Tampilkan postingan dengan label Kediri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kediri. Tampilkan semua postingan

Kejaksaan Sita Harta Bekas Ketua Dewan Kabupaten Kediri

Kediri—Kejaksaan Negeri Kediri, Jawa Timur, menyita harta Zaenal Mustofa, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri periode 1999-2004. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini menjadi tersangka tunggal korupsi anggaran daerah senilai Rp 4,5 miliar. Saat ini Zaenal tercatat sebagai anggota Fraksi PKB di DPRD Kabupaten Kediri.

“Penyitaan dilakukan secara bertahap setelah ada surat penetapan penyitaan dari pengadilan,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri Edy Rakamto di Kediri kemarin. Berdasarkan hasil investigasi yang dipimpin Kepala Seksi Pidana Khusus Sugeng Eko Widodo, tersangka memiliki 20 bidang tanah di tujuh desa di Kediri.

Edy mengatakan penyitaan aset ini untuk menghindari penghilangan bukti korupsi melalui pengalihan kepemilikan atau penjualan kepada orang lain. Semua aset yang disita akan dilelang dan hasilnya digunakan untuk membayar kerugian negara akibat perbuatan tersangka.

Menurut Edy, surat penetapan penyitaan sudah ditandatangani Ketua Pengadilan Negeri Kediri Suharto, yang terdiri atas aset tidak bergerak dan aset bergerak. Aset tidak bergerak berupa 20 bidang lahan. Sedangkan aset bergerak antara lain satu unit Toyota Kijang, satu unit sepeda motor merek Kymco, dan satu unit sepeda motor Kawasaki Ninja.

Sementara itu, menurut Eko, dalam pemeriksaan pada April lalu, Zaenal mengaku hanya memiliki satu unit sepeda motor merek Vespa dan satu mobil Suzuki Carry. Tapi pengakuan tersebut tidak diterima tim penyidik, yang akhirnya melakukan investigasi.

Terkait dengan kasus itu, kejaksaan juga menyita sejumlah dokumen dan memeriksa 26 anggota DPRD Kabupaten Kediri periode 1999-2004. Kejaksaan juga memeriksa Kepala Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Kediri Joko Susilo. Dokumen yang disita adalah laporan penggunaan anggaran Dewan periode 1999-2004.

Menanggapi penyitaan ini, kuasa hukum Zaenal Mustofa, Eko Budiono, menyatakan kejaksaan berlaku tidak adil terhadap kliennya. Pasalnya, hingga kini anggota Dewan yang lainnya tidak ada yang diperiksa terkait dengan dugaan korupsi ini. "Seharusnya semua anggota Dewan diperiksa juga, bukan hanya klien saya," kata Eko.

Sementara itu, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menduga ada penyelewengan alokasi dana bagi 177 desa senilai Rp 3 miliar. Menurut Direktur Lembaga Kajian, Syamsul Watoni, dana alokasi yang dianggarkan tahun ini Rp 22 miliar, tapi yang diberikan kepada desa hanya Rp 19 miliar.

Temuan selisih anggaran Rp 3 miliar itu ditanggapi Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi Agus Nirbito. Menurut dia, memang ada selisih antara dana yang dianggarkan dan yang didistribusikan untuk 177 desa. Tapi selisih dana Rp 3 miliar itu digunakan untuk biaya operasional, pendampingan program, administrasi, dan kemudahan pembayaran pajak.

Alokasi dana desa ini untuk meningkatkan pelayanan masyarakat desa dan sumber daya lembaga masyarakat serta memperbaiki prasarana dan sarana desa. Dana diberikan dalam empat tahap. Besar dana yang diberikan untuk setiap desa berbeda karena bergantung pada kondisi desa masing-masing. dwidjo u maksum | dini mawuntyas


Sumber: Koran Tempo, Senin, 27 Agustus 2007

40 Wisatawan Manca Negara Kagum Seni Budaya Kediri

Kediri, Jatim - Kenalkan keanekaragaman budaya Kota Kediri di kancah Nasional serta Internasional, sedikitnya 40 wisatawan dari 10 negara asing yang tergabung dalam South East Asian Art History and Conservation, berkunjung dan melihat secara langsung Budaya, Kesenian dan Peninggalan sejarah yang ada di Museum Airlangga yang terletak dikawasan Gua Selomangleng, Kota Kediri, (28/7/16).

Dari kesepuluh negara yang kali ini berkunjung ke Kota Kediri diantaranya berasal dari Amerika Serikat, Belanda, Singapura, Kamboja, Tailand, Malaysia, Inggris, Prancis, Vietnam dan India, yang tergabung dalam South East Asian Art History and Conservation.

Terlihat antusiasme mereka yang sangat tinggi saat mengunjungi kawasan wisata Goa Selomangleng. Puluhan wisatawan langsung melihat benda benda peninggalan purbakala yang ada di museum airlangga, karena di tempat tersebut memiliki sisi budaya, dan nilai sejarah yang sangat tinggi didalamnya.

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyampaikan terima kasih atas kunjungannya ke Kota Tahu tersebut. Mas Abu berharap mudah mudahan kedepannya bisa berkolaborasi dengan turis untuk bersama menjaga warisan budaya dan sejarah yang ada di Kota Kediri agar dapat dinikmati oleh anak cucu nantinya.

“Kita tunjukkan bahwa orang-orang dari negara lain datang kesini untuk melestarikan budaya kita yang sangat bagus. Dan harapan saya, rekan-rekan muda di Kota Kediri juga bisa mempelajari apa yang telah kita miliki di Kota Kediri baik berupa benda ataupun non-benda serta budayanya juga”, ungkap Mas Abu.

Emma Stean salah satu peserta tour dari Kota New York Amerika Serikat merasa senang den beruntung bisa mengikuti liburan budaya yang digelar oleh Ubaya. Menurut Emma di Jawa Timur, tepatnya di Kediri lokasinya sangat indah dan menyimpan banyak sejarah dan arkeologi di dalamnya.

“Kediri is beautiful place, many important archeology in here. Im so lucky can visit this place,” ujar Emma Stean.

Dalam acara kunjungan ini dimanfaatkan oleh para turis untuk melihat koleksi peninggalan sejarah yang ada di Museum Airlangga dan pameran budaya yang diadakan oleh Disbudparpora Kota Kediri di kawasan wisata Goa Selomangleng. Dan yang tidak kalah menarik beberapa turis yang berkunjung juga menyempatkan belajar menari, tarian Srampat ( salah satu tarian tayub jawatimuran ) bersama Deky Susanto salah satu pelaku seni di kota kediri.

Nur Muhyar selaku Kadisbudparpora Kota Kediri ketika ditemui ditempat yang sama mengatakan kegiatan ini adalah salah satu kewajiban pemerintah untuk mengenalkan dan menggali budaya daerah khususnya kediri masa lalu seperti apa.

“Oleh karena itu tamu asing kita ajak kesini agar lebih mengenal situs Goa selomangleng. Selain itu kegiatan ini merupakan stimulus dari kita untuk bisa lebih menggali dan menggali lagi tentang Selomangleng dan Kota Kediri pada khususnya," ujarnya.

Dua PNS Dinas Pendidikan Kediri Terjaring Razia Mesum

KEDIRI - Petugas Satpol PP Kota Kediri, Jawa Timur terus menggelar razia penyakit masyarakat di bulan suci Ramadan. Dalam razia kali ini, petugas mengamankan tujuh pasangan bukan suami istri di dalam kamar hotel, dua di antaranya pegawai negeri sipil (PNS) dan perangkat desa.

Dalam razia itu, satu persatu kamar Hotel Kolombo diperiksa oleh petugas Satpol PP. Pemeriksaan ini dalam rangka pemberantasan penyakit masyarakat guna menghormati bulan suci Ramadan.

Seluruh pasangan yang digerebek tengah bermesraan di dalam kamar hotel. Dua orang di antaranya adalah PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri. Mereka kemudian dibawa ke kantor Satpol PP Kota Kediri untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.

Selain itu, petugas juga merazia sejumlah panti pijat yang buka di bulan Ramadan. Izin usaha panti pijat itu pun terancam dicabut oleh petugas. (day)

Seniman mancanegara kolaborasi tarian khas Kota Kediri

Kediri, Jatim - Seniman tari mancanegara, domestik dan lokal Kediri tumplek di Goa Selomangleng, Kota Kediri untuk mengkolaborasikan seni budaya tari kota kediri dengan seni tari modern.

Acara yang digelar oleh Dinas budaya dan pariwisata pemuda dan olah raga ( Disbudparpora) Kota Kediri ingin Lestarikan budaya jawa khususnya tari tarian.

Abdulllah Abu Bakar, Walikota Kediri mengatakan, jika kota ini mempunyai sejarah budaya, situs dan peninggalan sejarah yang cukup banyak. Dan Pemkot Kediri ingin mengajak kaum muda untuk ikut melestarikan budaya setempat agar tetap terjaga.

“Kegiatan seni yang diadakan di Goa selomangleng memang bertujuan melestarikan kesenian dan budaya kediri dengan kolaborasi dengan berbagai tarian mancanegara agar kesenian kita tak tergerus termakan kesenian barat,” kata Mas Abu panggilan akrab Walikota Kediri, Minggu (20/12/2015).

Sementara itu Nur Muchyar, Kepala Disbudparpora Kota Kediri mengatakan pihaknya mendatangkan seniman yang memang berasal dari mancanegara khususnya Australia, Catalunya, Jakarta dan Bandar Lampung. “Mereka seniman yang ingin kolaborasi dengan tarian jawa khususnya dari Kediri,” kata Nurmuchyar.

Nurmuchyar juga menambahkan jika kegiatan yang dilangsungkan di Museum Goa Selomangkleng kota kediri tak hanya tarian saja namun juga sarasehan tentang budaya kota kediri yang mulai digali oleh pemerintah kota kediri yang akan diadakan pada Minggu malam ini.

30 Kelompok Seniman Jaranan Atraksi di Sungai Brantas

Kediri, Jatim - Sebanyak 30 kelompok kesenian jaranan di Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan atraksi di bantaran Sungai Brantas, sebagai salah satu upaya mengenalkan kesenian ini ke masyarakat.

"Kegiatan ini diikuti seluruh seniman jaranan di Kota Kediri. Mereka menampilkan kesenian jaranan yang merupakan kesenian dari Kediri," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan, atraksi ini sengaja dilakukan guna memunculkan ciri khas dari kesenian itu, misalnya tentang gerak, dimana kesenian ini memang ada kemiripan dengan kesenian jaranan dari daerah lain misalnya jaranan jawa.

Nur mengakui, sampai saat ini gerak untuk kesenian jaranan dari Kediri belum dipatenkan, sebab masih mencari formulasi gerakan yang tepat. Selain itu, untuk mematenkan gerak juga harus melakukan serangkaian penelusuran sejarah yang melibatkan beragam pihak seperti arkeolog maupun para pelaku sejarah.

Ia pun juga yakin, kesenian jaranan itu dari Kediri, misalnya tokoh Dewi Songgolangit itu Dewi Kilisuci atau Dewi Sekartaji. Namun pemerintah kota juga terbuka jika daerah lain ingin mengembangkan kesenian tersebut. Saat ini, masalah pematenan tidak menjadi nomor satu, dan yang diutamakan adalah mencari patokan jelas gerakan untuk dikembangkan.

"Kalau soal paten belum final, sebab harus melibatkan arkeologi, sejarah. Ada implikasi kesejarahan yang harus dipertanggungjawabkan nantinya," ujarnya.

Ia juga menegaskan saat ini pemerintah fokus untuk melestarikan sejarah, salah satunya dengan menggelar atraksi kesenian jaranan ini. Seluruh kelompok kesenian jaranan asal Kediri ditampilkan, sehingga mereka bisa menunjukkan kemampuannya.

Mujianto, salah seorang peserta atraksi kesenian jaranan Kota Kediri mengaku sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh pemerintah kota, dengan mewadahi kesenian yang berkembang di daerah, lewat pagelaran ini.

"Ini tidak ada yang menang atau kalah, melainkan semua tampil. Kami mengemasnya dengan beragam tarian," katanya.

Mardi, peserta lainnya juga berharap, kegiatan ini akan rutin diselenggarakan, dan ke depan regenerasi kesenian jaranan akan terus berlangsung. Selain itu, dengan kegiatan ini, merupakan salah satu upaya melestarikan budaya.

"Jaranan itu kesenian dari Kediri. Kami berharap kegiatan ini akan terus dikembangkan," harapnya.

Kegiatan atraksi kesenian jaranan ini digelar selama tiga hari, mulai dari Jumat (6/11) malam di bantaran Sungai Brantas. Seluruh peserta menampilkan kreativitas mereka, dengan durasi waktu maksimal satu jam sekali pentas.

Dalam kegiatan ini, juga dihadiri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kepala Polres Kediri Kota AKBP Bambang W Baiin, serta sejumlah muspida lainnya. Mereka juga sangat menikmati atraksi kesenian ini.

Acara ini menarik minat warga Kota Kediri untuk menonton. Mereka juga memberikan apresisasi yang bagus dengan kegiatan ini. Selain sebagai hiburan, mereka pun juga bisa mengetahui berbagai kelompok kesenian jaranan di Kota Kediri.

"Ternyata di Kediri banyak kelompok kesenian jaranan," kata Nana, salah seorang penonton.

Situs Altar Pemujaan Era Kerajaan Kediri Ditemukan

Kediri, Jatim - Sebuah altar tempat pemujaan era Hindu pada masa Kerajaan Kediri yang terbuat dari struktur batu bata berukuran besar ditemukan di sebuah lahan yang hendak dimanfaatkan untuk kolam ikan di Dusun Sumberjo, Desa Tunglur, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Menurut Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, bangunan tersebut diindikasikan peninggalan era Kerajaan Kediri karena terpendam di dalam tanah dengan kedalaman hampir mirip dengan situs Tondowongso di Desa Tondowongso, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, jarak keduanya kurang lebih 15 kilo meter.

BPCB Trowulan mengaku setelah menerjunkan tim untuk melakukan ekskavasi dengan hasil sementara bangunan tersebut diindikasikan sebagai altar pemujaan era Kerajaan Kediri.

Menurut pemilik lahan, Anik, penemuan bangunan bersejarah itu berawal saat dirinya menggali tanah di kebun miliknya untuk kolam ikan. "Pada saat menggali saya menemukan batu bata merah berukuran besar. Kemudian dilaporkan kepada perangkat desa setempat," katanya kepada merdeka.com.

Laporan penemuan batu bata merah besar itu kemudian ditindaklanjuti oleh BPCB Trowulan dengan menerjunkan tim untuk melakukan ekskavasi. Setelah melalui proses penggalian selama tiga hari akhirnya ditemukan tiga bangunan menara dari struktur batu bata dan dua buah arca dari batu yang kini telah dibawa ke BPCB Trowulan.

Menurut Ketua Tim Ekskavasi Nugroho Harjo Lukito, bangunan semula diperkirakan peti retakan karena mirip menara di Candi Tikus. "Setelah digali ternyata tampak sebuah altar besar yang merupakan bangunan perwara," kata Nugroho.

Ditambahkan Nugroho, bila melihat bangunan tersebut, besar kemungkinan dahulunya di atas ketiga bangunan tersebut diyakini terdapat tiga buah arca dewa.

"Kesimpulan itu diambil karena tim ekskavasi mengetahui jika sebelumnya juga ditemukan sebuah lingga sempurna yang memiliki bagian Siwabaga, Wisnhubaga dan Brahamabaga, dimana masing-masing dewa terletak di atas bangunan menara," ujarnya.

Menurut Nugroho, bangunan tersebut diindikasi sebagai sebuah tempat pemujaan era Kerajaan Kediri. Sebab ketika tim melakukan perbandingan komprehensif dengan temuan situs Tondowongso, kedalaman bangunan serta arsitekturnya hampir sama.

"Akan tetapi tim belum mengetahui apakah altar tersebut diperuntukkan bagi kalangan kerajaan atau masyarakat biasa. Tetapi jika melihat bentuk fisiknya disinyalir untuk masyarakat biasa," tuturnya.

Tim ekskavasi merekomendasikan agar dilakukan penelitian lebih lanjut hingga ditemukan pagar pembatas suci di sekitar bangunan.

"Penelitian tersebut penting mengingat berdasarkan penilaian tim struktur bangunan yang ditemukan tersebut sangat bagus karena utuh dan di Kediri tergolong langka. Selain itu tim juga merekomendasikan juru pelihara dan perawat yang bertugas melindungi bangunan itu dari kerusakan dan teruruk karena posisinya berada di dalam," tuturnya.

Sementara itu lahan kebun yang hendak dimanfaatkan untuk kolam ikan tersebut, menurut Anik, istri dari Romli pemilik lahan, kini menjadi ramai dikunjungi masyarakat.

"Alhamdulillah jadi ramai sekarang. Saya juga berharap Pemkab Kediri bisa mengganti lahan ini dengan lahan yang lain. Dan kedua Alhamdulillah BPCB juga telah menunjuk anak saya sebagai juru pelihara dan diusulkan untuk mendapatkan gaji," ujarnya.

1.000 tumpeng meriahkan Festival Kelud

Kediri, Jatim - Sebanyak 1.000 tumpeng bekal memeriahkan kegiatan festival kelud yang diselenggarakan di areal gunung api setinggi 1.731 mdpl, Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"1.000 tumpeng ini sebagai ucapan syukur atas rejeki yang diberikan selama ini. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai selamatan," kata panitia acara itu, Suprapto di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan, kegiatan festival itu akan diselenggarakan pada Minggu (2/11) di areal Gunung Kelud. Namun, kegiatan itu tidak akan diselenggarakan di puncak, melainkan di "rest area" II yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari puncak gunung.

Suprapto mengatakan, berbagai persiapan sudah dilakukan menyambut acara ini. Seluruh warga desa juga akan dilibatkan, termasuk mengundang sejumlah komunitas untuk berdoa.

Untuk tumpeng, nantinya akan diarak. Peserta yang bertugas membawa tumpeng akan berjalan beriring-iringan, menuju ke lokasi "rest area". Selain tumpeng besar, juga akan banyak tumpeng dengan ukuran kecil, yang lengkap dengan nasi dan lauknya.

Selain kegiatan 1.000 tumpeng, dalam acara itu nantinya juga akan ada festival budaya serta atraksi kesenian. Semua juga akan dipusatkan di "rest area" II.

Sementara itu, saat ini Gunung Kelud yang pernah erupsi pada Februari 2014 itu, statusnya juga sudah kembali ke status awal, Aktif Normal. Pengunjung bisa datang ke lokasi gunung, melihat langsung kondisi terkini gunung api aktif tersebut.

Bahkan, saat ini, banyak pohon yang sebelumnya mati ataupun meranggas akibat terjangan material vulkanik, sudah mulai bersemi. Jalur ke gunung yang semula tertutup material vulkanik juga sudah dibersihkan, sehingga bisa dengan mudah dilewati kendaraan.

Namun, Kepala Pusat Vulkanologi Bencana Mitigasi (PVMB) Bandung Hendrasto tetap merekomendasikan agar pemerintah daerah segera mengeruk dan membersihkan pasir yang menutupi jalur air (inlet) di kawasan puncak gunung, yang tertutup akibat erupsi Februari 2014.

Pihaknya tidak melarang jika ada pengunjung yang ingin berkunjung ke kawasan Gunung Kelud.

"Kami rekomendasikan segera bersihkan inlet yang sekarang masih tertimbun, sebab bisa menjadi ancaman baru," ucapnya.

Ia mengatakan, kondisi Gunung Kelud saat ini berubah ke bentuk semula, ada kawahnya. Di kawah itu nanti akan terisi air. Kondisi bisa jadi membahayakan, jika sampai sekarang inlet di kawasan puncak tidak secepatnya dibersihkan dari tumpukan material sisa erupsi Gunung Kelud.

Pihaknya merekomendasikan pembersihan itu secepatnya dilakukan. Terlebih lagi, saat ini sudah akhir Oktober 2014, dan musim hujan segera turun. Dikhawatirkan, jika tidak secepatnya dibersihkan, bisa berdampak buruk.

Selain merekomendasikan membersihkan material vulkanik di inlet, Hendrasto juga merekomendasikan agar jalur menuju kawasan gunung itu juga dibersihkan, serta dilakukan perbaikan, terutama diberi pembatas.

Para pengunjung bisa dipastikan merasa penasaran kondisi gunung itu pascaerupsi, sehingga pemerintah daerah juga harus memperbaiki pembatas yang rusak akibat erupsi. Hal itu dilakukan, agar mereka tidak tergelincir dan terluka, mengingat material banyak terdiri dari pasir.

Puluhan Seniman Mancanegara Berkolaborasi di Kediri

Kediri, Jatim - Pertunjukan seni keliling Art Island Festival yang diikuti oleh beberapa seniman mancanegara akan berlangsung di Kota Kediri, Jawa Timur pada 25-26 Agustus 2014. Para seniman itu akan berkolaborasi dengan seniman lokal.

Sedikitnya ada 28 seniman yang berasal dari Australia, Belanda, Kaledonia Baru, India, Malaysia, serta Selandia Baru itu bergabung dengan delapan seniman lokal dalam kegiatan tersebut. Mereka akan membawakan Seni Tari, Seni Musik, Teater, Seni Instalasi dan tampilan lainnya.

Mereka akan menunjukkan kebolehannya di kampus Universitas PGRI Kediri pada 25 Agustus pukul 14.30-17.30 Wib dan puncak acara di Balai Kota Kediri pada 26 Agustus pukul 20.00 Wib.

Selain aksi, mereka juga dijadwalkan akan menggelar diskusi seni untuk berbagi pengalaman sekaligus inseminasi berkesenian dengan para pelajar maupun pegiat seni. Kegiatan itu juga dimeriahkan pemutaran film pendek.

Tahun ini merupakan tahun ke lima sekaligus ulang tahun pertunjukan seni keliling internasional itu. Para seniman dari berbagai latar belakang seni itu akan berkolaborasi dengan seniman dari beberapa daerah di Tanah Air yang selama ini menjadi lumbung seni di Indonesia.

Art Island Festival sudah berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia. Selain di Kediri, event tahunan itu juga berlangsung di Klungkung Bali, serta Kota Batu di Jawa Timur. Semakin banyak tempat yang dikunjungi inilah yang kemudian menjadi tema pertunjukan tahun ini, yaitu Mapping Indonesia.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya kita adakan di wilayah Kabupaten Kediri, kali ini kita eksplor di wilayah Kota Kediri. Memetakan tempat-tempat di Kediri," kata Iwan, Koordinator Art Island Festival wilayah Kediri pada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Tari Kolosal 1.000 Barongan Akan Tutup Pekan Budaya di Kediri

Kediri, Jatim - Beberapa ikon pariwisata Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akan dipamerkan dalam hajatan Pekan Budaya 2014 yang berlangsung di kawasan Simpang Lima Gumul, 10-17 Agustus 2014.

Selain sektor pariwisata, hajatan dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kediri itu juga akan diikuti oleh berbagai pelaku ekonomi kreatif yang ada di Kediri dan daerah sekitarnya. Sebanyak 68 pelaku pariwisata maupun ekonomi kreatif akan berpartisipasi.

Pembukaan pekan budaya akan diisi dengan parade budaya dan pawai mobil hias yang berlangsung pada Minggu 10 Agustus. Salah satu agendanya adalah Tari Kilisuci Mangesti dan fragmen Tari Panji Sangrama Wijaya Tungga Dewi.

Pada sela-sela pameran, juga akan digelar pentas kesenian dan pentas kreativitas dari para seniman maupun pegiat kebudayaan. Pameran ini akan ditutup dengan Tari Kolosal 1.000 Barongan pada Sabtu, 16 Agustus.

Selain itu, pekan budaya itu juga akan diikuti oleh kontingen dari berbagai kota, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Kota Probolinggo, Kabupaten Jembrana, Duta Kesenian Kota Surabaya, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, serta Kabupaten Tulungagung.

"Salah satu output-nya adalah untuk merehabilitasi psikologis pariwisata Kabupaten Kediri pasca-erupsi Gunung Kelud kemarin," kata Joko Suswono, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Jumat (8/8/2014).

HUT Kota Kediri Gelar Kegiatan Parade Budaya

Kediri, Jatim - Dalam rangka HUT Kota Kediri ke 1.135, Pemkot Kediri menggelar parade budaya Nusantara. Kegiatan ini berangkat dari depan Stadion Brawijaya dan finish di Balaikota Kediri, Kamis (7/8/2014) pukul 13.00 WIB.

Parade budaya Nusantara ini diikuti peserta dari seluruh kelurahan dan sekolahan serta kelompok kesenian yang ada di Kota Kediri. Sedangkan peserta tamu dimeriahkan aksi kesenian mahasiswa asal Papua dan NTB yang berdandan khas daerahnya masing-masing.

Dalam rangka HUT Kota Kediri juga digelar Festival Kali Brantas pada Minggu (10/8/2014). Acara dipusatkan di bantaran Sungai Brantas depan Gedung Nasional Indonesia (GNI).

Kabag Humas Pemkot Kediri Drs Djawadi menyebutkan, seluruh pejabat Pemkot Kediri bakal ikut memeriahkan kegiatan parade busaya dengan berdandan kostum jaranan.

Masih dalam rangka kegiatan HUT Kota Kediri, juga digelar pameran barang antik.

Puncak acara digelar doa bersama dan istighotsah serta solawatan pada 17 Agustus mendatang.

Ramadhan, Kain Tenun Ikat Khas Kediri Laris Manis

Kediri, Jatim - Kain tenun tradisional khas Kediri hingga kini masih eksis diproduksi. Bahkan, pada Ramadan dan mendekati Lebaran, permintaan kain bermotif khas ini makin banyak saja.

Kain tenun ikat adalah kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat serta dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.

Alat tenun yang digunakan adalah alat tenun tradisional dan bukan mesin, sehingga kualitas kain tenunnya lebih padat dan berpengaruh pada keawetan kain tenun saat dipakai.

Mustain, salah satu dari sejumlah perajin kain tenun ikat yang masih bertahan di Kediri, mengatakan, keluarganya telah menekuni usaha kain tenun tersebut sejak puluhan tahun dari kakek dan ayahnya.

"Pembuatan kain tenun ikat ini perlu waktu yang lama. Sebelum ditenun dan dipasang ke alat tenun, helai-helai benang ditata dipasang sesuai dengan warna, sehingga nantinya saat ditenun akan menghasilkan corak atau pola khas yang diingini," ujarnya.

Proses pembuatannya juga tergolong tidak gampang. Dari untaian benang panjang dan polos itu, dirangkai sedemikian rupa menjadi lembaran kain tenun yang lebih besar dan dimasukkan ke dalam alat pemintal kain.

Benang kemudian melalui proses penggulungan. Selanjutnya diberi motif dan pola sesuai dengan keinginan pembuat, untuk kemudian diwarnai dengan berbagai warna.

Dengan menggunakan alat tenun yang dikayuh oleh kaki dan tangan, untaian benang itu kemudian dirangkai menjadi sebuah potongan kain yang indah dalam mesin kayu yang digerakkan oleh anggota badan si penenun.

Mustain memaparkan, perajin kain tenun ikat tradisional saat ini sangat langka, karena dibuat dengan sangat tradisional yang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan, sehingga kualitasnya pun bagus.

Menurutnya, kain tenun ikat tradisional khas Kediri ini jarang dijumpai di pasaran, padahal sangat diminati konsumen dari berbagai kota di Jawa dan luar Jawa, bahkan luar negeri.

Kain tenun ikat tradisional khas Kediri ini memiliki kualitas lebih kuat dibanding tenun modern, karena benang yang dibuat lebih besar dan pasti awet. Harganya pun juga bervariasi, mulai Rp165 ribu hingga Rp500 ribu per lembarnya. Jenis kain tenun yang ditawarkan, yakni katun, perpaduan katun, dan semi sutra.

Selain biasa untuk busana atau pakaian, kain tenun ikat ini dapat juga dijahit untuk dijadikan kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah hingga kelambu.

Pemkot Kediri gelar Festival Jalan Doho 2012

Kediri, Jatim - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, akan menggelar Festival Jalan Doho 2012 pada 23-24 Novemver, karena pemerintah setempat berencana menutup jalur lalu lintas di Jalan Doho selama dua hari.

"Festival itu merupakan ajang rutin yang digelar setiap tahun. Kegiatan ini melibatkan para pengusaha, baik UMKM maupun pedagang kaki lima," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri, Hariadi, di Kediri, Kamis.

Ada sekitar 155 pelaku usaha dari berbagai sektor seperti kuliner yang sudah mendaftarkan diri mengikuti festival tersebut. Mereka kebanyakan berasal dari Kota Kediri, walaupun tidak menutup kemungkinan ada pedagang dari luar Kota Kediri.

Selain diikuti para pelaku usaha, sejumlah agenda juga sudah disiapkan atraksi kesenian tradisional yaitu jaranan, wayang kulit. Ada juga beberapa hiburan lain seperti sepak bola api yang melibatkan sejumlah santri untuk mengikuti acara itu.

Hariadi mengatakan, saat ini panitia masih menyiapkan kegiatan tersebut. Persiapannya saat ini sudah sekitar 70 persen dan dipastikan saat kegiatan sudah selesai untuk persiapannya.

"Karena itu, kami berencana menutup total selama dua hari, karena ada acara festival pada Jumat (23/11) dan Sabtu (24/11)," katanya.

Kegiatan penutupan jalur, kata Hariadi akan mulai dilakukan sejak Kamis (22/11) untuk kendaraan roda empat, sementara untuk kendaraan roda dua akan mulai diberlakukan pada Jumat (23/11).

Rencananya, pihaknya juga akan melibatkan petugas dari Polres Kediri Kota selain dari Satuan Polisi Pamong Praja. Sejumlah muspida dipastikan juga akan hadir saat pembukaan di antaranya Wali Kota Kediri Samsul Ashar.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan akan menerjukan sekitar 300 anggota untuk pengamanan kegiatan tersebut.

"Kami lakukan tugas kami untuk pengamanan. Kami akan atur mulai jalur saat pembukaan sampai selesai acara," katanya.

Ia mengatakan, pengamanan mulai intensif pada Jumat sore sampai malam. Seluruh petugas akan disebar mulai Jalan Basuki Rahmat (depan Balai Kota Kediri) sampai di lokasi festival.

Pihaknya juga meminta, masyarakat yang hendak lewat di jalur sepanjang Jalan Hayam Wuruk ke arah Jalan Brawijaya untuk tidak lewat jalur tersebut.

"Sebaiknya, warga menghindari jalur tersebut agar tidak terjebak kemacetan," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts