Pulau Serangan, Harapan Baru Pariwisata Bali

Jakarta - Pulau Serangan, Kota Denpasar, perlu perhatian serius pemerintah, karena pulau tersebut memiliki potensi besar dalam sektor kepariwisataan.

Pemerhati Kebudayaan dan Lingkungan Bali Wayan Geriya mengatakan, jika pemerintah Bali, khususnya Kota Denpasar mampu membangun potensi itu, perekonomian akan tumbuh untuk kesejahteraan warga di Pulau Serangan.

Ia mengatakan, Pulau Serangan dengan jumlah penduduknya mencapai 885 kepala keluarga atau 3.848 orang telah mengalami sebuah transformasi fisikal dengan adanya penambahan luas daratan melalui reklamasi. Namun pulau itu tetap bertahan sebagai ikon mentalitas yang sarat nuansa keindahan bahari.

“Selain keindahan bahari dan keluhuran spiritual, pulau itu memberikan rasa harmoni dan kenangan. Sebab sejak zaman dahulu di pulau ini terkenal dengan penangkaran penyu,” tutur Geriya yang juga seorang Antropog dari Universitas Udayana.

Ia mengatakan, berbekal pengalaman dan tantangan, masyarakat Pulau Serangan proaktif berbenah dan mengejewantahkan konsep “community development” berbasis multidimensi yang dikenal dengan 3 E yaitu ekologi, edukasi dan ekonomi.

“Hal tersebut merujuk pada jati diri, bahwa Pulau Serangan sebagai kawasan potensial dan penuh harapan menjadi representasi kebijakan pemerintah akan konservasi lingkungan, sejarah dan nilai budaya,” katanya.

Selain itu, kata mantan Dekan Fakultas Sastra Unud itu, kepentingan dunia pendidikan serta kepentingan pariwisata budaya penuh atraksi dan berkelanjutan.

“Saya melihat dengan konsep 3 E, citra positif pun menggeliat mampu mempengaruhi kekinian akan sebuah pemetaan yang makin mengedepankan Pulau Serangan sebagai sebuah kawasan yang berhasil memadukan nuansa bahari, spiritual dan budaya kreativitas rasa akan multikulturisme,” ucapnya.

Dikatakan, titik mula pemetaan terkini Pulau Serangan mengacu pada pergerakan dan dinamika yang berpusat dan terpancar dari Pura Sakenan. Hal tersebut sebagai sentrum spiritual situs-situs keagamaan lainnya mencerminkan sebuah landasan keluhuran budi dari revitalisasi Serangan.

Menurut dia, dalam konteks ekologi, acara “Pesona Pulau Serangan” yang akan digelar 13-15 Nopember 2009 akan bermuara pada kekayaan dan panorama bahari berikut hutan bakaunya.

Dalam festival itu akan menampilkan beragam kegiatan antara lain festival kuliner, terumbu karang asuh, pelepasan tukik, gelar seni budaya, parade perahu tradisional (jukung) dan pameran potensi Serangan.

Setelah direklamasi sejak 1990 oleh PT BTID (Bali Turtle Island Development), luas Pulau Serangan bertambah menjadi 480 hektare dari sebelumnya 110 hektare. (*an/ham)

-

Arsip Blog

Recent Posts