Resesi Ekonomi Global Pengaruhi Pengeluaran Wisman Di Indonesia

Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan resesi ekonomi global yang terjadi saat ini bisa mempengaruhi jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.

“Resesi ekonomi global ini mungkin akan menyebabkan `spending` akan turun tetapi tidak banyak,” kata Menbudpar setelah melantik pejabat eselon I dan eselon II di lingkungan Depbudpar di Jakarta, Kamis.

Jero Wacik melanjutkan tingkat pengeluaran yang turun mungkin berasal dari wisman yang mempunyai tingkat ekonomi pas-pasan.

“Untuk turis yang `high class`, pengeluaran mereka akan tetap. Mereka tidak akan goyah dengan kondisi ini,” kata dia.

Menbudpar mencontohkan wisman dengan tingkat perekonomian tinggi yang datang ke Indonesia antara lain dari Rusia dan Timur Tengah.

“Wisman Rusia rata-rata mengeluarkan sekitar lima ribu dolar Amerika dan mereka tinggal lama di Indonesia. Timur Tengah juga pengeluarannya tinggi tetapi masih kalah dari Rusia,” kata Jero Wacik.

Data pariwisata menunjukkan rata-rata pengeluaran per wisman pada 2006 mencapai 913,09 dolar Amerika dengan penerimaan devisa sebesar 4,4 miliar dolar Amerika dari 4,8 juta wisman yang datang ke Indonesia.

Rata-rata pengeluaran per wisman pada 2007 mencapai 970,98 dolar Amerika dengan penerimaan devisa sebanyak 5,3 juta dolar Amerika dari 5,5 juta wisman yang datang ke Indonesia.

Untuk tahun kunjungan wisata Indonesia (Visit Indonesia Year/VIY) 2008, Depbudpar menargetkan dapat menarik tujuh juta wisman dengan perolehan devisa sebanyak 6,7 miliar dolar Amerika.

Menbudpar mengganti dan melantik pejabat eselon I dan eselon II meliputi delapan pejabat eselon I dan 23 orang pejabat eselon II.

Pergantian eselon I yaitu Sekjen Depbupdar Sapta Nirwandar digantikan oleh Wardiyatmo yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Sapta Nirwandar selanjutnya menjadi Dirjen Pemasaran Depbudpar menggantikan Thamrin B Bachri yang kemudian menjabat sebagai Staf Ahli Menteri bidang Hubungan Antar Lembaga.

Irjen Depbudpar Tjetjep Suparman dilantik menjadi Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film yang ditinggalkan oleh Sri Hastanto karena pensiun.

Posisi Irjen Depbudpar ditempati oleh Sambudjo Parikesit yang sebelumnya menjabat dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dan sekarang posisi tersebut diisi oleh Firmansyah Rahim yang sebelumnya Staf Ahli Menteri bidang Hubungan Antar Lembaga.

Sekretaris Dirjen Sejarah dan Purbakala Depbudpar Sri Rahayu Budiarti dilantik untuk menempati pos yang baru sebagai Staf Ahli Menteri bidang Multikultural dan Direktur Promosi Dalam Negeri Ditjen Pemasaran Pariwisata Depbudpar TItien M Soekarya menjadi Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menggantinkan Wardiyatmo.

Thamrin B Bachri tidak ikut hadir untuk dilantik karena sedang memimpin delegasi Indonesia pada acara bursa pariwisata dunia (ITB) di Berlin Jerman.

Pejabat eselon II yang dilantik antara lain Surya Dharma menjadi Kepala Pusat Informasi dan HUmas, Ukus Kuswara menjadi Direktur Perfilman, I Gede Pitana menjadi Direktur Promosi Luar Negeri, Fathur Bahri Direktur Promosi Dalam Negeri, NIa Niscaya menjadi Direktur Konvensi, Insentif dan Pameran.

Menbudpar mengharapkan bagi pejabat yang dilantik agar memenuhi empat kriteria yaitu integritas dan kejujuran, kapasitas, akseptansi dan usia.

Sumber: Antara News (10 Maret 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts