein.
Di dalam nampan disajikan beragam kuliner khas Belitung seperti gangan darat, sate ikan, daging serati bumbu ketumbar, dan oseng-oseng. Sedangkan untuk makanan penutup tersedia kue bingke dan dodol agar. Untuk minuman tersedia teh tawar hangat. Porsi masakan di satu dulang biasanya disajikan untuk empat orang. Dan, tradisi makan Bedulang ini biasanya disajikan dalam setiap acara pesta pernikahan masyarakat Belitung.
Sayang, saat ini tradisi Bedulang tak lagi selalu digunakan para pasangan muda di Belitung yang menggelar pesta pernikahan. Keinginan untuk membuat pesta yang praktis dan efisien, misalnya pesta di dalam gedung, membuat tradisi Bedulang mulai tenggelam. Tapi, tak sedikit pula yang tetap mempertahankan, contohnya pasangan Adi Yanuar dan Fradika Karila.
Pengantin baru ini mengaku menggelar pesta sesuai adat Belitung, salah satunya dengan menyajikan makan Bedulang untuk para tamu. Fradika yang warga asli Belitung mengatakan bahwa keinginan untuk menggelar pesta secara adat sudah diniatkan jauh-jauh hari. "Kalau bukan kami siapa lagi yang akan mengangkat tradisi Belitung," ujar sang suami Adi Yanuar.(AYB)
Sumber: http://berita.liputan6.com