Keris, Rencong dan Mandau Simbol Strata Sosial

Depok, Jabar- Budaya memang peninggalan leluhur tetapi bukan berarti ketinggalan zaman. Alasannya, ciri khas satu bangsa itu bisa dimutakhirkan sesuai zaman.

“Sekarang ini jamannya gadget, tapi kita bisa lihat Katana Jepang. Kurang kuno apa budaya itu, tetapi disana dipopulerkan,” kata Donny Satryowibowo, pembina Komunitas Keris Universitas Indonesia (UI), saat dihubungi. “Yang penting bagaimana cara kita menghargai & menampilkan budaya kita itu untuk diterapkan kepada generasi muda.”

Diumpamakannya, keris di Jawa (Rencong di Aceh, atau Mandau di Kalimantan) menjadi simbol strata sosial dan alat perjuangan etnis. “Nilai-nilai budaya inilah yang harus terus dilestarikan, yang bisa tergerus zaman bila tidak selalu diperkenalkan kepada generasi penerus,” ujar lulusan Sastra Jawa UI itu.

Hari Kebudayaan Dunia (World Heritage Day), yang ditetapkan UNESCO setiap 18 April diperingati Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI sampai akhir April 2014. Acara diisi berbagai pameran budaya, penampilan tari, hingga seminar budaya.

Ketua BEM FIB UI, Raihan Abiyan Fatthah, mengatakan WHD dirayakan dengan cara mahasiswa FIB pakai baju kebudayaan seperti baju Dayak atau batik. “Tahun ini paling dominan kami tampilkan keris. Karena keris sudah diakui diantara 6 kebudayaan Indonesia yaitu keris, nokem, saman, wayang, batik,” ujarnya seraya menyebut kegiatan ini kali ke-2 oleh BEM FIB UI dan Lontara Project.

Dijelaskannya, tahun 2015, Kemendikbud mendorong 9 tarian tradisional Bali agar diakui UNESCO sebagai budaya dunia yang akan dilestarikan. Tari Legong termasuk diantaranya.

-

Arsip Blog

Recent Posts