Seniman Tradisi Gorontalo Terabaikan

Gorontalo - Keberadaan seniman tradisi di Gorontalo cenderung terabaikan, bahkan kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah, kata pakar kebudayaan, Prof Dr Nani Tuloli.

"Nasib seniman tradisi di daerah ini cenderung miris, selain kekurangan dari segi ekonomi, eksistensi mereka juga jarang didukung pemerintah daerah," katanya di Gorontalo, Senin (24/1/2011).

Menurut dia, sampai saat ini belum ada satu pun asosiasi atau organisasi lainnya yang mewadahi keberadaan para seniman tradisi tersebut.

Misalnya, kata dia, sosok Risno Ahaya, seniman Tanggomo, atau sejenis sastra lisan bersajak yang hingga kini masih harus menutupi kebutuhan hidupnya dengan mengamen di pasar dan perkantoran.

"Padahal, Risno sudah bisa dikatakan sebagai maestro Tanggomo yang sering kali diundang menghibur pada acara resmi pemerintahan, atau jika ada pejabat dari luar daerah," katanya.

Seniman tradisi lainnya, kata dia, juga banyak mengandalkan hidupnya dari profesi lain, misalnya, berdagang atau bertani.

Ia mengatakan, apabila keberadaan para seniman tradisi ini ditunjang oleh pemerintah daerah, akan dapat menyelamatkan eksistensi seni tradisi di Gorontalo.

"Satu hal yang paling penting dari campur tangan pemerintah adalah mengupayakan kaderisasi, jika tidak, kesenian tradisi kita bisa hanya tinggal cerita," kata Nani, yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

-

Arsip Blog

Recent Posts