Sendratari `Mahakarya Borobudur` Makin Populer Hidupkan Wisata Malam

Borobudur, Jawa Tengah - Pementasan sendratari bertajuk "Mahakarya Borobudur" di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah semakin populer untuk menghidupkan wisata malam di tempat peninggalan peradaban dunia itu.

"Even itu terus dilaksanakan di Candi Borobudur bukan semata-mata menggelar kesenian tetapi menghidupkan wisata malam Candi Borobudur, karena selama ini mulai pukul 18.00 WIB Borobudur sudah `habis`, sendratari itu makin populer," kata Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Wagiman Subiyarso, usai memimpin rapat koordinasi pementasan "Mahakarya Borobudur" tanggal 5 Juli 2008, di Magelang, Senin.

Ia mengatakan, pada tahun 2008 sendratari yang berkisah tentang sejarah pembangunan Candi Borobudur di antara Kali Elo dan Progo, Kabupaten Magelang itu dipentaskan tiga kali. Pementasan Sabtu (5/6) sebagai kedua kalinya pada agenda tahun 2008.

Pada tahun 2007, katanya, sendratari dengan pendukung sekitar 160 pemain terdiri dari gabungan seniman Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Magelang itu dipentaskan dua kali.

Pada tahun 2009, katanya, paling tidak tiga kali pementasan sendratari yang berdurasi sekitar dua jam itu di panggung Aksobya, timur kaki Candi Borobudur.

Hingga saat ini, katanya didampingi Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Retno Hardiasiwi, 305 tiket telah terjual untuk pementasan, Sabtu (5/6) malam. Pihaknya menyiapkan sedikitnya 500 kursi bagi penonton Mahakarya Borobudur.

Ia mengatakan, mereka yang telah memesan tiket pertunjukkan dari dalam negeri antara lain Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Bali, sedangkan dari luar negeri antara lain Jepang dan Malaysia.

"Pemesanan tiket masih terus dibuka, biasanya menjelang hari terakhir tiketnya habis terjual, animo penonton yang semakin baik menjadi pertanda bahwa minat berwisata malam di Borobudur makin tinggi," katanya.

Pementasan "Mahakarya Borobudur", katanya, bukan diserahkan kepada pihak ketiga atau "even organizer" tetapi dikelola sendiri oleh pihak TWCB.

Ia menyebut, cerita tentang sendratari itu sebagai pakem sejarah pembangunan Candi Borobudur sekitar abad ke-8, masa pemerintahan Dinasti Syailendra.

"Saat penyusunan kisah sendratari itu kami melibatkan berbagai pihak terutama budayawan dan seniman dari Yogyakarta dan Solo, mereka kami kumpulkan untuk berdiskusi tentang `Mahakarya Borobudur`, memberi masukan supaya sendratari itu mendapatkan pengakuan dan kredibel," katanya.

Pada masa mendatang, katanya, diharapkan pementasan sendratari itu bisa dilakukan seluruhnya oleh para seniman dari Borobudur dan Magelang sebagai suguhan andalan wisata malam Candi Borobudur.(*)

Sumber: http://www.antara.co.id (30 Juni 08)
-

Arsip Blog

Recent Posts