Kue Tradisional ala Kafe

Jakarta - Kekayaan kuliner Indonesia dapat dijadikan sumber inspirasi untuk melahirkan menu baru, termasuk jenis camilan. Kue tradisional dan modern dikolaborasikan sehingga melahirkan kreasi yang benar-benar baru. Selain keunikannya, aneka camilan tradisional digemari masyarakat lantaran rasanya yang sangat familier dan tidak lekang oleh waktu, walau zaman sudah berubah. Fenomena itu pula yang membuat kue tradisional Indonesia sering disajikan di kafe ataupun restoran di hotel berbintang di mana pun. Banyak kue tradisional yang telah berhasil memikat para tamu hotel berbintang. Hanya dengan menambahkan sedikit sentuhan artistik pada penyajiannya, kue tradisional dijamin tak akan kalah bersaing dengan kue-kue modern dan baru.

Dari sekian banyak jenis camilan tradisional Indonesia, yang paling digemari salah satunya onde-onde isi kacang hijau. Menurut catatan sejarah, makanan ini dulu dibawa pendatang dari Tiongkok, lalu berkembang luas di Indonesia. Onde-onde dapat ditemukan di toko dan dijual kafe-kafe yang banyak pengunjungnya. Onde-onde mengacu pada sekelompok makanan yang terbuat dari tepung terigu atau tepung ketan yang digoreng dan permukaannya ditaburi biji wijen. "Variasi onde-onde sangat banyak. Yang paling dikenal adalah onde-onde yang terbuat dari tepung ketan, dan di dalamnya diisi pasta kacang hijau," kata Budianto, Pastry Chef Indonesian Resto, yang terletak di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menurut chef yang akrab dipanggil Budi itu, onde-onde memiliki variasi lain. Misalnya onde-onde yang terbuat dari tepung gandum, atau dikenal sebagai onde-onde gandum dan merupakan onde-onde khas Kota Solo, Jawa Tengah. "Hampir di seluruh Indonesia bisa ditemukan onde-onde. Itulah yang membuat kami menyajikannya di resto sebagai hidangan ringan," ujar Budi.

Selain onde-onde, camilan tradisional yang tidak kalah familier adalah kue pukis.Kue ini dapat ditemukan di sejumlah kawasan di Indonesia dan telah dikenal sejak dulu. "Kue pukis sangat menarik karena bisa dibuat menggunakan berbagai variasi sehingga memiliki ciri khas masing-masing," imbuh Budi. Agar lebih variatif, kue pukis bisa dibuat dengan tambahan mesis ataupun daun pandan, sehingga aromanya menjadi lebih wangi. "Bahan utama pembuatan kue pukis adalah tepung terigu. Namun, bisa pula dikombinasikan dengan susu atau tepung lainnya sehingga pukis menjadi lebih gurih," terang sang chef.
Ada lagi kue tradisional yang dihidangkan di Indonesian Resto, seperti putu mayang, kue seroja, dan lemang asal Sumatera Barat yang dibuat sama persis dengan lemang di daerah asalnya. "Lemang memang unik cara pembuatannya.Beras ketan dimasukkan ke tabung bambu. Setelah itu, dibakar dengan bambu-bambunya," beber Budi. Kue putu mayang yang dibuat di resto yang mulai beroperasi pada 1999 itu juga hadir dengan cita rasa khas Indonesia." Putu mayang juga unik dan bisa dibuat di rumah. Kue putu dapat dikukus dengan uap air yang panas. Kue putu mayang bisa dikombinasikan dengan parutan kelapa sebagai topping, atau bisa pula tampil apa adanya tanpa topping," pungkas Budi. (Koran SI/Koran SI/nsa)