Wadai Banjar Tak Laku di Kotabaru

Kotabaru- Berbagai jenis wadai atau kue khas Banjar yang biasanya banyak dijajakan pada bulan puasa tampaknya kali ini mulai tergeser dan kalah bersaing dengan kue ala Eropa seperti humburger dan pizza.

Pemandangan itu terlihat di pasar wadai Ramadan 1429 Hijriah di Kotabaru, ibukota Kabupaten Kotabaru, berbagai jenis wadai khas Banjar seperti bingka, kelalapon, gakicak, sasagon, cucur, wajik, cangkarok batu, bubur, apam, garigit, ilat sapi, dan wadai satu hanya sedikit ditemui di pasar wadai yang dipusatkan di Jalan Pangeran Indrakesuma Negara.

Justru yang terlihat makanan siap saji ala barat humburger, pizza, dan FC atau ayam goreng yang dijual para pedagang kaki ima. Makanan berasal dari luar negeri itu tampaknya mampu menarik perhatian karena dengan kemasan rapi yang berbeda dengan kue khas Banjar yang dibuat seadanya.

Para pembeli tampaknya tidak mempersoalkan kendati harga kue dan makanan ala barat itu lebih mahal rata-rata Rp10.000-Rp15.000/potong, berbeda dengan kue khas Banjar hanya Rp5.000 hingga Rp10.00/potong.

Selain merasa lebih bergengsi, warga masyarakat tampaknya juga ingin mencoba-coba merasakan makanan yang biasa disaksikan hanya melalaui layar televisi.

Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kotabaru, H Mahmud Dimyati, mengatakan sebanyak 82 stan pasar wadai yang digelar di Jalan Pangeran Indra Kesuma Negara, Kotabaru, hanya sebagian kecil stan yang menawarkan makanan tradisional.

"Meski tidak banyak yang ditawarkan para pedagang, makanan khas daerah masih ada dijumpai di sejumlah stan," katanya.

Pada pelaksanaan pasar Ramadhan mendatang diupayakan perubahan stan pasar wadai, termasuk diantaranya akan menonjolkan penganan khas daerah khas Banjar dan Kotabaru, disamping makanan dari beberapa daerah lain. (ANT/IHI)

Sumber: http://www.banjarmasinpost.co.id (19 September 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts