Wisatawan Terkonsentrasi di Bali dan Jakarta

Yogyakarta - Dalam situasi krisis global, rata-rata tingkat hunian hotel berbintang secara nasional hingga saat ini masih bisa mencapai 60 persen. Sayangnya kunjungan wisatawan masih terkonsentrasi di Bali dan Jakarta, sehingga dampak ekonominya kurang merata.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wiryanti Sukamdani mengatakan, rata-rata tingkat hunian hotel tahun ini tidak banyak berubah dibanding tahun lalu. Hal itu terjadi karena kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara juga tidak banyak berubah.

"Di tengah krisis jumlah wisatawan mancanegara bisa stabil bahkan sedikit tumbuh . Dari data penerbangan, tahun ada sekitar 50-an juta penumpang," katanya saat berada di Yogyakarta, Rabu (4/11) malam.

Menurut dia, dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara yang jumlah kunjungan wisatawannya menurun, kondisi industri pariwisata Indonesia termasuk baik. Sayangnya kunjungan wisatawan di Indonesia masih terkonsentrasi di wilayah tertentu terutama Bali dan Jakarta. Padahal secara nasional hotel dan restoran bisa menyumbang pajak sekitar Rp 49 triliun.

Angka 60 persen merupakan rata-rata tingkat hunian secara nasional. "Di Bali rata-rata tingkat hunian bisa mencapai 80 persen, di Jakarta mungkin sekitar 60 persen. Sedangkan di kawasan timur Indonesia, tingkat hunian masih berada di bawah 60 persen," tuturnya.

Melihat situasi tersebut, lanjut Wiryanti, pemerintah dan pelaku industri pariwisata perlu melakukan sesuatu untuk memecah konsentrasi wisatawan. Dengan begitu, industri pariwisata bisa mendorong perekonomian daerah. Promosi harus semakin gencar.

Selain itu, akses penerbangan langsung ke luar negeri juga sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Untunglah tahun depan Garuda Indonesia akan membuka penerbangan langsung ke Eropa, tambahnya. (ARA)

-

Arsip Blog

Recent Posts