Tampilkan postingan dengan label Riau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Riau. Tampilkan semua postingan

Panggung Seni Kreatif Dispar Riau Diramaikan Kelompok Seni Meranti

Panggung Seni Kreatif ke-9 yang ditaja Dispar Riau, menampilkan Kelompok Seni Meranti. Kelompok ini tampil memukau dengan menghadirkan pembacaan syair melayu, joged sonde dan tujuh putri tasik nambus.

"Mari bersyukur kepade Allah, Tuhan kuase memberi berkah, syair melayu dijadikan madah, rahmat dan ridho harap dilimpah. Rukun dan damai kite terapkan, hasat dan dengki kite tinggalkan, budaye maju hidup terdepan, negeri selamat jadi impian."

Kalimat tersebut kutipan dari dua bait syair yang berjudul Kesyukuran, karya Abu Raditya Abdullah, yang biasa kerap disapa Pak Dul, putra daerah asli dari Kabupaten Kepulauan Meranti.

Syair tersebut dibacakan oleh Muhammad Kamarul, pada saat tampil di Panggung Seni Kreatif ke-9, yang ditaja oleh bidang ekonomi kreatif (ekraf) Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau, di kawasan Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai), jalan Sudirman Pekanbaru, Sabtu (28/4/2018) malam lalu

Pada malam itu, Muhammad Kamarul tidak tampil sendiri. Dia bersama rekan-rekannya dari kelompok seni binaan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti, juga menyajikan berbagai tarian yang melayu, yaitu joget sonde dan tujuh putri tasik Nambus.

Selain sanggar seni binaan Disparpora Kabupaten Kepulauan Meranti, sajian kesenian yang tampil pada panggung seni kreatif malam itu, adalah Shealova band dan Adi Atonk Percusion, yang menyajikan karyanya dengan judul mobil legend, joget lanun, bridge (jembatan), dan pirates (bajak laut).

Ketua sanggar seni binaan Disparpora Kabupaten Meranti, Rudi Rizal, menuturkan kegiatan panggung seni kreatif yang digelar oleh Dispar Riau setiap malam minggu itu, merupakan wadah yang sangat positif bagi pelaku seni dan komunitas di Provinsi Riau.

"Saya sangat memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dinas Pariwisata Provinsi Riau, karena telah mengundang kami pada acara Panggung seni kreatif ke-sembilan ini. Pagelaran seni ini sangat luar biasa, sebab dikampung kami kegiatan seperti ini masih jarang dilaksanakan," tutur Rudi Rizal.

"Semoga dengan adanya acara ini, dapat memotivasi para seniman agar lebih giat berkarya dan bisa turut tampil di Panggung seni kreatif yang akan datang," tuturnya lagi.

Panggung seni kreatif merupakan kegiatan terobosan untuk menopang aktifitas kawasan Bandar Serai. Dispar Riau melalui Bidang Ekraf serta Riau Creative Centre (RCC). Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak masyarakat yang berkunjung Bandar Serai, dan menjadi alternatif hiburan bagi pengunjungnya (fas/rls)

Sumber: http://www.riaupos.co

Lembaga Adat Melayu Terima Audiensi Mada LMP Riau

Markas Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Riau melaksanakan kegiatan audiensi ke Lembaga Adat Melayu Riau di Jalan Diponegoro Pekanbaru, Selasa (10/4/2018) siang.

Turut hadir dalam audiensi, Ketua Mada LMP Provinsi Riau Edi Bengawan S.Sos, MSi, Sekretaris Usamah Khan ST. MT, Srikandi Mada LMP Provinsi Riau dan Jajaran Kepengurusan Markas Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Riau. Mereka diterima Sekretaris Umum LAM Provinsi Riau Datuk Nasir Penyalai dan Kepengurusan LAM Riau.

Ketua Mada LMP Provinsi Riau Edi Bengawan S.Sos, MSi mengatakan bahwa pada hari ini usia Markas Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Riau dalam kepemimpinannya genap 102 hari. "Jadi kita melakukan audiensi ke Lembaga Adat Melayu Riau dengan tujuan untuk bersirahturahmi," ujarnya.

Sekretaris Umum LAM Riau Datuk Nasir Penyalai menyambut baik kehadiran Pengurus Markas Daerah Laskar Merah Putih Riau dengan penuh kehangatan.

Ia juga menyebutkan LAM Riau adalah sebagai Payung Bagi Organisasi yang mengangkat adat budaya Melayu, "Saya bersyukur dan bahagia Laskar Merah Putih Riau datang ke LAM Riau bertatap muka dan mengenalkan diri seperti anak menemui orangtua," ujar Datuk Nasir Penyalai seraya menyalami rombongan tersebut.

Apalagi sambung Datuk Nasir Penyalai, kehadiran Laskar Merah Putih datang ke LAM Riau dengan mengenakan penutup kepala berciri khas Melayu atau Tanjak. "Ini artinya organisasi ini sangat mendukung budaya Melayu, sebab pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung," pungkasnya.

Pada pertemuan itu, tidak lupa Datuk Nasir Penyalai mengajak kepada Pengurus Markas Daerah Laskar Merah Putih Riau bermitra dan bersama-sama membawa kemanfaatan bagi masyarakat Riau. (Khan)

Sumber: http://www.oketimes.com

Rencana Wan Thamrin Hasyim, One Day One Melayu, Kantor dan Ruang Publik Gunakan Bahasa Melayu

PEKANBARU - Sebagai bentuk realisasi Perda muatan lokal Budaya Melayu Riau. Maka seluruh kantor dan fasilitas publik diharuskan menggunakan bahasa melayu.

Termasuk di Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru dan fasilitas publik lainnya.

Hal ini disampaikan Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim setelah menerima audiensi dari Lembaga Adat Melayu (LAM) membahas penerapan muatan lokal budaya melayu Riau tersebut.

Tidak hanya bandara, namun Pelabuhan, Terminal dan seluruh kantor di Provinsi Riau wajib gunakan bahasa melayu saat ada pengumuman dan rencananya akan diterapkan one Day one melayu (Sehari Bersama serba Melayu).

"Apakah nanti hari jumat atau Kamis akan ditetapkan sehari melayu, baik itu pakaiannya, kemudian bahasa juga diharuskan melayu, "ujar Wan Thamrin Hasyim.

Selain kantor juga seluruh sekolah yang ada di Provinsi Riau wajib mengikuti aturan tersebut karena sudah menjadi Perda yang sudah mulai ditetapkan sejak 2013 silam dan Pergub nya sudah diterbitkan 2015 silam.

"Sudah lama diterbitkan Pergub nya makanya harus segera kita realisasikan. Mulai Maret ini akan diterapkan, "ujar Wan Thamrin Hasyim.

Pihaknya akan segera mensosialisasikan kepada seluruh pihak di Pemprov Riau seiring dengan itu akan dibuat edaran nantinya kepada seluruh instansi untuk mematuhi Perda muatan lokal tersebut.

"Nanti pihak Angkasa Pura juga akan kita undang agar pengumuman dengan bahasa melayu diterapkan di Bandara, dan begitu juga lainnya, "jelas Wan Thamrin Hasyim.

Dengan penerapan Perda ini maka menurut Wan Thamrin Hasyim akan semakin menguatkan budaya melayu di Riau dan semua pihak yang ada di Riau juga mengikuti budaya melayu.

"Terutama untuk anak dan cucu kita kedepannya agar melestarikan budaya melayu ini, dan tetap terjaga adat yang miliki ini, "ujarnya.

Tidak itu saja, lanjut Wan Thamrin Hasyim upaya ini juga dilakukan untuk mendukung visi dan misi 2020 sebagai pusat Budaya Melayu di Asia Tenggara. Dimana tinggal dua tahun lagi mencapai visi tersebut.(*)

Sumber: http://pekanbaru.tribunnews.com

Lembaga Adat Melayu Riau Dukung Ketua MPR Lawan LGBT

PEKANBARU -- Masyarakat Adat Melayu mendukung sepenuhnya Ketua MPR Zulkifli Hasan melawan kelompok-kelompok yang membuat moral bangsa ini merosot, seperti lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan Narkoba. Hal ini disampaikan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau saat melaksanakan upacara adat Tepuk Tepung Tawar mendukungan perjuangan moral dan doa untuk Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, di Riau Sabtu (27/1).

Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk Sri Haji Al Azhar mengatakan, Zulhasan--sapaan akrab Zulkifli--adalah anggota keluarga besar Masyarakat Melayu. "Dengan upacara ini kami tegaskan bahwa semua tantangan dan cabaran terhadap Zulhasan adalah tantangan terhadap komunitas Melayu," kata Al Azhar.

Dikatakannya, masyarakat Melayu mendukung Zulhasan menghadapi semua persoalan bangsa ini. Termasuk soal LGBT, narkoba, dan semua hal yang membuat kemerosotan moral bangsa Indonesia."Problem-problem nasional yang marak belakangan muncul karena masyarakat meninggalkan nilai-nilai budaya," ujar Al Azhar.

Zulhasan pun menyambut baik dukungan Majelis Adat Melayu ini terhadap dirinya.Dan menanggapi kelompok-kelompok yang menentangnya karena mengungkap kelompok pendukung LGBT. Kepada wartawan Zulhasan menegaskan, sikapnya terhadap penyimpangan moral seperti LGBT tetap tegas. "Saya tetap tegas menolak LGBT. Nanti kita lihat perkembangan di DPR," kata Zulhasan.

Sumber: http://nasional.republika.co.id

Beragam Menu Melayu di Restoran Open Kitchen Pertama di Pekanbaru

Riau - Food Exchange All Day Dining bukan satu-satunya restoran berkonsep open kitchen di Indonesia. Namun, khusus di Pekanbaru , mereka yang pertama kali mengenalkan konsep itu. Di sini, menu Melayu bagai jadi primadona.

Retsoran ini berada di lantai tiga Hotel Novotel Pekanbaru, Jalan Riau Nomor 59, Kampung Baru, Senapelan, Pekanbaru, Riau. Open kitchen adalah restoran berkonsep dapur terbuka. Pengunjung bisa melihat langsung para koki mengolah menu-menu yang dipesan. Mulai persiapan bahan hingga proses memasaknya.

Umumnya, yang dihidangkan di restoran open kitchen adalah menu bergaya western. Namun, di restoran berkapasitas 200 orang ini, menu-menu yang disajikan justru khas Melayu.

Beberapa waktu lalu, Executive Assistant Manager Novotel Pekanbaru Yanto Firdo mengantarkan Tempo menjajal menu-menu tersebut.

Menu pertama adalah salty bakhlava atau martabak telur. “Menu Melayu yang diadaptasi dari Turki,” kata Yanto. Rasanya unik bagi lidah yang tak terbiasa mengecap makanan Timur Tengah. Ada sensasi gurih dan manis dari kacang walnut atau pistache yang dicincang dan diberi pemanis.

Menu kedua adalah nasi iga kacang merah. Penampakannya seperti nasi lemak khas Melayu. Bau rempahnya lekat. Nasi itu disajikan bersanding dengan iga yang sudah direbus selama 2,5 jam. Iga lalu dibakar dengan kecap hingga berwarna hitam kemilauan.

Meski luarnya tampak kering, begitu dagingnya bertemu dengan pisau, serat-seratnya langsung melepaskan diri. Tatkala masuk mulut, tekstur juicy pun memudahkan gigi untuk mengunyah. Iga ini tambah sedap dinikmati dengan nasi yang dimasak dengan campuran kayu manis, pala, bawang putih, dan daun jeruk.

Menu ketiga adalah mi Bengkalis. Warga lokal menyebutnya mi asli Selat Panjang. Bahan utamanya dari sagu. Sekilas mirip dengan mi jagung. Teksturnya kenyal, warnanya transparan. Mi Bengkalis dimasak bersama teri, udang, telur, dan daun seledri. Penyajiannya ditempatkan di atas pangsit.

Rasanya manis, gurih, dan asin. Bumbunya tak terlalu kuat sehingga rasa asli mi-nya masih bisa dinikmati. Terinya pun spesial lantaran didatangkan langsung dari Bagan—daerah penghasil ikan asin nomor satu di Pekanbaru.

Menu keempat adalah laksamana mengamuk--minuman tradisional khas Riau. Disajikan cantik dalam martini glass. Bahan utamny terdiri atas kueni, santan, dan biji selasih. Dipercantik dengan hiasan daun pandan. Rasanya hampir mirip kolak, hanya lebih manis dan segar.

Beragam menu di Food Exchange All Day Dining dijual dengan harga mulai Rp 40 ribu. Restoran ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga tengah malam.

Sumber: https://travel.tempo.co

Bumi Lancang Kuning Dumai Region PSPS Lifestyle Bisnis Citizen Journalism Video Lainnya Tribun Dumai Tribun Pelalawan Tribun Inhu Tribun Rohul Tribun Tembilahan Tribun Bengkalis Tribun Siak Tribun Padang Travel Akomodasi Kuliner Destinasi Shopping Ticketing TribunTravel.com Home » Pekan Life Ada Kopi Liberica Khas Pulau Rangsang di Pekan Rantau Melayu

PEKANBARU - Perhelatan Pekan Rantau Melayu berlangsung ramai pada Jumat (8/12/2017). Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman secara langsung membuka kegiatan yang bekerjasama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) tersebut di halaman Hotel Sri Indrayani.

Disampaikan oleh Gubri dalam sambutannya mengatakan, dirinya menyambut baik acara yang akan digelar hingga tiga hari kedepan itu.

"Dengan adanya acara ini kan lebih asyik. Duduk-duduk sambil ngopi dan makan makanan khas Riau," kata Gubri.

Dipaparkannya, kegiatan yang juga didukung oleh Exploring Riau Community (ERC) itu sangat efektif untuk memperkenalkan komunitas berbasis khazanah lokal.

Gubri mencontohkan sejumlah komunitas lokal yang berfokus di pengembangan batik dan makanan serta kebudayaan khas Melayu Riau.

"Kita Riau punya semuanya. Batik kita punya batik Bono, makanan khas kita punya sagu dan banyak lagi produk kebudayaan lainnya," ungkapnya.

Dalam acara tersebut, Direktur Community Development RAPP Marzum mengatakan, Pekan Rantau Melayu dijadikan sebagai wadah menggali potensi Riau.

"Kedepan, kita harapkan banyak hal dari Riau bisa muncul dan dikenal dari acara seperti ini. Nah, RAPP mencoba berkontribusi lebih banyak dalam memperkenalkan khazanah lokal tersebut," ucap Marzum.

Marzum menyampaikan, sedikitnya 20 tenant UMKM asal daerah-daerah di kabupaten dan kota se Riau terlibat dalam kegiatan disana.

"Mulai dari Meranti, Kuansing, Pelalawan dan banyak lagi. Mereka membawa produk budaya masing-masing. Mulai dari zapin, randai dan banyak lagi," jelasnya.

Salah satu paling menarik adalah, munculnya kopi jenis liberica khas Pulau Rangsang Kepulauan Meranti selama tiga hari kedepan.

"Kita juga ingin memperkenalkan varian kopi liberica khas Pulau Rangsang Meranti sebagai kopi khas dari Riau. Dan ini sangat berbeda dengan kopi-kopi lain," pungkasnya. (mad)

Sumber: http://pekanbaru.tribunnews.com

Pekan Rantau Melayu Diminati Warga Pekanbaru

PEKANBARU - Perhelatan Pekan Rantau Melayu (PRM) yang berlangsung dari 8 hingga 10 Desember 2017 ramai didatangi warga Pekanbaru. Warga antusias mencoba berbagai jenis kuliner yang tersedia pada acara PRM yang berlangsung di Hotel Sri Indrayani Pekanbaru ini.
Aulia misalnya, warga Jalan M Yamin ini mengaku sangat senang bisa datang dalam acara ini. Pasalnya, banyak kuliner khas melayu seperti
Roti Jala, mie Keling, kerupuk khas Indragiri Hilir, Roti Canai, Nasi Lemak, laksemana Mengamuk, Kopi Liberika Meranti dan masih banyak lagi. Semua makanan khas dari 12 kabupaten hadir disini.
''Harganya murah dan enak. Kita menjadi tahu Melayu punya makanan yang enak-enak dan gampang dibuat. Ditambah ada peragaan busana dan merandai khas Teluk Kuantan. Saya harap acara ini selalu ada," ujarnya.

Selain itu, pada hari kedua juga terdapat berbagai kegiatan, diantaranya wokrshop membatik, Workshop sagu, Sarasehan Kopi, Lomba Meracik Kopi Riau, Demo Masak, Tari Rentak Bulian, Fashion Show by Saffro Three, Lomba Peragaan Busana Batik Riau, Fashion Show By Bumi, dan Randai.
Pada hari pertama pembukaan Rantau Melayu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, dirinya menyambut baik acara yang akan digelar hingga tiga hari kedepan itu.
"Dengan adanya acara ini kan lebih asyik. Duduk-duduk sambil ngopi dan makan makanan khas Riau," kata Gubri.
Gubri mencontohkan sejumlah komunitas lokal yang berfokus di pengembangan batik dan makanan serta kebudayaan khas Melayu Riau. Ia menuturkan Riau memiliki semuanya.
"Batik kita punya batik Bono, makanan khas kita punya sagu dan banyak lagi produk kebudayaan lainnya," tutur Gubri.
Direktur Community Development RAPP Marzum mengatakan, Pekan Rantau Melayu dijadikan sebagai wadah menggali potensi Riau.
"Kedepan, kita harapkan banyak hal dari Riau bisa muncul dan dikenal dari acara seperti ini. Nah, RAPP mencoba berkontribusi lebih banyak dalam memperkenalkan khazanah lokal tersebut," ucap Marzum. (rls)

Sumber: https://www.goriau.com

Workshop Busana Melayu di Riau Street Food Fiesta, Cara Pakai Songket Orangtua, Bujang atau Janda

PEKANBARU – Satu kegiatan dalam rangkaian Riau Street Food Fiesta yang dilangsungkan pada sore ini adalah workshop busana Melayu harian.
Tampil sebagai pembicara pada workshop ini Praktisi Budaya, Tabrani. Ia menjelaskan tentang tanjak. Tanjak merupakan pakaian untuk menutup kepala bagi laki-laki.
"Tanjak dulu dibuat dari kain bidang segi empat ukuran 60x60 centimeter standar, namun ada juga yang dibuat dari kain ukuran 70x70 centimeter dan sekarang banyak ukuran 50 centimeter. Kain segi empat itu dilipat dengan berbagai motif, ada motif belah mumbang, elang menyambar angin, elang patah kepak, dendam tak sudah, pial ayam, dan lainnya," ungkap Tabrani.
Tanjak ada yang domodifikasi berbentuk mahkota, atau disebut destar atau deta atau deto.
Kain tanjak, lipatannya bisa diubah. Kalau punya kain tanjak jangan dijahit, supaya bisa diubah ketika bosan dengan model lipatannya.
Berpakaian harian untuk wanita, baju kurung tidak berkerah satu kancing. Pakaian adatnya kebaya labuh. Saat menari kebaya labuh ditambah kain samping songket.
Filosofi baju kurung itu, "Gadis melayu itu dalam menjalani hidupnya dikungkung oleh adat, dan adat itu bersandikan syarak atau agama.
"Memakai kain samping songket bagi wanita melayu ada caranya. Kalau lipatan kain di depan, itu masih gadis. Kalau lioatan di belakang, itu sudah menikah. Kalau lioatan di samping, itu sudah janda," tutur Tabrani.
Wanita melayu zaman dulu, adapula yang memakai sanggul. Pada sanggul biasanya dipakai tusuk konde. Tusuk konde ada dua gunanya, pertama menjadi hiasan dan kedua senjata pertahanan terakhir.
"Biasanya diujung tusuk konde itu diberi racun, sehingga saat sudah terdesak, wanita melayu menggunakannya untuk pertahanan terakhir," sebut Tabrani.
Kalau laki-laki, pakai hariannya baju teluk belanga atau cekak musang. Kalau acara adat ditambah dengan kain samping songket dan tanjak.
"Pemasangan kain songket untuk laki-laki, ada pula caranya, kalau kain di atas lutut masih bujang, kalau di bawah lutut sudah menikah, dan kalau semakin ke bawah semakin tua dan berwibawa," jelas Tabrani. (Nol)

Sumber: http://pekanbaru.tribunnews.com

Gubernur Riau Rusli Zaenal Mangkir dari Panggilan Pengadilan

Oleh : Gordon Naibaho

KabarIndonesia - Rusli Zainal, Gubernur Provinsi Riau (2003-2008) mangkir dari panggilan pengadilan. Rusli mangkir dengan alasan mengikuti pemeriksaan kesehatan untuk keperluan pilkada calon gubernur/wakil gubernur provinsi Riau periode 2008-2013.

Hal tersebut terungkap dalam persidangan terdakwa Bupati Pelalawan, Tengku Azmun Jaafar di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor), Jakarta, Jumat (4/7). Terdakwa Tengku Azmun Jaafar diduga melakukan tindak pidana korupsi perihal penerbitan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (UPHHK-HT). Surat izin tersebut telah menyebabkan terjadinya penebangan, pengerusakan alam dan eksploitasi hutan di Kabupaten Pelalawan, Siak, Bengkalis, Indragiri Hilir-Hulu, Rokan Hilir & Hulu serta daerah lainnya di propinsi Riau. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp1,28 triliun.

Sebelumnya, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 25 Juni 2008 mengirimkan surat panggilan kepada Rusli. Surat panggilan bernomor Spgl-693/24/VI/2008 itu meminta Rusli untuk menghadiri persidangan terdakwa Tengku Azmun Jaafar, sebagai saksi.

Namun, menurut jaksa KPK Mochamad Rum, Rusli batal bersaksi dengan alasan cek kesehatan. Rum menambahkan, Rusli melayangkan surat pada 3 Juli 2008 perihal pemberitahuan penundaan kesaksian di sidang tindak pidana korupsi dengan terdakwa Tengku Azmun Jaafar.

Dalam kesaksian Kepala Seksi Pengembangan Hutan Tanaman di Dinas Kehutanan propinsi Riau, Frederik Suli terungkap keterlibatan Rusli dalam mengesahkan sejumlah RKT.

`Yang mengesahkan RKT adalah Burhanudin Husin, Syuhada Tasman, Asral Rahman, dan Rusli Zainal,` tutur Suli.

Suli menyebutkan sepuluh RKT yang disahkan Rusli pada 2004, yaitu PT Nusa Prima Manunggal, PT Selaras Abadi Utama, PT Merbau Pelalawan Lestari, PT Mitra Hutani Jaya, PT Rimba Mutiara Permai, PT Mitra Tani Nusa Sejati, CV Tuah Negeri, CV Mutiara Lestari, CV Putri Lindung Bulan, dan Bhakti Praja Mulia.

Pengesahan ini bertentangan dengan Keputusan Menteri Kehutanan No:6652/Kpts/II/2002 yang menyebutkan pihak yang berwenang mengesahkan RKT adalah Kepala Dinas Kehutanan Riau, bukan gubernur.

Saat ini, Burhanudin Husin, Syuhada Tasman, dan Asral Rahman sudah berstatus sebagai tersangka. Sedangkan Rusli Zainal masih berstatus sebagai saksi.

Tersangka baru kasus penerbitan RKT, Burhanudin Husin mengaku menerbitkan dan mengesahkan RKT tanpa tahu dasar hukumnya. "Saya bukan pelaksana teknis yang Mulia, saya hanya menandatangani dokumen," ujar Burhanudin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau.

`Jadi saudara tidak mengerti apa yang saudara tanda tangani?` kata ketua majelis hakim, Kresna Menon.

`Tidak yang Mulia, itu bukan bidang saya. Saya adalah sarjana ekonomi. Yang mengerti itu staf saya,` ucap Burhanudin.

Ketua majelis hakim kembali menanyakan, `saudara ini kan kepala dinas kehutanan, masak iya tidak mengerti masalah kehutanan sedikitpun?` ucap Kresna.

Namun, Burhanudin, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Kampar itu tetap bersikukuh dirinya tidak mengetahui dasar hukum yang berlaku mengenai penerbitan RKT.

Burhanudin hadir di persidangan dalam kapasitasnya sebagai saksi. Namun, menurut jaksa Mochamad Rum, saat ini status Burhanudin sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, Burhanudin ikut mengesahkan delapan RKT pada 2005.

Sumber :kabarindonesia.com : 05-Juli-2008

KPK: Riau Potensi Kasus Korupsi Tertinggi

KOTA (Rakyat Riau) – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan sosialisasi pemberantasan korupsi di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Mulai dari Kabupaten Siak, Kampar dan saat ini Kota Pekanbaru juga menjadi saaran sosialisi yang dilakukan oleh rombongan KPK.

Dalam sosialisasi pemberantasan korupsi tersebut, Sekjen KPK, Prof.Dr.Syamsa Ardi Sasmita, yang ditemui disela-sela workshop Meningkatkan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD Kota Pekanbaru, di ruang Paripurna Balai Payung Sekaki mengungkapkan Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang cukup tinggi potensi terjadinya korupsi.

”Bukan hanya Provinsi Riau, tapi untuk daerah sumatera ini dibandingkan dengan daerah lainnya, Riau memang memiliki potensi lebih tinggi terjadinya korupsi apalagi menjelang pilkada. Untuk itulah, kunjungan kita ke Provinsi Riau akan diprioritaskan pada upaya pencegahan kasus tindakan pidana korupsi ini,” ungkapnya kepada wartawan.

Syamsa menjelaskan, upaya pencegahan korupsi memang menjadi tujuan terpenting KPK dengan cara melakukan sosialisasi di beberapa daerah. Dimana sebelumnya, KPK telah melakukan sosialisasi di Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar. Sedangkan Kota Pekanbaru merupakan langkah ketiga bagi KPK dalam rangka menyampaikan sosialisasi guna pencegahan tindak korupsi di Provinsi Riau. Pasalnya, KPK akan terus melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten/Kota yang ada di Riau dan Propinsi lainnya.

Lebih lanjut Syamsa menuturkan, upaya pencegahan tindak pidana korupsi salah satu cara adalah dengan meningkatkan peran dan fungsi dari legislatif, legislasi dan pengawasan. Hal tersebut langsung diberikan pembekalan oleh Anggota KPK kepada anggota DPRD yang mengikuti workshop bersama KPK.

”Ini merupakan upaya serius dari KPK untuk melakukan pencegahan pada tindak pidana korupsi. Jadi KPK tidak hanya menangkap dan memeriksa tersangka dugaan korupsi, tetapi KPK juga melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap tindak kriminal yang kemungkinan sangat berpeluang terjadi,” jelasnya. (gus)

Sumber : rakyatriau.com : 15 Mei 2008

Menteri Kaban Diminta Bertanggungjawab

Selasa, April 22, 2008 ”Kenapa Menteri mendiamkan saja?” Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar menuntut Menteri Kehutanan M.S. Kaban dan Gubernur Riau Rusli Zainal ikut bertanggung jawab dalam penerbitan izin hak pengusahaan hutan di daerahnya. “Bukan bermaksud menyalahkan,” katanya kepada Tempo kemarin. Saat ini Azmun terbelit masalah. Komisi Pemberantasan Korupsi menuduhnya menerima gratifikasi atau suap sekitar Rp 1 miliar untuk penerbitan izin pemanfaatan kayu bagi sejumlah perusahaan. Penyidik menemukan izin yang mestinya lahan kosong ternyata berupa hutan belantara. Negara rugi Rp 1,3 triliun. KPK menjadikannya sebagai tersangka sejak 13 Agustus 2007 dan menitipkannya di tahanan Markas Besar Polri pada 14 Desember 2007. Di kantor KPK pada Senin lalu, Kaban menyebut izin yang diterbitkan Azmun pada 2001-2006 bermasalah. “Jauh dari ketentuan saat itu,” katanya kepada wartawan. Masalahnya, Azmun membiarkan perusahaan yang tak memiliki delineasi mikro (batasan penggunaan area Hutan Tanaman Industri) menggunakan izin HTI-nya. “Padahal tidak boleh,” kata Fauzi, juru bicara Departemen Kehutanan. Azmun berpendapat, jika izinnya memang dianggap bermasalah, dia tak berdiri sendiri. “Gubernur mengeluarkan rekomendasi Rencana Kerja Tahunan. Menteri Kehutanan berkewajiban mengawasi,” katanya. Menurut Azmun, Menteri berwenang mencabut izin jika tak sesuai dengan hasil verifikasi. “Kenapa Menteri mendiamkan saja?” katanya. Selain itu, menurut Azmun, pemerintah pusat berperan menempatkan petugas pemeriksa penerimaan kayu bulat di perusahaan pemegang izin pemanfaatan kayu. “Ini berdasarkan surat keputusan Gubernur; Menteri juga memberikan rekomendasi,” katanya. Dari data yang diperoleh Tempo, seluruh izin yang dikeluarkan Azmun sudah diverifikasi Menteri Kehutanan. Bahkan sebagian izin yang sudah diverifikasi itu adalah untuk lahan yang tak ada hutannya lagi. Ada juga izin untuk lahan perusahaan bubur kertas yang dikeluarkan langsung oleh Menteri Kehutanan. Menurut Azmun, persoalan hutan seperti itu terjadi bukan di daerahnya saja, melainkan juga di Kabupaten Siak, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten Indragiri Hilir. “Bahkan Gubernur sendiri yang memberikan izin untuk Kabupaten Indragiri Hulu,” ujarnya. Menteri Kaban yang dihubungi kembali pada Sabtu lalu mengatakan tak tahu secara jelas ihwal izin itu. “Saya hanya memverifikasi, bukan berarti menyetujui,” katanya. Kaban bahkan mengatakan pelaksanaan prosedur perizinan yang dilakukan Azmun sesuai dengan aturan. “KPK bukan cuma menyorot soal izin, tetapi juga gratifikasi,” katanya. Gubernur Rusli Zainal hingga kemarin belum bisa dihubungi. Beberapa kali dikontak melalui telepon genggamnya, tapi tak berbalas. Sebelumnya, ketika ditemui di Istana Negara beberapa waktu lalu, dia mengatakan: “Sebenarnya kalau dari proses izin kan tidak ada masalah. Hanya masalah gratifikasi. Azmun adalah satu dari lima bupati di Riau yang hendak dimintai keterangan oleh Kepolisian Daerah Riau dalam sejumlah kasus pembalakan liar. Polri juga sudah mengirim surat permohonan izin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta keterangan kepada mereka pada September 2007. Hingga kini izin belum keluar. NURLIS | TOMI | PURBORINI | FANNY FEBYANTI Siapa Menggunduli Pelalawan Menteri Kehutanan, Malem Sambat Kaban “Saya hanya memverifikasi, bukan berarti menyetujui. Coba tanyakan (juga) kepada Menteri Kehutanan yang menjabat sebelum saya.” Tengku Azmun Jaafar Masuk tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi pada pertengahan Desember 2007, baru sekarang Bupati Pelalawan ini bersuara. Ia tak mau menanggung sendiri tulah akibat penggundulan hutan yang liar menjarah Riau. “Saya hanya minta tanggung jawab instansi lain, apakah itu Gubernur atau Menteri (Kehutanan),” ujarnya. Gubernur Riau, Rusli Zainal Sempat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus Pelalawan, Rusli juga banyak disebut oleh penyidik di Kepolisian Daerah Riau dalam kasus serupa di empat kabupaten lain. “Statusnya untuk sementara sebagai saksi. Selanjutnya bergantung pada hasil pemeriksaan,” kata Kepala Polda Riau Brigadir Jenderal Sutjiptadi. “Sebenarnya sih kalau dari proses izin kan tidak ada masalah. Hanya masalah gratifikasi,” kata Rusli Zainal saat ditemui di Istana Negara beberapa waktu lalu. KETERANGAN: Sepanjang 1996-2007 telah terbit 26 izin usaha pemanfaatan hutan di Pelalawan—enam izin dikeluarkan langsung Menteri Kehutanan, 20 izin diterbitkan Bupati Pelalawan sendiri atau bersama- sama dengan Menteri Kehutanan. Menurut Azmun Jaafar, “Izin oleh bupati hanya bersifat rekomendasi, dan tak bisa berjalan tanpa adanya Rencana Kerja Tahunan yang dikeluarkan Gubernur. Jika terjadi penyimpangan, yang tanggung jawab Gubernur.”

Sumber: Koran Tempo, 21 April 2008

Tongkang Jatuh ke Arah Laut di Bakar Tongkang Fest 2017

Rokan Hilir, Riau - Ritual Bakar Tongkang (#BakarTongkangFest) tahun ini menghasilkan arah jatuhnya tongkang ke laut. Puluhan ribu pengunjung yang menyaksikan ritual langsung bersorak gembira. Rupanya, arah jayuhnya tiang menjulang di tongkang itulah yang dinangi-nanti.

Seperti tahun tahun sebelumnya, #BakarTongkangFest tahun ini juga dimulai dari kelenteng Ing Hock King menuju areal ritual bakar tongkang di Jalan Perniagaan Kota Bagansiapiapi. Puluhan ribu masyarakat berjubel, berjalan menuju tempat dibakarnya tongkang yang diiringi tambuk atau simbal yang dipukul bertalu talu ini bergerak keluar dari Kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar, Minggu (11/6).

Perjalanan menuju lokasi pembakaran memakan waktu 20 menit, dan replika tongkang mulai masuk areal bakar tongkang sekitar pukul 15.30 WIB. Jadwal ini lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, tidak ada acara seremonial, setelah Replika Kapal Tongkang diletakan di atas ribuan tumpukan kertas sembahyang, kemudian para tokoh dan pejabat pemerintah daerah naik diatas replika kapal untuk memberikan ucapan selamat.

Tampak di atas tongkang, Kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain, Bupati Rohil Suyatno, Tokoh Masyarakat Tionghoa Sugianto serta pejabat lainnya menaiki tongkang. Saat mereka turun, tongkang pun mulai dibakar, api mulai mengepul, dalam waktu singkat, tongkang terbakar, dan satu tiang tongkang jatuh ke laut dan tiang satu lagi juga jatuh mengarah ke laut. Ini pertanda apa bagi masyarakat Tionghoa yang hadir pada acara itu?

Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, kemana arah tiang itu pertanda keselamatan dan peruntungan usaha serta mata pencarian lebih baik atau lebih banyak datangnya dari laut. “Tahun ini mengarah ke laut, maka menurut kepercayaan mereka tahun ini rezeki datang dari laut,” ucap Ali Asfar, Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kab Rokan Hilir.

Ali menambahkan, bila tahun lalu, bakar tongkang tahun 2016 atau tahun monyet api, dipercaya masyarakat etnis Tionghoa sebagai arah keberuntungan dalam memperoleh rezeki bahwa peruntungannya lebih banyak di air. “Ini artinya, sektor mata pencaharian melaut bagi nelayan lebih besar. Selain itu, masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa melestarikan budaya leluhur dapat mempererat tali silaturahmi. Lihat di sepanjang jalan menuju lokasi pembakaran tadi, banyak warga yang menyediakan minuman gratis kepada para wisatawan yang ikut arak-arakan itu. Ini Luar Biasa,” ujar pria berusia 52 tahun ini.

Menurut sejarah, agenda ritual Bakar Tongkang ini sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak tahun 1825 Masehi, sejalan dengan berdirinya Kelenteng Ing Hok King di Bagansiapiapi. Data Dinas Pariwisata Rokan Hilir, ritual yang hanya hanya dilakukan pada bulan kelima penanggalan Imlek tanggal 16 disebut Go Gwee Cap Lak ini dihadiri lebih dari 52 ribu wisatawan nusantara dan mancanegara, melebihi target yang dicanangkan sebanyak 47 ribu wisatawan.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun optimis Riau belum terlambat membangun sektor pariwisata. Selain kaya akan tradisi dan budaya, terutama Melayu, kondisi alam Riau sebenarnya juga tidak kalah menarik. “Kemarin kita telah tetapkan Gelombang Bono sebagai destinasi berkelas dunia, kini ada #BakarTongkangFest yang tak kalah menariknya, ini juga destinasi world class,” kata Arief Yahya.

Dengan destinasi yang world class itu, Arief Yahya minta Riau bisa menempatkan pariwisata sebagai leading sector selain infrastruktur, maritim, pangan dan energi. “Pariwisata bisa sebagai core economy, karena komoditas yang paling sustainable, menyentuh level bawah dan performancenya setiap tahun menanjak,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Permintaan Menpar Arief Yahya hanya satu. CEO Commitment! Keseriusan Pimpinan Derahnya untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas membangun daerahnya. “Kalau Bupati, Walikota dan Gubernurnya komit, tidak ada yang tidak bisa! Pasti bisa bergerak lebih cepat,” papar Menpar Arief.

Selain Objek Wisata, Museum Suku Sakai di Minas Akan Menjadi Tunjuk Ajar Bagi Anak Cucu Kelak

Siak, Riau - Keseriusan Pemkab Siak dalam mewujudkan impiannya menjadi destinasi wisata terus dilakukannya. Salah satunya dengan pembangunan Museum adat Sakai di Kecamatan Minas yang dapat menjadi pegangan dalam melestarikan adat istiadat serta menjadi tunjuk ajar bagi anak cucu kelak.

Dikatakan Syamsuar kepada mahasiswa Sakai Riau pada acara berbuka bersama di Grand Elite Hotel Pekanbaru, Kamis (8/6/2017), Museum Suku Sakai yang sudah dibangun beberapa tahun silam ini diharapkan dapat memotivasi tokoh-tokoh adat dalam melestarikan dan mentransfer nilai-nilai budaya pada generasi baru.

Selain itu juga, kata Syamsuar, di Kecamatan Minas ini ada peninggalan masa lalu yang menarik untuk dijadikan objek pariwisata. Diantaranya hutan Tahura, Sumur Pompa Minyak Pertama yang izinnya dikeluarkan oleh Sultan Syarif Kasim II, Pusat Pelatihan Gajah (PLG) dan budaya Sakai.

"Riau ini khususnya di Siak masih banyak objek wisata yang memiliki nilai-nilai budaya adat istiadat yang masih sangat kental sehingga perlu kita lestarikan. Bahkan untuk melestarikan budaya Sakai di Siak ini, kami juga sudah menyiapkan 8 Kampung Adat di Kecamatan Minas," ujar Syamsuar kepada GoRiau.com.

Saat ini, lanjut Syamsuar lagi, Pemkab Siak bersama DPRD Siak telah menyiapkan aturan-aturan untuk Kampung Adat yang masih kental dengan budaya suku Sakai dan Suku Akit yang ada di Siak.

"Meski pemerintah sejauh ini sudah banyak membangun dan memberikan perubahan pada suatu daerah, namun itu tidak cukup. Harus ada dukungan pihak swasta, dengan mendatangkan investor yang siap bersama-sama membangun daerah melalui kerjasama CSR," tuturnya lagi.

Selama Ramadan, Bandara Pekanbaru Sajikan Tari dan Lagu Melayu

Pekanbaru, Riau - Pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, memberikan pelayanan berbeda selama bulan suci Ramadan tahun ini. Selama Ramadan di Bandara Sultan Syarif Kasim II disajikan berbagai tarian khas Melayu di ruang tunggu domestik.

Tarian Melayu yang disuguhkan untuk para penumpang yang akan berangkat ke berbagai tujuan sambil menunggu waktu berbuka. Dengan berbusana khas melayu, para penari menampilkan kebolehannya kepada para penumpang.

Airport Duty Manager Bandara SSK Pekanbaru, Hasnan mengatakan, suguhan tari Melayu yang merupakan budaya khas Riau ini digelar dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. "Kegiatan ini digelar sebanyak 2 kali selama sepakan yakni hari Sabtu dan Minggu," ucapnya, Minggu (28/5/2017).

Selain tari Malayu, kegiatan ini juga diisi nyanyi Melayu yang diiringi oleh peralatan musik tradisional. Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan budaya Melayu. "Ini baru yang pertama kali diadakan. Mudah mudahan tahun depan bisa berjalan seperti ini," tukasnya.

Lagi di Pekanbaru? Yuk Wisata Kuliner Khas Melayu

Lagi, destinasi wisata kuliner di Pekanbaru kembali bertambah, tepatnya di bilangan Jalan Ronggo Warsito.

Mengusung konsep budaya Melayu, Sultan Resto lakukan grand opening, Selasa (23/5/2017). Ribuan tamu undangan pun memadati bangunan tiga tingkat ini.

Bangunan yang mampu menampung hingga 270 tamu ini memiliki disain yang unik. Budaya melayu terasa kental di restoran ini.

Pasalnya, di setiap dinding bangunan ini ada gambar sejarah Kerajaan Siak. Mulai dari Sultan yang berkuasa hingga perjalanan kerajaan melayu itu.

Disamping itu, ukiran khas melayu dengan balutan warna kuning yang mendominasi semakin memperkuat budaya Melayu.

Adapun Sultan Resto menyuguhkan 100 lebih menu pilihan dengan tema yang berbeda.

"Namun, yang menjadi keunggulan kita ialah menu ragam makanan khas Melayu yang pastinya berbeda dari tempat lainnya," kata pemilik Sultan Resto, Rahmansyah.

Disamping itu, ukiran khas melayu dengan balutan warna kuning yang mendominasi semakin memperkuat budaya Melayu.

Adapun Sultan Resto menyuguhkan 100 lebih menu pilihan dengan tema yang berbeda.

"Namun, yang menjadi keunggulan kita ialah menu ragam makanan khas Melayu yang pastinya berbeda dari tempat lainnya," kata pemilik Sultan Resto, Rahmansyah.

Dendang Melayu di Bandara Pekanbaru

Pekanbaru - Pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Kota Pekanbaru, Riau, menghadirkan tarian Melayu untuk menghibur calon penumpang di ruang tunggu keberangkatan di awal bulan Ramadan ini. Juga dibagikan ratusan takjil atau makanan berbuka bagi calon penumpang yang melaksanakan rukun Islam keempat itu.

Airport Duty Manager Bandara SSK II, Ibnu Hasan menyebut kegiatan menghibur calon penumpang ini baru diadakan pada Ramadan tahun ini. Tujuannya supaya penumpang tidak suntuk selama menunggu pesawat untuk diberangkatkan.

"Tarian Melayu ini diadakan sekitar pukul 17.00 WIB setiap harinya atau menjelang berbuka puasa. Dilaksanakan di ruang tunggu keberangkatan," kata Ibnu di Pekanbaru, Minggu petang 28 Mei 2017.

Dia menyebut tarian Melayu ini berupa tarian persembahan dan tarian penyambutan. Tarian ini diiringi juga oleh musik Melayu yang dibawakan secara langsung dan dimainkan beberapa musisi Melayu.

"Musik dan tarian ini akan berhenti menjelang masuknya waktu berbuka puasa," kata pria yang pernah bertugas di Officer In Charge Bandara SSK II ini.

Selain tarian, juga diadakan nyanyian yang dibawakan biduan asal Kota Pekanbaru. Tentu saja nyanyian yang dibawakan adalah lagu Melayu. Nyanyian ini dibawakan secara bergantian oleh penyanyi laki-laki dan perempuan.

Ibnu menyebut nyanyian, musik dan tarian Melayu diakhiri dengan pembagian ratusan takjil kepada calon penumpang yang berpuasa di awal Ramadan ini. Setiap harinya ada sekitar 350 takjil yang dibagikan di ruang tunggu oleh beberapa petugas bandara.

"Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi berkah dan membuat penumpang tidak bosan menunggu pesawat. Ini juga mempermudah umat muslim yang melaksanakan puasa," kata Ibnu.

Dosen dan Mahasiswa Antusias Lomba Lagu Melayu

Pekanbaru, Riau - Aula Pustaka Universitas Lancang Kuning (Unilak) disesaki mahasiswa dan karyawan Jumat (19/5). Tidak terdengar suara apa-apa dari luar. Namun begitu mendorong pintu kaca baru terlihat seisi ruangan penuh oleh orang-orang. Tidak ada kursi yang tersisa. Saat itu ternyata ada perhelatan Lomba Lagu Melayu yang menjadi bagian dari perayaan Milad ke-35 tahun Unilak.

Lomba tarik suara sudah digelar tahunan dan termasuk yang paling dinantikan setiap kali perayaan Ulang Tahun Kampus. Setiap tahun pada dasarnya peserta tidak banyak, termasuk pada tahun ini yang dicatat panitia hanya 28 peserta. Tapi penonton yang memenuhi begitu ramai menyemangati peserta. Banyak yang ikut bernyanyi bersorak-sorai memberikan semangat.

’’Tiap tahun memang begini, banyak yang suka melihat lombanya, ini dari pagi ramai begini, ada terus mahasiswa, karyawan dan dosen yang datang. Apalagi memang ini tiap tahun. Mereka yang juara tahun lalu juga ingin berusaha menang lagi pada tahun ini,’’ sebut Fitri Setyaningrum, Humas Unilak yang memantau lomba pada hari itu.

Diiringi musik orgen tunggal, satu persatu peserta yang ditandai dengan nomor urut peserta. Lagu-lagu melayu yang dibawakan merupakan lagu melayu yang cukup populer di tanah melayu ini. Maka tidak heran para penonton tidak segan ikut bernyayi dengan peserta lomba.

Fitri menyebutkan, Lomba Lagu Melayu merupakan salah satu lomba andalan Milad Unilak setiap tahunnya. Peserta lomba ini terbuka untuk mahasiswa, dosen dan juga karyawan. Dalam lomba ini diharapkan setiap fakultas dan program studi mengirimkan wakilnya. Begitu juga para karyawan dari berbagai bidang juga diharapkan ambil bagian. Lomba ini sendiri dari perbincangan hangat diantara penonton dan peserta lomba, terutama mereka yang baru saja selesai mengikuti lomba di ruang tertutup itu.

’’Lomba-lomba ini sengaja dirancang panitia untuk mempererat tali silaturahmi dan solidaritas antar karyawan dan dosen. Sekaligus untuk mendekatkan mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa bersama karyawan. Hari ini semua berbaur, semua berada di ruang yang sama dan duduk berdampingan. Mereka tetap semangat walaupun beberapa pimpinan seperti buk Rektor sedang berada di luar kota,’’ lanjut Fitri.

Lanjut Fitri, selain lomba lagu melayu, prosesi Milad ke-35 Unilak yang dibuka secara resmi oleh Rektor Dr Hasnati SH MH pada awal Mei terdapat banyak kegiatan. Prosesi lomba ini sendiri berlanjut minimal hingga Juni mendatang. Sebelum ini sudah digelar sejumlah terkait seni dan olahraga. Seperti lomba tari, tenis meja, badminton, tenis meja dan lainnya. Bahkan meja tenis meja masih berada di depan resepsionis gedung rektorat pada hari itu.

’’Setiap lomba mendapat sambutan antusias oleh mahasiswa, karena memang digelar menjelang akhir seperti pada tahun ini. Nanti Puncak acara digelar sekitar Juni. Nanti pada bulan Ramadan juga akan ada lomba spesial, lomba MTQ yang juga nanti diikuti dosen, mahasiswa dan karyawan,’’ tutup Fitri.

Keterlibatan Bupati Kampar Dipertanyakan: Terkait Kasus Korupsi di Komisi IV DPRD

Pekanbaru Riau Persada (RP)-Terkait kasus dugaan korupsi di Komisi IV DPRD Kampar, selain keterlibatan sejumlah anggota DPRD Kampar, juga diduga kuat Bupati Kampar ikut terlibat di dalamnya karena yang bersangkutan pernah mendatangi Kepala Kejaksaan Negeri Bangkinang di kantor Kejari untuk upaya kompromi menghentikan perkara yang dimaksud agar segera dihentikan. Berdasarkan data dan laporan masyarakat.

Laporan masyarakat yang mengatakan tidak ada staf ahli komisi, namun dalam Undang-Undang, staf ahli Komisi IV DPRD Kampar itu dibenarkan memang ada. Siapa bilang tidak ada staf ahli Komisi, sementara dalam UU, staf ahli komisi DPRD dibenarkan bahwa ada, cobalah dulu dibaca Undang-Undangnya, makanya jangan asal memberitakan orang kalau tidak membaca UU-nya karena saya bisa gugat, ujar Syafrizal. Sementara Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, H.M Djaenuddin Nare, SH, MM ketika dikonfirmasi media ini beberapa waktu lalu melalui Kasi Penkum dan Humas Kejati Riau, Darbin Pasaribu, SH terkait kasus dugaan korupsi tang melibatkan Ketua komisiIV DPRD Kampar dan Bupati Kampar mengatakan, berkas mengenai kasus dugaan korupsi di Komisi IV DPRD Kampar tersebut, memang sudah diterima Kejati Riau. Namun saat ini masih dalam proses penyelidikan. Menurut D. Pasaribu, tidak tertutup kemungkinan bakal ditindaklanjuti proses hukumnya untuk menetapkan siapa calon tersangka dalam kasus yang dimaksud.

Untuk itu, Kejati Riau saat ini sedang dalam pengumpulan data dan bukti. Kasusnya tetap kita proses sesuai hukum yang berlaku. Berkas laporan masyarakat memang sudah diterima Kejati, dan itu akan kita jadikan sebagai bahan tambahan untuk membantu penyidikan kasus ini nantinya, jelasnya. Sudah beberapa pekan setelah dilaporkan Ali Akbar, salah seorang warga Kampar kepada Kajati Riau terkait kasus dugaan korupsi yang dilakukan sejumlah anggota komisi IVDPRD Kabupaten Kampar, namun sampai saat ini tidak ada reakasi atau tindaklanjut proses pemeriksaan dari pihak Kejati Riau. Berikut isi surat laporan pengaduan terakhir yang disampaikan masyarakat Kampar tanggal (25/02) bahwa, menyusul surat tanggal (21/02) dan surat susulan I tanggal (11/02) tentang laporan pengaduan terkait korupsi pada komisi IV DPRD Kampar, meminta kepada Kapolres Kampar, Kapolda Riau dan Kajati Riau agar secepatnya memproses kasus sesuai laporan yang disampaikan sebelumnya.

Dalam kasus korupsi yang dilakukan komisi IV DPRD Kampar, telah merugikan Negara sebesar Rp180 juta dan Rp25 juta, serta anggota DPRD Kampar yang ber-Ijazah palsu. Disamping itu juga, dalam kesempatan ini masyarakat Kampar juga meminta kepada penegak hukum untuk tetap memproses semua perkara kasus korupsi yang terjadi di Kampar. Kasus korupsi yang terjadi di Kampar sejak dulu hingga saat ini adalah, kasus korupsi DPRD kampar periode tahun 1999-2004 yang telah ditetapkan tersangkanya adalah mantan Ketua DPRD Kampar, Drs. H. Syaifuddin Effendi, Cs yang telah merugikan keuangan Negara sebesar Rp2,3 miliar. Kasus itu, tidak oleh jaksa ke Pengadilan, sedangkan tersangkanya sudah jelas berdasarkan bukti. Kasus itu tidak disampaikan jaksa ke Pengadilan karena, jaksa sudah menerima uang dari anggota DPRD Kampar, Drs. Syafrizal sebesar Rp1,9 miliar agar perkara tersebut tidak dilaporkan ke Pengadilan.

Untuk itu, diminta kepada Kapolda Riau dan Kajati Riau untuk segera melakukan tindakan hukum terhadap anggota DPRD Kampar, Syafrizal yang memberikan uang sebagai suap kepada jaksa sebesar Rp1,9 miliar, dan jaksa yang menerima suap tersebut segera ditangkap. Juga diminta kepada Kapolda Riau, untuk segera memproses kasus korupsi pada dana KNPI Kampar yang berjumlah miliaran rupiah yang dilaporkan secara langsung oleh Ketua DPRD Kampar saat ini, H. Masnur, SH karena sudah ditetapkan tersangkanya yaitu, Ahmad Fikri, S.Ag selaku Ketua KNPI Kampar dan Sekretaris KNPI Kampar, Eka Suma Hamid, ST oleh Kejaksaan Negeri Bangkinang. Namun sangat disayangkan karena kasusnya tidak dilimpahkan jaksa ke Pengadilan. Khusus untuk perkara kasus korupsi dana PSSI Kampar, yang diduga telah merugikan Negara sebesar Rp2,9 miliar yang dilakukan oleh Ketua Umum PSSI Kampar, H. Iliyas HU, untuk itu agar segera diambil langkah-langkah hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Karena hampir seluruh masyarakat Kampar mengetahui anggaran dana PSSI habis diambil dan tidak bisa dipertanggungjawabkan oleh Iliyas HU dengan membuat kegiatan laporan pengeluaran dana fiktif. Kasus korupsi di Dinas PU Kimpraswil Kampar, terkait dengan pungutan liar penjualan Dokumen lelang kepada beberapa di Kampar yang diperkirakan merugikan Negara sebesar Rp1 miliar lebih, agar segera ditindaklanjuti karena sebelumnya juga sudah diproses Polda Riau tahun 2007 lalu.

Satu hal lagi kasus korupsi “terbaru yang dilaporkan masyarakat Kampar, yaitu kasus korupsi oleh komisi IV DPRD Kampar yang diperkirakan merugikan Negara sebesar Rp180 juta. Karena itu, diminta kepada Kapolda untuk segera menyita dokumen Perda APBD Kampar tahun anggaran 2007. Pada tahun 2007 lalu, RAK DPRD Kampar, secara tegas tidak ada mata anggaran untuk staf ahli komisi IV, yang ada hanya anggaran staf ahli DPRD Kampar. Apa bila tidak ada mata anggaran, tetapi anggaran tetap dikeluarkan merupakan suatu hal yang melanggar hukum, karena penggunaan keuangan harus berbasis kinerja, sesuai dengan Permendagri No.13 Rahun 2006 tentang ABPD.

Dari sudut kelayakan atau ketidaklayakan anggarab dengan memberikan dana sebesar Rp180 juta untuk staf ahli, dinilai sangat tidak patut. Karena untuk biaya tenaga seorang Profesor saja, paling besar dibayar hanyaRp15-20 juta. Untuk itu agar segera dilakukan tindakan hukum terhadap staf ahli yang digunakan komisi IV DPRD Kampar, karena setelah perkara ini mulai dilakukan proses hukum oleh polisi, Ketua komisi IV DPRD Kampar, Drs. Syafrizal memaksa staf ahlinya untuk menandatangani Kwitansi bukti penerimaan aunagn sebesar Rp180 juta sebagai uang jasa.

Penanda-tanganan kwitansi tersebut, direkayasa oleh Syafrizal dengan tanggal yang disesuaikan setelah kasus ini mulai diproses polisi. Merebaknya kasus korupsi di komisi IV DPRD Kampar, akibat terjadinya pembagian uang untuk anggota dan komisi secara tidak rata, bahkan ada anggota komisi yang tidak dapat bagian dari hasil korupsi tersebut. Serta, kasus mengenai empat orang anggota DPRD Kampar yang menggunakan Ijazah palsu (Ipal) diminta untuk segera disust tuntas, sehingga tidak menambah kerugian Negara. Data lengkap tentang Ipal tersebut ada di akantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kampar. Kronologos seputar Ipal. Manan Dt. Majokayo yang menggunakan Ipal dilindungi oleh Ketua DPRD Kampar, H. Masnur selaku Ketua Partai Golkar Kampar saat itu, sedangkan semua masyarakat, tahu persis tentang Ipal tersebut. Datuk M. Nazir (Wali Kumbang) sebagai pengguna Ipal, dilindungi oleh

Ketua Partai Demokrat Kebangsaan (PDK), M. Happizon. Zainuddin, pengguna Ipal, dilindungi oleh mantan Ketua Panwaslu Kampar dengan cara, Zainuddin menyuap mantan Ketua panwaslu Kampar sebesar Rp10 juta. Semenrara hasil temuan Panwaslu di tempat sekolah yang bersangkutan, tidak ada yang nama Zainuddin, sesuai dengan photo yang ditempel di Ipal-nya. Di sekolah tersebut, tidak ada nama dan nomor stambuk atas nama Zainuddin.

Waktu pencalengan tahun 2004 lalu, Zainuddin didemo oleh anggota PDI-P dari tapung Hilir, di kantor Panwaslu Kampar, sudah mengecek di sekolahnya di Jawa, menurut hasil temuan bahwa, seorang yang bernama Zainuddin di Jawa itu, menjual Ijazahnya kepada Zainuddin yang menjadi anggota DPRD Kampar saat ini mulai dari Ijazah SD,SMP,SPMA. Nama orang tua Zainuddin yang menjual Ijazah itu, berbeda dengan Zainuddin anggota DPRD Kampar sekarang. Abdul Rachman Chan, semua masyarakat tahu bahwa, yang bersangkutan hanya tamat sekolah SMP, dan setelah lulus SMP Chan berprofesi sebagai penjual minyak di Pertamina. Lalu, darimana pula Abdul rachman Chan mendapatkan Ijazah SMA-nya? Untuk itu, diminta kepada aparat hukum yang benar agar, mengesampingkan kompromi oknum Polres Kampar dan Bupati Kampar, Drs. H. Burhanuddin Husein, MM yang berupaya untuk menghentikan kasus perkara ini.

Bupati Kampar sendiri, sebentar lagi menjadi tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI dalam kasus proses perizinan Illegal Logging. Dan, terhadap Kasat Intel dan Kasat Reskrim Polres Kampar agar lebih proaktif dalam mengusut tuntas masalah yang merugikan Negara ini. [RP]

Sumber : riaupersada.com : 02 April 2008

Sambut STQ Seluruh Pegawai Kenakan Baju Melayu

Anambas, Riau - Semua Jajaran Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas diwajibkan memakai baju kurung melayu lengkap disaat pelaksanaan Seleksi Tilawatil Quran yang berlangsung 13 – 18 Maret 2017 mendatang.

“Ini sebagai bentuk dukungan dan menyemarakan Pelaksanaan STQ V ,” kata Wakil Bupati Kepulauan Anambas Wan Zuhendra Senin (13/3)

Cara ini jelas Zuhendra sebagai cara satu cara untuk melestarikan adat istiadat. ” Kalau tidak diterapkan pada moment seperti ini, sudah banyak yang enggan memakai pakaian melayu lengkap,” jelasnya.

Karena itu, selain STQ ini ada sejumlah momen yang dianggap penting dan wajib memakai baju kurung melayu dengan asesori yang lengkap. Diantaranya saat HUT Kabupaten Kepulauan Anambas, HUT Provinsi Kepri, dan beberapa agenda lain. “Sejumlah Momen ini di Anambas memang diwajibkan memakai Baju Kurung Melayu Lengkap,” ungkapnya.

Wan, mengisyaratkan agar penggunaan Baju melayu lengkap menjadi khazana budaya yang akan dilestarikan dan menjadi salah satu daya tarik di Anambas. “Untuk saat ini disetiap hari Jumat hari kerja sudah diberlakukan menggunakan baju Kurung lengkap,” tukasnya.

Sebelumnya, untuk menyambut pelaksanaan STQ ini banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan mulai dari pemakaian baju kurung melayu, hingga pemusnahan anjing liar meski hanya dikhususkan di Tarempa kecamatan Siantan. Setelah acara selesai baru akan dilaksanakan pemusnahan di kecamatan lain. “Kita hanya fokus dulu di kecamatan Siantan, kecamatan lainnya nanti menyusul,” jelasnya.

Gubri Raih Gelar Datuk Seri Setia Amanah

Pekanbaru, Riau - Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman diberi gelar Datuk Seri Setia Amanah oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Gelar tersebut disematkan kepada Andi Rachman karena dianggap banyak berkomitmen dalam pelestarian kebudayaan Melayu di Bumi Lancang Kuning ini.

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR, Al Azhar di Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru, Selasa (14/3/2017).

"Melalui beberapa kebijakannya, pak Gubernur telah menunjukkan komitmennya dalam melestarikan kebudayaan Melayu. Ini yang menjadi pertimbangan Majelis Kerapatan Adat," kata Al Azhar ketika ditemui di sela-sela kesibukannya dalam sidang verifikasi Pantun menuju warisan budaya tak benda, Selasa siang.

Beberapa komitmen Gubri yang disebut Al Azhar itu, diantaranya dengan lahirnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kebudayaan yang berdiri sendiri dan memiliki kewenangan yang besar.

Kemudian, pencanangan program pariwisata berbasis budaya dinilai sangat tepat karena dapat dijadikan pembatas pengembangan pariwisata agar tidak menyimpang dari adat kesopanan Melayu.

Selain itu, Andi Rachman juga menelurkan Peraturan Gubernur (Pergub) muatan lokal budaya Melayu untuk dipelajari di sekolah-sekolah sebagai wujud melestarikan kebudayaan.

"Beliau juga mengeluarkan kebijakan Riau sebagai Tanah Tumpah Darah Melayu. Sebenarnya gelar Datuk Sri Setia Amanah itu merupakan gelar harapan, bukan diukur dari apa yang dilakukannya, tapi bagaimana yang akan diperbuat Gubri kedepannya," urainya.

Ditegaskan Al Azhar, penabalan gelar itu pun telah disepakati oleh MKA sesuai dengan Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga (AD-ART) LAMR. ‎"Sesuai AD-ART, Gubri sebagai payung panji LAMR harus diberi gelar Datuk Seri," pungkasnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts