Art Summit Ajang Seniman Indonesia Pentas Mendunia

Jakarta - Festival seni kontemporer Indonesia III atau Art Summit Indonesia 2010 mulai digelar Senin (4/10) hingga 24 Oktober 2010. Festival bertaraf iternasional yang diikuti lima negara ini merupakan ajang untuk menampilkan berbagai materi dan produk yang menggabungkan perspektif kesenian, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

"Festival ini sebagai jendela kebudayaan antarnegara dan merupakan kesempatan bagi seniman-seniman kita untuk tampil mendunia," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut Jero Wacik yang didampingi Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film Tjetjep Suparman dan Ketua Panitia Festival Putu Wijaya mengatakan, pergelaran festival ini akan menjadi ajang pembuktian bagi seniman, budayawan, mitra lembaga kesenian, serta kebudayaan dalam dan luar negeri. "Sebagai penyelenggara, Indonesia akan makin diperhitungkan karena punya kesempatan luas menampilkan berbagai materi dan produk pemikiran, teknik penampilan hingga artistik yang ditelurkan," katanya.

Menurut Putu Wijaya, selaku ketua panitia, pihaknya sudah mengundang sejumlah grup seni dunia dan sudah 11 grup musik, teater, dan tarian kontemporer siap tampil, yakni Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat, Austria, Belanda, serta tuan rumah Indonesia.

Kesebelas grup yang dipastikan tampil dalam perhelatan ini adalah Hyun Ok Park (tari dari Korea), Milan Sladek (teater dari Jerman), Leina Roebana (grup tari dari Belanda), Tale Ensemble (musik dari Amerika Serikat), dan Pierrot Lunaire (musik dari Austria).

Sedangkan dari Indonesia, wayang suket Slamet Gundono, Teater Satu Lampung, Gamelan Pendro dan Cundami Bali, musik Blacius Subono, tari Nan Jombang Dance Company, dan tari Sekar Kliwon Nanu Munajar. Mereka ini pilihan tim artistic board yang diketuai Prof Rahayu Supanggah.

Sebagai salah seorang kurator, Putu Wijaya mengatakan, art summit kali ini lebih mementingkan tokoh dengan karya-karyanya. Pemilihan dilakukan secara ketat oleh tim artistik yang diketuai oleh Prof Rahayu Supanggah, dengan anggota Putu Wijaya, Arthur S Nalan, Deddy Luthan, Tom Ibnur, Amna Kusumo, dan Tony Prabowo. "Bisa saja terjadi tokoh yang sama ikut lagi, karena menurut penilaian kurator karyanya terkini dan terbaik," katanya. (Sadono)

-

Arsip Blog

Recent Posts