Mengkaji Warisan Khasanah Al-Banjari

Oleh: Zulfa Jamalie

Saya teringat, empat tahun silam tepatnya 4-5 Oktober 2003 di Banjarmasin, Pusat Pengkajian Islam Kalimantan (PPIK) IAIN Antasari bekerjasama dengan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), Dewan Pustaka Malaysia (DPM) serta Persatuan Ulama Kedah (PUK), menyelenggarakan Seminar Internasional tentang Sejarah Hidup dan Pemikiran Al-Banjari.

Banyak hal dan harapan yang terlontar dalam seminar penting itu. Intinya, keinginan yang sama dari berbagai tokoh dan intelektual Melayu (Banjar-Malaysia) tentang pentingnya kajian dan publikasi yang lebih luas terhadap jasa, aktivitas, perjuangan, karya tulis dan khazanah emas pemikiran Al-Banjari.

Apakah yang istimewa dari khazanah Al-Banjari? Bagi saya, jika kita sepakat, Al-Banjari adalah tokoh dan ulama besar yang mengharumkan nama banua dengan seluruh karya dan peninggalannya kemudian diteruskan oleh keturunannya. Maka, menjadi hal yang signifikan bagi kita untuk mengkaji warisan ilmu dan karya yang ditinggalkan itu. Sebab, kita sering lupa pada warisan lama berharga. Dibanding Malaysia, kita jauh tertinggal untuk kajian serupa. Malaysia terus menggalakkan kajian penting tentang perjuangan, pemikiran dan karya besar ulama Melayu, seperti Kitab Sabil al-Muhtadin yang dianggap sebagai salah satu `Karya Agung Melayu `.

Al-Banjari memang tokoh yang multidimensi dalam membangun masyarakat Banjar. Karenanya, perjuangan, kebesaran, jasa, keilmuannya senantiasa dikenang umat. Dia meninggalkan teladan dakwah yang banyak, karya nyata yang bermanfaat, karya tulis yang bisa dikaji dan generasi kader yang terus berjuang mendakwahkan Islam. Dari semua yang dilakukannya, seakan Al-Banjari berpesan kepada kita: “Jangan pernah berhenti berkarya untuk membangun umat.”

Al-Banjari membangun komunitas dengan meletakkan landasan yang kuat bagi kehidupan masyarakat. Al-Banjari membangun lembaga pendidikan yang menjadi pusat untuk taklim wa taklum (belajar-mengajar). Membangun perpustakaan sebagai pusat referensi dan sumber belajar yang bisa membantu santri untuk mengkaji berbagai disiplin ilmu. Membangun mushalla sebagai tempat pembinaan rohani umat. Melakukan pengkaderan untuk kemudian dikirim ke berbagai daerah guna menjadi suluh umat.

Membentuk lembaga hukum bagi negara untuk menaungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menulis kitab keagamaan yang menjadi dasar dan pedoman masyarakat untuk menjalankan ajaran agama dalam kehidupan mereka menuju arah yang lebih baik, serta berbagai aktivitas dakwah lainnya yang terus dan terus dilakukannya.

Dakwahnya tidak hanya bersifat lisan (bil-lisan), tetapi juga diwujudkan dalam bentuk tulisan (bil-kitabah) dan berkarya secara nyata membangun masyarakat (bil-hal). Garapan dakwahnya pun multibidang, tidak hanya menyangkut masalah keagamaan (keislaman dan keimanan) juga yang berkenaan dengan kehidupan umat: kemasyarakatan, perekonomian, pendidikan, lingkungan bahkan politik-kenegaraan.

Al-Banjari telah meletakkan dasar yang kuat bagi kehidupan masyarakat Banjar di bawah naungan Islam. Islam menjadi dasar utama kehidupan masyarakat. Bahkan akhirnya Syariat Islam ditetapkan sebagai dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui Undang Undang Sultan Adam (UUSA). Upaya Al-Banjari untuk membumikan Islam di Tanah Banjar, meninggalkan jejak emas yang selalu dikenang umat dengan penuh kesyukuran. Semoga banua kita kembali melahirkan banyak Al-Banjari (ulama) baru, yang memiliki komitmen kuat untuk membangun dan memberikan yang terbaik terhadap dakwah Islam di banua.

Melihat jejak perjuangannya, dapat dikatakan, hampir semua bidang kehidupan masyarakat tersentuh oleh dakwah Al-Banjari. Al-Banjari memang tokoh yang benar-benar multidimensi dalam membangun masyarakat Banjar.

Usaha untuk menggali khazanah dan peninggalan ulama besar kita itu, senantiasa memang harus dilakukan agar tidak hilang dan terlupakan. Untuk itu diperlukan komitmen semua pihak, terlebih keberpihakan dan dukungan pemerintah daerah. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kajian dan eksplorasi secara mendalam referensi dan bahan penting berkenaan riwayat hidup Al-Banjari dan keturunannya akan ramai dilakukan.
__________

Zulfa Jamalie, adalah pelajar di Universiti Utara Malaysia, Sintok, Kedah

Sumber : Banjarmasin Post
-

Arsip Blog

Recent Posts