Bali Jadi Tujuan Wisata Rohani Ramadan

Denpasar, Bali - Bali menjadi daerah tujuan wisata rohani setiap datang Ramadan karena umat Islam dari dalam dan luar negeri akan memanfaatkan liburannya di Pulau Dewata mengunjungi makam dan tempat-tempat bersejarah masuknya Islam ke daerah ini. "Di Bali banyak memiliki tempat-tempat bersejarah karena agama Islam masuk ke Bali pada zaman kerajaan lebih dari 500 tahun silam," kata Kepala Bidang Bimas Islam dan Penyelenggara Haji Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali Haji Musta`in di Denpasar, Jumat (22/8).

Ia mengatakan, tempat-tempat bersejarah atau makam tersebut hingga kini masih utuh dan terawat dengan baik di berbagai tempat di Bali. Alquran dan mimbar tua di Masjid Assyuhada dan nisan kuburan di lingkungan Kampung Bugis merupakan saksi bisu masuknya Islam ke Kelurahan Serangan, Denpasar, pada abad ke-17. Hal itu berawal dari pendaratan sebuah perahu dari Jawa ke Denpasar yang penguasanya di Bali saat itu Raja Tjokorda Pemecutan III, bergelar Betara Sakti karena Raja Pemecutan III memiliki kesaktian yang luar biasa.

Ketika itu, Kerajaan Pemecutan tengah berseteru dengan tetangganya, Kerajaan Mengwi, yang akhirnya meletus peperangan. Diplomasi mulut atau musyawarah tampaknya tidak mampu mencegah perang bersenjata, sehingga berlaku hukum rimba, yakni siapa yang kuat dialah pemenangnya. Para pendatang dari Jawa yang perahunya mengalami kerusakan dan terdampar, tenaganya kemudian dimanfaatkan oleh Raja Pemecutan sebagai prajurit yang membantu menggempur Kerajaan Mengwi.

Prajurit pendatang tersebut dipimpin oleh Raden Sastroningrat, seorang bagsawan kelahiran Madura. Oleh raja, ia dijanjikan kebebasan serta akan dinikahkan dengan salah seorang putrinya bila bersedia membantu Kerajaan Pemecutan melawan Mengwi, sekaligus mengalahkannya. Akhirnya, pasukan gabungan Kerajaan Pemecutan dan para pengawal Raden Sastroningrat berhasil memenangkan pertempuaran atas Kerajaan Mengwi. Raja Pemecutan III menempati janjinya, atas kemenangan pertempuran itu, dan Sastroningrat dikawinkan dengan putri raja bernama Anak Agung Ayu Rai. AA Ayu Rai wafat dan dikuburkan di tempat pemakaman "Setra Ganda Mayu" Badung yang lokasinya berdekatan dengan Puri Raja Pemecutan, dan sampai sekarang makam tersebut lebih dikenal dengan nama "Pura Keramat Puri Pemecutan".

Haji Musta`in menjelaskan, tempat makam tersebut selama bulan suci Ramadan banyak diziarahi oleh umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia maupun mereka yang yang telah menjadi warga Bali. “Demikian pula tempat-tempat bersejarah lainnya bagi umat Islam di kabupaten lainnya di Bali juga menjadi kunjungan wisatawan pada bulan Ramadan,” tutur Haji Musta`in. (Ant/OL-02)

-

Arsip Blog

Recent Posts