Indonesia Jagokan 21 Film ke Festival Cannes

Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik optimistis dan percaya diri membawa 21 film-film Indonesia dari 11 rumah produksi ke Festival Film Cannes, di Prancis, pada 12 Mei 2008 mendatang. Kebanyakan film yang ikut dalam Festival Film Cannes adalah film yang bertema religius, nasionalisme, dan film yang memperoleh apresiasi besar dari masyarakat.

Rasa optimistis Wacik juga didukung dengan pertumbuhan industri perfilman Indonesia yang tahun ini diprediksi meningkat sampai 40 persen dibandingkan 2007 berdasarkan data yang diperoleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata jumlah film Indonesia sampai April 2008 mencapai 74 film. Diharapkan film-film tersebut merupakan karya terbaik yang juga lulus sensor.

"Pada 2007 jumlah film Indonesia mencapai 50 film. Tahun ini saya yakin lebih banyak lagi. Karena itu, untuk keempat kalinya saya percaya diri membawa film-film produksi dalam negeri ke festival film terbesar dunia," ujar Wacik dalam acara jumpa pers, di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kamis (8/5).

Beberapa film Indonesia yang ikut dalam Festival Film Cannes yakni, Ayat-Ayat Cinta, Naga Bonar, Berbagi Suami, Get Merried, Lost In Love, Hantu Stasiun Manggarai, Hantu Ambulance, 40 Hari Bangkitnya Pocong, Heart, Selamanya, dan film terbaik lainnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak hanya film drama percintaan atau religius yang ikut dalam festival film Prancis, Wacik mengatakan beberapa film horor juga ikut dalam Festival Film Cannes.

Terkait dengan anggapan film horor merusak citra Indonesia, Wacik justru mengatakan film horor banyak diminati industri film asing. Terbukti, tahun lalu film Kuntilanak dibeli oleh industri film India.

"Tidak ada pembatasan jenis film yang ikut dalam Festival Film Cannes, mengingat jumlah film Indonesia masih dibawah 100 judul. Bahkan kalau bisa, semua film Indonesia didaftarkan ke Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) dan ikut ke Prancis," lontar Wacik.

Festival Film Cannes merupakan ajang festival film bergensi di dunia yang banyak menampilkan film-film terbaik mancanegara. Dalam sejarah, film Indonesia berjudul Tjut Nja Dien garapan Eros Djarot dan Denias garapan John De Rantau pernah masuk dalam nominasi Festival Film Cannes.

Selain pertumbuhan film yang membanggakan di 2008, Wacik juga menghimbau para produser untuk lebih banyak membuat film-film bertema nasionalisme dan kepahlawan. Film dengan tema kepahlawan dan nasionalisme diyakini bisa menjadi tontonan yang menarik dan mendidik di semua umur.

Sumber: www.suarapembaruan.com (10 Mei 2008)