Indonesia Kaya Potensi Wisata Minat Khusus

Yogyakarta- Optimisme terhadap perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mengesampingkan pengaruh krisis ekonomi global. Bahwa kepariwisataan Indonesia diyakini tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut. Indonesia yang memiliki keragaman objek wisata dengan potensi wisata minat khusus akan menjadi tempat pilihan berwisata.

Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Thamrin B Dachri, di sela acara pembukaan "Workshop on Heritage Tourims" di Hotel Garuda, Yogyakarta, Senin (13/10) malam, mengatakan, krisis ekonomi global yang baru melanda dunia, apabila berlangsung lama, pasti akan berdampak bagi kepariwisataan di Indonesia. Namun, jika tidak lama, tidak akan berpengaruh bagi dunia pariwisata kita.

Ia memperkirakan, dalam kondisi saat ini, para calon wisatawan mancanegara yang punya rencana berkunjung ke Indonesia atau ke negara lain, untuk sementara lebih memilih menunggu perkembangan atau wait and see. Namun, biasanya kegiatan untuk perjalanan wisata akan kembali bergairah. "Saya kira kondisi seperti ini tidak berlangsung lama," ujarnya.

Malah, dengan kondisi krisis seperti ini, ada kemungkinan justru kepariwisataan Indonesia akan diuntungkan. Sebab, sebagai daerah tujuan wisata, Indonesia punya banyak potensi wisata minat khusus, yang perkembangannya akan sangat berarti.

Menurut Thamrin, wisata minat khusus akan banyak dilirik para wisatawan dan tidak akan terpengaruh kondisi krisis. Sebab, bagi wisatawan minat khusus, harga tidak jadi masalah, asal keinginannya terpenuhi. "Karena itu, kemungkinan kepariwisataan kita tidak akan terpengaruh krisis ekonomi global. Kita tunggu saja nanti. Kalau kondisi ini tidak berlangsung lama, pasti dunia pariwisata kita akan bergairah lagi," katanya.

Sementara itu, dalam workshop yang digelar Jogja Tourism Training Center (JTTC) bekerja sama dengan Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, pakar pariwisata heritage (peninggalan bersejarah) asal Inggris, Nigel Bullough, mengakui sebenarnya Indonesia punya potensi wisata heritage yang sangat beragam.

Namun, Nigel menyayangkan, potensi heritage tersebut belum digarap secara maksimal. Padahal, potensi ini akan menjadi menarik dan banyak diminati ketika kemudian disusun seperti wisata napak tilas. Seperti halnya yang pernah disusun, yakni napak tilas perjalanan Mpu Prapanca sepanjang 900 km. "Contoh lain yang bisa digarap sebenarnya masih cukup banyak dan beragam," katanya.

Konsultan UNWTO pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Alistair G Spiers, menyebutkan, pariwisata heritage sebenarnya sangat beragam, meliputi sektor-sektor arkeologi, arsitektur umum, arsitektur bangunan keagamaan, biara, vila dan taman, fresco serta mozaik, termasuk di dalamnya lukisan dan pahatan, monumen, kehidupan tradisional, pedesaan dan sebagainya.

Ia meyakini, minat wisatawan untuk mendatangi objek wisata heritage akan terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah wisatawan. Sebab, di banyak negara, objek wisata heritage juga banyak dikunjungi wisatawan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istidjab M Danunagoro, saat ditemui terpisah menilai perlunya promosi ke berbagai daerah/negara agar terhindar dari krisis. Pasalnya, saat kondisi ekonomi memburuk, gairah berwisata masyarakat di negara maju menurun.

Diakuinya, efek krisis memang belum terasa tahun ini karena wisatawan sudah membelanjakan dana untuk berwisata melalui travel agent. "Sudah banyak wisatawan yang tercatat memesan ke agen/biro perjalanan atau memesan kamar hotel selama musim libur akhir tahun ini," katanya. Ia memperkirakan, pengaruh krisis ekonomi global baru akan terasa pada Januari tahun depan. (B. Sugiharto)

Sumber: www.suarakarya-online.com (16 Oktober 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts