Kembangkan Pelabuhan di Indonesia untuk Kapal Pesiar

Miami, Florida - Fasilitas pelabuhan Nusantara sudah saatnya dikembangkan sebagai tempat persinggahan kapal-kapal pesiar luar negeri. Daya tarik wisata bahari dan keberadaan pelabuhan laut berpotensi dalam memperbesar kunjungan wisatawan asing yang selama ini masih dominan melalui pelabuhan udara.

Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Sapta Nirwandar di sela-sela Seatrade Cruise Shipping Convention di Miami, Florida, Amerika Serikat, Selasa (11/3) siang atau Rabu (12/3) dini hari WIB. Forum pameran itu diikuti sekitar 1.000 perusahaan kapal pesiar, pengelola pelabuhan, dan industri terkait dari sekitar 100 negara/kawasan.

Delegasi Indonesia melibatkan unsur PT Pelabuhan Indonesia, PT Pelni, dan biro perjalanan. Hari pertama konvensi yang dijadwalkan empat hari tersebut langsung diwarnai pertemuan bisnis antara Delegasi Indonesia dan Puerto Rico. Difasilitasi Konsul Jenderal RI untuk Houston Kria Fahmi Pasaribu, delegasi Indonesia yang dipimpin Sapta Nirwandar menyatakan tertarik untuk memetik pengalaman Puerto Rico mengelola persinggahan kapal pesiar.

Ketua Delegasi Puerto Riko, Fernando J Bonilla mengungkapkan, wilayahnya setiap tahun disinggahi sekitar 1,4 juta penumpang kapal pesiar dari kawasan Karibia dan Eropa. Agar mereka tertarik dan betah berlama-lama mampir di pelabuhan, pemerintah Puerto Rico memberi insentif tiga dollar AS kepada setiap penumpang kapal pesiar.

”Kami keluarkan tiga dolar AS, tetapi nilai belanja dari setiap penumpang bisa berlipat ganda bagi perekonomian masyarakat dan kas pemerintah,” kata Fernando, sambil menyatakan kesiapannya berkunjung ke Indonesia untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Depbudpar, Noviendi Makalam mengungkapkan, terdapat 10 provinsi di Indonesia yang menjadi target persinggahan kapal-kapal pesiar dari Amerika, Eropa, dan Australia melalui Pasifik. Pelabuhan tersebut adalah Belawan (Sumatera Utara), Anambas (Kepulauan Riau), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Semarang (Jawa Tengah), Benoa (Bali), Lombok (Nusa Tenggara Barat), Komodo-Sumba-Larantuka (Nusa Tenggara Timur), Makassar-Parepare-Palopo (Sulawesi Selatan), Ambon-Banda (Maluku), dan Jayapura/Raja Ampat (Papua/Papua Barat).

”Selama ini rata-rata kedatangan kapal pesiar di Indonesia antara 84-90 per tahun,” katanya.

Noviendi menjelaskan, saat ini dermaga dan fasilitas Pelabuhan Benoa, Bali sedang dikembangkan menjadi lebih 200 meter. Kelak, pelabuhan itu dapat disinggahi kapal pesiar berkapasitas 1.000-2.000 orang.

Sumber: www.kompas.com (13 Maret 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts