Nostalgia Kerupuk Jengkol

Jakarta - Banyak orang menjauhi makanan yang satu ini lantaran baunya yang tak sedap. Bentuknya mungil, sederhana, berwarna putih kecoklatan tak menarik mata. Meski begitu tak sedikit yang merindukan si kriuk renyah yang rasanya enak ini. Meskipun tak semua orang mengaku penyuka jengkol, ternyata ketika disodori sebungkus kerupuk dan emping jengkol tak banyak yang menolak bahkan sampai dibuatnya ketagihan. Tak heran karena kerupuk sederhana ini rasanya memang kriuk enak.

Seperti namanya, kerupuk dan emping ini memang berbahan dasar utama jengkol. Untuk kerupuk jengkol biasanya terbuat dari jengkol yang dicampur bersama dengan tepung kanji. Bentuknya bundar dengan warna cokelat butek tak menarik mata dengan rasa jengkol yang tak begitu menyengat lagi. Sedangkan emping jengkol benar-benar terbuat dari jengkol yang dipipihkan dan dikeringkan lalu digoreng. Karena tidak dicampur dengan kanji maka rasa dan bentuknya mirip dengan emping.

Kerupuk maupun emping jengkol ini, mau dimakan begitu saja sebagai camilan atau sebagai teman nasi putih bersama lauk-pauk lainnya. Hmm... rasanya tetap sama enaknya. Tetapi jika dulu kerupuk jengkol banyak dijumpai, kini makanan ini dibilang langka alias sudah jarang didapat. Nah, buat mereka yang kangen dan ingin bernostalgia dengan kerupuk dan emping jengkol, di beberapa rumah makan tradisional dan pasar-pasar biasanya kerupuk jengkol masih dapat ditemui. Untuk sebungkus kerupuk jengkol dihargai sekitar Rp 1000,00 - Rp 2000,00 per bungkus. (dev/odi )

Sumber: http://meok.detik.com 11 Juli 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts