Tarian Sakral Bali Kian Terlahap Zaman

Denpasar, Bali - Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kota Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena mengatakan, ada beberapa tarian tradisional Bali yang hampir punah, khususnya tarian sakral.

"Penyebab hampir punahnya tarian sakral adalah kaum muda mudi sebagai generasi penerus yang ada di Denpasar enggan untuk mempelajari tarian sakral tersebut karena cukup sulit untuk dipelajari," ujar Made Erwin, di Denpasar, Jumat (1/10), di sela-sela acara pembukaan Maha Bandana Prasadha.

Ia menambahkan, akibat sulit dipelajari, maka minat muda mudi pun akan tarian ini pun menurun. Penyebab lainnya adalah tarian sakral itu tidak bisa untuk dikomersilkan atau dipertontonkan di sembarang tempat dan waktu.

"Sebab, tarian sakral, seperti tari baris ketegok jago hanya bisa dibawakan pada saat upacara keagamaan yang khusus saja," katanya menjelaskan.

Karena itu, Pemkot Denpasar berupaya melakukan revitalisasi kesenian yang bersifat sakral dan langka, supaya tidak mengalami kepunahan, ujarnya. Ia mengatakan, salah satu caranya, melalui banjar-banjar yang ada, pemkot berupaya menarik minat muda mudi untuk menyenangi tarian-tarian sakral yang hampir punah.

"Maka pemkot pun menyediakan berbagai fasilitas penunjang dari pakaian sampai alat-alat kesenian atau gamelan, guna menarik minat para generasi penerus," katanya.

Sementara itu, I Nyoman Suarsa, salah seorang seniman tari Bali mengatakan, memang cukup banyak tarian sakral Bali yang keberadaannya hampir punah karena tidak ada yang meneruskan untuk mempelajarinya.

"Alasannya, karena tarian sakral tersebut tidak bisa dijual atau dijadikan atraksi budaya, sehingga banyak kaum muda lebih tertarik dengan tarian yang sifatnya lebih kontemporer atau bentuk kreasi," katanya.

Karena itu, dia berharap dengan adanya pergelaran kesenian tradisional, bisa menumbuhkan minat kaum muda untuk melestarikan kesenian tradisional Bali. Dia mencontohkan, tari baris tunggal merupakan tarian sakral yang keberadaannya hampir punah. Tari baris tunggal juga merupakan salah satu tarian sakral yang digunakan oleh umat Hindu di Bali sebagai pelengkap di suatu upacara.

"Biasanya tari baris tunggal digunakan pada saat Upacara Pitra Yadnya yaitu karya mamukur, di mana tari baris tunggal berfungsi sebagai sarana penghatur punia atau persembahan bagi para leluhur yang dihantarkan dengan mantra-mantra suci Sulinggih dan alunan gamelan pengiring tari baris tunggal itu sendiri," ujarnya menjelaskan.

Dikatakannya, tari baris tunggal merupakan tarian lepas yang dibawakan oleh seorang laki-laki, yang menggambarkan seorang prajurit gagah perkasa yang memiliki kematangan jiwa dan kepercayaan. Hal itu diperlihatkan dengan gerakan tari yang dinamis dan lugas. (Ant/OL-2)