Pesta Tabuik Berakhir, 3.000 Perantau Pariaman Mudik

Pariaman, Sumbar – Helat kolosal tahunan di pantai Gondoriah Pariaman berakhir, usai diarak dari tempat asalnya (Subarang dan Pasa) kedua tabuik itu dilarung (dibuang) ke laut. Belasan ribu orang tumpah ruah memadati kawasan pantai Pariaman dalam helat Tabuik tahun ini.

Tahun ini pesta Tabui juga diramaikan oleh para perantau Pariaman yang pulang mudik untuk menyaksikan ritual pesata budaya Tabuik.

Prosesi yang merupakan fragmen kisah gugurnya dua cucu Rasulullah, Hasan dan Husein dalam pertempuran di Padang Karbala itu mendapat perhatian besar juga dari para turus mancanegara.

Pada puncak acara, Gubernur Sumbar yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat, Burhasman menyebutkan bahwa berkaitan dengan pesta budaya tabuik, hendaknya juga dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga kota dan kabupaten.

Burhasman berharap pesta tabuik, mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif.

“Jika ini dikemas lagi lebih baik untuk masa mendatang, tentu akan lebih banyak wisatawan yang datang, terutama wisatawan yang secara emosional tersangkut dengan peristiwa tabuik ini,” kata Burhasman.

Sementara itu Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dalam kesempatan itu mengatakan, Pemerintah Kota Pariaman sangat commited mengembangkan potensi pariwisata dan budaya lokal, di antaranya Pesta Budaya Tabuik.

Ke depan, pemerintah kota bersama masyarakat Pariaman akan terus berupaya Tabuik mampu menjadi salah satu pilar untuk mendorong kemajuan pembangunan daerah.

Tahun ini sekitar 3.000 perantau Pariaman, diperkirakan pulang kampung untuk menyaksikan puncak Pesta Budaya Tabuik 2011.

"Diperkirakan sebanyak 3.000 orang yang akan datang, tapi resminya yang sudah jelas pulang kampung sebanyak 300 orang lebih," kata Kepala Bagian Humas Pemko Pariaman.

Jafreki menjelaskan, rombongan tersebut paling banyak dari anggota Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) se-Indonesia, lainnya rombongan Wali Kota Sibolga, Sumuatera Utara, juga dari Malaysia dan Iran.

Pesta Budaya Tabuik diawali pada 27 November (1 Muharram) dengan prosesi "Maambiak Tanah" (mengambil tanah), diawali dengan jalan beriring-iringan dari pembuatan Tabuik di Nagari Pasa dan Subarang menuju lokasi pengambilan tanah di sebuah sungai.

Prosesi "Maambiak Tanah" akan dilanjutkan dengan prosesi "Manabang Batang Pisang" (menebang batang pisang) pada 5 Muharam.

Kemudian prosesi "Maatam" dan "Mangarak Jari-jari" (mengarak jari-jari).

Prosesi dilanjutkan dengan "Maarak Saroban" (mengarak saroban) dua hari lalu dan dilanjutkan dengan "Tabuik Naik Pangkek" kemudian pada Minggu sore kemarin Tabuik dilarung ke laut.

-

Arsip Blog

Recent Posts