Pariwisata Babel Perlu Destinasi Baru

Sungailiat - Penambahan jumlah destinasi pariwisata baru, infrastruktur yang memadai serta kemudahan transportasi di Bangka Belitung (Babel) sangat mendesak untuk direalisasikan dalam rangka menyukseskan Visit Babel Archi 2010.

Pengembangan dan pengelolaan secara profesional destinasi pariwisata baru yang potensial di samping obyek-obyek wisata yang yang telah dikelola sebelumnya, akan mampu menarik lebih banyak kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara, dan juga untuk memperpanjang lengh of stay mereka di daerah ini.

"Di Babel biasanya untuk tur, masa kunjungan wisata tamu rata-rata tiga hari dua malam. Bagaimana bisa long stay hingga lima hari, ternyata tidak bisa di daerah ini, kendalanya kurangnya jumlah destinasi pariwisata," ujar Kurniawan, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Pangkalpinang di sesi tanya jawab Rapat Koordinasi (Rakor) Pariwisata se-Provinsi Babel di Parai Beach Resort and Spa, Selasa (4/3).

Menurut Kurniawan, dalam rangka memudahkan wisatawan datang ke Babel dibutuhkan rute penerbangan baru yang tidak hanya Jakarta-Pangkalpinang saja, infrastruktur ke obyek wisata selain ketersediaan energi listrik untuk menarik investasi industri pariwisata. "Karena kelangkaan energi listrik, ada hotel yang pada saat beban puncak, ia harus pakai genzet sendiri. Sebulan ia harus mengeluarkan Rp 200 juta untuk solar. Melihat itu investor lain akan berikir panjang untuk masuk," katanya.

Dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata baru menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Provinsi Babel, Salim Holian mengatakan, perlu adanya inventarisir obyek wisata apa saja yang bisa dijual.

"Kita punya pulau-pulau kecil yang bisa kita kembangkan, tapi selama ini belum ada inventarisasi apa-apa saja yang bisa dikembangkan di pulau tersebut. Saya saat di BKPMD pernah menghimbau kepada kota dan kabupaten agar membuat itu, tapi memang kita lemah disitu," katanya.

Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Bangka, M Kamil Abubakar, menyayangkan dari empat sektor unggulan pembangunan ekonomi Babel bila dikembangkan bersama terjadi kontradisi. Ketika daerah ini mengembangkan sektor perikanan, kelautan dan pariwisata akan terjadi kontradiksi dengan pertambangan laut.

"Adanya isu pemanasan global, hendaknya Babel mengambil kebijakan pengembangan pariwisata
yang mengembalikan lingkungan hidup. Dengan demikian Babel akan memperoleh perhatian dan memperoleh insentif dari dunia internasional," katanya.

Sumber: www.bangkapos.com (5 Maret 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts