Tampilkan postingan dengan label Bogor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bogor. Tampilkan semua postingan

Imaamul Muslimin Launching Buku Muslim Melayu Penemu Benua Autralia

Cileungsi, Jabar - Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur melaunching buku berjudul “Muslim Melayu Penemu Benua Australia: Potret Muslim Indonesia di Benua Kangguru” yang diterbitkan oleh MINA Publishing House, pada rangkaian acara Ta’lim Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Taqwa, Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jum’at (19/5).

Imaam Yakhsyallah dalam sambutannya mengatakan bahwa buku Muslim Melayu Penemu Benua Australia sangat penting dan menarik untuk menambah khazanah keislaman. Imaam Yakhsyallah mengimbau umat Islam untuk membaca buku tersebut. “Ini buku sangat bagus untuk dibaca. Untuk itu, Imaam anjurkan umat Islam untuk membaca buku ini,” katanya.

Sementara itu, Dr. Chalidin Yacob, penulis buku mengatakan bahwa buku tersebut adalah hasil tesisnya. Ia mengaku bahwa buku tersebut ditulis bermula saat dirinya datang ke Australia pada tahun 1993 M. Saat itu, ia merasa ada yang hilang dari negeri Kangguru tersebut, yaitu tentang siapa penemu benua tersebut.

“Saya pertama kali datang ke Australia pada tahun 1993. Saat itu saya merasa ada yang hilang, yaitu siapa penemu benua ini. Kemudian barulah saya memulai meneliti hingga akhirnya menjadi sebuah buku ini,” kata Dr. Chalidin.

Dr. Chalidin menjelaskan bahwa muslim Melayu telah berada di negara Kangguru tersebut jauh sebelum kedatangan orang kulit putih dari Eropa yang dipimpin oleh Kapten James Cook pada tahun 1788 M.

“Pelaut dari Bugis – Makassar sudah datang ke Australia pada abad ke-16 dalam misi perdagangan mencari Teripang,” kata ulama asal Aceh ini yang telah menetap di Australia sudah lebih dari 23 tahun.

Lebih lanjut Dr. Chalidin mengatakan, dalam proses pencarian Teripang yang dijadikan sebagai obat, dibutuhkan waktu yang lama bisa sampai berbulan – bulan. “Pada masa inilah terjadi pernikahan antara pelaut (Muslim Melayu) dengan suku Aborogin,” kata anggota Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) itu.

Dr. Chalidin mengungkapkan bahwa ketika muslim datang ke Australia, tidak ada satupun pertumpahan darah. Muslim, kata Dr. Chalidin, datang ke Australia adalah untuk perdagangan teripang.

“Kondisi ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih, mereka melakukan kekerasan, mereka menumpahkan darah ketika mendarat di suatu pulau,” katanya.

Dr. Chalidin menjelaskan bahwa dari dua perbedaan itu, bisa diketahui dari respon masyarakat Australia sendiri. Menurut Dr. Chalidin, suku Aborigin yang merupakan warga asli Australia lebih percaya kepada muslim ketimbang orang kulit putih.

Rencananya, buku “Muslim Melayu Penemu Australia: Potret Muslim Indonesia di Benua Kangguru” yang diterbitkan dari karya ilmiah yang dipertahankan penulis dalam bidang pendidikan dan pemikiran Islam untuk meraih doktor di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 lalu juga akan diterbitkan dalam Bahasa Inggris.

Buku itu sudah dibedah di berbagai universitas di Indonesia, seperti di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, UIN Mataram, Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), UIN Arraniry, Sekolah KB PII Insan Cendekia.

Selain menerbitkan buku tentang penemuan benua Australia, MINA Publishing House juga akan menerbitkan buku yang lainnya, yaitu Biografi Imaamul Muslimin Muhyiddin Hamidy yang juga akan dilaunching pada acara Talim Pusat Jamaah Muslimin (Hizbullah).

Seren Taun, Tradisi Kuno Masyarakat Sunda Ungkapan Rasa Syukur

Bogor, Jabar - Masyarakat Adat Kampung Sindangbarang di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akan menggelar ritual Seren taun pada 19-23 Oktober mendatang.

Budayawan Sunda, Ki Anom menuturkan ritual Seren taun sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Pajajaran kuno. Seren taun merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia.

Seren taun berasal dari bahasa Sunda, yaitu Seren yang artinya menyerahkan dan taun atau tahun. Jadi, Seren taun diartikan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki dan berkah yang melimpah selama satu tahun.

Ritual Seren taun dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat agraris atas hasil panen. Fokus utama ritual Seren taun adalah padi. Padi dianggap sebagai simbol kemakmuran.

"Itu budaya Kerajaan Pajajaran kuno. Bentuk rasa syukur nikmat masyarakat Sunda, khususnya di bidang pertanian," jelas Ki Anom kepada merahputih.com, Kamis (11/8).

Dalam masyarakat Sunda, ritual diawali dengan Upacara Ngajayak (Penjembutan Padi) pada tanggal 18 bulan Rayagung Tahun Saka bulan terakhir dalam perhitungan kalender Sunda. Setelah itu, dilanjutkan dengan penumbukan padi. Seren taun dilaksanakan pada tanggal 22 sebagai acara puncak dari rangkaian acara.

Sementara itu Ketua Panitia Maki Sumawijaya mengatakan ritual Seren taun sebagai warisan leluhur harus dijaga kelestariannya. Ia menyebut bahwa kegiatan ini sangat penting digelorakan oleh pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat adat lainnya.

"Ritual Seren taun diadakan rutin setiap tahun. Diikuti dengan pesta panen, budaya besanan khas Bogor, ada pelestarian permainan tradisional (pendidikan tari dan belajar silat gratis) untuk anak-anak di sini," kata Maki.

Tarif Pelacur Dipuncak Berkisar Rp 800 Ribuan Untuk Yang Masih ABG

Bogor – Daerah Puncak memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para penikmat wisata prostitusi. Selain jarak tempuh tidak terlalu jauh dari pusat kota, namun juga tarif menikmati “servis” dari kupu-kupu malam di Puncak terbilang terjangkau.

Meski Pemkab Bogor melancarkan program nongol-babat atau nobat, tapi wisata prostitusi di Puncak tetap bergeliat. Sejak lokalisasi PSK di Gang Semen, di Cipayung diratakan dengan tanah, reservasi wanita pemuas nafsu itu dilakukan melalui pesan berantai melalui telepon genggam.

Menurut hasil pantauan harianindo.com, Kamis (31/12/2015), Informasi yang berhasil dihimpun, untuk PSK berusia di atas 30 tahun, maka tarif yang diketok hanya Rp 150 ribu. Sedangkan untuk dibawah 30 tahun, bisa dipesan dengan tarif tarif Rp200 hingga Rp250 ribu. Tarif kedua jenis PSK itu hanya berlaku tak lebih 1,5 jam. Atau sekali naik ranjang.

Sementara untu PSK yang berusia belasan tahun, atau yang masih ABG, para pelancong harus rela merogoh kocek Rp 350 ribu. Itu lagi-lagi short time. Jika ingin semalaman, tarif membengkak hingga Rp800 ribu.
(Rani Soraya – harianindo.com)

Penari Kota Hujan, Perkenalkan Tari Jaipong ke Thailand

Bogor, Jabar - Sebagai kota jasa dan wisata yang memiliki banyak prestasi, Kota Bogor selalu mengirimkan putra-putri terbaiknya ke berbagai perlombaan. Pengikutan perlombaan ini, baik dari bidang akademisi maupun seni dan budaya. Prestasi yang berhasil diraihpun, bukan hanya di event tingkat lokal, namun juga berbagai ajang ditingkat Internasional.

Shela Dwi Ananda (15) salah satu atlet berprestasi dari Sanggar Seni Getar Pakuan misalnya, berhasil lolos seleksi dan terpilih menjadi peserta di Event Internasional Culture, yang digelar di Provinsi Kerabi, Thailand, mewakili Jawa Barat dari Indonesia. Siswi kelas 7 SMPN 20 Kota Bogor dan lima temannya dari beberapa sanggar di kota hujan ini, adalah bukti nyata peran putri terbaik yang mengharumkan Kota Bogor dengan memperkenalkan seni budaya sunda di kancah internasional.

Suherman, ayah dari Shela yang juga seniman di Kota Hujan mengatakan, awal mula anaknya memiliki hobi seni tari jaipong karena sering melihat ayahnya manggung. Hal itu rupanya menjadi motivasi bagi sang anak untuk mendalami dunia seni hingga akhirnya meminta masuk sanggar.

“Bakatnya sudah kelihatan dari kecil, saat duduk di bangku TK Shela meminta untuk masuk sanggar Seni Getar Pakuan,” kata Suherman saat di Konfirmasi Publik Bogor, (10/5).

Sebagai orang tua yang juga memiliki hobi yang sama, dirinya terus memotivasi keinginan anaknya.

“Saya arahin masuk ke sanggar bukan untuk mengejar event demi sebuah gelar juara, tapi supaya dia lebih mengenal budayanya,” jelas Herman.

Sementara itu, rasa bangga dan apresiasi di ungkapkan Pimpinan Sanggar Seni Getar Pakuan Neni Suryani.

“Kami sangat bangga, anak yang kami bina sejak kecil, ternyata bisa membesarkan nama sanggar, selain itu bisa mengharumkan nama Bogor dan Indonesia di dunia internasional,” ungkapnya .

Menurutnya, anak berprestasi merupakan aset paling berharga, karena dengan anak-anak berprestasi tersebut, budaya Sunda dan nama baik Kota Bogor bisa di kenal hingga dunia Internasional.

SDN Empang 2 Budayakan Kesenian Sunda

Bogor, Jabar - SDN Empang 2 di Jalan Empang, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, budayakan kesenian Sunda kepada peserta didiknya, meskipun belum memiliki ruang untuk berlatih. Hal itu bertujuan untuk mendidik anak dalam meningkatkan bakatnya di bidang kesenian.

“Kesenian itu tetap menjadi prioritas SDN Empang 2. Karena kesenian Sunda merupakan bagian dari budaya Kota Bogor yang harus dikembangkan dan diterapkan kepada para siswa di sekolah ini,” ujar Kepala SDN Empang 2, Mulyaningrum ketika ditemui Metropolitan di sekolahnya, kemarin.

Sasarannya, lanjut dia, agar para siswa tetap mencintai budaya kesenian Sunda, meskipun dijaman serba-teknologi seperti sekarang ini. Jadi, menurut dia, kesenian musik Sunda, seperti degungan, sudah mendunia dan suatu kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Kota Bogor. Maka dari itu, masyarakat dan sekolah harus bisa memelihara kebudayaan seni Sunda agar budaya yang kita miliki tidak diakui negara lain.

Sehingga, lanjut Mulyaningrum, kesenian Sunda itu sudah menjadi prioritas dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa di sekolah ini. “Kami akan terus berupaya memberikan mutu pendidikan yang baik terhadap siswa guna meningkatkan dan meraih prestasi anak di bidang kesenian,” jelasnya.

Bukan hanya degungan, ia juga menggalakkan kesenian Sunda yang lain. Di antaranya pupuh Sunda, karawitan, puisi Sunda dan lain-lain. “Sekolah kami memiliki 925 siswa dan seluruhnya akan kami bina dalam meningkatkan bakatnya di bidang kesenian, terutama kesenian Sunda,” imbuh Mulyaningrum.

Festival Silat Jampang Upaya Lestarikan Seni Silat

Bogor, Jabar - Kemeriahaan begitu terlihat di kawasan terpadu pemberdayaan Dompet Dhuafa, Zona Madina di Desa Jampang, Parung, Bogor, Minggu 27 Maret 2016. Sebanyak 600 pesilat dari 20 perguruan silat baik silat prestasi dan silat tradisi, terdiri dari anak-anak hingga dewasa hadir dalam Festival Kampung Silat Jampang 2016.

"Festival Kampung Silat Jampang sendiri sudah 2 kali digelar. Selain mempromosikan kesenian silat di wilayah Jampang dan sekitarnya, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahim bagi para pesilat yang diwadahi Kampung Silat Jampang," ujar Herman Budianto, Direktur Zona Madina, Dompet Dhuafa.

Herman memaparkan, Kampung Silat Jampang (KSJ) merupakan sebuah wadah yang didirikan oleh jaringan Dompet Dhuafa sebagai ajang silaturahim perguruan-perguruan silat di Desa Jampang, Parung, Ciseeng, Iwul, Pondok Udik, Tegal, Babakan, Kabupaten Bogor. Hadirnya KSJ sendiri bertujuan untuk melestarikan budaya dan menjadikan silat sebagai sebuah pemberdayaan masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai luhur silat dalam meraih prestasi didunia pendidikan untuk para mustahik.

Beberapa tokoh hadir dalam Festival Kampung Silat Jampang di antaranya, Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, Camat Parung, Deswara Sulanjana, Ketua IPSI Se Kabupaten Bogor, Muhammad Khairul, Perwakilan Camat Kemang, Herman dan tokoh masyarakat Desa Jampang.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini memberikan sambutan dalam kegiatan yang digelar setahun dua kali ini. Dalam sambutannya, digelarnya Festival Kampung Silat Jampang tak hanya menjadi ajang silaturahim antarpara pesilat, namun juga ikhtiar menggairahkan kembali kesenian silat dan melestarikannya.

"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar Dompet Dhuafa dalam mempromosikan silat sebagai bentuk beladiri dan seni budaya asli Indonesia. Ini yang coba kami upayakan, agar seni beladiri ini semakin mendunia, mengingat kesenian silat jarang terekspose di masyarakat," ujar Ahmad.

Senada dengan Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Camat Parung, Deswara Sulanjana, mengucapkan rasa terima kasih kepada Dompet Dhuafa atas kontribusinya melalui Kampung Silat Jampang dalam mempertahankan dan melestarikan kesenian silat, dan mengupayakan silat untuk masuk dalam kegiatan ekstrakulikuler di setiap sekolah di kawasan Jampang dan sekitarnya.

"Harapan saya dan masyarakat Jampang adalah semoga silat semakin mendunia. Saya dan keluarga besar juga pencinta kesenian silat. Untuk itu, warisan budaya Indonesia ini tidak boleh hilang begitu saja. Apa yang diikhtiarkan Dompet Dhuafa untuk kesenian silat harus kita dukung sepenuhnya,” ungkapnya.

Festival Kampung Silat Jampang dimulai dengan kegiatan karnaval ratusan pesilat, yakni melakukan pemanasan sebelum penampilan silat berkeliling di sekitaran kawasan Jampang. Dimeriahkan pula dengan atraksi dan penampilan jurus dari 20 perguruan silat, Parade kendang pencak, dan pengukuhan 20 perguruan silat, serta penghargaan atau apresiasi bagi perguruan silat yang dilakukan secara simbolis.

Saat ini Kampung Silat Jampang terdiri dari 20 Perguruan Silat baik Silat Prestasi maupun Silat Tradisi, dengan pengembangan pelatihan di 12 sekolah, 3 pondok pesantren dan 5 pelatihan umum di masyarakat dengan jumlah siswa silat saat ini mencapai 163 siswa.

Sambut 2016, KPMP Bogor Gelar Festival Seni Budaya

Bogor, Jabar - Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Marcab Kabupaten Bogor menggelar Festival Seni Budaya di Gedung Kesenian dan Olahraga Bogor, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Acara ini untuk menyambut tahun baru 2016.

Menurut Ketua Umum KPMP, Ki Kusumo, acara kesenian tradisional khususnya di Jawa Barat begitu banyak, luar biasa keindahannya sehingga sayang jika dilupakan. Ajang ini merupakan upaya untuk tetap mempertahankan seni tradisional di tengah modernisasi.

"Banyak orang menganggap seni budaya tradisional adalah hal yang asing, ketinggalan jaman, tidak modern dan memalukan. Ini yang harus kita lawan," ujar Ki Kusumo, Senin (28/12/2015).

Melalui Festival Seni Budaya ini, pria yang juga pemain film Drakula Cinta berharap generasi muda juga bisa menghargai karya seni budaya tradisional yang merupakan akar budaya bangsa.

"Jawa barat adalah negeri yang luar biasa baik, indah, damai, tenang, masyarakatnya ramah tamah dan punya beragam budaya. Itu harus kita pertahankan, jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal dari mana kita berasal," paparnya.

"Dengan mencintai seni budaya Jawa Barat, berarti ikut menghargai karya nenek moyang kita," imbuhnya.

Dalam acara tersebut, beragam kesenian dan budaya masyarakat Jawa Barat turut ditampilkan. Diantaranya Rampak Kendang, Bajidor Kahot, Tari Topeng Kelana, Ampun Teuing hingga Dadali Manting. Bahkan seni pencak silat khas Jawa barat Padjajaran juga turut disuguhkan.

Festival Seni Budaya yang diselenggarakan sejak 25 Desember 2015 lalu ini juga menyuguhkan kuliner khas Jawa Barat dalam bazar bertajuk Kariaan Festival Seni dan Budaya Jawa Barat 2015.

Pada malam harinya, para masyarakat akan dihibur dengan panggung hiburan rakyat yang digelar untuk menyambut tahun baru. Panggung hiburan rakyat menghadirkan artis KPMP seperti Irma Darmawangsa, Five Vi, Cinta Penelope, Ratri Princesa dan Indri Farera.

Degung Klasik Didendangkan di IPB

Bogor, Jabar - Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) mulai menunjukan eksistensinya. Salah satunya dengan mengelar Pekan Seni Budaya dan Workshop Seni Degung Klasik melibatkan praktisi budaya se–Kabupaten Bogor yang digelar di Gedung Auditorium Fakultas Peternakan IPB Dramaga.

Peserta workshop diikuti pelajar, mahasiswa dan guru sekolah. Satu-persatu alat musik yang disediakan dalam work­shop diperkenalkan kepada peserta.

Divisi Karawitan DKKB Herman Lirayana sekaligus pemateri mengatakan, Kegiatan ini salah satu sarana kampanye dalam mengumandangkan seni budaya Sunda yang mulai ditinggalkan karena tergerus moderenisasi. Oleh karena itu, hadirnya DKKB menjadi wadah para seni dan budaya untuk mempertahankan warisan paling berharga dari leluhur.

“Peserta workshop diberikan tontonan salah satu pertunjukan karawitan, di mana para pemainnya adalah warga asing,” ujar Divisi Karawitan DKKB Herman Lirayana.

Masih ada generasi muda yang masih melirik dan ingin belajar tentang budaya Sunda terlebih Seni Degung Klasik,” imbuh pria yang juga mahir memainkan kacapi (salah satu alat musik tradisional Sunda).

Sementara itu, Nonok salah satu peserta Seni Degung Klasik dan merupakan guru SMPN 1 Sukajaya, Kecamatan Sukajaya menuturkan, dengan mengikuti workshop ini bisa menambah banyak ilmu dan pengalaman tentang seni sunda, apalagi peserta diberikan kesempatan untuk memainkan alat musik Seni Degung Klasik di hadapan peserta workshop lainnya. “Saya ingin acara seperti ini terus dilakukan supaya seni budaya Sunda tidak punah,” tungkasnya.

Bisnis Esek-esek Berkedok Jaipong di Cileungsi Semakin Menjamur

Bogor - Aktivitas prostitusi di Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, seperti tidak ada matinya. Meski sudah puluhan kali ditertibkan, bisnis esek-esek ini masih saja berlangsung hingga sekarang.

Kamis malam (24/12/2015), jelang Hari Raya Natal misalnya. Hingga pukul 23.00, kawasan itu masih ramai dengan para pekerja seks komersial (PSK). Namun ada yang menggelitik ketika sebuah tempat hiburan malam (THM) melantunkan bunyi gamelan.

Suara khas pengiring tarian jaipong, mengundang pengendara untuk berhenti sejenak. Wartawan koran ini pun menuju sumber suara gamelan. Lokasinya tidak jauh dari Blok Angrek. Tiba di lokasi, tampak berdiri panggung berukuran 2 x 3 meter.

Backdrop dan cahaya lampu kerlap alakadarnya serta sejumlah gamelan berjejer dengan asal. Di atas panggung setinggi satu meter itu terlihat lima wanita lengkap dengan konde dan sanggul serta pakaian penari jaipong.

Seorang wanita sintal bertugas sebagai sinden, sedangkan empat wanita lain dengan gemulai melenggak-lenggokkan pinggulnya. Di depan panggung ada dua sofa usang lengkap dengan meja.

Di sana sudah dipenuhi wanita berbaju minim serta tiga pria paruh baya. Di meja tedapat delapan botol minuman keras jenis bir serta kacang kulit dalam piring.

“Ayo dong nyawer,” ucap salah seorang wanita seraya menyodorkan segelas bir kepada pria yang mengenakan jaket kulit hitam.

Untuk menyawer, para tamu harus menukarkan uang dalam pecahan Rp2.000. Semakin banyak sawerannya, goyangan empat penari jaipong makin instens. Bahkan, tak sedikit pengunjung dengan saweran banyak meremas (maaf) pantat penari jaipong.

Itu cara memancing pria hidung belang menggunakan jasa PSK di sana. Hal itu dikatakan Anggun (23), seorang PSK di THM jaipong. Wanita berambut panjang dengan dress hitam itu menuturkan, aksi goyangan penari jaipong hanya untuk memancing pria hidung belang.

Selain goyang jaipong, para penari sesekali goyang striptish menggoda tamu. Setelah tergoda, para PSK melanjutkannya di atas ranjang.

“Ini pemanasan saja, kalau mau cek-in, nanti di belakang panggung atau dibawa keluar juga bisa, tinggal pilih,” tuturnya.

Tarif PSK relatif murah, yakni Rp150-200 ribu sekali kencan. Bahkan, jelang Subuh tarif PSK bisa Rp100 ribu shore time. Sedangkan sewa kamar 2 x 2 meter di belakang panggung Rp50 ribu.

Sementara untuk harga minuman keras dibanderol Rp35 ribu per botol. Sementara data Satpol PP Kabupaten Bogor, jumlah THM yang menampilkan jaipong di Desa Limusnunggal ada tiga tempat.

“Kami akan menindaklanjuti praktik prostitusi yang masih berlangsung di Limusnunggal. Jika melanggar, kami akan lalukan penertiban,” ujar Kabid Riksa Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho kepada Radar Bogor.
(all/radarbogor)

Seren Taun, Sedekah Bumi di Kampung Adat Sindangbarang

Bogor, Jabar - Warga Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggelar puncak acara seren taun guru bumi dan sedekah bumi. Tradisi digelar sebagai ungkapan rasa syukur warga atas melimpahnya hasil pertanian sekaligus menyambut musim tanam yang ditandai dengan turunnya hujan beberapa waktu lalu.

Pupuhu Desa Pasir Eurih, Suryadi Falwah Mandala menyebut tradisi itu merupakan upacara adat masyarakat Cibuntu yang berlangsung turun-temurun dan digelar sekali dalam setahun.

"Acara sedekah bumi ini sebagai refleksi permohonan lindungan dari Tuhan sekaligus ungkapan syukur atas nikmat yang telah diraih selama ini," kata Suryadi, Minggu (13/12/2015).

Acara sedekah bumi diawali arak-arakan warga desa yang membawa dongdang (wadah makanan) berisi berbagai macam hasil pertanian dan perkebunan menuju Imah Gede dari Rumah Bali yang berjarak sekitar 700 meter. Pawai itu diikuti barisan pembawa rengkong alias padi hasil panen.

Tiba di alun-alun Imah Gede, rombongan melaksanakan ritual Majikeun Pare Ayah dan Pare Ambu (menggabungkan padi) kemudian dimasukkan ke dalam leuit (lumbung padi) sebagai persediaan pangan untuk setahun ke depan.

Setelah ritual selesai, masyarakat berebut isi dongdang. Mereka percaya dengan memperoleh secuil hasil panen dalam parebut dongdang, akan mendapat berkah dari Tuhan.

Suryadi menyatakan prosesi yang terdapat dalam upacara itu mengandung makna dan petuah sebagai pelajaran bagi masyarakat.

"Dalam kehidupan manusia terdapat tahapan kehidupan yang harus dijalani. Semua tahapan tersebut harus ditempuh dengan baik untuk mencapai kualitas hidup yang ngagerenong atau memuaskan," ungkapnya.

Rangkaian kegiatan yang berlangsung pada siang hari ini juga diwarnai dengan berbagai sajian seni tradisional khas Sunda antara lain Tari Jaipong, Rampak Gendang, dan Angklung Gubrak.

Desa Pasir Eurih ini terletak di Kampung Budaya Sindangbarang. Kampung itu menjadi kampung tertua di Bogor yang merupakan wilayah peninggalan Kerajaan Padjadjaran. Penduduk kampung tetap melestarikan adatnya, termasuk upacara adat seren taun.

Bangsa Melayu Jangan Sampai Diglobalisasikan

Bogor, Jabar - Penasehat Sosio dan Kebudayaan Kerajaan Malaysia Yang Berbahagia Tan Sri Dr Rais Yatim mengingatkan agar Bangsa Melayu di Indonesia dan Malaysia untuk mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa agar jangan sampai diglobalisasikan oleh derasnya arus globalisasi saat ini.

"Satu kata yang harus diingatkan selalu adalah, setiap bangsa dan masyarakat Melayu memiliki keunggulannya. Jadi apabila menghadapi globalisasi, kita jangan sampai diglobalisasikan oleh mereka sehingga budaya melayu kita mati, bahasa kita mati, kemampuan menegakkan budi pekerja mati. Ini harus kita sadari," kata Rais dalam Kuliah Umum di Universitas Djuanda, Bogor yang bertajuk Merajut Silaturahim Rumpun Melayu Indonesia-Malaysia dalam Membangun Semangat Nusantara, Selasa.

Rais mengatakan, masyarakat Melayu di Indonesia dan Malaysia perlu menuntut ilmu dari barat, dan negara-negara lain, tetapi tetap menjaga budaya bangsa yang sudah turun temurun membentuk karakter kedua bangsa, jangan sampai berubah.

"Saya ingatkan betul supaya Bahasa Indonesia dan Melayu terus dijaga. Kandungan budaya kita terus dipelajari, budi dimana, kebijaksaan adat dimana, ketimuran kita bagaimana. Jangan sampai menerima gelombang dari barat seorang-olah menjadi "Pak Turut," kata Mantan Menteri Penerangan Malaysia tersebut.

Rais menjelaskan, "Pak Turut" merupakan istilah melayu yakni pengikut budaya lain dan melupakan budaya sendiri hingga kelestariannya tidak terjadi sehingga jadi diri bangsa pun tidak terjaga.

Menurut Mantan Menteri Luar Negeri Malaysia tersebut, globalisasi menjadi persoalan bersama bangsa Melayu untuk menjaga nilai-nilai budaya agar Kemelayuan Indonesia dan Malaysia tetap terjaga sebagai negara serumpun yang bersaudara.

Dikatakannya, perguruan tinggi memiliki peran paling penting dalam menjalankan tugas menjaga budaya bangsa tergerus oleh arus globalisasi. Melalui ilmu pengetahuan, perguraun tinggi di Malaysia dan Indonesia harus bekerja sama untuk melahirkan generasi muda yang memiliki semangat kebudayaan dan bahasa yang sama.

"Perguruan tinggi berperan untuk itu, melahirkan generasi muda yang memiliki jiwa mencintai budaya, bahasa, agama, dan tidak meniru-niru budaya asing," katanya.

Rais menambahkan, masyarakat Melayu di Indonesia dan Malaysia memiliki modal untuk menjadi negara yang dapat berkembang pesat seperti yang dilakukan oleh United Kingdom dan United State Amerika yang bersatu melalui Bahasa Inggris hingga menjadi negara maju.

"Ini harus kita laksanakan bersama, tidak ada Selat Malaka, tidak ada Selat Jawa, tidak ada perantara, melainkan Bangsa Melayu Indonesia dan Malaysia seperti azas yang digunakan United Kingdom dan USA menyatu dalam Bahasa Inggris. Ini harus terus kita suarakan," katanya.

Turut hadir dalam Kuliah Umum Yang Berbahagia Tan Sri Dr Rais Yatim yakni Prof Fasli Djalal selaku dewan penyantun Universitas Djuanda, Rektor Universitas Djuanda, Martin Roestamy, serta sejumlah tamu kehormatan dari Malaysia.

"Kuliah Umum ini diharapkan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang hubungan antara Malaysia dan Indonesia. Bahwa kita merupakan satu rumpun, hanya beda negara saja. Pertemuan ini juga menjadi langkah awal Universitas Djuanda mendunia," katanya.

Sementara itu Dewan Penyantun Universitas Djuanda, Fasli Djalal menyebutkan, ikatan antara rakyat Malaysia dan Indonesia dapat menjadi peluang dalam bidang pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk melakukan studi banding, pertukaran mahasiswa maupun penelitian.

"Meski dalam politik ada gonjang-ganjing diplomasi. Tapi diplomasi hati ke hati masyarakat Indonesia dan Malaysia dapat menghilangkan riak-riak tersebut. Sehingga 300 juta penduduk Indonesia dan Malaysia dapat bersatu membangun bangsa Melayu yang maju," katanya.

4 Alasan Tempe Harus Jadi Warisan Budaya Dunia

Bogor, Jabar - Tempe sejak berabad-abad lalu sudah menjadi makanan rakyat Indonesia. Akhir-akhir ini tempe mulai diusulkan menjadi warisan budaya dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Terdapat 4 alasan mengapa tempe harus menjadi warisan budaya dunia. Dikatakan oleh Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN Indonesia), Prof. Hardinsyah MS berikut alasan mengapa tempe laik menjadi warisan budaya dunia:

Pertama, ada beberapa alasan, bangsa Indonesia memiliki bukti bahwa tempe adalah pangan asli asal Indonesia. Di dalam Serat Centhini itu dinyatakan bahwa pada abad ke 17 itu masyarakat di Klaten dan tokoh-tokoh masyarakat sudah makan tempe. Bahkan, disajikan untuk makanan raja yang mampir di sana. Klaten adalah pertama, itu bukti tertulis, dan tidak ada bukti di negara lain seperti ini.

Kedua, sudah ratusan bukti sampai akhir ini terakumulasi tempe dinilai bermanfaat secara gizi maupun kesehatan, dan daya beli terjangkau. Tempe satu-satunya pangan nabati yang mengandung vitamin B12 seperti yang ada pada daging dan telur. Di makanan lain seperti sayur, buah, kacang-kacangan tidak ada.

Ketiga, saat ini tempe sudah jadi budaya ekonomi, dan ekonominya yang digerakkan itu Usaha Kecil Menengah (UKM), ekonomi kerakyatan, tidak ada pengusaha multinasional. Tempe dianggap sebagai budaya kerakyatan.

Keempat, sekarang banyak negara-negara lain juga memproduksi tempe, penduduknya, lebih dari 25 negara menurut pengamatan PERGIZI PANGAN Indonesia. Hal ini ditakutkan akan menjadi pengakuan budaya negara asing. Bisa jadi diakui oleh negara tetangga yang banyak warna Indonesia merantau kesana.

Kota Bogor Jadi Tuan Rumah Festival Bunga Internasional 2017

Bogor, Jabar - Tahun 2017 Kota Bogor, Jawa Barat akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pameran flora terbesar yakni Festival Bunga Internasional yang diikuti sekitar 32 negara di dunia.

Festival Bunga Internasional tersebut diselenggarakan berkat kerja sama antara Pemerintah Kota Bogor dengan Kebun Raya-LIPI dan Goyang International Flower Foundation dari Korea Selatan.

"Festival Bunga Internasional ini setiap tahun diselenggarakan di Kota Goyang, Korea Selatan sejak tahun 1997. Sejak 2009 Indonesia sudah ikut. Pemerintah Kota Goyang mencoba menyelenggarakan event yang sama di Kota Bogor," kata Sofie Mursidawati peneliti dari Kebun Raya-LIPI, saat mendampingi delegasi Goyang Internastional Flower Foundation, Korea Selatan, di Balai Kota, Rabu.

Menurut Sofie, kesepakatan bersama untuk menyelenggarakan Festival Bunga Internasional telah diawali antara Kebun Raya Bogor-LIPI dan Goyang International Flower Foundation. Dengan menghadirkan dua flora langka Indonesia yakni Rafflesia dan Amorphophallus pada Festival Bunga Internasional di Goyang, Korea Selatan tahun 2013 dan 2014.

"Festival Bunga Internasional ini rencananya akan diselenggarakan bertepatan dengan dua abad Kebun Raya Bogor dan Hari Jadi Bogor ke 535," katanya.

Ia mengatakan, Festival Bunga Internasional diselenggarakan setiap tahunnya pada bulan April di Kota Goyang, Korea Selatan. Kemeriahan acara tersebut diikuti 32 negara yang dihadiri satu juta pengunjung selama tiga minggu pelaksanaannnya.

"Festival Bunga Internasional ini menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia, mengenalkan flora unik yang kita miliki serta menggairahkan pasar bunga dalam negeri," katanya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, penyelenggaraan Festival Bunga Internasional sangat potensial bagi Kota Bogor untuk menarik kunjungan wisatawan selama tiga minggu penyelenggaraan.

"Festival Bunga Internasional ini sudah dibicarakan beberapa kali oleh Kebun Raya-LIPI dan Pemerintah Kota Bogor. Ini akan menghadirkan turis selama tiga minggu berturut-turut, kita sangat respon positif," kata Bima.

Ketua Panitia Goyang International Flower Foundation, Christopher Lim menyatakan sangat siap mendukung penyelenggaraan Festival Bunga Internasional di Kota Bogor agar semeriah dan semegah penyelenggaraannya di Goyang, Korea Selatan.

"Mungkin yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bogor agar permasalahan kemacetan dapat diatasi," katanya.

Tindak lanjut dari rencana penyelenggaraan Festival Bunga Internasional nantinya, akan ada lawatan dari Wali Kota Goyang, Korea Selatan yang akan berkunjung ke Kota Bogor pascalebaran untuk melihat dan meninjau persiapan.

Tarif Pelacur Timteng di Puncak Sekali Kencan Rp5 Juta

BOGOR (Pos Kota) – Sembilan belas wanita warga asing melacur di Indonesia. Jejak mereka terlacak pihak Imigrasi. Mereka lalu ditangkap di Puncak Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/11) malam.

Kesembilanbelas wanita pekerja seks komesial asal Maroko, Timur Tengah yang ditangkap sekitar pukul 21.00 malam kini masih menjalani pemeriksaan di Kantor Imigrasi Bogor. Petugas Imigrasi mengatakan, ada banyak pekerja seks asing yang memanfaatkan wilayah puncak untuk menginap yang belum ditangkap.

“Diduga masih banyak pekerja seks warga asing yang belum tertangkap. Mereka sengaja menyewa di Puncak dengan harapan bisa mengelabui petugas, karena di daerah ini banyak tinggal pengungsi asal Timur Tengah,”kata Kepala Imigrasi Bogor Herman Lukman.

Menurut Lukman, 19 PSK asal Maroko yang ditangkap sekitar pukul 21:00 oleh Direktorat Jendral Keimigrasian dan Kantor Keimigrasian Bogor menyebar di beberapa wilayah di Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor.

Herman Lukman menambahkan, wanita PSK asing yang ditangkap berusia sekitar 20 hingga 30 tahun. “Masih muda sekali PSK asal Maroko ini. Kami tangkap mereka saat melayani tamu di beberapa tempat biasa dan vila di wilayah Cisarua. Pertama kami tangkap 2 wanita Maroko Selasa (2/12). Kami kembangkan dan tadi malam kami menangkap lagi 17 wanita lainnya,” kata dia.

Kepala Bidang Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi Bambang Catur yang mendampingi kepala Imigrasi menambahkan, sembilan belas PSK ini sudah tinggal di Cisarua sekitar satu bulan.

“Mereka datang melalui jalur resmi (bandar udara) dengan ijin tinggal sebagai wisatawan. Jadi mereka salah gunakan ijin,” kata Bambang.

Selanjutnya, para wanita yang terjaring akan diperiksa lebih intensif dan sementara akan di tempatkan di Bogor. (yopi/sir)

Pagelaran Seni dan Budaya Semarakkan Kota Bogor

Bogor, Jabar - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor membuka saran dan pendapat dari para penggiat seni dan budaya serta akademisi terkait dengan berbagai program kegiatan yang akan dihelat Disbudopar sepanjang tahun 2015.

“Kita telah mengundang para penggiat seni dan budaya serta akademisi di Gedung Kemuning Gading “kata Kepala Disbudpar Kota Bogor Shahlan Rasyidi, Selasa (28/1).

Menurut Shahlan, pihaknya sengaja mengundang para penggiat seni dan budaya serta akadermisi untuk meminta pendapat, saran dan masukan terkait program kerja yang akan digarap Disbudpar pada tahun ini. Shahkan memaparkan, berbagai event akan dihelat oleh Disbudpar pada tahun 2015, baik pagelaran di dalam mapun di luar gedung.

Selain kegiatan yang sudah rutin dilaksanakan setiap tahun seperti Istana untuk Rakyat atau Istana Bogor Open, Bogor Expo, Pagelaran Wayang Golek tingkat Kota dan Pagelaran Wayang Golek di setiap Kecamatan, Festival Permainan Urang Lembur dan Festival Rampak Sekar dan Anggada Sekar, Pawai Obor dan Babakti, Parade Theatre juga akan ada Festival Dalang. Tak kalah menariknya juga akan menghidupkan kembali Helaran Seni dan Budaya.

Kegiatan lainnya, jelas Shahlan, pendataan BCB (Benda Cagar Budaya) serta rencana pembentukan Pamong Budaya di setiap kecamatan, rencana pembentukan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) di setiap kelurahan dan event-event promosi pariwisata lainnya.

Lebih lanjut Shahlan mengatakan, pihaknya juga akan mendorong berbagai event yang dilaksanakan oleh masyarakat seperti Bogor

Street Festival dan kegiatan Ngubek Setu yang digelar oleh masyarakat Kelurahan Situ Kecamatan Bogor Barat, dan Festival Barongsai.

Presiden Jokowi Diundang di Festival Danau Toba 2015

Bogor, Jabar - Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, mengundang Presiden Joko Widodo untuk menghadiri acara Festival Danau Toba 2015 yang rencananya akan digelar September mendatang.

"Saya tadi undang beliau. Kalau Bapak berkenan, ada waktu untuk hadir di Festival Danau Toba 2015. Tadi kita undang beliau," ungkap Mangindar di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/1/2015).

Bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Jokowi menggelar rapat koordinasi tahap pertama dengan bupati di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Mangindar yang mengenakan batik khas Samosir menjelaskan, semangat festival ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan pariwisata di Danau Toba, tapi tetap menjaga elemen-elemen budaya Batak.

Ia yakin kehadiran Presiden Jokowi dalam Festival Danau Toba 2015 akan menjadi magnet khusus untuk menggairahkan pariwisata dan wisatawan asing berkunjung ke Samosir. "Gregetnya pasti beda kalau presiden datang," tuturnya.

Mangindar sangat berharap Presiden Jokowi bisa hadir dalam even Festival Danau Toba yang telah masuk dalam kalendar pariwisata internasional tersebut. Pemkab Samosir siap menyambut kedatangan Presiden Jokowi.

"Saya kenal beliau, tahu pribadinya, tata caranya, sehingga saya memberanikan diri mengundang. Karena di Samosir juga tuan rumahnya. Apalagi beliau ini tidak terlalu ribet, tidak terlalu merepotkan, tidak terlalu formal," ucapnya.

Presiden Jokowi mengapresiasi udangan Festival Danau Toba 2015, karena event ini memperkenalkan budaya Indonesia khususnya Batak di mata internasional. Pariwisata diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Toba.

"Bapak Presiden sampaikan tadi, dilihat dulu waktunya Pak Simbolon. 'Saya tengok dulu waktunya'," demikian tanggapan Presiden Jokowi atas Undangan hadir dalam Festival Danau Toba 2015, seperti diutarakan kembali Mangindar.

Mantan Camat Didakwa Korupsi Dana Raskin

Bogor - Deded Darmawan (50), mantan Camat Ciseeng Kabupaten Bogor, menjadi pesakitan di Pengadilan Negeri Cibinong, Bogor, Selasa (3/5). Ia didakwa memperkaya diri dengan cara menyalahgunakan wewenang saat menjadi Camat Ciseeng, dalam pengunaan dana talangan program beras miskin sebesar Rp 75, 32 juta di kecamatannya.

Majelis hakim yang menyidangkan perkara Deded adalah Saryana (ketua), Florensani Kendenan, dan Martin Ginting. Jaksa Penuntut Umumnya adalah Indah Laila dan Silvia. Terdakwa sendiri dibela Mansyur Abu Bakar dan Sanusi, pengacara dari Manyur dan Rekan.

Dalam dakwaan primernya. Indah menguraikan, pada Juni 2003 terdakwa mencairkaan dana sebesar Rp 81, 7 juta dari Bank Jawa Barat cabang Cibinang. Dana tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bogor bagi dana talangan beras untuk keluarga miskin (raskin) sebesar Rp 75,32 juta dan dana operasional raskin sebesar Rp 6,4 juta. Besarnya dana tersebut berdasarkan usulan dari pihak kecamatan, disesuaikan dengan jumlah keluarga miskin yang ada di kecamatan tersebut.

Dana raskin sebesar Rp 75,32 juta itu dialokasikan untuk kegiatan program tersebut di 10 desa di Kecamatan Ciseeng dengan besarnya berfariasi. Dari 10 desa tersebut, ternyata satu desa, Desa Putat Nutug, tidak memanfaatkan dana talangan yang dialokasikan tersebut. Sedangkan sembilan desa lainnya memanfaatkan dana talangan tersebut selama satu minggu. Artinya, satu minggu setelah menerima dana talangan itu, pihak desa mengembalikan kembali ke pihak kecamatan, dalam hal ini lewat Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciseeng.

Sesuai dengan ketentuan Surat Bupati Bogor Nomor 5111.1/121-Sos tanggal 12 Juni 2003, dana program raskin yang tidak terpakai harus disimpan di rekening program raskin dan program kompensasi penggunaan subsisdi BBM. “Dana yang sudah dikembalikan itu ternyata di simpan di Kantor Kecamatan Ciseeng dan digunakan terdakwa untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan lainnya," kata Indah.

Atas tindakan terdakwa tersebut menimbulkan kerugian negara Cq Pemda Kabupaten Bogor sebesar Rp 75,32 juta. “Perbuatan terdakwa Deden Darmawan sebagaiman diatir dan diancam pidana dalam Pasal 2 (1) jo Pasal 18 (3) Undang-undnag Nomor 31/1999 tentang pemerantsan tindak pidana korupsi, jo Pasal 43 A UU Nomor 20 Tahun 2001, jo Pasal 64 (1) KUHP," papar Indah.

Ats dakwaan JPU, terdakwa maupun pembelannya tidak melakukan tanggapan. Majelis hakim pimpinan Saryana melanjutkan sidang dengan pemeriksaan barang bukti yang melengkapi surat dakwaan JPU. Selesai pemeriksaan tersebut, sidang dilanjutkan dengan keterangan saksi dari pihak JPU.

JPU dalam hal ini menghadirkan sembilan orang saksi, yang seluruhnya hadir pada persidangan kemarin. Namun dengan alasan majelis hakim masih harus memimpin lima sidang perkara lainnya, hanya baru seorang saksi yang menjalani pemeriksan, yakni Dadang Irfan, Kepala Bagian Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Pemkab Bogor. Saksi Dadang membenarkan bahwa terdakwa menerima dana talangan raskin sebesar Rp 75,32 juta. Namun ia menyatakan tidak tahun apakah tedakwa memanfaatkan dana talangan itu sesuai peruntukannya atau tidak. (RTS).

Sumber : Kompas 04 Mei 2005

Kepala Kantor Kesbang Kota Bogor Ditahan

Bogor– Setelah Wakil Walikota Bogor Moch. Sahid masuk penjara dalam kasus korupsi, Kamis (09/12), kini giliran Kepala Kantor Kesatuan Bangsa (dulu kantor Sospol) Suhud Ahyadi, ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penggelembungan dana seragam aparat perlindungan masyarakat. Suhud sendiri diduga telah melakukan tindak korupsi Rp 310 juta. Setelah diperiksa akhirnya Ketua Kejaksaan Negeri Kota Bogor, Kedu Lere, menandatangani Surat Penahanan Nomor 14141/02.12/FD.1/12/2004. Suhud ditahan mulai hri ini, Kamis (9/12) hingga 28 Desember.

Suhud tampak pucat ketika digiring ke mobil tahanan, yang membawanya menuju Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Paledang. Ia tidak berkomentar banyak tentang kasus yang dituduhkan kepadanya.

Sejak pukul 09.00 WIB, Suhud diperiksa tiga Jaksa Penyidik Bazatulo Telambanua (Ketua Tim Penyidik), Febrianda dan Titik Utami, dengan pertanyaan seputar alokasi dana pengadaan seragam Linmas sebanyak 11.000 lembar saat menjelang Pemilihan Umum, April lalu. Dalam pemeriksaan, Suhud hanya mengaku telah menggunakan uang untuk pribadi sebesar Rp 310 juta dari kelebihan anggaran seragam Linmas. Selama pemeriksaan Suhud didampingi tiga pengacaranya, Kaspudin Nor, Apik Dwi Nugroho dan Terkelin Brahmana.

Usai pemeriksaan, Lere mengatakan dihadapan wartawan, penahanan Suhud karena dia dikhawatirkan akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti atau mengulangi perbuatan tindak pidananya itu. "Oleh karena itu setelah diperiksa saya perintahkan untuk langsung ditahan," jelas Lere.

Sedangkan ketua tim penyidik, Bazatulo Telambanua mengatakan hasil pemeriksaan terhadap tersangka tunggal Suhud, terungkap bahwa uang yang dipakainya, Rp 310 juta, digunakannya untuk kepentingan pribadi. "Ia mengaku uang tersebut diperoleh dari kelebihan anggaran," tutur Baja.

Adapun anggaran pembuatan seragam berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor 2003-2004 sebesar Rp 4,6 miliar. Rencananya 11 ribu seragam Linmas ini akan digunakan oleh anggota Linmas pada saat bertugas di 2.007 tempat pemungutan suara (TPS).

Sebelum dijadikan tersangka Suhud sempat menjelaskan, anggaran Rp 4,6 miliar untuk pembelian baju seragam anggota Linmas sudah direncanakan sejak 2003 dan baru terealisasi pada 2004. Satu seragam Linmas lengkap dengan atributnya dianggarkan Rp 415 ribu. Uang tersebut kemudian langsung diserahkan kepada 68 lurah se Kota Bogor sesuai dengan pengajuan. Padahal saat itu harga seragam Linmas lengkap (baju, celana, topi, atribut, ikat pinggang, peluit, sepatu laras dan pentungan karet) yang ada di pasarn sekitar Rp 250 ribu

Setiap kelurahan mendapat anggaran yang berbeda disesuaikan dengan jumlah anggota Linmas. Selanjutnya untuk pembagian seragam Linmas diserahkan kepada Paguyuban Lurah se-kota Bogor. Setelah membagikan uang kepada Lurah se Kota Bogor, Suhud meminta agar lurah memberdayakan konfeksi di kelurahan masing-masing untuk menjahit seragam linmas. Sedangkan pembelian perlengkapan dipercayakan kepada lurah.

Sumber : TempoInteraktif.com 09 Desember 2004

Kejaksaan Mulai Periksa Anggota DPRD Kota Bogor

Bogor–Anggota DPRD Kota Bogor mulai diperiksa oleh Kejaksaan Negeri Kota Bogor dalam kasus dugaan korupsi sebesar Rp 1,6 miliar yang dilakukan anggota Dewan periode 1999-2004. Namun dalam perkembangan pemeriksaan, dugaan korupsinya menjadi Rp 5,28 miliar. Hingga Rabu (1/9), sudah 9 orang yang telah dimintai keterangan.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Bogor, Indrasyah, membenarkan pemeriksaan lanjutan tentang dugaan korupsi anggota DPRD Kota Bogor. Namun Indrasyah belum menentukan apakah bekas ketua DPRD Kota Bogor Moch. Sahid (kini Wakil Wali Kota Bogor) akan ditahan atau tidak.

Indrasyah mengatakan, pemeriksaan secara maraton akan dilakukan selama 1 bulan, hingga tersangkanya jelas dan akan diajukan ke pengadilan. "Target kami, pertengahan bulan September ini akan memeriksa Moch. Sahid, tetapi bukan menangkap maupun menahannya. Jika sudah ada bukti kuat mengarah kepada dugaan korupsi yang dillakukannya, maka ia ditetapkan sebagai tersangka utama," katanya.

Saksi yang sudah diperiksa yakni bekas anggota DPRD Kota Bogor periode 1999-2004 yang tidak terpilih lagi. Sebab, untuk memeriksa anggota DPRD yang aktif harus mendapat izin dari Gubernur, dan hal tersebut akan menghambat pemeriksaan yang direncanakan digelar secara maraton ini.

Kasus dugaan korupsi ini bermula saat Kejari melihat kejanggalan APBD tahun 2002. Dalam SK Wali Kota Bogor, disebutkan bahwa dana penunjang kegiatan DPRD di atas Rp.5,28 miliyar. Padahal ketentuan pemerintah pusat, dana penunjang kegiatan seharusnya hanya satu persen dari Rp 30 miliar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor.

Sumber : TempoInteraktif.com 01 September 2004

10.000 Peserta Meriahkan Festival Bunga dan Buah Nusantara

Bogor, Jabar - Sebanyak 10.000 peserta memeriahkan karnaval Festival Bunga dan Buah Nusantara 2014 di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Menteri Pertanian Siswono, dan Wakil Menteri Rusman Heriawan menyaksikan karnaval mobil berhias bunga dan buah tersebut.

Ibu Negara Ani Yudhoyono juga menyaksikan pawai kendaraan berhias bunga dan buah di Istana Bogor dan menyalami para peserta pawai.

"Ini sudah memasuki tahun kedua, kita berharap ini menjadi agenda rutin tahunan di Kota Bogor, seperti halnya di Jawa Timur ada Jember Festval, di Bogor ada Festival Bunga dan Buah Nusantara," kata Rektor Institut Pertanian Bogor, Prof Herry Suhardiyanto.

Dia berharap rangkaian kegiatan festival itu bisa meningkatkan kecintaan warga pada bunga dan buah lokal nusantara.

"Mengonsumsi buah nusantara, selain segar juga menyehatkan," katanya.

Sementara Menteri Pertanian Suswono mengatakan riset pertanian mesti terus didorong untuk memperbaiki mutu buah nusantara.

-

Arsip Blog

Recent Posts