Tampilkan postingan dengan label Lampung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lampung. Tampilkan semua postingan

Wartawan Tanya Korupsi, Kasi Intel Marah

KOTABUMI - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi berjanji menuntaskan sejumlah kasus korupsi di wilayah hukumnya. Namun, Kasi Intel Kejari Akmal Kodrat malah meminta wartawan tidak usah menanyakan perkembangan penanganan kasus korupsi di sana.

Ulah Akmal ditunjukkan saat wartawan ingin meliput dan menemui Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Lampung Thomson Siagian yang tengah berkunjungke kantor Kejari Kotabumi, Kamis (27-3) lalu.

Ketika wartawan bermaksud menemui Kajati untuk menanyakan sejauh mana penanganan kasus korupsi di Lampung Utara Akmal Kodrat mengatakan Kajati belum bisa ditemui. "Kalau mau menanyakan sesuatu biar saya saja yang memberikan keterangan," ujarnya.

Sejumlah wartawan lalu meminta protokol untuk meminta waktu sebentar, barang lima menit untuk menemui Kajati. Anehnya, Akmal Kodrat malah marah. "Kalau sampai saya ditegur dengan Kajati dan Kajari, kamu orang nanti berhadapan dengan saya dan jangan macam-macam," ujar Akmal Kodrat.

Wartawan pun tetap setia menunggu Kajari. Sekitar pukul 17.00, wartawan baru bisa bertemu Kajati yang hendak meninggalkan Kejari Kotabumi.

Saat ditanya wartawan, Kajati mengatakan penanganan kasus korupsi oleh pihak Kejari Kotabumi sudah baik. "Saat ini, sejumlah kasus telah disidangkan dan yang lain masih dalam proses penyidikan," ujar Kajati Thomson Siagian yang diiyakan oleh Kajari Kotabumi E. Supriyanto.

Pada bulan ini, Kejari telah mengantarkan dua kasus korupsi ke persidangan dan tiga kasus lainnya masih dalam tahap penyidikan--salah satunya dugaan kasus korupsi di kantor PDAM senilai miliaran rupiah.

Saat ditanya Kejari Kotabumi hanya mengungkap kasus dengan nominal kecil, Kajati mengatakan, "Bagaimana bisa mengungkap kasus korupsi yang cukup besar di Lampung Utara kalau nilai rupiah yang dikorupsinya sedikit dan sedangkan dana anggaran yang ada di daerah tidak besar."

Kajari Kotabumi E. Supariyanto ketika ditanya kasus dugaan penyimpangan anggaran BBM di DPRD Lampung Utara senilai Rp35 juta, yang ditangani setelah ada temuan tim BPK, mengatakan kasus sulit dibuktikan ada pelangaran hukum.

"Karena sulit dibuktikan, dalam penanganannya kasus itu dihentikan dan hal itu telah ada persetujuan dari pihak Kejaksaan Tinggi maupun dari Kejaksaan Agung," ujarnya.

Kasus lainnya, seperti dugaan kasus korupsi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam proyek GN-RHL tahun 2006--2007 lalu, Kajari mengatakan pihaknya tidak menangani hal itu. Menurut dia, masalah itu langsung ditangani oleh pihak Kejati.

Dalam pemantauan Lampung Post, pihak Kejari Kotabumi sering memanggil sejumlah pejabat untuk dimintai keterangan dalam kasus korupsi. Namun, setelah itu, tak jelas apa tindak lanjutnya.

Seperti, dugaan kasus penyelewengan dana anggaran BBM tahun 2004 sebesar Rp35 juta yang tidak disetorkan ke kas daerah oleh pihak DPRD Lampung Utara. Padahal, kasus itu telah sampai proses penyidikan.

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 29 Maret 2008

Brantas Kemungkinan Terjadinya KKN

GEDONGTATAAN - Komite Pemantau Pelelangan Proyek Pemerintah (KP4) Kabupaten Pesawaran siap memantau pelaksanaan pelelangan pemerintah kabupaten setempat berdasarkan aturan yang berlaku.

Mekanisme dan aturan kerja KP4 Pesawaran sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Nomoor: 10/A/SK-KP4/III/LPG/2008 yang ditandatangani Ketua KP4 Provinsi Lampung Aan Sarmani Adiel H.A dan Sekretaris R. Roni Puting Marga.

Tujuan dari terbentuknya KP4 di Kabupaten Pesawaran dalam rangka upaya memberantas kemungkinan-kemungkinan terjadinya KKK (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) pada pelaksanaan pelelangan proyek pembangunan pemerintah khusunya di Kabupaten Pesawaran.

KP4 Pesawaran yang dibiayai oleh anggaran APBD/APBN serta dan bantuan dalam dan luar negri berupaya proyek fisik dan non fisik, terang Ketua KP4 Pesawaran Rahmat Hidayat didampingi Sekretaris Sahroni.

Dalam realis penjelasan yang disampaikan KP4 Lampung ke redaksi koran ini disebutkan, Ketua KP4 Lampung Aan Sarmani Adiel H.A. dan Sekretaris Roni Puting M. menerangkan dalam melaksanakan program kerja KP4 Pesawaran diminta agar seluruh jajaran pengurus KP4 khususnya di Kabupaten Pesawaran dan umumnya di Provinsi Lampung dapat melayani, menampung dan menyalurkan pengaduan dari masyarakat

tentang pelaksanaan proyek pembangunan yang diindikasikan merugikan pemerintah dan masyarakat di wilayah kabupatan Pesawaran yang tidak sesui dengan aturan dan Undang-Undang yang berlaku. (Syaiful)

Sumber: Radar Lampung,. Kamis, 27 Maret 2008

Yuk, Jelajah Budaya di Festival Krakatau Lampung 2017

Lampung - Festival Krakatau Lampung menjadi salah satu perhelatan kebudayaan kebanggaan masyarakat Lampung. Festival ini hampir diadakan rutin setiap tahun, dengan tema budaya dan tradisi yang khas Lampung.

Salah satu agenda utama yang selalu dinanti wisatawan di Lampung Krakatau Festival adalah tur ke Gunung Anak Krakatau. Tak hanya itu, tapi kamu juga bisa melihat keindahan pesta pantai yang digelar di beberapa pantai cantik di Lampung, seperti Pulau Tangkil dan Pantai Mutun di Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Aktivitas lainnya seperti snorkeling, fun swimming, bermain layang-layang, food festival, hingga berbagai perlombaan bisa kamu rasakan di sini.

Festival Krakatau atau yang juga dikenal dengan nama Lampung Krakatau Festival tak hanya jadi wadah untuk mempromosikan Gunung Krakatau sebagai destinasi wisata. Namun juga bertujuan untuk mengenalkan lokasi pelesir lainnya seperti Pulau Pahawang, Teluk Kiluan, Air Terjun Putri Malu, serta Taman Nasional Way Kambas ke wisatawan.

Festival Krakatau 2017 akan berlangsung pada tanggal 21 Agustus – 27 Agustus 2017 mendatang. Yuk, ramaikan dan saksikan kemeriahannya.

Way Kanan - Korupsi:Kasubbag Anggaran DPRD Diganjar 6 Bulan

BLAMBANGAN UMPU - Mantan Kepala Subbagian Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Way Kanan, Mujiyanto, dijatuhi hukuman 6 bulan penjara lantaran terbukti melakukan tindak pidana korupsi pembangunan jalan Kampung Argomulyo--Jukuhbatu, Kecamatan Banjit, tahun 2004, senilai Rp 141,7 juta.

Dalam sidang yang dipimpin Erwantoni di Pengadilan Negeri Blambangan Umpu, Way Kanan, Selasa (8-1), Mujiyanto juga diwajibkan membayar denda Rp50 juta dan mengganti kerugian negara Rp20 juta. Jika terhukum tidak membayar denda dan kerugian negara, hukuman ditambah 3 bulan.

Selain menghukum Mujiyanto selaku pelaksana proyek, Majelis Hakim juga menjatuhkan hukuman penjara selama 4 bulan kepada Peri Susanto, selaku kuasa direktur CV Wijaya Kusuma.

Peri juga diharuskan membayar denda Rp30 juta dan mengganti kerugian negara Rp5 juta. Kedua terhukum langsung diperintahkan masuk penjara.

Atas vonis hakim tersebut, kedua terhukum yang didampingi penasihat hukumnya, Neneng Kurniyati, langsung menyatakan banding. Sedangkan Jaksa Nasrullah Syam menyatakan pikir-pikir.

Terungkap dalam persidangan, dengan menggunakan CV Wijaya Kusuma, Mujiyanto terlibat langsung pelaksanaan proyek pembangunan jalan kampung Argomulyo--Jukuhbatu. Guna memperlancar usahanya, terhukum meminjam kartu tanda penduduk atas nama Peri Susanto, yang digunakan sebagai kuasa direktur CV Wijaya Kusuma.

Berdasar pada hasil pemeriksaan BPK, dalam pembangunan jalan sepanjang 7,5 Kilometer dan lebar 3,5 meter tersebut terjadi mark up kekurangan volume pekerjaan senilai Rp20,1 juta serta ada pembayar ganda Rp29,4 juta.

Namun, dalam persidangan, dugaan pembayaran ganda tidak bisa dibuktikan. Bahkan, biaya proyek jalan tersebut masih tersisa Rp37 ribu pada Bagian Keuangan Pemkab Way Kanan.

Sidang perkara kasus tindak pidana korupsi (tipikor) itu telah berlangsung sejak bulan April 2007 dengan mendengar 24 saksi. Jaksa menutut kedua terdakwa dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 2 Ayat (1) Pasal 3 dan 15 UU No. 31 Tahun 1999 juncto UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, keduanya juga dikenakan Pasal 55 dan 56 KUHP. n LEH/D

Sumber: Lampung Post, Jumat, 11 Januari 2008

Kejati Limpahkan Kasus Jalan Sanggi-Bengkunat

Berkas perkara kasus dugaan korupsi pembangunan jalan Sanggi (Tanggamus)-Bengkunat (Lambar) bernilai miliaran rupiah berikut tiga tersangkanya dilimpahkan Kejati ke Pengadilan Negeri Kelas I A Tanjungkarang, Kamis (13-12), sekitar pukul 11.00.

Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Kejati Lampung Hutamrim kepada Lampung Post mengatakan ketiga tersangka itu Ir. Firdaus, Wawan Siswanto, dan Zulkarnain. Berkas perkara itu diterima Panitia Muda Pidana Pengadilan Negeri Tanjungkarang Suryadi. Menurut Hutamrin, kasus itu paling lambat disidangkan bulan Januari.

Hutamrim menjelaskan dalam sidang nantinya Ir. Firdaus akan dituntut tiga jaksa, yaitu Syarifudin, Yusna Aida, dan Elis Mustika.

Terdakwa Wawan Siswanti dituntut Jaksa Ferdian, Hutamrin, dan A. Kohar. Sementara itu, terdakwa Zulkarnain dituntut Jaksa Maryono, Jaenuddin, dan Farhan.

Diberitakan sebelumnya, berdasar pada hasil penyidikan kasus proyek pembangunan jalan Sanggi--Bengkunat, Kejati Lampung menahan Ir. Firdaus (Kepala Satuan Kerja) dan Wawan Siswoyo (Direktur PT Usaha Remaja Mandiri) sebagai tersangka, dan Zulkarnain (dari Konsultan). Penahanan dilakukan setelah tim penyidik memeriksa sejumlah saksi dan mengindikasi keterlibatan ketiganya karena pelaksanaannya diindikasi tidak sesuai dengan bestek. Akibat ulah para tersangka, jalan tersebut rusak parah dan negara rugi miliaran rupiah.

Kasus tersebut mencuat setelah Kejati menyelidiki dan menyidik proyek itu sejak bulan Januari lalu. Kejati memanggil beberapa saksi, di antaranya Toto Hartowibowo (pelaksana lapangan), Dwi Farida (bendahara dari PU), Erwan Tito (dari kontraktor), dan Ir. Nazuar Erlian (konsultan). Selain itu Kejati menyita dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proyek. "Ada juga upaya-upaya paksa," tegas dia.

Nilai awal proyek yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Marga tersebut senilai Rp11,136 miliar lebih. Jalan sepanjang 7,5 kilometer yang dibiayai dana APBD tahun 2006. Indikasi korupsi tercium setelah Kejaksaan Tinggi menyelidiki proyek itu.

Dalam proses penyidikan, tim penyidik Kejati yang terdiri dari Maryono, A. Kohar, M. Syarifudin, Hutamrin, dan Misna Adia, dibantu tim ahli independen memanggil pelaksana proyek, yaitu dua kontraktor besar; PT Usaha Remaja Mandiri (URM) dan PT Bumi Lampung Persada (BLP). n RIS/R-2

Sumber: Lampung Post, Jumat, 14 Desember 2007

Kasus Korupsi:PH Menilai Dakwaan Jaksa Keliru

Penasihat hukum (PH) terdakwa Mujiyanto dan Ferri Susanto meminta Majelis Hakim membebaskan segala tuntutan terhadap kedua tersangka. Menurut PH, dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) tidak benar dan tidak dapat dibuktikan.

Pleidoi pembelaan itu diungkapkan Neneng Yati Kurniyati, dalam sidang lanjutan kasus tindak pidana korupsi (tipikor) proyek jalan Argomulyo--Jukuh Batu, Banjit, Way Kanan, tahun 2004, Rabu (29-8).

Sidang dipimpin Majelis Hakim yang diketuai Erwantoni, dengan anggotanya Dian Kurniawan dan Elsa B.R. Purba, serta dihadiri JPU Nasrullah Syam.

Menurut Neneng, jaksa membuat dakwaan berdasarkan data yang keliru, akibat dari hasil pemeriksaan dan perhitungan yang tidak benar dan tidak akurat.

Hal itu terlihat dari keterangan 23 saksi yang dihadirkan. Sementara, pemeriksaan hail BPKP dan Polres setempat baru dilakukan sembilan bulan setelah pengerjaan proyek selesai--sudah di luar tanggung jawab CV Wijaya Kesuma. Dalam waktu sembilan bulan, kata dia, dapat terjadi pengelupasan atau penurunan permukaan jalan karena cuaca atau kendaraan yang melintas.

Selain itu, yang berwenang memeriksa hasil pengerjaan proyek itu ialah Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Kabupaten Way Kanan, bukan BPKP. Hasil pemeriksaan Bawasda, tidak ada komplain dalam sertifikat serah terima PHO dan FHO.

Dalam kasus itu, jaksa menjerat kedua terdakwa dengan Pasal 2 Ayat (1), Pasal 3 dan 5 UU No. 31 Tahun 1999 junto UU No. 20 Tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, junto Pasal 55 dan 56 KUHP. Yakni, telah melakukan kecurangan sebagai pelaksana proyek dan memalsukan tanda tangan kuasa Direktur CV Wijaya Kesuma.

Terdakwa Mujiyanto, mantan Kasubag Anggaran DPRD Way Kanan, selaku pelaksana proyek, dan Ferri susanto selaku kuasa Direktur CV Wijaya Kesuma, dituntut 4 tahun penjara.

Selain itu, kedua terdakwa diharuskan membayar denda Rp200 juta subsider penjara 3 bulan serta mengembalikan kerugian negara sebesar Rp49 juta subsider 3 bulan penjara dan segera dilakukan penahanan.

Akibat perbuatan terdakwa, negara dirugikan pada kegiatan pekerjaan pemeliharaan atau tambal sulam jalan antara Kampung Argomulo--Jukuh Batu, tahun 2004 sebesar Rp49,5 juta.

Kerugian negara berasal dari kekurangan volume pekerjaan Rp20,1 juta dan pembayaran ganda sebesar Rp29,4 juta. Penetapan besarnya kerugian negara itu berdasarkan hasil pemeriksaan BPK pada proyek jalan yang dikerjakan dengan nomor kontrak 070//K-PU/DPUK-KTR/WK/2004 tanggal 31 Agustus 2004. n LEH/R-2

Sumber: Lampung Post, Jumat, 31 Agustus 2007

Lomba Tari Kreasi dan Lagu Pop Lampung Lestarikan Budaya Daerah

Tanggamus, Lampung - Lomba tari kreasi guna menggali dan mengembangkan seni budaya Lampung dan memotivasi generasi muda untuk melestarikan, mencintai seni, dan budaya daerah.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Tanggamus Sarbini Zainuddin, mewakili Kadisdik Hamid Hariansyah Lubis, Selasa, 25 Oktober 2016, Lomba Tari Kreasi dan Lagu Daerah Lampung, di Taman Terbuka Hijau Soekarno-Hatta, Kotaagung.

“Kegiatan ini bertujuan membina sanggar-sanggar seni yang ada di Tanggamus. Juga mengenalkan sanggar seni yang ada di sekolah dan meningkatkan minat seni daerah bagi generasi muda,” kata Sarbini.

Dia mengatakan dalam kegiatan ini, lomba tari kreasi diikuti 51 peserta/kelompok. Lagu pop daerah diikuti 109 peserta putra dan putri.

Sedangkan Sekretaris Dinas Pendidikan Tanggamus Gandung Hartadi mengatakan dalam perlombaan itu janganlah mencari menang dan kalahnya. “Tapi, bagaimana lima tahun ke depan kita bisa maju. Maka pupuklah nilai-nilai yang terkandung dalam seni budaya Lampung. Yaitu, dengan mempererat tali silahturahmi antara seniman Kabupaten Tanggamus,” kata dia.

Diketahui lomba tari kreasi dan lagu daerah Lampung ini, merupakan yang perdana digelar Disdikbud Tanggamus. Kegiatan itu rencananya akan diadakan setiap tahun. Kegiatan kali ini akan digelar selama dua hari, mulai 25-26 Oktober 2016.

Nyallai Siwok, Tradisi Masyarakat Asli Lampung Barat

Lampung Barat - Salah satu tradisi atau adat masyarakat asli Lampung Barat, khususnya warga Lingkungan Kampungbaru, Pekon Wates, Kecamatan Balikbukit, nyallai siwok atau sangrai ketan. Sangrai ketan ini sendiri salah satu adat untuk muda-mudi yang akan melaksanakan angkat nikah.

Jika halnya ada bujang atau gadis akan melaksanakan akad nikah maka salah satu pedatong ataupun oleh-oleh sebelum atau sesudah nikah maka akan membawa siwok yang sudah di sangrai. Bahan ini terbuat dari gula merah dan ketan.

"Nantinya, siwok ini sendiri akan diberikan kepada kelama atau asal dari ibuk. Yang membuat babekhas ini adalah pihak perempuan. Sedangkan yang yang laki-laki jika melakukan sangrai siwok bunyinya kakilu, yakni untuk indai atau kawan akrab sang bujang," kata seorang Saibatin Pekon Wates Alimuddin, Jumat 9 September 2016.

Jika digali lebih dalam lagi sangrai ketan atau siwok ini, namanya banyak dan berbeda-beda. Tapi, seiring majunya perkembangan zaman adat sangrai siwok semakin menghilang.

"Kalau saat ini adat sangrai siwok ini semakin menghilang dan sudah semakin ringkas cara adat istiadatnya. Contoh kecilnya nikkuk atau cara menyajikan makanan dalam piring yang dibariskan itu juga sudah menghilang karena digantikan dengan persiapan di atas meja. Atau lebih dikenal dengan cara prancisan," kata dia.

Di lain pihak, Amroni juga mengakui jika adat istiadat dan budaya Lampung Barat ini sudah semakin pudar. "Jangankan sangrai ketan, tata cara saat pesta pernikahan saja sudah banyak hilang. Karena, biasanya tempat para saibatin atau tua-tua kampung saja dipisah dan tempatnya di kelasa atau paling depan di atas rumah," kata dia.

Tetapi, meskipun zaman semakin maju dan adat semakin memudar. Masyarakat masih banyak yang peduli dan tetap melestarikan budaya-budaya kecil, tapi mengandung banyak makna," kata Amroni.

Wisatawan Australia Minati Budaya Daerah Tulang Bawang

Tulang Bawang, Lampung - Kedatangan wisatawan asing asal negara Australia di Kabupaten Tulang Bawang disambut dengan pementasan seni budaya Lampung di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang. Selasa (30/08)

Suguhan seni budaya daerah dalam kunjungan wisatawan dari Australia ke Tulang Bawang tersebut, sekaligus diharapkan dapat mendukung explore Lampung dan Visit Indonesia, khususnya di Tulang Bawang.

Kunjungan wisatawan asing asal Australia ini dalam rangka penelitian budaya Tulang Bawang, Khusus tari tradisional, Tari kreasi dan Tari cangget Tulang Bawang serta lagu klasik serta gitar klasiknya.

Selain itu, mereka juga ingin mengetahui tabuh kulintang ciri khas Tulang Bawang, serta cerita budaya adat istiadat Tulang Bawang.

Sekdakab Tulang Bawang Sobri MM, menyambut baik kehadiran tamu dari Australia tersebut dan berharap mereka terkesan dengan Kabupaten Tulang Bawang, Sai Bumi Nengah Nyappur.

“Dengan adanya wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Tulang Bawang akan bisa memperkenalkan seni budaya dan potensi Tulang Bawang ke dunia luar. “ Katanya.

Di Kabupaten Tulang Bawang sendiri, salah satu penggiat seni budaya daerah adalah Sanggar Besapen Tulang Bawang, Binaan Ketua Tim Penggerak PKK Tulang Bawang Erna Hanan A Rozak.

Di sanggar ini telah banyak menampilkan berbagai ragam kreasi seni tari dan budaya daerah yang spektakuler, dan telah banyak tampil di berbagai event tingkat Provinsi Lampung hingga nasional.

Keberadaan Sanggar Besapen ini cukup berperan dalam melestarikan seni budaya daerah, Dan mengangkat prestasi Tulang Bawang di bidang seni budaya.

300 Wisman Hadiri Jelajah Layang-layang di Festival Krakatau

Bandar Lampung, Lampung - Sebanyak 300 wisatawan mancanegara (wisman) bakal mengikuti dan menghadiri "Jelajah Layang-Layang" yang merupakan salah satu rangkaian Festival Krakatau 2016.

"Wisatawan itu berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand dan Prancis," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Choiria Pandarita, di Bandar Lampung, Senin (22/8/2016).

Ia mengatakan bahwa Jelajah Layang-Layang itu akan berlangsung di Stadion Sumpah Pemuda PKOR Wayhalim, Bandarlampung, pada 25 hingga 26 Agustus.

Menurut Choiria, kegiatan layang-layang dalam rangka Festival Krakatau ke-26 tahun 2016, tidak hanya dilaksanakan pada siang hari tetapi juga malam hari.

"Pelaksanaan layang-layang malam hari akan memakai LED warna-warni dan dipastikan akan menarik pengunjung yang melihat," ujarnya.

Choiria menjelaskan, Festival Krakatau yang merupakan perhelatan akbar kebudayaan dan pariwisata daerah ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan berlangsung 24-28 Agustus 2016.

Rangkaian kegiatan itu melibatkan seluruh elemen masyarakat, dunia usaha, instansi pemerintah di seluruh kabupaten dan kota.

Festival Krakatau 2016 meliputi: Jelajah Pasar Seni di Mal Boemi Kedaton (24-28 Agustus 2016); Jelajah layang-layang di Stadion Sumpah Pemuda PKOR Way Halim (25-26 Agustus); Jelajah Rasa, di Lapangan Korem Enggal (26-28 Agustus); Jelajah Krakatau, Pantai Sari Ringgung (27 Agustus); dan Jelajah Semarak Budaya, Tugu Adipura (28 Agustus).

Choiria memaparkan, untuk sektor pariwisata terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara, yaitu mencapai rata-rata 30 persen dan wisatawan mancanegara 28 persen sejak tahun 2012.

Begitu pula jumlah hotel di Provinsi Lampung meningkat cukup signifikan, yaitu sebesar 20 persen sejak tahun 2014.

Ia menambahkan, logo dan tagline Lampung "The Treasure of Sumatera". Gambaran ini mengenai Lampung sebagai sebuah tempat yang menyenangkan dan terbuka bagi siapa pun serta memiliki alam yang menyegarkan dan sarat dengan ragam budaya yang hidup dan kuat.

Festival Krakatau 2016, ‘Lampung The Treasure of Sumatra’

Lampung - Festival Krakatau 2016 bakal digelar 21- 28 Agustus 2016 di Bandar Lampung, Pesawaran, Lampung Selatan, dan Kepulauan Gunung Berapi Krakatau. Kegiatan di dua lokasi itu disupport Kementerian Pariwisata yang bertujuan untuk mempromosikan atraksi, daya tarik wisata unggulan dan seni budaya Lampung, serta menciptakan peluang bisnis bagi para pelaku pariwisata. “Temanya, Lampung The Treasure of Sumatra,” ujar Ukus Kuswara, Sekretaris Kementerian Pariwisata.

Event ini, bertujuan untuk mempromosikan keindahan dan daya tarik wisata yang terdapat di daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata yakni mengenalkan daerah yang memiliki potensi wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. “Kami mendukung penyelenggaraan Festival Krakatau 2016. Even ini akan menjadi ajang pengenalan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Lampung kepada masyarakat serta memberikan rasa bangga bagi warga setempat bahwa daerahnya memiliki daya tarik wisata yang juga menjadi keunikan dan identitas daerahnya,” lanjut Ukus Kuswara.

Menurut Ukus, Gunung Krakatau merupakan ikon pariwisata Provinsi Lampung yang telah dikenal dunia. Festival Krakatau menjadi wahana dan ajang puncak kreativitas serta penghargaan terhadap seniman, budayawan, dan masyarakat Lampung, dalam rangka pengembangan dan peningkatan kebudayaan Lampung, maka kekayaan Lampung tersebut layak disuguhkan dalam gelaran festival. Harus diakui, sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Gubernur Lampung, Ridho Ficardo menambahkan, Festival Krakatau merupakan agenda pariwisata tahunan Provinsi Lampung yang sudah berlangsung sejak 1991. Tujuannya, promosi pariwisata dan budaya serta memperingati peristiwa meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883. Event ini merupakan Event Kepariwisataan Nasional yang mempunyai sejarah panjang, menginjak tahun ke-25 akan menjadi momentum melakukan perubahan pengemasan sebuah festival, agar seiring dengan dinamisasi dan perkembangan kepariwisataan Lampung.

“Melalui event ini, kami sekaligus mempromosikan berbagai lokasi wisata di Lampung. Ada Pulau Pahawang, Teluk Kiluan, Gunung Krakatau, Air Terjun Putri Malu, Taman Nasional Way Kambas, dan banyak lagi. Masing-masing lokasi memiliki keunikannya sendiri. Misalnya Teluk Kiluan terletak di Pekon Desa Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Teluk Kiluan menawarkan pengalaman melihat lumba-lumba langsung di habitatnya serta Air terjun putri malu ini terletak di wilayah Way Kanan. Air Terjun Putri Malu adalah salah satu tempat wisata di Lampung yang belum banyak dikenal,” imbuhnya.

Kegiatan Festival Krakatau 2016 meliputi Jelajah Pasar Seni; Jelajah Layang-layang; Jelajah Rasa (Festival Kuliner); Jelajah Krakatau; Jelajah Semarak Budaya (Lampung Culture & Tapis Carnival), serta Investor Summit (Gala Dinner). Setiap kegiatan akan diadakan di sejumlah lokasi berbeda sesuai dengan kebutuhan dan acara. (Biro Hukum dan Komunikasi Publik).

Lestarikan Budaya, Dewan Kesenian Kabupaten Tubaba Pentaskan Kesenian Theater

Tulang Bawang Barat, Lampung – Ribuan pengunjung berdesak – desakan untuk menyaksikan pertunjukan pentas kesenian theater yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Kabupaten Tulang Bawangbarat dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 tahun. Bertempat di Tugu Rato Naga Bersanding Kelurahan Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah (Tbt) Kabupaten Tulang Bawangbarat (Tubaba) diikuti oleh berbagai pecinta kesenian yang ada di bumi ragem sai mangi wawai. sabtu (20/8) pukul 20.00 wib.

Dalam kemeriahan rangkaian acara Pentas Seni budaya yang itu tampak Hadir Bupati dan Wakil Bupati Tubaba Umar Ahmad.Sp. Beserta istri Cornelia dan Fauzi Hasan SE.MM juga beserta istri Devi Fauzi Hasan, Serta para unsur Forkopinda .

selain itu acara ini dihadiri pula oleh Danlanud Astra Kasetra Tuba Letkol Nav Arif Budiman, Danramil 412-01 Tulang Bawang Tengah Kapten Inf Lukmansyah, Kapolsek (Tbt) Kompol Paisolsyah.SH., Peserta Seni budaya tokoh pemuda tokoh masyarakat yang hadir pada rangkaian pentas seni budaya itu.

Pada sambutannya Umar Ahmad menyampaikan, Kegiatan Pentas Seni budaya dalam amanat yang disampaikan Oleh Wakil Bupati Fauzi hasan.sebagai Ketua dewan Seni budaya tubaba,” Kegiatan Pentas Seni Budaya ini adalah Dalam rangka memperingati HUT RI KE-71 dan dengan kegiatan ini bertujuan memperkenalkan Budaya lampung yaitu Seni Teater atau seni tari Cut bacut” ungkapnya.

Dirinya melanjutkan, “Dengan kegiatan pentas seni budaya ini adalah salah satu momentum yang sangat baik untuk memperkenalkan potensi dan destinasi budaya yang ada di Kabupaten Tubabarat seperti tugu rato naga bersanding sebagi simbol dari pada kabupaten tubaba,”jelasnya.

Umar Ahmad menambahkan,”Inilah salah satu cara untuk mempertahankan dan mengenalkan seni, budaya dan eksistensi adat yang harus tetap kita jaga dan terus kita lestarikan, mari kita terus lestarikan dengan cara menjunjung budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun agar tak punah,” tutupnya.

Mempopulerkan Sembagi, Pionir Motif Batik Khas Lampung

Bandarlampung, Lampung - Sembagi adalah salah satu motif batik khas Lampung yang paling populer dan khas dan telah dipelopori oleh desainer kenamaan Lampung Aan Ibrahim pada 1999 kini telah menjadi motif batik utama yang digemari masyarakat.

Menurut Aan Ibrahim, desainer dan pencetus motif batik Lampung, di Bandarlampung, Jumat, kini batik bermotif sembagi seolah menjadi simbol dan ikon batik khas Lampung.

"Saya ingin terus mengenalkan dan mempopulerkan batik khas Lampung termasuk sembagi, apalagi ornamen-ornamen khas kita kan banyak," ujar Aan Ibrahim lagi.

Dia menjelaskan, kebanyakan batik motif sembagi dipadukan dengan kebaya dan busana khas Lampung seperti sulam usus, bukan hanya dibuat menjadi kain.

Sembagi juga menjadi motif dasar seragam resmi pegawai negeri sipil (PNS) di Lampung yang bermotif batik.

Saat ini sembagi menjadi motif batik Lampung yang paling populer sekaligus yang paling menunjukkan identitas daerah Lampung.

Sebagai daerah yang tidak memiliki budaya membatik, budaya batik di Lampung cenderung muncul terlambat, baru pada akhir 1990-an warga Lampung memiliki motif batik khas daerah tersebut.

Aan Ibrahim merupakan desainer busana tradisi dan modern khas Lampung yang mempelopori keberadaan motif batik khas Lampung itu.

Motif batik khas Lampung sembagi itu adalah motif batik khas Lampung pertama yang dipatenkan, dengan ciri utama pada untaian bunga dan kembang kopi di sepanjang kain.

"Bunga dari salah satu komunitas unggulan Lampung itu, digabungkan dengan ornamen khas Lampung seperti gajah, perahu, dan siger sebagai mahkota adat khas Lampung," ujar Aan pula.

Motif batik khas Lampung sembagi pertama kali diluncurkan Aan Ibrahim pada 1999.

Dia mengakui menciptakan motif batik Lampung Sembagi berawal dari kegelisahan akan ketiadaan motif batik khas Lampung.

Menurut dia, perlu waktu hampir satu dekade baginya untuk mempopulerkan motif Batik Sembagi di kalangan penikmat busana.

Kini setelah lebih dari satu dekade sembagi menjadi motif batik khas yang paling populer di Lampung dan dikenal sebagai batik khas Lampung.

Novrizal pecinta batik khas Lampung mengaku kagum dengan motif Batik Sembagi itu. "Saya pertama lihat ternyata luar biasa motif Batik Sembagi itu," ujarnya lagi.

Rayakan HUT dan Promosi Pariwisata, Pemkab Lampura Gelar Pawai Budaya

Kotabumi, Lampung - Pemkab Lampung Utara (Lampura) menggelar pawai budaya dan pawai kendaraan hias, Rabu (20/7/2016).

Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati HUT Lampura ke-70. Pawai budaya diikuti 23 kecamatan serta masyarakat di Lampura.

Sementara, pawai kendaraan hias diikuti 29 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkup Pemkab Lampura.

Pelaksanaan pawai budaya dan kendaraan hias menempuh rute dari Jalan Etshiko Shiomi hingga Kantor Pemkab Lampura.

Ketua pelaksana Fahrizal Ismail menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat di Lampura mengetahui segala bentuk kebudayaan.

Selain itu, kegiatan itu juga menjadi sebagai sarana promosi pariwisata mengenai budaya di Lampura. Serta, hiburan bagi masyarakat.

13 Pesta Budaya akan Meriahkan HUT Metro

Metro, Lampung - Pemerintah Kota Metro akan menggelar 13 kegiatan yang akan ditampilkan untuk menyemarakkan pesta Hut ke-97 Kota Metro, yang akan dipusatkan di Lapangan Samber, Metro Pusat. Selama sepekan Kota Metro akan diramaikan dengan berbagai pesta budaya, Metro Fair, pawai budaya dan kegiatan sosial serta berbagai lomba. Hal itu terungkap pada rapat persiapan HUT yang dipimpin Sekkot Ishak, digelar di Operation Room Pemkot, Senin (16/5/2016).

Kesemarakan pesta hari Jadi Metro juga sekaligus berbarengan dengan kegiatan Apeksi se-Sumbagsel. “Metro akan dijadikan tuan rumah pertemuan Apeksi, di tengah peringatan HUT kota,” ujar Sekkot Ishak di selasela rapat persiapan pesta HUT Metro, yang akan digelar pada 23---28 Mei ini.

Selain pawai budaya juga akan serta pawai kendaraan dan sepeda ontel dari berbagai klub baik roda dua dan roda empat untuk ikut meramaikan. “Kita berharap kegiatan HUT nanti bisa semarak dan menyertakan partisipasi masyarakat untuk ikut merayakannya,” tambah Sekkot Ishak.

Bahkan, kata dia menambah kesemarakan HUT Metro juga digelar lomba masak, dan menghadirkan pawai budaya yang menyertakan etnis Tinghoa, dengan menampilkan barongsai, budaya Padang dengan tamburnya, Ogoh-ogoh Bali, Reog serta menampilkan senam senjata, serta budaya berbagai daerah dan kesenian tradisi, yang disumbangkan dari lima kecamatan se-Metro. Selain itu juga menampilkan kendaraan hias dan pawai kendaraan.

Pada pesta budaya, Kota Metro juga tetap menampilkan Begawi Adat Putri Nuban dengan mengundang para tokoh adat. Kegiatan tersebut memang menjadi agenda dalam rangka untuk melestarikan sejarah budaya. Untuk kegiatan sosial, pada HUT Metro juga digelar pengobatan gratis, khitanan massal, pemeriksaan kanker rahim gratis.

“Untuk khitanan massal, diharapkan menuai peserta sebanyak-banyaknya. Saya minta lurah dan camat proaktif mengajak awrga untuk ikut meramaikan khitanan massal,” tutur Sekkot Ishak, yang juga Ketua Panitia HUT Metro.

Lestarikan Kerajinan Daerah, Siswa SMK Dilatih Seni Ukir

Lampung - Belasan siswa mengikuti pelatihan seni ukir Lampung yang dilakukan dosen Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya di SMK Negeri 5 Bandarlampung.

Menurut dosen IBI Darmajaya, TM Zaini Skom MKom di Bandarlampung, Kamis (13/05/2016), peserta dilatih membuat beragam kerajinan ukir kayu bermotif khas Lampung, seperti tempat tisu, tempat surat, pajangan dinding, gantungan baju, dan lainnya.

Setiap siswa mempraktikkan langsung tahapan-tahapan pembuatan kerajinan ukir Lampung mulai dari menempel pola, mendesain gambar, menggergaji, membentuk konstruksi sambungan rakit, hingga proses finishingnya.

Kegiatan yang digelar itu, kata Zaini, bertujuan membekali dan melatih peserta untuk memiliki skill yang dapat dipergunakan di dunia kerja maupun berwirausaha kerajinan ukir Lampung sekaligus ikut melestarikan kerajinan daerah.

"Melalui pelatihan ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan seni dalam menciptakan kerajinan ukir Lampung dengan ragam hias yang lebih variatif. Kami ingin penerus dari kalangan muda yang memiliki keterampilan dalam melestarikan seni ukir khas Lampung," ujar dosen Jurusan Sistem Informasi ini.

Zaini mengungkapkan, pelatihan ini sebelumnya juga telah ia laksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) PKK Sukarame Bandarlampung beberapa waktu lalu.

Kegiatan itu merupakan bentuk Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang dilakukan Zaini bersama rekannya Anggalia Wibasuri MM dan Ronny Nazar SE MM yang telah memenangkan hibah pengabdian masyarakat dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikt) tahun 2016.

Kepala Jurusan Desain dan Produksi Griya Kayu SMK Negeri 5 Bandarlampung Drs Haryono mengapresiasi dan berterima kasih atas terselenggara pelatihan tersebut.

"Semoga melalui pelatihan ini para siswa dapat terlatih skillnya untuk membuat kerajinan ukir Lampung, termotivasi berwirausaha dan menghasilkan karya usaha yang dapat menjadi cenderamata bagi wisatawan di Lampung," ujarnya pula.

Kepala Bagian Pengabdian Masyarakat Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP4M) IBI Darmajaya M Ariza Eka Yusendra SP MM mewakili Kepala LP4M Darmajaya mengungkapkan, tahun ini Darmajaya berhasil memenangkan 10 hibah pengabdian masyakarakat dari Kemerinstek Dikti.

Jenis hibah tersebut yakni 7 program Ipteks bagi Masyarakat (IbM), 2 program Ipteks bagi Inovasi Kreativitas Kampus (IbIKK), dan 1 program Kuliah Kerja Nyata-Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM)..

"Dosen dituntut untuk tidak hanya mampu mengajar di dalam kelas, tetapi juga bisa terjun langsung menyalurkan ilmunya di tengah masyarakat. Semoga pengabdian kepada masyarakat ini bisa memberikan banyak manfaat," katanya lagi.

Saat ini, lanjutnya, iklim riset di Darmajaya telah terbangun dengan baik, dibuktikan dengan status madya yang diraih LP4M IBI Darmajaya di Kopertis Wilayah II Sumbagsel dari Kemenristek Dikti.

Festival Melinting Menjadi Kekuatan di Lampung Timur

Sukadan, Lampung - Kekayaan seni budaya di Provinsi Lampung bergitu banyak, sehingga upaya untuk melestariannya menjadi hal utama, sekaligus bisa menjadi daya tarik pariwisata. Salah satunya gelaran Festival Melinting ke-VI di Taman Purbakala Pugungraharjo, Kecamatan Sekampungudik, Minggu (17/4/20016).

Bahkan, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, saat membuka festival, mengatakan dalam waktu dekat ini akan memperkenalkan budaya tari melinting ke Malaysia, dengan tujuan agar budaya Indonesia asal Propinsi Lampung, terutama Lampung Timur, bisa dikenal di mata Asia.

Dalam festival Melinting dengan agenda lomba tari melinting yang di ikuti oleh siswa tingkat SMP/MTS itu dihadiri oleh Runeer UP Putri Indonesia asal Propinsi Lampung Felicia Hwang, dan SKPD Kabupaten Lampung Timur.

Bupati menilai untuk meningkatkan mutu budaya tari melinting tentu harus ada perhatian dari pemerintah, khususnya dari Dinas Pariwisata, seperti administrasi dan peningkatan pembelajaran tari tradisi Lamtim, seragam, hingga kemampuan kultur penarinya.

Bupati pun berencana menjadikan Melinting sebagai ciri khas batik daerah yang akan menjadi segaram. "PNS sampai guru-guru yang ada di Lamtim akan kami jadwalkan mengenakan batik ciri khas Melinting," ujar Chusnunia.

Sementara itu, Sultan Ratu Melinting Rizal Rinzani, meminta kepada pemerintah kabupaten agar tari Melinting bisa dijadikan mata pelajaran ekstra kurikuler di tingkat SMP dan SMA agar budaya lokal tidak punah ditelan zaman.

Lembaga Adat Berkonstribusi dalam Pelestarian Budaya

Blambangan Umpu, Lampung - Lembaga budaya di Way Kanan merupakan ujung tombak pelestaruan budaya karena perannya dalam masyarakat yang turut pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, lingkungan, seni dan pendidikan.

Hal itu, disampaikan Wakil Bupati Way Kanan, Edward Anthony, mewakili bupati, saat membuka musyawarah besar Penyimbang Marga Lima Kebuaiyan Walu Marga dalam rangka reorganisasi pengurus Majelis Punyimbang Adat Lampung (MPAL), di gedung serba guna kabupaten setempat, Selasa (12/4/2016).

Kegiatan dihadiri Ketua umum MPAL Way Kanan periode 2010-2014 Bustam Hadori, Kepala Dinas Sosial Tenagakerja dan Transmigrasi Kabupaten Bakhril, tokoh adat dan tokoh masyarakat kabupaten setempat.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Edward Anthony, mengatakan keberagaman adat dan budaya di tengah masyarakat haruslah dikelola dan ditangani dengan baik. Demikian juga halnya kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang mempunyai budaya dan adat istiadat yang berbeda semestinya dipenuhi dan diselaraskan dengan kepentingan masyarakat.

Oleh karena itu, dibentuknya lembaga MPAL yang diharapkan dapat mengawal nilai-nilai adat sekaligus menaungi kebutuhan pengembangan budaya sangatlah diperlukan.

Pemerintah kabupaten Way Kanan akan senantiasa terus menampung berbagai masukan konstruktif yang baik dalam rangka pengembangan budaya untuk dijadikan objek wisata budaya daerah, kata Edward..

"Saya berharap agar MPAL ini tetap terus mempertahankan nilai-nilai adat istiadat dan tatah titih budaya Lampung Way Kanan dan dapat memberikan pendidikan moral khususnya kepada generasi muda meskipun yang patut dijunjung tinggi adalah nilai-nilai agama," kata dia.

Harapannya kedepan, hendaknya Lembaga masyarakat adat lampung Way Kanan ini senantiasa tetap menjaga persatuan dan kesatuan sekaligus menunjukkan kemampuannya dalam mengantisipasi segala bentuk tantangan dimasa kini dan masa mendatang.

Dengan kata lain, dapat tetap menjaga dan memelihara semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kekompakan, sehingga dalam setiap penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan mengutamakan prinsip musyawarah untuk mufakat.

Wakil bupati mengajak seluruh warga yang tergabung dalam MPAL, untuk bersama-sama menyamakan visi dan misi serta persepsi khususnya dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Way Kanan dengan mempedomani tiga hal dalam kehidupan politik, yaitu konstitusi, demokrasi dan supremasi hukum, ungkapnya.

Sultan Skala Brak Nobatkan Hulubalang Tanggamus

Kotaagung, Lampung - Ratusan masyarakat memadati ruang terbuka hijau Ir. Soekarno Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggus, yang sedang menggelar acara adat penobatan hulubalang dan penggawa Kesultanan Skala Brak, Rabu (23/3/2016).

Hadir dalam acara ini Sultan Skala Brak yang dipertuan ke 23 Edward Syah Pernong, Wakil Gubernur Bachtiar Basri, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, Wakil Bupati Samsul Hadi, Pemred Lampung Post Iskandar Zulkarnain, Kapolres Tanggamus AKBP Ahmad Mamora serta jajaran pejabat lingkungan Pemkab Tanggamus.

Prosesi pengangkatan 20 hulubalang dan 150 penggawa ini diawali dengan arak-arakan mengelilingi taman kota Kotaagung yang dilanjutkan dengan pertunjukan pencak silat dari perguruan Kotaagung, Kotaagung Barat, dan Kalianda. Pada upacara sakral ini turut dihadirkan Pusaka Penahut atau pusaka Kyai Naga Silluman yang telah berusia lebih dari 500 tahun. Pada kesempatan ini Sultan Skala Brak melantik Hengki Asnari Salim sebagai Panglima Pangitokh Alam dari Tanggamus.

Dalam sambutannya, Edward Syah Pernong menyampaikan sejarah singkat berdirinya Kerajaan Skala Brak. Skala Brak merupakan kerajaan Islam dan keberadaannya turut menyebarluaskan agama ini. Atas dasar hal ini, dirinya berharap masyarakat dapat mempertahankan adat dengan dilandasi ajaran-ajaran Islam.

"Kepada para panglima dan penggawa saya minta agar dapat menjadi sosok yang selalu membawa kedamaian, kebaikan, akhlak. Menjadi juru damai ketika ada persoalan di tengah masyarakat dan selalu bersedia membantu pemerintah dalam membangun daerah," harap mantan Kapolda Lampung ini.

Dia juga meminta masyarakat Lampung, khususnya warga Tanggamus untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan. Jangan sampai terpecah belah oleh kepentingan sepihak, tapi harus terus membesar. "Bila diibaratkan badan, organ-prgannya harus saling mendukung sehingga tercipta sebuah kekuatan yang kokoh," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan mengaku sangat mengapresiasi acara adat yang digelar Kepaksian Skala Brak. Menurut Bambang, acara adat merupakan salah satu pelestarian nilai-nilai tradisi dalam wilayah hukum adat Kepaksian Skala Brak.

"Acara ini sebagai wujud nyata kebudayaan yang berkepribadian. Pemberian gelar adat merupakan salah satu falsafah hidup masyarakat adat Lampung. Oleh karena itu, perlu dijaga dan dipelihara sehingga tidak tercemar oleh perilaku yang tidak sesuai dengan nama yang disandangnya," katanya yang akrab disapa Pun Bambang.

Bupati mengajak semua elemen masyarakat untuk terus mempererat jalinan silaturahmi dan kekeluargaan. "Saya menyambut baik dukungan dari penggawa-penggawa Lampung, khususnya tokoh-tokoh adat Bumi Begawi Jejama dan Kerajaan Adat Paksipak Skala Brak Kepaksian Pernong untuk turut aktif dalam pelaksanaan pembangunan di Tanggamus," ujarnya.

Pesisir Barat Salah Satu Tujuan Wisata Mancanegara

Pesisir Barat, Lampung - Bupati Kabupaten Pesisir Barar, Dr. Drs. H. Agus Istiqlal, S.H., M.H., menegaskan akan tetap menjaga dan mempertahankan keaslian budaya dan adat istiadat masyarakat dikabupaten tersebut, meskipun kabupaten terbungsu di Provinsi Lampung itu menjadi salah satu tujuan wisata turis mancanegara yang dipastikan membawa kebudayaan yang berbeda dari daerah lain.

Demikian dikatakan Agus, bahwa masyarakat tidak perlu khawatir akan hilang dan bergantinya budaya serta adat istiadat meskipun sangat banyak turis asing yang berwisata ke Pesisir Barat dengan segala tingkah polah yang sangat bertentangan dengan adat istiadat asli KPB.

“Kekhawatiran masyarakat dengan keberadaan para turis bisa membawa pengaruh negatif yaitu secara perlahan membuat generasi muda kita meniru gaya kebaratan yang akhinya budaya dan adat istiadat asli Pesisir Barat akan terkikis, saya berani memastikan hal itu tidak akan terjadi, sebab keperibadian orang timur khususnya bagian pesisir masih menganut tatakrama yang sangat kental dengan kesopanan dan tradisi” tegasnya.

Menurut Agus, trik yang akan dilakukan untuk mempertahankan apa yang ada di Pesisir Barat dalam hal pariwisata, adalah dengan membangun tugu yang menggambarkan kebudayaan asli Pesisir Barat dititik-titik tertentu yang melintasi spot pariwisata. Langkah tersebut diyakini cukup membantu dalam upaya mempertahankan adat istiadat khas Pesisir Barat dari pengaruh budaya barat.

“Justru dengan keaslian budaya dan adat istiadat kita, seharusnya menjadi salah satu indikator yang menarik minat para turis datang ke Bumi Para Sai Batin ini. Salah satu contohnya adalah Bali yang menjadi tujuan wisata dunia karena budayanya yang sangat kental,” terusnya.

Lebih jauh dijelaskannya, saat ini pihaknya sudah memerintahkan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) untuk segera melakukan pembangunan tugu diwilayah pariwisata. Selain itu, langkah lain yang akan dilakukan yaitu dengan membangun sanggar tari untuk para remaja Pesisir Barat dan menghidupkan kembali disetiap pekon budaya hadra (tabuh rebana), tari nyambai dan kreasi yang biasanya dipakai dalam acara pernikahan dan penyambutan tamu.

“Mungkin tugu yang akan dibangun nantinya berupa seorang wanita yang membawa nampan (pahakh) diatas kepala yang berisi makanan untuk dibawa saat syukuran dimasjid, kebudayaan itu dapat dilihat hanya di Pesisir Barat. Pesisir Barat juga saat ini sudah berhasil meraih berbagai lomba seni tari, maka dari itu potensi ini wajib untuk terus dikembangkan,” lanjutnya.

Masih kata Agus, upaya untuk mengantisipasi terkikisnya budaya asli Pesisir Barat memang menjadi perhatiannya sejak lama yang harus segera ditindak lanjuti. Terlebih masyarakat Pesisir Barat umumnya beragama muslim yang bertolak belakang dengan kebudayaan luar yang diusung para turis tersebut ke Pesisir Barat.

“Saya juga berharap agar masyarakat kita mampu membina anak-anaknya sebagai generasi muda yang masih sangat mudah terpengaruh budaya luar. Artinya peran orang tua sangat besar dalam membantu pemerintah mempertahankan budaya dan adat istiadat, disamping pelajaran yang di timba dari sekolahan” pungkasnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts