Ramayana di Kuil Bachoos

Baalbek, Lebanon - Tak ada kota seindah dan seegnimatik Baalbek di Lebanon, sekitar dua jam dari ibukota negeri itu, Beirut, menuju arah Suriah. Di Baalbek yang artinya “Kota Matahari” inilah perkembangan peradaban yang dari waktu ke waktu bukan saja diwarnai pergulatan kekuasaan tetapi juga pergulatan manusia dengan ruang atau space seperti mendapat perhatian khusus para penggagas post-modernism, menemukan bukti dan jejaknya yang kuat.

Di Baalbek yang menjadi jantung Lembah Bekaa inilah terdapat peninggalan Romawi kuno, berupa reruntuhan kuil-kuil Romawi yang dibangun ratusan tahun di awal tahun Masehi, dipercaya lengkap ketika memasuki abad ke-3 Masehi. Saat ini, tak ada kuil peninggalan Romawi kuno sebesar ini, bahkan di Roma sekalipun. Selain menjadi bukti politik ekspansif dari kebesaran Roman Empire pada masanya, pembangunan kuil-kuil di Baalbek juga menunjukkan naluri manusia ketika berhadapan dengan ruang, yang kemudian membawanya pada krida spiritual.

Kuil-kuil itu dibangun untuk menabalkan impresi mengenai kebesaran politik serta peradaban Romawi. Semacam pengagungan kebudayaan, meski berada di tengah-tengah kebesaran peradaban ini, melihat sisa-sisa bangunan dengan batu-batu besar yang warnanya seperti berubah-ubah seiring gerak matahari, tak bisa pula melupakan entah berapa ratus ribu jiwa dikorbankan untuk pembangunan proyek kekuasaan yang angkuh.

Di kuil yang dikenal dengan sebutan Kuil Bachoos atau Bachoos Temple inilah rombongan kesenian Indonesia pada hari Sabtu (15/8) malam mendapat kesempatan tampil, dengan pergelaran Sendratari Ramayana. Misi kesenian yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut ini mendapat beberapa kemudahan dan dukungan pemerintah daerah setempat, yakni Baalbek, karena saat ini Baalbek telah dinyatakan sebagai “kota kembar” dengan Yogyakarta. Selain itu, juga adanya hubungan pribadi yang baik antara Dubes Indonesia untuk Lebanon, Bagas Hapsoro, dengan walikota Baalbek, Bassam Raad, serta pejabat-pejabat setempat.

Sendratari Ramayana berada di atas panggung dengan dukungan tata lampu penuh dari Bachoos Temple. Panggung dan tata lampu yang sama inilah yang baru-baru ini digunakan untuk Festival Baalbek, termasuk juga penampilan gruk rock legendaris Deep Purple. Sendratari Ramayana ini didukung oleh seniman-seniman Yogya yaitu Nurul, Suci, Sapto, Dachroni, Agus, dan Kus. Mereka datang ke Lebanon sekitar dua minggu sebelum acara, dengan sebelumnya melatih beberapa staf KBRI di Beirut untuk tampil sebagai pendukung tari. Para pendukung tari, selain para staf KBRI yang menari dengan gembira, juga para penari dari Lebanon yang cantik-cantik.

Acara malam itu selain dihadiri walikota dan wakil walikota Baalbek, juga dihadiri para bintang televisi dan film dari Lebanon dan Suriah. Maklum, malam itu pemerintah kota Baalbek memberikan penghargaan khusus pada para veteran bintang film Lebanon dan Suriah itu. Masyarakat Baalbek menjadi tambah bertumpah-ruah di situ karena hadirnya para pesohor yang mereka kenal ini. (BRE REDANA)