Tampilkan postingan dengan label Kalimantan Selatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalimantan Selatan. Tampilkan semua postingan

Ada Workshop Kesenian Langka Khas Banjar di Taman Budaya Kalsel

Banjarmasin, Kalsel - UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan mulai Rabu (8/3/2017), bakal menggelar Workshop Mamanda di Gedung Warga Sari, Taman Budaya Kalimantan Selatan, Jalan Brigjen H Hasan Basri, Banjarmasin.

Mamanda adalah satu dari beberapa teater tradisional Banjar.

Workshop tersebut, ujar Kepala UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan, H Fahrurazie, melibatkan para pelajar dan seniman, khususnya mereka yang bergelut di teater mamanda.

“Acaranya nanti dua hari, dari Rabu (8/3/2017) hingga Kamis (9/3/2017). Selama dua hari itu, peserta akan diajari teori-teori mamanda sekaligus prakteknya di panggung,” terangnya.

Pematerinya adalah para seniman mamanda.

Acara direncanakan dimulai pukul 09.00 Wita hingga selesai.

“Nanti bakal kami undang juga komunitas-komunitas teater, khususnya mereka yang senang bergelut di teater tradisi,” ucapnya.

Kemeriahan Gelar Wisata Budaya Dayak Meratus

Paringin, Kalsel - Puncak kegiatan Gelar Wisata Budaya Dayak Meratus yang digelar di Desa Wisata Wadian Tambai, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Minggu (5/3/2017) berlangsung meriah.

Hadir sejumlah pejabat, di antaranya Bupati Balangan, Ansharuddin serta pejabat di lingkungan Pemkab Balangan, Kapolres Balangan, jajaran PT Adaro Indonesia, serta pejabat di Provinsi Kalsel dan juga Pemimpin Redaksi BPost Group.

Tak hanya itu, sejumlah fotografer dari berbagai kalangan juga hadir dan antusias untuk mendokumentasikan setiap kegiatan.

Masyarakat setempat dan dari berbagai daerah pun turut hadir untuk menyaksikan gelaran tahunan bergengsi ini.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Balangan, Mandan dalam sambutannya mengatakan, gelaran ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan.

"Sejak pertama kali dilaksanakan hingga saat ini, gelaran terus mengalami kemajuan. Hal ini tak lain berkat dukungan seluruh elemen dari berbagai pihak," katanya.

Menurutnya, gelaran ini dilaksanakan bertujuan untuk merawat kebudayaan Dayak Meratus serta memperkenalkannya kepada seluruh masyarakat.

Dikatakan Mandan, ke depan sangat diharapkan lagi adanya dukungan lebih dari berbagai pihak agar gelaran ini semakin meriah serta budaya Dayak Meratus terus dipertahankan dan semakin dikenal.

Dalam kegiatan itu, DAD Balangan juga memberikan piagam penghargaan kepada sejumlah pihak karena telah mensuport kegiatan tersebut, salah satunya Pemkab Balangan.

Sementara itu, Bupati Balangan, Ansharuddin mengatakan, kegiatan ini luar biasa karena kali ini dihadiri oleh Sekber Jokowi dengan harapan kegiatan ini semakin dikenal di luar sana.

"Kami bangga karena kegiatan ini untuk mempertahankan budaya di suku Dayak Meratus," ujarnya.

Ditegaskan bupati bahwa pihaknya selalu siap mendukung kegiatan ini seterusnya.

"Selain membanggakan tentu saja melalui acara ini Halong sekaligus Balangan juga semakin dikenal," pungkasnya.

Seperti apa keramaian puncak kegiatan Gelar Wisata Budaya Dayak Meratus, simak dalam tayangan video di atas.

Dua Tarian Kalsel Diajukan Sebagai Warisan Budaya

Banjarmasin, Kalsel - Dua jenis tarian tradisi Kalimantan Selatan, yakni Topeng Banjar dan Kuda Gipang Banjar diajukan ke Kemdikbud untuk dijadikan Warisan Budaya Tak Benda Nasional 2017. Kepala Taman Budaya Kalimantan Selatan Fahrurrazi di Banjarmasin, Senin (16/1) mengatakan, dua tarian tradisi itu sudah diusulkan ke Direktur Warisan dan Nilai Budaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut dia, baru dua kesenian daerah ini yang siap diajukan untuk dinobatkan dan diberi sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Nasional. Sebab sudah rampung deskripsi dan kajian ilmiahnya. "Saya sendiri yang membuat kajian dan turun ke lapangan membuat datanya," ujar Fahrurrazi.

Dia mengatakan ada satu kesenian tradisi lagi yang diupayakan bisa untuk diusulkan, yakni Musik Panting. "Kita harap ada kajiannya bisa selesai secepatnya, hingga ada tambahan," paparnya.

Fahrurrazi mengatakan sebenarnya perlu diupayakan juga untuk mendapat pengakuan dari pemerintah pusat sebagai warisan kebudayaan daerah Kalsel secara nasional di bidang resep kuliner. "Taman Budaya mendorong ada instansi terkait ikut mengkaji menyiapkan datanya," ujar Fahrurrazi.

Untuk bisa mendapatkan sertifikat yang ditandatangani Presiden dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, tidak mudah. Semuanya harus diseleksi dengan beberapa kali sidang pengkajian mendalam. "Biasanya pada bulan Oktober ditetapkan hasilnya, sebagaimana tahun lalu ada lima kesenian Kalsel yang dinobatkan," paparnya.

Menurut Fahrurrazi, sejauh ini sudah ada sebanyak 16 kesenian budaya Kalsel yang dapat sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari total sebanyak 997 buah khazanah Kalsel. "Sebenarnya warisan budaya kita itu terbanyak kedua setelah Sumatra Utara, yakni, sebanyak 1.328 buah," ungkapnya. Data tersebut, papar Fahrurrazi dari hasil tata kelola kebudayaan nasional, warisan budaya berbenda dan tak benda.

Pasar Terapung di Banjarmasin Jadi Warisan Budaya Nasional Bukan Benda

Banjarmasin, Kalsel - Kabar gembira disampaikan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina saat memberikan sambutan di puncak Hari Jadi ke-490 Kota Banjarmasin, Sabtu (24/9/2016) pagi.

Didampingi Wakil Wali Kota Hermansyah, Ibnu Sina menyampaikan pasar terapung sebagai wisata khas Banjarmasin sudah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional oleh pemerintah.

"Alhamdulillah pasar terapung sudah ditetapkan menjadi warisan budaya nasional bukan benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Ibnu Sina.

Kabar gembira ini semakin memeriahkan puncak hari jadi Kota Banjarmasin yang digelar di Balai Kota Banjarmasin sejak dibuka.

Tari-tarian daerah dari seluruh Indonesia yang dibawakan anak-anak taman kanak-kanak dan sekolah dasar dari Banjarmasin membuka acara dan menghibur para tamu.

Tari-tarian tradisional mulai dari tari Banjar, tari daerah Batak sampai tari dari Papua ditampilkan anak-anak ini dengan tingkah polah mereka yang lucu.

Tampak hadir dalam puncak hari jadi itu, Gubernur Kalimantan Selatan Syahbirin Noor, anggota DPR RI Sofwat Hadi, Habib Abu Bakar dan lainnya.

Lampion Berterangan pada Pembukaan Festival Budaya Pasar Terapung

Banjarmasin, Kalsel - Puluhan lampion dilepas dan berterbangan menandai dibukanya Festival Budaya Pasar Terapung 2016 yang berlangsung 16-20 September di siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean, Jumat (16/9) malam.

Pelepasan lampion ini memukau ribuan masyarakat yang mengunjungi objek wisata siring sungai tersebut. Berbagai hiburan seni budaya juga ditampilkan.

Termasuk juga adanya atraksi air oleh puluhan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) se-Kota Banjarmasin, ditambah pesta kembang api yang makin memeriahkan acara tahunan tersebut.

Bahkan, kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Provinsi Kalsel H Mohabdas H, Festival Budaya Pasar Terapung ini sudah masuk wisata nasional Indonesia.

"Pemberian sertifikat pasar terapung sebagai wisata nasional ini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi Kabupaten Banjar dan Banjarmasin," katanya.

Sebab, ungkap dia, di dua daerah inilah yang masih lestari kebudayaan pasar terapung tersebut, yakni pasar yang berkegiatan di sungai dengan sarana transportasi jukung atau sampan oleh pedagang dan pembelinya.

Untuk terus menarik wisatawan datang ke daerah ini, tutur Mohandas, dibuatlah konsep kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan pasar terapung yang merupakan wisata berbasis sungai sejak 2009.

"Kegiatan ini cukup besar efeknya untuk menarik kedatangan wisata, baik lokal maupun mancanegara," katanya.

Karena itu, kata Mohandas, kegiatan ini terus diperkaya agar lebih memikat lagi dengan berbagai kegiatan seni dan budaya, termasuk juga lainnya.

Kemeriahan festival budaya pasar terapung ini diantaranya lomba pawai budaya, Banjar fashion carnaval, lomba permainan tradisional balogo.

Selanjutnya, ujarnya, festival kuliner daerah pada kampung Banjar, sasirangan street festival, lomba masak hotel dan restoran, lomba jukung hias pada pedagang pasar terapung dan lomba foto objek festival pasar terapung.

Festival Pasar Terapung di Siring Sungai Martapura Dimeriahkan Lomba Masakan Banjar

Banjarmasin, Kalsel - Jika tak aral, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalsel akan menggelar Festival Budaya Pasar Trapung 2016 mulai 16 sampai 20 September, di tepi Sungai Martapura, kawasan Menara Pandang Jl Kapten Pierre Tendean Kota Banjarmasin.

"Festival Pasar Terapung ini bertujuan mempromosikan daya tarik destinasi pariwisata yang khas dan satu-satunya di Indonesia karena tumbuh dari budaya lokal," ucap Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalsel, Drs H. Mohandas H Hendrawan saat beraudensi ke Pimpinan Umum Bpost Group HG (P) Rusdi Effendi AR, Kamis (15/9/16) siang.

Menurutnya, Festival Pasar Terapung ini dikemas menampikan seni budaya di antaranya, pasar terapung, lomba festival kuliner dalam stand kampung Banjar, pameran produk ekonomi kreatif, hingga lomba masak Banjar.

Masyarakat Tanbu diminta terapkan tradisi bacangkal maharagu banua

Tanah Bumbu, Kalsel - Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor mengajak masyarakat untuk membangun dan mewujudkan Kalsel yang mandiri, melalui bacangkal maharagu banua. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Drs. Said Akhmad, MM, saat menjadi pembina upacara sekaligus membacakan amanat gubernur Kalsel, dalam peringatan HUT Provinsi Kalsel ke - 66, di halaman kantor bupati.

Bacangkal maharagu banua merupakan tema peringatan HUT Provinsi Kalsel ke – 66. Bacangkal memiliki makna giat dan rajin, maharagu bermakna memelihara atau menjaga, sedangkan banua merupakan bentuk sebutan daerah Kalimantan Selatan yang mencakup penduduk dan tradisi kebudayaannya.

Melalui pesan tema tersebut, Gubernur Kalsel mengajak masyarakat agar cangkal membangun banua, sehingga mampu mewujudkan pembangunan Kalsel yang lebih mandiri menuju masyarakat yang lebih sejahtera, serta memelihara adat istiadat budaya Banjar.

Menurutnya, memaknai pesan tersebut sangatlah diperlukan saat ini, sebab, begitu banyak tantangan dan persoalan daerah yang membutuhkan kecangkalan bersama dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan yang sedang dijalankan.

“Kita harus cangkal mengatasi perlambatan ekonomi, permasalahan kemiskinan dan pengangguran, rendahnya kualitas SDM, degradasi kualitas dan kuantitas lingkungan hidup, termasuk juga bacangkal dalam memperbaiki pelayanan dasar masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan Kesehatan, ” kata Said, di Tanah Bumbu, Selasa (15/8).

Said menambahkan, gubernur sangat mengharapkan kepada semua jajaran di seluruh pengambil kebijakan di kabupaten dan kota agar terus bersinergi dan berkoordinasi dalam membangun Kalimantan Selatan.

Semuanya katanya, harus kompak dan bersatu padu dalam mewujudkan hari esok yang lebih cemerlang. Selain itu, semua pihak hendaknya menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi banua ini, sesuai dengan posisi dan kedudukan masing - masing.

“Hal ini perlu menjadi renungan kita bersama, kita hayati dan kita aktualisasikan dalam berbagai dimensi pembangunan, baik pembangunan fisik, pembangunan mental maupun pembangunan kemasyarakatan, ” pungkasnya.

Tarian Radap Rahayu Mengawali Pembukaan Konres Budaya Banjar IV di Kalsel

Banjarmasin, Kalsel - Para Peserta Kongres Budaya Banjar IV, yang berhadir termasuk kepesertaan orang banjar yang kini menetap di Brunai, Malaysia dan Singapura, Jumat (12/8/2016).

Acara yang dilangsungkan di ruang Mahakam tersebut dibuka dengan tarian radap rahayu, oleh sanggar tari Perpekindo Banjarmasin.

Group tari yang dikomandoi oleh Drs Heriyadi tersebut memubuat peserta kongres juga teringat akan budaya banjar yang tidak boleh dihapuskan.

Tari Radap Rahayu ini biasa dipakai guna penyambutan atau pelepasan pada tamu tamu agung, dimana dara dara banjar menapungtawari tamu yang datang atau pergi dari Bumi Lambung Mangkurat.

Hadir, Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan, Kadisbudparpora Kalsel, Mohandes, tampak sebagian bupati walikota yang hadir, dan hadir pula mantan Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan.

Kukuhkan Perguruan Silat Tradisional Dayak

Sampit, Kalsel - Kutau, Bangkui dan Sending yang merupakan Kesenian Bela Diri warisan dari leluhur dayak Kalimantan Tengah memang seharusnya dilestarikan. Seperti yang dilakukan Perguruan Manggatang Utus yang mana mampu mempertahankan dan kini terus berkembang dengan membina para generasi muda, untuk lebih mengenal bela diri tradisional tersebut.

Sebelumnya untuk mempelajari bela diri tradisional dayak ini terbilang sangat sulit, hal ini disebabkan para pengembang kesenian ini kesulitan untuk mengenalkan pada masyarakat lantaran tidak memiliki tempat tetap untuk membangun sebuah perguruan.

Dengan di kukuhkannya Perguruan Manggatang Utus yang dipusatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bhakti Mulia kilometer 2,7 Jalan Jenderal Sudirman ini, tentunya tidak lagi membuat masyarkaat sulit untuk mengetahui atau sekaligus mempelajari silat tradisional khas dayak tersebut yang kini terbilang sangat langka.

“Kita ingin memberdayakan kesenian bela diri trandisional dayak ini terus dilestarikan dan dikembangkan, apalagi bela diri Kutau, bangkui dan Sending 12 ini sangat langka dan hanya ada di Kalimantan Tengah, maka sangat beruntunglah dengan terbentuknya Perguruan ini, bisa mengenalkan dan memberdayakan kesenian bela diri daerah ini hampir tertinggal oleh perkembangan zaman saat ini,”ungkap Ketua Inti Perguruan Manggatang Utus, Gunawan, ditengah puluhan anggota baru di acara peresmian Perguruan itu, Sabtu (30/7).

Silat tradisional dayak ini menurut Gunawan memang sangat jarang sekali dikenal masyarakat, sebagian besar masyarakat hanya bisa lihat aksinya ketika ada acara pernikahan maupun penyambutan tamu kehormatan secara adat, seperti lawang sekepeng. Dibawah binaan Guru Besar Sadarmansyah atau yang akrab dipanggil Meo Salamat Kambe ini, tentunya masyarakat tidak perlu ragu untuk bisa mengenal lebih dalam kesenian bela diri ini.

“Saya sangat bangga, karena sebagian besar yang bergabung dan ingin mendalami ilmu bela diri dayak trandisional ini adalah para generasi muda. Saya optimis, dengan terus berkembang dan dikenal masyarakat, kesenian bela diri ini akan bisa bertahan dan terus melebarkan sayapnya bukan hanya di Sampit. Namun keseluruh Kalimantan Tengah,”paparnya.

Gunawan menambahkan, sehubungan Bela diri Khas Dayak ini juga masuk dalam kategori silat tradisional. Dirinya juga berharap bela diri ini bisa mendapatkan pengakuan oleh pemerintah dan bergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai lembaga yang menaungi seluruh perguruan pencak silat.

“Besar keinginan kita Perguruan Manggatang Utus ini yang memberdayakan bela diri tradisional dayak seperti kutau, bangkui dan sending ini bisa masuk ke IPSI, sehingga kita juga nantinya bisa memiliki atlet yang bisa berkompetisi dalam setiap event yang digelar oleh IPSI Kabupaten, Provinsi maupun Pusat,”tandasnya.

Sementara itu, pada hari pertama diresmikannya Perguruan Silat tradisional Manggatang utus, mendapatkan antusias yang tinggi oleh masyarakat. Tercatat sekitar 80 orang lebih telah bergabung untuk menjadi warga perguruan itu, dan yang menariknya sebagian besar pesertanya adalah para pelajar dari tinggal SMP dan SMA.

Serunya Festival Beduk di Martapura

Martapura, Kalsel - Lomba Beduk yang digelar Disbudparpora Kabupaten Banjar dan memperebutkan piala bergilir Bank Kalsel Cabang Martapura berlangsung sangat meriah dan sukses di halaman Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS) Martapura, Jumat malam (3/6).

Penonton lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Masyarakat Martapura dan sekitarnya begitu antusias menyaksikan dan mendukung para finalis yang berlaga.

Pada babak penyisihan, festival Beduk ini diikuti 31 grup. Namun pada malam grand final hanya enam grup yang berhasil lolos.

Keenam grup yang berhasil lolos dari babak penyisihan dan tampil di Grand Final Festival Beduk se-Kalsel adalah Al Munir dari Tunggul Irang, Darul Faizin dari Murung Keraton, Al Banjari dari Murung Kenanga, Al Muztahid dari Sungai Batang, Al Islah dari Tunggul Murung Kenanga dan An Nasir dari Kampung Melayu.

Grand Final Festival Beduk dihadiri Bupati Banjar H Khalilurrahman beserta Istri, Hj Raudatul Wardiyah, Istri Wakil Bupati Banjar Nur Gita Tiyas Saidi Mansyur, Sekda Banjar H Nasrunsyah, Kodim 1006/Martapura Letkol Andy Martopo, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan H. Hero, Anggota DPRD Banjar H Gt Hasan Aman, Direktur Bank Kalsel Cabang Martapura dan para pejabat SKPD lingkup Pemkab Banjar dan yang lainnya.

Acara Grand Final ditandai dengan pemukulan Beduk secara bersamaan oleh Bupati Banjar dan para pejabat lainnya.

Bupati Banjar dalam sambutannya mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten Banjar mengucapkan selamat kepada enam peserta yang sudah berhasil maju ke babak final. “Kepada peserta agar berkompetisi dengan baik, sportif dan jangan hanya dilihat dari juara atau tidaknya saja, tetapi festival Beduk ini sebagai sarana menjalin ukhuwah Islamiyah yang menggemakan syiar Islam,” ungkap beliau.

Usai keenam finalis festival Beduk unjuk kebolehan, Bupati Banjar yang akrab disapa Guru Khalil beserta Istri, dan Nur Gita Tiyas Saidi Mansyur memberikan doorprize kepada para penonton.

Guru Khalil memberikan pertanyaan kepada para penonton siapa yang bisa menghapal beberapa surah Alquran yang dibaca pada saat Salat Tarawih. Tampak terlihat banyak penonton yang ingin maju. "Siapa yang hafal dan benar tajwidnya akan mendapatkan satu unit lemari es atau kulkas rumah tangga,” janji beliau.

Sementara itu, Kepala Disbuparpora Kabupaten Banjar H Fauzi Ghani selaku ketua panitia pelaksana mengatakan, maksud dan tujuan pelaksanaan festival Beduk ini adalah dalam rangka menyongsong datangnya Bulan Suci Ramadhan Tahun 1437 H.

Selain itu ajang ini turut melestarikan budaya masyarakat Martapura dalam melaksanakan malam takbiran yang merupakan kegiatan rutin dan sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Martapura serta menginventarisir para pelaku seni budaya, khususnya keahlian seni memukul Beduk,”terangnya.

Setelah melalui tahap penilaian oleh tim juri, Juara Pertama diraih Grup Beduk Al Muztahid dari Sungai Batang, Juara Kedua Grup Beduk Al Banjari dari Murung Kenanga dan Juara Ketiga diraih Grup Beduk Al Munir dari Tunggul Irang. Sedangkan Juara Umum diraih Grup Beduk Al Munir dari Kampung Tunggul Irang, Martapura.

Kemudian Juara Harapan Satu diraih oleh Grup Beduk Al Islah dari Tunggul Murung Kenanga, Juara Harapan Dua An Nasir dari Kampung Melayu dan Juara Harapan Tiga diraih Darul Faizin dari Murung Keraton.

Hari Ini Ratusan Seniman Tari Parade Budaya di Takalar

Takalar, Kalsel - Ratusan penggiat seni dan budaya akan mengikuti parade budaya yang akan dilaksanakan di Kabupaten Takalar, Rabu (27/4/16).

Parade budaya ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Tari Internasional setiap 27 April.

Peserta yang terdiri dari penari dan pemusik akan kirab mulai dari kantor Dikpora Takalar, Jl Abdul Jalal Dg Leo hingga ke Lapangan Makkatang Dg Sibali, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.

Tak hanya penggiat seni yang dapat hadir dalam acara ini, pemuda dan masyarakat umum juga dapat ikut serta dalam parade budaya tersebut.

"Hari Tari Internasional bukan hanya untuk kelompok seni, melainkan untuk seluruh masyarakat dan generasi muda yang mempunyai kecintaan terhadap dunia tari," ujar panitia kegiatan, Dita Pahebong, kepada tribuntakalar.com, Selasa (26/4/16).

Kegiatan yang ini diinisiasi oleh Sanggar Seni Benteng Siappa ini juga didasari keprihatinan kondisi seni budaya yang mulai terkikis oleh zaman.

"Seni tari daerah sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya sehingga sangat disayangkan jika para pelaku dan penikmat seni tari semakin hari semakin berkurang," tambah Dita

Ini Mappanretasi, Ritual Nelayan Bugis di Tanah Kalimantan

Batulicin, Kalsel - Aneka macam warna hiasan dan umbul-umbul terpampang pada puluhan badan kapal kayu jenis porsen. Menjelang siang, mendung masih menggelayut ketika kapal milik nelayan Pantai Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, itu sedang melarung sesaji di lepas pantai, Minggu 25 April 2016.

Sepuluh pria berpakaian serba kuning menggotong sajian semacam ayam panggang, buah-buahan, dan ketan menuju kapal Tunas Muda 02. Di ujung dermaga mini, ratusan orang antre berebut naik palka kapal. Inka Mina 423, Tunas Muda 02, dan Warna Muda 03 merupakan tiga dari delapan belas kapal porsen yang turut meramaikan upacara adat nelayan Bugis: Mappanretasi.

Dalam bahasa suku Bugis, Mappanretasi bermakna memberikan sesaji kepada laut. Upacara ini bentuk syukur atas hasil perikanan tangkap yang diperoleh para nelayan keturunan Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu. Namun, ritual yang berlangsung sejak puluhan tahun silam itu, tak menjamin nelayan bakal mendapat hasil yang berlimpah saban tahun.

Prosesi dipimpin oleh seorang tetua adat Bugis alias sandro. “Tahun ini akan mengalami penurunan hasil perikanan tangkap sedikit, karena faktor cuaca angin sering berubah arah,” tutur Muhammad Kasim, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu disela kegiatan Mappenretasi.

Sayangnya, kata Kasim, ritual tahun ini tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang diikuti peserta lebih banyak. Kata dia, pemerintah daerah tidak mengalokasikan dana bantuan perayaan Mappenretasi di tahun 2016. Pada ritual 2016, nelayan cuma menerima bantuan sponsor sebesar Rp 75 juta.

“Tahun ini hanya diikuti 18 kapal porsen, kalau upacara tahun 2015 diikuti 22 kapal porsen,” ujar Kasim.

Padahal bila digarap serius, Kasim meyakini ritual suku Bugis ini bisa menarik minat turis berkunjung ke Kabupaten Tanah Bumbu. Ia berharap, kegiatan Mappenretasi berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan di Pantai Pagatan.

Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, Mardani H. Maming, mengatakan ritual Mappanretasi telah dijadikan even pariwisata tahunan. Ritual ini biasanya digandeng dengan bazar dan pameran produk unggulan. Tapi di perhelatan tahun ini, Mardani mengakui even pasar pameran kurang mendapat respons dari peserta karena panitia terlambat menangkap peluang.

Melalui penggarapan even pariwisata tradisional dan petualangan, Mardani berharap mampu menarik minat wisatawan melancong ke Tanah Bumbu. Namun, ia belum mau membuka target pelancong yang dibidik lewat beragam even pariwisata itu.

“Kalau peserta Mappanretasi tetap banyak. Tahun 2016 baru perencanaannya, 2017 target wisatawan akan dievaluasi,” ujarnya.

Adapun Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, larut dalam ritual Mappanretasi di lepas pantai Pagatan. Sahbirin ikut menceburkan diri selepas tumpukan sesajen dilepas di lautan. Di tengah guyuran hujan dan hempasan gelombang, Sahbirin ikut memperebutkan ayam panggang.

Kalsel Kembali Rayakan Hari Tari Dunia

Banjarmasin, Kalsel - Sukses menggelar perayan Hari Tari Dunia (HTD) 2015 lalu. Dalam waktu dekat, tepatnya pada 29 April mendatang, beberapa seniman dan sanggar, maupun komunitas seni yang ada di Kalsel bakal kembali menggelar kegiatan serupa di halaman Taman Budaya Provinsi Kalsel.

Acara yang digelar setahun sekali ini, bertujuan untuk mensosialisasikan momen momen HTD di Kalimantan Selatan. Mengingat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang adanya peringatan Hari tari Dunia. Tidak hanya itu, ajang ini pun menjadi tempat ekspresi dan apresiasi bagi pelaku dan penikmat seni di Kalimantan Selatan.

Animo partisipan yang terlibat tahun lalu pun menjadi semangat panitia yang tahun ini. Adapun Format kegiatannya adalah pentas seni dan bazaar bertema “Banua Bungas Bergerak”. Tema ini mengungkapkan kemajemukan serta eksistensi seni budaya di Kalimantan Selatan.

“Berbagai sanggar dan komunitas seni (khususnya seni tari) sudah bersiap diri untuk merayakan HTD dan menampilkan kebolehannya,” Jelas ketua pelaksana kegiatan, Ridha Annajmi.

Rencananya, kegiatan bakal dimulai dari pukul 14.00 – 21.00 Wita. Bukan hanya di halaman Taman Budaya Prov Kalsel, pihak Taman Budaya Kalsel pun bakal ikut serta menggelar acara bertajuk “Spirit of Balian” di gedung Balairung Sari.

"Acara tersebut didukung penuh oleh Taman Budaya Kalimantan Selatan, ada pun beragam penampilan dikoordinatori oleh Solois tari Gita Kinanthi. Bertujuan mengangkat tradisi Balian Dayak yang ada di Kalimantan Selatan, melalui penampilan tari kreasi Dayak dan Excelsior Dance Project Banua yang akan menampilkan karya tari kontemporer Balian, selain itu sanggar Bamelum Warukin Tanjung, Kab Tabalong, dan sanggar senior PERPEKINDO Banjarmasin " ungkapnya.

Sejak tahun 1982, Hari Tari Dunia (HTD) atau World Dance Day mulai diperkenalkan ke dunia sebagai sebuah acara ceremonial tari. Ditetapkan pada tanggal 29 April oleh International Dance Committee of the International Theatre Institue (ITTI) yang didukung oleh UNESCO-PBB New York USA. Bertujuan untuk mengapresiasi, merayakan dan memaknai tentang nilai serta fungsi seni tari dari masa ke masa.

Perayaan HTD di Indonesia sendiri mulanya dipelopori oleh para seniman Solo dalam kegiatan “24 Jam Menari” yang diselenggarakan oleh kampus seni dan Pemerintah Kota.

“Hal ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi para seniman di Kalimantan Selatan. Kegiatan perayaan HTD di Kalimantan Selatan pertama kali tahun lalu diselenggarakan secara gerilya dan hasil inisiatif dari Sanggar Campaka Sadahan dan Solois tari, Gita Kinanthi di Halaman Taman Budaya.

Bertemakan “Kemerdekaan Tari di Kalimantan Selatan” yang berhasil mengumpulkan 15 sanggar ternama banua,” pungkasnya.

Seperti Apa Budaya Urang Banjar di Perantauan? Para Tokoh Ini Akan Bicara

Banjamasin, Kalsel - Menyikapi kearifan lokal Budaya Banjar, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalsel mengadakan penyuluhan tentang Bahasa dan Budaya Daerah di Taman Budaya Provinsi Kalsel, Rabu (23/3/2016).

"Urang Banjar dikenal memiliki nilai-nilai budaya luhur, santun, jujur dan tidak pernah tahual (bermusahan) dengan orang lain. Sikap mental dan budaya seperti inilah yang terus terjaga dan akan dilestarikan," papar Drs Fahrurazie, Ketua Panitia Pelaksana, Selasa (22/3/2016).

Dicontohkannya, sikap dan budaya urang Banjar yang berprinsip di mana bumi berpijak disitu langit dijunjung terbukti selalu rukun saat merantau ke Tambilahan (Riau), atau ke Malaysia dan lain-lainnya.

Dijelaskan Kasi Budaya dan Bahasa di Bidang Kebudayaan dan Kesenian Disbudparpora Provinsi Kalsel ini, supaya lebih jelas bagaimana sebenarnya kearifan lokal dalam budaya Banjar akan di kupas Dr Zulkifli Musaba MPd, Pengurus Lembaga Budaya Banjar (LBB) dan Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Provinsi Kalsel.

Selain itu, Mujiyat SS MPd yang juga Kepala Bidang Kebudaan dan Kesenian Dissorbudpar Provinsi Kalsel akan membahas tentang Kebijakan Kebudayaan Daerah Dalam Mendukun Kebijakan Kebudayaan Nasional di Era Reformasi.

Juga ada pembicara Dr H Ahmad HB, dosen Bahasa di STKIP PGRI Banjarmasin.

"Diundang di acara ini dari kalangan mahasiswa, pelajar, sanggar-sanggar dan instansi terkait Kabupaten/Kota maupun provinsi Kalsel," tandas Razie.

Ditambahkan dia, maksud diadakannya kegiatan ini untuk menyampaikan informasi dan pembinaan dalam usaha pengembangan kebudayaan daerah sebagai bagian dari kegiatan membangun kemandirian dan martabat yang berkarakter berbudaya.

Bupati Anang Didaulat Jadi Uma Amu Dayak Deah

Tanjung, Kalsel - Pada acara gelar budaya Kampung Sepuluh Dayak Deah di Desa Kinarum Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong Bupati H Anang Syakhfiani didaulat menjadi Uma Amu atau bapak angkat dari Suku Dayak Deah, Sabtu (13/2) kemarin.

Pendaulatan itu ditandai dengan pemberian beberapa piring kaca perwujudan sebagai pengayom dan penyematan pakaian khas dayak kain kulit kayu, serta topi berbahan sama, ditambah mandau di pinggang.

Dengan apa yang dilakukan Warga Dayak Deah, Bupati Tabalong mengapresiasi positif untuk itu. Bahkan dia pun berjanji akan menjadi bapak yang baik bagi mereka. "Saya berjanji akan menjadi orang tua, menjadi bapak yang baik bagi warga Dayak Deah di Tabalong," katanya, dalam sambutan di acara itu yang dihadiri puluhan warga dan tokoh Dayak Deah, serta sejumlah pejabat Pemkab Tabalong, TNI, Polri dan perwakilan perusahaan.

Meski menjadi bapak, Anang berharap adanya saling mengingatkan antara dirinya dan warga Dayak di wilayah utara kabupaten berjuluk Bumi Saraba Kawa tersebut. Pasalnya, menjadi ayah tidak selalu benar dan pasti ada saja salahnya.

"Saya juga berharap, belum tentu yang dilakukan orang tua itu benar. Dalam kaitan itulah agar warga Dayak Deah bisa menegur kami, baik secara pribadi dan sebagai kepala daerah jika ada tindakan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat," cetusnya.

Hanya saja, jika sebaliknya. Yaitu apa yang dilakukan benar dan baik untuk masyarakat maka dia sangat meminta dukungan.

Meski demikian, Anang berjanji kedepan akan meningkatkan lagi kebersamaan antara pemerintah dengan warga Dayak Deah khususnya. Umumnya juga kepada masyarakat di kabupaten paling utara Kalimantan Selatan itu.

Pengangkatan uma amu ini sendiri diumumkan oleh panitia penyelenggara gelar budaya Kampung Sepuluh Dayak Deah, tujuannya tidak lain agar bupati bisa terus mengayomi mereka layaknya orang tua sendiri.

Beginilah Kemeriahan Gelar Wisata Budaya Dayak Maratus di Balangan

Paringin, Kalsel - Gelar Wisata budaya Dayak Meratus Balangan yang dilaksanakan di Desa Wadian Tambai Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, tanggal 23 dan 24 Januari 2016 lalu berlangsung cukup meriah.

Nampak beberapa Dewan Adat Daerah (DAD) dari berbagai daerah Kalsel turut meramaikannya dengan berbagai pertunjukan.

Ketua DAD Kabupaten Tanah Laut, Abdul Kadir mengungkapkan, ia bersama DAD lainnya sangat mengapresiasi dan mendukung gelaran yang mengangkat seni budaya dayak Kalsel seperti ini.

"Kita sesama DAD akan saling mendukung apabila ada yang menggelar kegiatan budaya. Ini juga menjadi inspirasi bagi kami tentunya untuk menggelar acara serupa di daerah kami, mudahan dalam waktu dekat bisa terlaksana," harapnya.

Dalam gelar budaya dayak Meratus Balangan yang dihadiri langsung oleh Dandim 1001 Amuntai-Paringin dan Kapolres Balangan tersebut, digelar berbagai pertunjukan yang mengangkat seni dan budaya dayak, di antaranya tarian, mandi duri, menyumpit, mutu kakuyaan, kenje, manutuk, atraksi panjat manau, bagasing, batiwah dan pameran buah serta kerajinan tangan warga dayak setempat.

"Ini merupakan salah satu upaya kami dalam turut serta memperkenalkan kearifan lokal masyarakat adat dayak Balangan kepada publik, dengan harapan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke sini," imbuh Sekretaris DAD Balangan, Eter Nabiring.

Selain atraksi kebudayaan dayak, berdasarkan rundown acara juga diisi dengan diskusi tentang pelestarian budaya dayak di Kalsel secara menyeluruh.

Sudah Sepekan Datuk Mangku Adat Kesultanan Banjar Terbaring di Rumah Sakit

Banjarmasin, Kalsel - Hampir sepekan sastrawan dan budayawan Kalimantan Selatan, Adjim Arijadi (75), terbaring di Rumah Sakit Anshari Saleh Banjarmasin.

Pria bergelar Datuk Mangku Adat Kesultanan Banjar ini beberapa hari masuk ruang ICU dan menurut anaknya, Hijromi Arijadi Putera (22), Adjim dirawat karena tekanan gula darah naik.

"Masuk ICU sejak Senin malam. Bapak sempat tidak mau dirawat di rumah sakit, tapi akhirnya setelah dibujuk akhirnya mau," kata Romi kepada Banjarmasin Post, Jumat (25/12/2015).

Sebelum sakit, Adjim melewatkan banyak kegiatan di antaranya bersama mantan bupati Banjar, Pangeran Khairul Saleh, menghadiri acara budaya bersama budayawan Malaysia.

Sang istri, Elly R, berujar kondisi suaminya sempat memburuk tadi malam. "Sesak napas lagi. Alhamdulillah sekarang sudah membaik. Tadi siang sudah mau makan bubur dua sendok," kata dia.

Adjim Arijadi lahir di Mali-Mali, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan pada 7 Juli 1940. Ia menjabat Sekretaris Lembaga Budaya Banjar dan dikenal sebagai bapak Teater Modern Kalsel.

Kuliner Tradisional Ramaikan Pekan Budaya Tabalong

Tanjung, Kalsel - Pameran kuliner tradisional dari berbagai kabupaten atau kota di Kalimantan Selatan memeriahkan Pekan Budaya Tabalong. Itu berlangsung mulai 13 November sampai 5 Desember 2015 mendatang.

Bupati Tabalong Anang Syakhfiani di Tabalong, Jumat (20/11/2015) menjelaskan Pekan Budaya Daerah tersebut untuk pertama kali di Kabupaten Tabalong dengan melibatkan sejumlah paguyuban, kelompok sadar wisata dan sanggar seni.

"Saya berharap Pekan Budaya Daerah bisa menjadi agenda tahunan di Kabupaten Tabalong karena ini bisa menyatukan masyarakat di Bumi Saraba Kawa ini yang heterogen," jelas Anang.

Ia berharap Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong bisa lebih mempromosikan kegiatan budaya ini agar bisa lebih meriah sehingga bisa mengangkat budaya-budaya lokal yang saat ini mulai dilupakan.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong Zain Ramali mengatakan pekan budaya daerah sebagai rangkaian memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Tabalong ke-50 bisa memotivasi sekaligus mengembangkan nilai budaya.

"Selain itu melalui pekan budaya ini sebagai upaya kita untuk memperat silaturahmi dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah," jelas dia.

Lebih Sulit Pelajari Tari Klasik

Banjarmasin, Kalsel - Seniman dan mahasiswa sendra tasik FKIP Unlam dan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin maupun pelajar yang tergabung dalam sanggar tari begitu antusias mendengarkan dialog tentang Tari dengan nara sumber penari Kontemporer berkaliber internasional Eko Suprianto, Eri Mefri dan Gitra Miranda yang berlangsung di Gedung Balairungsari Taman Budaya Provinsi Kalsel, Kamis (29/10/2015).

"Tari kontemporer itu tidak pakem, si penari atau koreo maupun sutradara bebas membuat karya. Tapi, saya tetap mengambil tari tradisi dan mengunjungi guru-guru tari tradisi buat menimba ilmu," papar Eko, penari kontemporer yang pernah menjadi penari latar Diva Pop Madona ini saat menjawab seorang penanya.

Dia pun memuji tari klasik di Indonesia sebenarnya lebih sulit dipelajari dibanding tari flamengo, balet dan lain-lainnya dari Amerika maupun Eropa.

"Sewaktu saya mengajari orang Amerika tari Jawa atau Bali, mereka kesulitan melakukan gerakan. Sebaliknya, kalau orang Indonesia belajar tari balet, flamengo dan lain-lainnya sangat mudah," tandasnya.

Meriah, Festival Budaya Pasar Terapung 2015

Banjarmasin, Kalsel - Festival Budaya Pasar Terapung 2015 berakhir dengan kemeriahan pergelaran seni budaya. Satu diantaranya, pentas tari dan Wayang Ajen di panggung pertunjukan Siring Sungai Martapura. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporbudpar) Kalsel Mohandas menyatakan itu.

"Event festival budaya Pasar Terapung ini sudah dilkasanakan sejak 2006, dan terus berlangsung dengan meriah, selain menjadi promosi pariwisata juga sebagai pelestarian seni budaya," ujar Mohandas di Banjarmasin, Minggu (20/109/2015).

Mohandas mengatakan, sebab sejumlah kesenian tradisi daerah yang eksistensinya mulai memudar mendapat ruang untuk tampilkan, diantaranya kesenian kurung-kurung, musik panting, dan wayang banjar. Selain itu pula, sambung dia, adanya gelar permainan rakyat balogo dan bagasing.

"Demikian pula ditampilkan beragam kuliner tradisional banjar yang memiliki citra rasa luar biasa, ini menjadi andalan kepariwisataan daerah 13 kabupaten/kota ini," jelas dia.

Menurut di, melalui panggung budaya semacam ini harapannya bisa mendongkrak pariwisata di daerah ini hingga bisa mencapai kunjungan satu juta wisatawan nasional dan 7.000 wisatawan mancanegara. "Kita berharap bisa menyumbang target kunjungan wisatawan nasional yang ditarget pemerintah pusat sebanyak 275 juta wisatawan lokal dan 20 juta wisatawan asing," ungkap dia.

Pada 2015 ini, ujar Mohandas, hingga Agustus tadi, diperkirakan sudah sebanyak 556 ribu kedatangan wisatawan lokal dan sekitar 5.000 orang wisatawan asing berkunjung kedaerah ini. "Ini menunjukkan, kunjungan wisata kedaerah kita sudah sangat meningkat signifikan, dan kita yakini akan terus meningkat dengan terua dikembangkannya potensi objek wisata di daerah ini, baik wisata alam dan perairan yang ada sungai dan pantai," ucap dia.

-

Arsip Blog

Recent Posts