Makanan Khas Melayu untuk Berbuka Puasa

Tanjungpinang, Kepri - Banyak makanan dan masakan khas daerah yang bisa kita temui hanya pada saat Ramadhan seperti saat ini. Salah satunya siput hisap. Masakan ini bisa ditemui di sejumlah pasar dadakan yang menjual beragam penganan berbuka puasa. Seperti di Jalan Gereja Tanjungpinang, Kepri, sekitar Jalan Bali, Jalan Basuki Rachmat, dan Jalan Pemuda. Meski pembelinya tak banyak, tapi masakan ini bisa ditemui nyaris setiap hari di tempat-tempat tersebut. Karena yang membelinya tidak banyak, maka yang dijual juga tidak banyak. Paling-paling hanya 1 atau 2 baskom saja. Harganya sekitar Rp5 ribu per gelas kecil atau pas untuk ukuran makan 1 orang. Masakan siput hisap ini bahan utamanya berupa siput berukuran kira-kira sebesar kelingking hingga jempol jari tangan orang dewasa.

Warnanya hitam dengan buntut yang runcing. Saat dimasak, buntutnya yang runcing itu dipotong supaya isinya bisa dihisap. Kalau buntutnya tidak terpotong dengan baik, isi siputnya yang gurih itu tidak bisa dihisap. Siput hisap ini dimasak seperti memasak gulai tapi kuahnya sedikit saja. Kemudian, rasa pedasnya dilebihkan dan terkadang dicampur dengan daun ubi kayu. Ada juga yang menambah rasa pedasnya dengan cabe rawit yang ditumbuk kasar. Bagi yang belum pernah mencoba mungkin akan heran melihat masakan ini. Tapi bagi yang sudah pernah merasanya, melihatnya dari jauh pun sudah membuat air liur mengalir. Walaupun untuk memakannya perlu kerja lebih.

Siput yang sudah masak itu diambil badannya dan dihisap dari bagian depannya. Mirip seperti makan gonggong. Bedanya kalau gonggong isi badannya dicungkil keluar sebelum dimakan, kalau siput hisap tak perlu dicungkil. Sebab, ukurannya lebih kecil dari gonggong dan bisa langsung dihisap saja. ”Kalau tak bulan puasa ada juga yang jual siputnya, tapi tak langsung dijual masak. Tapi itupun jarang-jarang ada lah,” kata Ros, penjual siput hisap di Jalan Gereja, kemarin. Tak banyak lagi orang yang bisa mengolah siput ini, apalagi karena untuk mengolahnya cukup sulit. Siput ini hidup di rawa bakau yang berlumpur dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkannya dari lumpur. Setelah itu baru bisa diolah lebih lanjut sesuaui dengan selera dan rasa masing-masing. (Sigit)

-

Arsip Blog

Recent Posts