Tampilkan postingan dengan label Kalimantan Timur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalimantan Timur. Tampilkan semua postingan

Kabupaten Bulungan menganggarkan biaya Pembebasan Lahan Rp1.311.450.000,00 Sulit Diyakini Kebenaran Hak Penerimanya

Berdasarkan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bulungan Tahun Anggaran 2007 yang disusun oleh Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah diketahui terdapat kegiatan pembebasan tanah, bangunan, dan tanam tumbuh untuk pelaksanaan pembangunan dengan anggaran sebesar Rp7.713.076.972,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp3.696.711.000,00.

Pembebasan tanah, bangunan, dan tanam tumbuh untuk pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan diantaranya adalah pembebasan lahan hutan kota di Kelurahan Tanjung Selor Ilir Kecamatan Tanjung Selor. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap dokumen yang ada diketahui bahwa penetapan lokasi hutan kota dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bulungan nomor 62 Tahun 1998 tentang Penunjukan Lokasi Hutan Kota Tanjung Selor tanggal 21 Oktober 1998, yang pada pasal 1 menyatakan “menunjuk lokasi Kawasan Konservasi di Kelurahan Tanjung Selor Ilir RT. XVII Kecamatan Tanjung Selor sebagai hutan kota Tanjung Selor”. Luas hutan kota tersebut adalah 90,2 hektar. Dengan dikeluarkannya surat keputusan tersebut dan berdasarkan Perda nomor 12 tahun 1995 maka seluruh kegiatan pemanfataan kawasan hutan kota dilarang. Tetapi pada bulan Nopember 2006 dilakukan pertemuan pembahasan kawasan hutan kota Tanjung Selor antara Pemda Bulungan, BPN dan warga penggarap hutan kota yang hasilnya antara lain memberikan santunan/tali asih sebesar Rp5.000,00 per m2 oleh Pemerintah Kabupaten Bulungan kepada warga penggarap hutan kota Tanjung Selor. Untuk melakukan pembebasan lahan tersebut dibentuk panitia pembebasan tanah berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bulungan nomor 27/K-II/100/2007 tanggal 8 Pebruari 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan dan Pembebasan Tanah, Bangunan dan Tanam Tumbuh untuk pelaksanaan Pembangunan di Kabupaten Bulungan. Panitia Pengadaan dan Pembebasan Tanah bertugas untuk menyiapkan tanah yang diperuntukkan bagi pelaksanaan pembangunan; membebaskan tanah, bangunan dan tanam tumbuh milik masyarakat yang terkena lokasi pembangunan;

melakukan perhitungan tentang besarnya ganti rugi yang akan dibayarkan kepada masyarakat yang terkena pembebasan serta melakukan pembayaran sebesar harga yang disepakati; menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah, bangunan dan tanam tumbuh; membuat berita acara setiap hasil penetapan panitia pembebasan tanah, bangunan dan tanam tumbuh yang telah disepakati; dan menyampaikan laporan hasil kerja panitia kepada Bupati Bulungan.

Berdasarkan Berita Acara kesepakatan pembayaran santunan/tali asih atas tanah penggarap Hutan Kota Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor pada tanggal 3 Mei dan 8 Oktober 2007 diketahui santunan diberikan kepada 43 warga penggarap dengan nilai santunan sebesar Rp2.409.005.000,00, dengan rincian penggarap pada lampiran 4.1. Dari nilai sebesar Rp2.409.005.000,00 tersebut telah direalisasikan pembayarannya sebesar Rp1.785.220.000,00 melalui SP2D No.0044/BL-UP/2007 tanggal 26 April 2007 untuk 33 warga penggarap dan sisanya sebesar Rp623.785.000,00 sampai dengan berakhirnya pemeriksaan 18 Desember 2007 belum direalisasikan pembayarannya.

Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa bukti kepemilikan hanya berupa surat pernyataan penguasaan dan penggunaan atas tanah yang dibuat masing-masing warga yang diketahui oleh Ketua RT setempat tanpa dilengkapi surat ijin untuk menggarap atau memanfaatkan kawasan hutan kota dari Pemerintah Daerah.

Berdasarkan surat pernyataan penguasaan dan penggunaan atas tanah tersebut Pemerintah Kabupaten Bulungan memberikan santunan sebagai ganti rugi atas tanah yang digunakan sebagai hutan kota, pemeriksaan yang dilakukan terhadap bukti yang ada diketahui bahwa pemberian santunan tidak berdasarkan luas tanah yang tercantum dalam surat pernyataan penguasaan hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan antara luas tanah yang tercantum dalam surat pernyataan dengan berita acara kesepakatan pembayaran santunan/tali asih. Tim pemeriksa tidak memperoleh bukti pengukuran kembali sebagai dasar pemberian santunan dan apakah pada saat dikeluarkan surat keputusan penetapan kawasan hutan kota sudah dilakukan pemberian ganti rugi. Dalam Perda dan SK Kepala Daerah telah disebutkan bahwa lokasi tersebut sebagai hutan kota dan dilarang untuk memanfaatkan hutan kota sebagai lahan pertanian ataupun kegiatan dalam bentuk apapun. Sehingga seharusnya atas surat penguasaan dan penggunaan tanah setelah tahun 1998 tidak dapat diakui

karena melanggar Perda dan SK Kepala Daerah yang ada. Surat pernyataan penguasaan dan penggunaan atas tanah yang dibuat setelah tahun 1998 ada sebanyak 27 surat dengan nilai santunan sebesar Rp1.311.450.000,00.

Sampai dengan pemeriksaan berakhir tim tidak dapat melakukan konfirmasi dengan penerima santunan karena sudah pindah rumah dan tidak diketahui keberadaannya.

Pemberian santunan atas pembebasan lahan hutan kota Tanjung Selor tanpa adanya kejelasan hak atas penerima santunan/ganti rugi tersebut mengakibatkan ganti rugi/santunan sebesar Rp1.311.450.000,00 sulit diyakini kebenaran hak penerimanya

Sumber : http://www.bukabuka.info Sabtu, 21 Juni 2008

Mahasiswa Unjukrasa Anti Korupsi di Samarinda Dikawal Ketat Polisi

Samarinda (ANTARA News)- Aksi unjukrasa puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Samarinda, Kaltim, Rabu sore, dikawal puluhan polisi dari Satuan Samapta Poltabes Samarinda.

Penjagaan ketat dilakukan menyusul aksi pengeroyokan yang dilakukan puluhan pendukung salah satu calon gubernur (cagub) Kaltim, terhadap mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Berantas Korupsi Kaltim (KRBK) saat menggelar unjukrasa di Simpang Empat Mall Lembuswana, sehari sebelumnya (Selasa, red).

Atas peristiwa itu, tiga mahasiswa dilarikan ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda akibat menderita luka memar, bahkan salah seorang diantaranya yakni, Humas KRBK, Sutrisno, hingga saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara, aksi unjukrasa sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Anti Koruptor Kaltim (SMAKK), sempat diwarnai ketegangan dengan pihak kepolisian.

Polisi meminta mahasiswa tidak menggelar aksi sebab belum mengantongi ijin dan untuk pertimbangan keamanan.

"Kami meminta rekan-rekan mahasiswa tidak menggelar unjukrasa sebab kalian tidak meminta ijin serta demi keamanan kalian sendiri," kata Kepala Bagian Operasi Poltabes Samarinda, Komisaris Sigid Haryadi kepada mahasiswa.

Karena mahasiswa terus mendesak, polisi akhirnya mengijinkan SMAKK berunjukrasa selama 10 menit.

Kecam tindak premanisme salah satu pendukung cagub Kaltim

Selain membagi-bagikan selebaran berisi kecaman tindak premanisme yang dilakukan pendukung salah satu cagub Kaltim, aksi unjukrasa mahasiswa di Simpang Empat Mall Lembuswana itu juga dilakukan dengan membentangkan spanduk sepanjang 10 meter bertuliskan `Lawan dan Penjarakan Koruptor Kaltim`.

"Aksi ini bentuk solidaritas terhadap rekan-rekan kami yang dikeroyok oleh salah satu pendukung cagub saat menggelar aksi unjukrasa kemarin (Selasa, red)," kata kordinator lapangan SMAKK, Muhammad Murdho, kepada ANTARA ditemui usai unjukrasa.

Massa SMAKK kata Muhammad Murdho berasal dari berbagai perguruan tinggi di Kaltim yakni, Universitas Mulawarwan (Unmul), Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dan STIMIK.

"Kami menggelar`unjukrasa bukan untuk mendiskreditkan salah satu cagub, tetapi SMAKK yang merupakan gabungan dari berbagai elemen mahasiswa mendesak KPK, kepolisian dan Kejagung agar segera menuntaskan kasus-kasus korupsi di Kaltim," ujarnya.

Aksi unjukrasa SMAKK itu akhirnya berakhir sekitar pukul 17. 45 wita. Mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib, di bawah pengawalan ketat sekitar 60 personil Dalmas Poltabes Samarinda.

"Kami akan terus menggelar unjukrasa menuntut penegakan hukum terkait pengeroyokan mahasiswa yang berunjukrasa menentang koruptor Kaltim," tegas Korlap SMAKK tersebut(*)

Sumber : http://www.antara.co.id Rabu, 7 Mei 2008

Terdakwa Korupsi Kabur, Diduga Terkait Pilgub Kaltim

Kepala Kejaksaan Negeri Samarinda (Kajari), Riyono. SH, membantah sinyalemen kaburnya adik kandung istri Walikota Samarinda, Syamsul, terkait Pemilihan Gubernur (pilgub) Kaltim.

Hal itu diungkapkan Kajari Samarinda menjawab pertanyaan wartawan seputar hilangnya terdakwa kasus penipuan proyek fiktif Dinas Pendidikan Kota Samarinda senilai Rp1,2 milliar. "Kasus kaburnya Syamsul murni kriminal dan tidak ada kaitannya dengan politik, apalagi Pilgub Kaltim," tegas Riyono. Kejari Samarinda telah berkoordinasi dengan pihak Poltabes Samarinda untuk memburu Syamsul.

"Setelah mengetahui ada tahanan kabur, kami segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian, baik secara lisan maupun tertulis. Sampai saat ini, kami bersama Poltabes Samarinda masih terus melakukan pencarian untuk menangkap kembali Syamsul," katanya.

Syamsul menghilang, kata Riyono, saat akan dihadirkan dalam persidangan yang digelar Pengadilan Negeri Samarinda pada hari Rabu, 30 April 2008 lalu.

Sementara, Andi Adam, juga terdakwa kasus penipuan proyek fiktif Dinas Pendidikan Kota Samarinda sengaja dipinjam (bon) untuk mencari keberadaan adik kandung Ny. Aminah Amins, istri Walikota Samarinda, Achmad Amins, salah satu Cagub Kaltim.

"Andi Adam kami pakai untuk mencari keberadaan Syamsul. Jadi, tidak benar jika ada dua tahanan yang kabur," ungkap Kajari Samarinda itu.
Saat ini lanjut Riyono, pihak kejaksaan bersama Poltabes Samarinda masih terus mencari keberadaan adik kandung Ny Aminah Amins itu.

"Kami tidak bisa menargetkan. Tapi yang jelas kami bersama pihak kepolisian berupaya menangkapnya kembali. Jadi, sekali lagi saya tegaskan, kaburnya Syamsul bukan direkayasa apalagi terkait pilgub Kaltim," tegasnya.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Poltabes Samarinda Komisaris Nandang MW, mengaku belum menerima laporan dari Kejari terkait kaburnya Syamsul. Bahkan, Nandang mengatakan, kaburnya tahanan kejaksaan itu bukan wewenang kepolisian, sebab kasus itu bukan kriminal.

"Saya tidak tahu sebab itu bukan kasus kriminal. Silakan tanya sendiri ke kejaksaan," ujar Nandang.

Kasi Pidum Diperiksa

Pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim, saat ini memeriksa Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Kasi Pidum), Martono, seorang jaksa dan tiga pegawai kejaksaan yang mengawal Syamsul sebelum kabur.

Humas Kejati Kaltim, Syakhrony, kepada wartawan di Samarinda, Senin (5/5), mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk menyelidiki apakah ada unsur kelalaian atas kaburnya Syamsul tersebut.

"Kami belum bisa memastikan, sebab saat ini kami masih meminta keterangan dari Kasi Pidum, seorang jaksa dan tiga pegawai kejaksaan yang mengawal Syamsul," kata Syakhrony. Prosedur pengawalan terdakwa, kata Humas Kejati Kaltim itu, sudah dilakukan dengan baik, sehingga Kejati Kaltim masih terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui celah kaburnya Syamsul.
"Saat itu ada tiga polisi dan tiga staf kejaksaan yang melakukan pengawalan. Kami masih menyelidiki di mana celah sehingga Syamsul bisa kabur dari pengawalan itu," ungkapnya.

Sumber : http://www.kapanlagi.com Senin, 5 Mei 2008

Mantan Pejabat Kutai Barat Tersangka Korupsi

Samarinda -- Tim penyidik Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat menetapkan bekas Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Barat berinisial EM sebagai tersangka pelaku korupsi. Dia diduga menyelewengkan dana sekretariat daerah tahun anggaran 2003-2005. Selain EM, mantan bendaharawan Sekretariat Daerah Kutai Barat berinisial YD jadi tersangka.

"Tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru," kata Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur Yuspar di Samarinda kemarin. Dua tersangka belum ditahan sampai sekarang dan pemeriksaan lanjutan akan dilakukan pekan depan.

Penetapan tersangka dilakukan kejaksaan setelah memeriksa 15 orang saksi dari pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat. Berdasarkan pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Kalimantan Timur, terungkap temuan penyimpangan mencapai Rp 117 miliar lebih.

Selain menetapkan tersangka kasus itu, kejaksaan akan memeriksa Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Syaiful Teteng hari ini. Teteng menjadi saksi dugaan penyimpangan dana pengerukan Sungai Mahakam. Proyek senilai Rp 4,2 miliar ini didanai anggaran daerah. Tapi dana yang dipakai merupakan pengalihan lahan STAIN.

Berdasarkan keterangan saksi dari Dinas Perhubungan Kalimantan Timur, Teteng memerintahkan penghentian pengurukan sungai. "Kami menduga kegiatan itu fiktif," kata Yuspar. Untuk menelusuri kasus ini, kejaksaan memanggil mantan Kepala Biro Keuangan Mur`an Latief, yang kini menjabat Kepala Badan Pengawas Provinsi. Pekan depan kejaksaan akan menetapkan tersangka kasus pengerukan Sungai Mahakam.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Kepulauan Riau, Benny Horas Panjaitan, mempertanyakan besarnya dana swakelola yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga sebesar Rp 49 miliar. Sebab, berdasarkan undang-undang, dana swakelola maksimal Rp 50 juta. Selain itu, dia merasa prihatin terhadap dugaan korupsi Bupati Lingga Daria.

Kasus dugaan korupsi ini sudah dilaporkan DPRD Lingga ke Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Sejumlah elemen masyarakat mendesak kasus ini segera dituntaskan. Menyikapi desakan ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga Usman Taufik mengatakan pihaknya sedang meneliti kebenaran tuduhan tersebut.

Adapun Wakil Bupati Lingga Saptono Mustakim tidak mau memberikan komentar soal dugaan korupsi ini. "Saya bukan pemegang kebijakan, jadi tidak bisa komentar," katanya. firman hidayat | rumbadi dalle

Sumber : Tempo Edisi 26 Maret 2008

Semua Kepala Dinas Kutai Barat Bakal Diperiksa

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur segera memeriksa seluruh kepala dinas di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, terkait kelambatan pengembalian uang kedinasan yang harus dipertanggungjawabkan setiap akhir tahun anggaran.

"Jadwal pemanggilan sudah ada, tinggal jangan sampai nanti satu jaksa memeriksa dua orang di waktu yang bersamaan," kata Asisten Pidana Khusus Kejati Kalimantan Timur, Yuspar, SH.

Pemanggilan seluruh pejabat di kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kutai itu terkait temuan Badan Pengawas Kabupaten (Bawaskab) yang menyebutkan di seluruh dinas terdapat dana yang belum dipertanggungjawabkan sejak tahun anggaran 2003-2005.

Padahal, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 105/2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, dana yang tidak terserap paling lambat dikembalikan ke kas daerah tanggal 10 pada bulan berikutnya atau pada 10 Januari.

Dugaan penyelewengan anggaran Sekretariat Kabupaten Kutai Barat terhitung sejak tahun anggaran 2003-2005 yang mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Kejaksaan telah meningkatkan kasus ini menjadi penyidikan.

Sebelumnya, mantan Bupati Kutai Barat Rama Alexander Asia pun telah dipanggil sebagai saksi dalam kasus ini. Selain itu, mantan Sekkab Kubar, Entjik Mugnidin, Mantan Kasubbag Keuangan Yuli Permata Mora, Bendaharawan Yosia Doyos, dan mantan Kasubbag Anggaran V. Yacobus N juga sudah diperiksa sebagai saksi.

Seharusnya hari ini Kepala Bawaskab menjalani pemeriksaan, namun yang bersangkutan tidak hadir. Besok jaksa akan memeriksa mantan Kepala Bagian Keuangan, Yacob Tulur.

Pemanggilan kepala dinas ini karena dalam temuan Bawaskab semua dinas menyisakan dana yang belum dipertanggungjawabkan. "Kami akan periksa dulu Kabag Keuangannya. Kalau memang menemukan titik terang, selanjutnya sudah bisa ditetapkan tersangka," kata Yuspar.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com Selasa, 19 Februari 2008

Potensi Keragaman, Kutai Timur Punya 42 Sanggar Seni Budaya

Kutim, Kaltim - Dinas Kebudayaan (Disbud) Kutai Timur (Kutim) telah memetakan keberadaan seluruh sanggar seni budaya di Kabupaten Kutim.

Berdasarkan data 2015, tercatat sebanyak 42 sanggar seni budaya yang terdaftar di Dinas Kebudayaan.

"Kita pernah mencatat jumlah sanggar seni budaya yang aktif 2015 sebanyak 42, ini termasuk sanggar seni budaya teaterikal. Tapi, kami sekarang belum tahu, apakah sanggar segitu masih eksis?," ujar Kepala Bidang Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Disbud Kutim, Budi Amuranto, Selasa, 7 Maret 2017.

Budi berharap, Disbud Kutim sebagai pembina sanggar seni budaya mampu menemukan berbagai persoalan sekaligus mencari solusi demi kemajuan aktivitas sanggar seni budaya.

Keaktifan kegiatan di sanggar seni budaya, lanjut dia, sangat berpengaruh dalam membangun promosi Kutim di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Untuk itu, para pengurus sanggar diharapkan giat untuk membangun jaringan.

Budi menambahkan, sebuah sanggar tidak bisa selamanya mengandalkan pendanaan dari pemerintah, melainkan harus menggaet pihak swasta atau sponsor untuk mendorong kreatifitas sanggar seni budaya yang lebih baik.

"Makanya kemarin saya sarankan pelaku-pelaku sanggar untuk sharing dan koordinasi dengan Dinas Kebudayaan. Jadi tidak perlu sungkan, kita bisa berbagi informasi dan saling mengisi terkait dengan perkembangan dan kemajuan sanggar seni budaya," katanya.

Disbud Kutim lanjut Budi juga akan memperbaharui data sanggar seni budaya di 2017, termasuk pendataan pelaku sanggar atau para seniman di Kutai Timur.

Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan perhatian serius terhadap para pelaku seni dan budaya yang selama ini masih terabaikan.

"Masih dalam tahap persiapan dan pemantapan program. Para seniman juga nanti akan kami data biar semua dapat teridentifikasi dengan jelas dan pasti," tuturnya.

Seratus Busana Kaltim Warnai Festival Kain Kalimantan

Samarinda, Kaltim - Sedikitnya 100 busana khas Kalimantan Timur akan mewarnai pagelaran Festival Kain Kalimantan yang berlangsung di Atrium BigMall Samarinda pada 27-29 Januari 2017.

"Sesuai arahan dari Gubernur Awang Faroek Ishak, kami menggelar acara untuk mengenalkan dan mempopulerkan hasil karya warisan budaya berupa kain tradisional khas masing-masing daerah di Kalimantan," ujar Koordinator Festival Kain Kalimantan Muhammad Faisal, di Samarinda, Jumat.

Festival Kain Kalimantan itu, kata Faisal, merupakan rangkaian acara dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

"Pada tahun pertama digelarnya Festival Kain Kalimantan ini, kami baru mengundang kabupaten/kota se-Kaltim saja dan semoga tahun depan sudah bisa dilaksanakan se-Kalimantan," tutur Faisal.

Pada malam puncak Festival Kain Kalimantan 2017 itu yakni Sabtu (28/1), lanjut Faisal, akan ditampilkan hampir 100 busana di catwalk yang merupakan persembahan Dekranasda dan ibu-ibu PKK dari kabupaten dan Kota se-Provinsi Kalimantan Timur.

"Hingga hari ini, sudah terdaftar 96 busana dari kabupaten/kota se-Kaltim yang ikut berpartisipasi pada acara tersebut," tuturnya.

"Busana yang akan kami tampilkan dalam Borneo Etnic Fashion tersebut berasal dari Kota Samarinda, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Berau dan Kota Balikpapan. Termasuk, perwakilan busana motif Kaltim secara umum dari Dekranasda Kaltim yang diwakili Gallery Hessandra dan Oemah Koe Batik," jelas Faisal.

Selain menampilkan berbagai karya busaha khas Kaltim, pelaksanaan Festival Kain Kalimantan juga, tambahnya, akan dimeriahkan pameran dari Dekranasda dan PKK, pagelaran musik dari band Indie Samarinda, Ceria Anak Samarinda persembahan Gerak dan Lagu Anak-anak TK dan PAUD.

"Pameran akan dilaksanakan oleh Dekranasda dan PKK selama tiga hari dan pada Sabtu (28/1) pagi digelar Drum Battle Show serta atraksi Drum Perkusi kemudian Minggu (29/1) siang dilaksanakan sosialisasi budi daya cabai. Pada hari Jumat ini juga dilaksanakan Workshop Hijab dan besok (Sabtu) Beuty Class," ujarnya.

"Karena kegiatan ini juga bersamaan dengan HUT Pemkot Samarinda, kami juga menggelar lomba busana kerja Sarung Samarinda antar-organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah kota yang diikuti sekitar 100 peserta perwakilan OPD kemudian pada Minggu (29/1) malam dilaksanakan penampilan Uniform Police Fashion dari Polresta Samarinda." kata Faisal yang juga menjabat Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda.

Pramuka Kutim Adu Ketangkasan dan Menari Boria di Jambore Malaysia

Kutai, Kaltim - Jambore Pramuka Malaysia ke 13 atau 13th Malaysian Scout Jamboree, di Batu Metropolitan Park, Kuala Lumpur, Malaysia, sudah kelar dua bulan lalu. Tetapi, kesaksian 9 anggota Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kutai Timur (Kutim), yang menjadi peserta jambore menyisakan ragam cerita untuk dibagi sebagai pengalaman berharga.

Sembilan anggota pramuka Kutim yang menjadi peserta jambore di negeri jiran itu adalah, Surya Hidayah, Derry Darmawan, M Akbar Bintang Frianda, Aji Nashafa, Indah Sri Rejeky, Caroline Fransisca, Sabrina Aurora, Addini, Yedistia Aulia. Syahril sebagai pendamping, dan Supratman dan Baihaki, sebagai peninjau.

M Akbar Bintang Frianda, anggota Pramuka Kutim yang terlibat aktif dalam Jambore, menuturkan, perjalanan menuju Jambore dimulai dengan petualangan di sejumlah destinasi wisata Malaysia, diantaranya kawasan Genting Highland, dan Menara Petronas, gedung pencakar langit terjangkung di Malaysia.

Setelah berada di lokasi Jambore, mereka mendirikan tenda, lalu berkenalan dengan anggota kontingen Pramuka asal Indonesia, dari Balikpapan (Kaltim), Kalimantan Barat (Kalbar), Jawa barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah (Sulteng) dan beberapa daerah lainnya.

“Total peserta jambore yang berasal dari Indonesia sebanyak 1.600 pramuka. Senang bergabung dengan mereka untuk bersama-sama mencari pengalaman baru,” ujar Bintang

Selama berada di perkemahan, mereka memaksimalkan waktu untuk bersosialisasi dengan Pramuka dari sejumlah negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Srilanka, Kenya dan Thailand. Termasuk berkeliling bumi perkemahan untuk mengenal lebih baik medan jambore.

“Menyempatkan diri untuk melihat-lihat seluruh areal perkemahan sekaligus mengunjungi stan-stan yang banyak tersedia. Seperti stan penjual souvenir kegiatan jambore dan stan informasi kepramukaan lainnya,” kata Bintang

Pembukaan Jambore dilaksanakan tepat tanggal 25 November 2016 di Batu Metropolitan Park Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut Bintang, seremoni pembukaan dikemas dalam berbagai atraksi, sehingga memukau peserta Jambore ke-13 Malaysia.

Setelah pembukaan, berbagai kegiatan digeber. Mayoritas anggota Pramuka Indonesia, termasuk Kutim, menjajal sejumlah adu ketangkasan di medan ekstrim, seperti wall climbing, Rope climbing, flying fox, lapang sasar, dart, pain ball.

“Beberapa diantara kami juga mengikuti kegiatan wahana air yaitu kano, keyakinan air, melempar tali keselamatan,” jelasnya.

Bintang menambahkan untuk kegiatan budaya, mereka mengikuti sesi belajar dua tarian khas Melayu, yakni Tari Japin, dan Tari Boria.

Selain itu, anggota Pramuka dari berbagai Negara, menyuguhkan atraksi budaya yang menjadi ajang pengenalan latar belakang adat istiadat daerah asal. Jambore juga diisi kegiatan “Massengger Of Peace”, pesan pramuka untuk perdamaian dunia.

Selanjutnya dalam kegiatan pengenalan teknologi, Pramuka Kutim menimba ilmu simulasi tentang penyelamatan kapal, speed boat remote control dan pengenalan beberapa mesin mobil.

Seluruh rangkaian kegiat Jambore ke-13 Malaysia diakhiri dengan kegiatan alam liar. Peserta Jambore mendapat kesempatan untuk menjelajah hutan, untuk mengenal aneka flora dan fauna. Setelah itu, kegiatan berakhir dengan kunjungan ke Museum Hutan Malaysia.

“Ada perasaan bangga, terharu dan sedih karena kegiatan Jambore sudah selesai dan harus berpisah dari teman-teman baru dari berbagai Negara,” kata Bintang yang merupakan siswa kelas 8 SMPN 1 Sangatta Utara.

Sehari sebelum kembali ke tanah air, Pramuka Kutim masih diajak melancong ke objek wisata, Batu Caves, yang terkenal dengan Patung Dewa Wisnu.

Sebagai informasi, Indonesia meraih predikat juara umum dalam lomba yang diselenggarakan selama Jambore ke-13 Malaysia.

Bupati Penajam Paser Utara Divonis Bebas

TANAHGROGOT- Bupati Penajam Paser Utara non aktif, Yusran, divonis bebas di sidang perkara dugaan korupsi, Senin (7/1), di Pengadilan Negeri Tanah Grogot, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Namun di dalam putusannya, dua dari lima anggota majelis hakim berbeda pendapat atau dissenting opinion.

Majelis hakim beranggotakan Iwan Wardhana (ketua), Eduart MP Sihaloho, Imelda Herawati, Supandriyo, dan Rikatama Budiyantie. Dua terakhir yang berpendapat bahwa Yusran melakukan korupsi dalam kasus pengadaan tanah untuk kompleks perumahan pegawai negeri sipil (PNS) di Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Yusran, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Kaltim, dinyatakan tidak terbukti korupsi. Yang dimaksud, tak terbukti melawan hukum, memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi, serta tidak menyalahgunakan wewenang dalam kasus pembebasan tanah untuk kompleks perumahan PNS itu.

Selain itu, tidak ada hal-hal yang bisa memberatkan hukuman jika Yusran divonis bersalah. Sebaliknya, hal-hal yang meringankan ialah sopan dan tidak menghambat tahapan persidangan selama ini.

Namun, dalam putusan ada dissenting opinion. Menurut Supandriyo, Yusran telah menguntungkan pihak lain yakni Arifin Rauf selaku pemegang hak atas tanah 50 hektar- tempat akan dibangunnya kompleks perumahan PNS. Yusran telah membayar sejumlah uang kepada Arifin yang lalu diberikan kepada petani sebagai pemegang hak sebelumnya

Supandriyo menilai ada keuntungan yang didapat oleh Arifin hingga mencapai Rp 1 miliar dari proses tadi. Adapun Arifin dalam kasus yang sama dalam persidangan lainnya juga divonis bebas.

Atas putusan majelis hakim, jaksa penuntut umum (JPU) menyatakan pikir-pikir. Sedangkan Yusran menyambut gembira putusan itu, dan minta agar jaksa tidak melanjutkan dengan upaya kasasi.

Seusai sidang, Yusran memberi pernyataan kepada hampir 1.000 pendukungnya yang bertahan sejak awal sidang pada 11.00 Wita hingga berakhir pada 20.15 Wita. “Saya sangat terharu dengan kehadiran saudara-saudara,” katanya disambut sorak sorai pendukung.

Setelah itu, Yusran diangkat dan dielu-elukan hingga ke jalan raya. Di jalan, Yusran kembali memberi pidato dari atap truk. Dia menyatakan siap memimpin kembali PPU.

Wartawan: Ambrosius Harto

Sumber : http://www.kompas.com Senin, 7 Januari 2008

Masyarakat Dayak Tidung Laporkan PT Adindo ke Presiden

JAKARTA - Masyarakat adat Dayak Tidung di Kalimantan Timur melaporkan PT Adindo Hutami Lestari kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena perusahaan itu mereka nilai telah bertindak semena-mena dengan menghancurkan sumber mata pencaharian masyarakat adat setempat.

Ketua Dewan Adat Dayak Tidung Kalimantan Timur APM Adji Radin Alam H Mochtar Basry Idris dalam pernyataan pers di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan surat resmi dengan nomor No.24/ADAT/BSR/DT/XII/2007 tertanggal 6 Desember 2007 kepada Presiden Yudhoyono pada Jumat (14/12) melalui Sekretariat Negara RI.

Dalam surat tersebut, Dewan Adat Dayak Tidung meminta Presiden Yudhoyono agar memerintahkan Menteri Kehutanan mencabut SK No.88/Kpts-II/1996 tentang izin operasional PT Adindo Hutami Lestari di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan.

Alasannya, PT Adindo dalam kegiatan operasionalnya telah menghancurkan mata pencaharian masyarakat adat setempat seperti kebun buah-buahan, tanaman padi, serta goa-goa sarang burung.

Dewan Adat Dayak Tidung juga memprotes ulah PT Adindo yang menggunakan racun insektisida sehingga membuat sungai-sungai yang biasa digunakan masyarakat setempat menjadi tercemar.

Menurut Mochtar Basry, jauh sebelum PT Adindo mendapatkan izin Hak Pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) dari Menhut, areal PT Adindo seluas 201.821 hektare di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan telah dihuni oleh masyarakat adat Dayak Brusu, Agabaq, dan Tidung.

Jadi, katanya, sesuai SK Menhut No.88/Kpts-II/1996, jika dalam areal HPHTI ditemukan tanah milik masyarakat, perkampungan, tegalan (sungai), persawahan, situs-situs, maka lokasi tersebut tidak termasuk dalam areal HPHTI dan harus dikeluarkan dari areal HPHTI.

"Pihak PT Adindo tidak pernah melaksanakan ketentuan tersebut, sebaliknya areal tanah yang secara turun-temurun dikuasai masyarakat serta lahan pertanian dan persawahan, diratakan secara paksa dengan alat berat tanpa ganti rugi," kata Mochtar Basry.

Selain itu, ia juga menyesalkan tindakan PT Adindo yang menggunakan aparat kepolisian untuk mengamankan kegiatan penggusuran yang kerap dilakukan pada malam hari sehingga masyarakat setempat tidak dapat menghalang-halangi kegiatan penggusuran tersebut.

Oleh karena itu, dalam suratnya kepada Presiden, Dewan Adat Dayak Tidung meminta PT Adindo membayar ganti rugi terhadap seluruh areal tanah pertanian dan perkebunan, goa-goa sarang burung, serta makam dan situs bersejarah yang telah digusur..

Dewan Adat Dayak Tidung juga meminta agar PT Adindo mengosongkan dan menyerahkan kembali areal tersebut kepada masyarakat setempat.

Selain kepada Presiden, Dewan Adat Dayak Tidung juga menyampaikan surat yang sama kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang intinya meminta KPK untuk mengusut adanya dugaan penggunaan adana reboisasi oleh PT Adindo Hutani Lestari untuk mendanai proyek penanaman Pohon Akasia di Kaltim tersebut. (*)

Sumber: Antara, Sabtu, 15 Desember 2007

Kasus Korupsi Bupati Kutai Timur Terus Diusut

Kejaksaan Agung meningkatkan pengusutan kasus dugaan korupsi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang melibatkan Bupati setempat, Awang Faroek Ishak, ke tingkat penyidikan.

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kemas Yahya Rahman di Jakarta, Kamis (29/11), menegaskan kasus tersebut kini telah ditangani bidang Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Agung.

Atas sepengetahuan Jaksa Agung, saya minta kasus Bupati Kutai Timur supaya diserahkan ke bidang Pidsus untuk kita lakukan penyidikan secara tuntas, kata Kemas. Pihaknya juga telah menugaskan Direktur Penyidikan pada Jampidsus untuk mengambil alih kasus tersebut. Sebelum ditingkatkan ke penyidikan, kasus yang mendapat perhatian di Kalimantan Timur itu diselidiki oleh Jaksa Agung Muda Intelejen (Jamintel).

Jampidsus juga sudah berkonsultasi dengan Jamintel tentang pengalihan dan peningkatan status kasus tersebut. Saya sudah hubungi Jamintel untuk menyerahkan kasus tersebut kepada Pidsus untuk penyidikan lebih lanjut, kata Kemas.

Sebelumnya, desakan pengusutan kasus itu terus bergulir. Salah satu desakan datang dari kelompok yang menamakan diri Somasi Indonesia. Kelompok itu (28/11) menggelar aksi unjuk rasa di Kejaksaan Agung mendesak pengusutan dugaan korupsi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur tersebut.

Menurut mereka, kasus itu sudah terlalu lama mandeg dan tidak ditindaklanjuti kejaksaan. Massa menilai kasus tersebut telah merugikan negara sekira Rp275 miliar. Selain itu, peserta aksi juga menginginkan pengusutan dugaan korupsi dana kas setempat yang mencapai Rp100 miliar, dan korupsi dana APBD Rp9 miliar.(Ant/OL-2)

Sumber : http://www.koranindonesia.com Kamis, 29 November 2007

Buen Festival untuk Menghidupkan Budaya Kegotong Royongan

Penajam, Kaltim - Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mustaqim MZ sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada masyarakat Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, yang akan menggelar Buen Festival 7-9 Oktober mendatang.

Festival ini akan menghidupkan lagi kegotong royongan di masyarakat.

Mustaqim menjelaskan, Buen Festival ini merupakan salah satu bentuk kreativitas bagi para pencinta seni dan budaya khususnya yang berada di Desa Bangun Mulya.

Apalagi dalam kegiatan ini selain akan menampilkan seni dan budaya juga ada kuliner dan pameran produk UMKM.

Ia mencontohkan kegiatan yang pernah di gelar di Kota Malang, Jawa Timur. Kegiatan yang digagas Jaringan Kampung Nusantara (Japung) tersebut betul-betul melibatkan masyarakat, dan budaya gotong royong di masyarakat kembali hidup.

Hal ini terjadi karena mulai pembuatan stand dilakukan secara bersama-sama masyarakat. Bukan hanya itu, kegiatan ini tidak digelar di gedung mewah namun hanya di kampong-kampung yang ada di kota tersebut.

“Jadi kampung itu betul-betul digunakan, karena lahan kosong dipakai untuk tempat stand pameran maupun panggung hiburan. Padahal itu kampung namun para pengujung banyak sekali,” katanya.

Dengan demikian, Mustaqim berharap hal seperti itu juga akan terlaksana pada saat Buen Festival nantinya.

Menurutnya, selain menghidupkan kembali budaya gotong royong, festival seperti ini juga menghilangkan berbedaan baik budaya maupun agama sampai ras.

Karena mereka yang bergabung dalam Buen Festival nanti tidak lagi memandang perbedaan, namun mereka menyatuh dalam satu tujuan yaitu mengembangkan seni dan budaya lokal.

“Nanti kegiatan ini juga jelas akan berdampak secara ekonomi kepada masyarakat, karena banyak masyarakat yang akan datang berkunjung,” ucapnya.

Bahkan ia berharap dalam pelaksanaan Buen Festival nantinya juga dilakukan evaluasi agar pelaksanaan berikutnya akan lebih sempurna lagi.

Bukan hanya itu, juga berharap agar pelaksanaan Buen Festival bisa menjadi agenda tahunan, apalagi kegiatan ini digagas masyarakat termasuk dalam hal pendanaan juga dari masyarakat.

Melihat Eksotisme Adat Kwangkay di Kutai Barat

Kubar, Kaltim - Ada yang ramai di Kampung Pentat, Kecamatan Jempang, Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur (Kaltim) pada pekan lalu. Ya di kampung tersebut, tengah berlangsung acara adat Kwangkay.

Acara adat ini merupakan ritual untuk menghargai keluarga atau leluhur yang telah meninggal dunia. Pada praktiknya, adat Kwangkay menjadi sarana warga setempat untuk membalas budi kepada para leluhur dan keluarga yang telah tiada.

"Kita sedang melaksanakan acara adat Kwangkay. Acara adat ini bertujuan untuk memberi makan kepada orang yang sudah meninggal dengan tujuan untuk membalas budi kepada orang tersebut," kata Tanco, selaku panitia acara adat Kwangkay.

Bentuk acara dari Kwangkay antara lain tari di antara hewan, saung ayam, melepas kerbau. Pada malam hari, seluruh warga adat di Kampung Pentat makan daging kerbau bersama-sama.

"Acaranya menari di sekeliling babi, saung ayam, menari berkeliling kerbau, melepas kerbau lalu nanti malamnya makan kerbau," sahut Tanco, yang juga berprofesi sebagai pengukir patung tersebut.

Acara Kwangkay dilaksanakan selama 49 hari. Adat ini yang pelaksananya adalah 1, 2 atau lebih dari 2 keluarga. Setiap keluarga memberikan balas budi terhadap leluhur atau sanak keluarga yang telah tiada.

"Acaranya berlangsung selama 7 hari 7 minggu. Untuk acara ini, biayanya besar bisa mencapai Rp100 juta. Jadi jika keluarga yang mampu akan melaksanakan sendiri. Jika tidak, maka bisa bergabung dengan keluarga lainnya," ujar Tanco.

Exotica Borneo Kutai Timur Pukau Pengunjung Festival Kemilau Kaltim

Samarinda, Kaltim - Puluhan penari asal tiga Kecamatan di Kutai Timur (Kutim), memukau pengunjung Festival Kemilau Seni Budaya Kalimantan Timur (Kaltim) yang dihelat di Komplek Samarinda Convention Hall, Samarinda, Sabtu, 24 September 2016.

Mereka adalah penari binaan Lembaga Pembinaan Kebudayaan Daerah Kabupaten Kutai Timur (LPKDKKT) dari Desa Long Pejeng, Kecamatan Busang, Miau Baru, Kecamatan Konmbeng serta Long Noran dan Desa Juk Ayak dari Kecamatan Telen.

Ketua LPKDKKT Halidin Katung saat ditemui menjelaskan, keikutsertaan Kutim di ajang tahunan ini tak lain untuk memperkenalkan kekayaan budaya Kutim di tingkat regional.

Diiringi Sanggar Tari Buga Noran asal Kecamatan Telen. Sebanyak 30 personil dilibatkan pada kegiatan tersebut. Mulai dari penari, pemusik, pendamping yang mengatur kostum dan sound system serta penata rias.

Mereka menampilkan, sejumlah tarian dalam paweai budaya dan mengikuti lomba tari kreasi daerah pedalaman dan pameran expo pariwisata.

Salah satu tarian khas yang ditampilkan adalah “Exotica Borneo” dan tari “Bangen O Masau” atau tari untuk pesta panen raya.

“Momen ini sekaligus sebagai ajang promosi. Sebab didalam dan luar negeri even seperti ini kerap diikuti. Tujuannya adalah memperkenalkan dan mempromosikan budaya lokal. Salah satunya tarian khas suku dayak yang ada Kutim,” jelas Halid sapaan akrab Halidin Katung didampingi Sekretaris LPKDKKT Heldi Frianda

Selain promosi kekayaan budaya Kutim, target Festival Kemilau adalah mengangkat keluhuran nilai budaya yang berwujud dalam kesenian khas tradisional dari sejumlah Kecamatan di Kutai Timur.

Menurut Halid, dengan mengikuti berbagai even seni budaya, upaya melestarikan budaya sebagai bagian dari nilai kearifan lokal akan terus terjaga.

“Ini juga bagian dari mempertahankan tradisi. Kalau bukan kita sapa lagi?,” kata Halid, yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur.

Meriah, Festival Erau Resmi Dibuka

Kukar, Kaltim - Stadion Rondong Demang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Minggu siang, 20 Agustus 2016 tampak padat dipenuhi pengunjung. Mereka menantikan pembakaran brong (obor) sebagai tanda dibukanya Erau International Folklore and Art.

Tak hanya penduduk serta wisatawan lokal dan mancanegara, pembukaan kegiatan budaya bertaraf internasional ini juga dihadiri sejumlah pejabat. Ada Direktur Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Profesor Endang Caturwati, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, sejumlah duta besar negara sahabat, hingga raja dan sultan dari berbagai kerajaan di Indonesia.

Prosesi pembukaan festival diawali dengan pertunjukan tarian tradisional dari sembilan negara peserta yakni Estonia, Polandia, Rumania, Bulgaria, Lithuania, Kanada, Rusia, Amerika Serikat, dan Taiwan. Tarian tradisional Kutai Kartanegara juga tampil menghibur rakyat.

Sebelum seremoni menyalakan brong, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martaadipura melaksakan kegiatan mendirikan Tiang Ayu sebagai tanda dimulainya rangkaian kegiatan Festival Erau.

Rita Widyasari mengatakan festival Erau kali ini merupakan yang keempat kalinya dilakukan bersamaan dengan kegiatan International Folklore and Art Festival. "Ini menandakan gairah untuk menghidupkan kesenian tradisional sangat tinggi," katanya.

Menurut Rita, Festival Erau kali ini cukup meriah dengan hadirnya sembilan negara yang mengirimkan 218 orang delegasi. Jumlah partisipan dari Kutai Kartanegara juga cukup banyak, bahkan meningkat dua kali lipat.

Kegiatan yang dilaksanakan hingga 28 Agustus 2016 ini juga dimeriahkan grup kesenian dari berbagai kabupaten di Indonesia. Termasuk Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Buton.

Rita menambahkan, kegiatan yang melibatkan rakyat banyak tetap mendominasi acara. Salah satu yang dinanti adalah acara makan bersama yang dapat dihadiri seluruh rakyat maupun wisatawan di Kutai Kartanegara.

Makan bersama ini dilakukan di area sepanjang 1 kilometer dan merupakan kegiatan adat yang sudah dilakukan sejak berabad silam. Dulu, ketika berkunjung ke daerah, konon Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sering melakukan aktivitas tersebut. "Duduk sejajar, makan bersama. Artinya, sebagai raja maupun pejabat daerah, harus mau untuk duduk sejajar dengan rakyat, melayani rakyat, dan mencintai rakyat," ujar Rita menuturkan.

Lokasi penyelenggaraan festival dipusatkan di tepian Sungai Mahakam, tepatnya di Jalan K.H. Ahmad Muksin. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain, kirab budaya, lomba perahu tradisional gubang lunas, berbagai olahraga tradisional, festival seni tradisi Kutai, pertunjukan dari berbagai negera peserta, festival kuliner, hingga upacara adat Dayak Kenyah di Pulau Kumala. Prosesi kegiatan diakhiri dengan acara Mengulur Naga dan merebahkan Tiang Ayu di Ketaron Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Besok Kirab Budaya, Lusa Pembukaan Erau

Tenggarong, Kaltim - Sabtu (20/8) besok, Kirab Budaya mengawali Erau Adat Kutai dan Internasional Folk Arts Festival (EIFAF) akan digelar, dimulai dari halaman sekretariat Gerbang Raja Timbau dan finish di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

”Kirab Budaya ini akan diikuti sanggar seni dan paguyuban yang ada di Kukar, serta delegasi kesenian mancanegara yang berpartisipasi memeriahkan EIFAF tahun ini,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Sri Wahyuni, Kamis (18/8).

Kemudian pada Minggu (21/8) pukul 10.30 Wita akan dilaksanakan seremonial pembukaan EIFAF 2016, di Stadion Rondong Demang Tenggarong. Pada pembukaan EIFAF, ini akan dimeriahkan dengan parade peserta EIFAF, tarian keraton, live musik tradisional, dan tarian massal.

Sebelum seremoni pembukaan EIFAF, di hari yang sama sekira pukul 09.00 Wita, akan dilaksanakan prosesi adat Mendirikan Ayu tanda dimulainya Erau oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Keraton atau Museum Mulawarman, Tenggarong.

Sedangkan pembukaan Expo EIFAF 2016 akan dilaksanakan pukul 13.30 Wita, di Kompleks Olahraga Aji Imbut, Tenggarong Seberang.

Pada pelaksanaan EIFAF kali ini, pengunjung bisa menyaksikan kegiatan sakral oleh kesultanan di Keraton atau Museum Mulawarman, sebagai rangkaian acara inti pelaksanaan Erau.

Selain itu, banyak kegiatan unik dan menarik lainnya, di antaranya festival seni tradisi Kutai, upacara adat pedalaman dan orkestra mini tradisional, green Tenggarong, dan lomba foto, dan Beseprah.

Kemudian ada lomba permainan tradisional dan lomba perahu naga serta lomba pacu perahu motor (ces), serta kegiatan Erau expo dan bazar rakyat.

EIFAF juga dimeriahkan 72 kesenian lokal. Mereka akan tampil bergantian tiap hari dengan tim kesenian dari sembilan negara yang ikut memeriahkan EIFAF, dan beberapa kesenian dari kabupaten/kota di Kaltim lainnya.

“Even-even tersebut tentunya sangat menarik untuk disaksikan,” ungkap Sri.

Dispora Kukar Gelar Lomba Olahraga Tradisional

Tenggarong, Kaltim - Guna menyemarakan pesta adat Erau Internasional Folklore and Art Festival (EIFAF) 2016, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara berencana akan menggelar sejumlah olahraga tradisional.

Seperti lomba dangongan, enggrang, gasing, menyumpit, hadang, logo, kelom panjang, behempas rotan dan behempas bantal, serta lomba gubang dan perahu naga.

Tajuddin mengatakan, lomba ini sebagai wujud pemerintah untuk pelestarian dan mempertahankan budaya Kutai yang semakin terkikis oleh perkembangan zaman. “Ini bukti Pemkab Kukar melestarikan budaya asli Kutai,” ujarnya.

Perlombaan ini sendiri akan dimulai sejak tanggal 21-27 Agustus 2016. Panitia bahkan telah menentukan tiga titik perlombaan olahraga tradisional ini, seperti di sungai Mahakam, depan kantor Telkom Tenggarong, dan Lapangan Pemuda.

“Kalau di sungai Mahakam, lokasi persisnya di depan pesantren KKPP Tenggarong,” ujarnya.

Tajuddin berharap partisipasi seluruh kecamatan di Kukar agar turut serta mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti lomba tradisional ini. “Kami harap masing-masing kecamatan ikut memeriahkan lomba olahraga tradisional ini.” harapnya.

Wabup: Terus Lestarikan Seni Budaya

Ujoh Bilang, Kaltim - Pergelaran seni budaya suku Dayak Kenyah Lepoq Jalan, memiliki makna penting dan strategis dalam upaya menjaga, melestarikan, dan sekaligus mewariskan seni budaya kepada generasi penerus.

Sehubungan hal itu, Wakil Bupati (Wabup) Mahulu Y Juan Jenau mengharapkan pergelaran seni budaya dapat dijadikan momentum terbaik untuk pembinaan seni budaya dan sarana hiburan.

“Semoga kegiatan ini juga dapat menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap seni budaya daerah,” kata Juan Jenau pada pembukaan Pergelaran Seni Budaya Dayak Kenyah Sub Lepoq Jalan, di Kampung Datah Bilang, Rabu (27/7). Kegiatan itu dihadiri Ketua DPRD Novita Bulan dan sejumlah pejabat lingkup Pemkab Mahulu.

Acara tersebut berlangsung meriah, dengan suguhan beragam karya seni. Selanjutnya dilakukan pendirian patung Belawing (Pedenga Belawing) di halaman Balai Adat Datah Bilang. Hal ini bertujuan melestarikan dan memberikan apresiasi kepada masyarakat, juga menjadi media untuk menggugah generasi muda mau menggali, mengenali, dan memahami nilai-nilai budaya yang ada di Mahulu.

”Saya atas nama pemerintah, berterima kasih terhadap penyambutan oleh masyarakat Kampung Datah Bilang yang begitu meriah. Hal ini akan selalu diingat sepanjang masa. Kegiatan pergelaran ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan pada era globalisasi” ungkap Juan.

Eksistensi kesenian tradisional, menurut Wabup Mahulu, perlu dipacu, diberi ruang, dan terus dipromosikan untuk meredam berbagai tantangan, tekanan maupun pengaruh negatif budaya asing yang berpotensi mengikis budaya asli Mahulu.

“Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam adat istiadat dan kebudayaan dari Sabang sampai Merauke. Salah satunya budaya Dayak Kenyah. Warisan nenek moyang ini jangan sampai pudar termakan waktu, dan tenggelam oleh kemajuan teknologi,” harapnya

Sedangkan Ketua Panitia Pergelaran Seni Kenoq Tawai Ubang Hardianto mengatakan, kegiatan ini diharapkan bisa dilaksanakan setiap tahun untuk meningkatkan seni dan budaya di Kaltim dan juga Kaltara.

”Dengan keberadaan suku Dayak Kenyah di daerah yang dekat dengan ibu kota, diharapkan pengembangan budaya pun mendapat perhatian pemerintah seperti halnya pendidikan dan kesehatan,” paparnya.

Promosikan Budaya, Yayasan Gubang Kutai Kartanegara Tampilkan Tarian

Kutai Kartanegara, Kaltim – Demi mempromosikan budaya Kutai, Yayasan Gubang Kutai Kartanegara mengadakan hiburan masyarakat bagi masyarakat Tenggarong berupa pagelaran tari dan musik seni bertajuk “Bila Kita”.

Acara ini rencananya akan digelar pada Sabtu (14/5) mendatang di Ladaya, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Bersama Gubang Art Community, olah musik gubang, dan Gubang Kids Community akan memeriahkan acara tersebut.

“Dengan adanya panggung seni semacam ini, diharapkan dapat memotivasi kaum muda untuk dapat melestarikan tradisi dan mengangkat budaya Kutai,” ungkap Ketua Yayasan Gubang, Heriansa.

Dia juga menjelaskan, pagelaram tari dan musik ini dapat menjadi inspirasi kaum muda untuk lebih berkarya, dan peduli akan tradisi daerah.

Tarian yang akan ditampilakan dalam acara tersebut anatara lain, Jepen Melayu khas Kutai murni yang diiringi musik, penampilan tarian tersebut digadang-gadang akan menjadi tampilan berbeda dari biasanya.

Lom Plai Jadi Warisan Budaya Kutim

Sangatta, Kaltim - Setelah mendapat pengakuan resmi sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pesta adat Lom Plai semakin dikenal. Tak hanya diminati wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara.

Oleh karena itu, untuk semakin menyemarakkan kegiatan yang dipusatkan di Desa Nehas Liah Bing tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim menggelar lomba tari tradisional pedalaman tingkat pelajar.

Kadisdikbud Iman Hidayat mengatakan, kegiatan lomba yang digelar pada 14–17 April tersebut, hanya dikhususkan tiga kecamatan, yakni Muara Wahau, Kongbeng, dan Telen. Sebab, ketiga wilayah itu memiliki potensi bakat seni tari khas pedalaman yang identik pesta adat Lom Plai.

"Untuk daerah lain sebenarnya juga ada. Namun, karena lomba ini baru pertama kali diadakan, sehingga difokuskan tiga wilayah itu dulu,” sebut Iman.

Dia pun berharap, lomba tersebut dapat menjadi wadah generasi muda untuk mengembangkan kreativitas. Selain itu, menumbuhkan semangat kecintaan terhadap seni tari tradisional khas Kutim. "Minat anak-anak di tiga daerah itu cukup tinggi. Makanya, kami terpanggil untuk membuatkan wadah bagi mereka dalam menyalurkan kemampuannya melalui seni tari," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Tradisi Perfilaman dan Kesenian Bidang PNFI Ilham mengatakan, kriteria penilaian lomba dibagi enam aspek. Di antaranya, dari segi wiraga atau kemampuan gerak, wirasa atau penghayatan, wirana atau ketepatan gerak, harmonisasi, keserasian tata busana dan rias, serta pola lantai kelompok.

"Untuk juri, sudah disiapkan yang memang berkompeten, yakni Pingkan O Podung yang merupakan duta wisata Kutim, serta Budi Andi Budiman dan Haswandi yang merupakan staf pariwisata sekaligus praktisi seni di Kutim," jelasnya.

Sedangkan para pemenang, lanjut dia, akan diambil masing-masing tiga kelompok dari empat kategori. Antara lain, kategori SD, SMP, SMA sederajat, dan kategori umum. Selain mendapat sertifikat dan piala, setiap pemenang juga mendapat hadiah uang pembinaan. Nilainya berkisar Rp 750 ribu hingga Rp 2,5 juta.

-

Arsip Blog

Recent Posts