Menikmati Alunan Gong Saron `Wit` Blambangan

Denpasar, Bali - Keberadaan Gong Saron di Bali sudah berusia cukup tua. Demikian pula Gong Saron Blambangan Banjar Seseh, Singapadu, Sukawati, Gianyar.

“Jauh sebelum penjajahan Belanda, Gong Saron yang ada di Singapadu kami perkirakan sudah ada," jelas Pembina Sekaa Gong Saron Blambangan Banjar Seseh Singapadu, AA Anom Suma (78), Selasa (1/7) kemarin.

Ditemui saat sekaa ini pentas di arena PKB, Anom Suma didampingi Ketua Sekaa Nengah Arimbawa dan Made Sudarsana menjelaskan, sekaa gamelan saron ini berisi nama Blambangan, karena karawitan tersebut wit atau berasal dari Blambangan, Banyuwangi, Jatim. Perangkat gamelan ini dulunya berasal dari Blambangan, bagaimana sejarahnya hingga sampai di Banjar Seseh Singapadu, pihaknya tidak tahu persis. Di Bali, gong ini umumnya digunakan kepentingan upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya.

Dikatakannya, tingkat kesulitan memainkan Gong Saron cukup tinggi, diperlukan konsentrasi dan daya ingat yang tinggi pula. Karena itu, selama ini sangat dirasakan kesulitan regenerasi. Dalam penampilannya di Kalangan Angsoka kemarin, sekaa gamelan ini menampilkan sejumlah tabuh yakni tabuh Gilak Angklung, Cinade, Lilit, dan Sih Miring.

Tingkat kesulitan memainkan Gong Saron cukup tinggi, diperlukan konsentrasi dan daya ingat yang tinggi pula. Karena itu, selama ini sangat dirasakan kesulitan regenerasi. (lun)

Sumber: www.balipost.com (2 Juli 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts