Yogyakarta - Seniman empat negara, yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia menggelar pameran lukisan bersama mulai 17 Oktober hingga 2 November 2008 di Jogja Gallery.
"Pameran ini merupakan wahana yang tepat untuk memperlihatkan perkembangan seni rupa di negara-negara Asia Tenggara khususnya seni kotemporer," kata Sekjen Departemen Luar Negeri (Deplu), Imron Cotan, Jumat (17/10).
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan pejabat Deplu Julang Budianto, ia mengatakan posisi geografis Asia Tengara yang berada pada titik persimpangan lintas benua menghasilkan bentuk-bentuk karya seni yang dipengaruhi oleh berbagai kultur sehingga menghasilkan karya yang unik.
Dari 29 warisan dunia di Asia Tenggara yang tercatat di UNESCO, 19 diantaranya merupakan warisan budaya. "Hal tersebut merupakan pengakuan atas kekhasan budaya di Asia Tenggara," katanya.
Meski popularitas seniman kontemporer dari Asia Tenggara relatif lebih rendah dibandingkan negara Asia lainnya seperti China, Jepang dan Korea Selatan, namun sejumlah karya seniman kotemporer kawasan ini terbukti berhasil menarik perhatian kalangan kolektor.
Sementara itu salah satu seniman Yogyakarta, Nurcholis mengatakan kesuksesan seni rupa China kini tengah membayang-bayangi perkembangan seni rupa di kawasan Asia Tenggara khususnya di Indonesia. "Kini giliran seniman kita yang melakukan `studi banding` dengan banyak menggelar pameran ke China, dengan harapan menjajaki kemungkinan pasar melalui jaringan gallery, balai lelang ataupun kolektor," katanya. (Ant/OL-03)
Sumber: www.mediaindonesia.com (18 Oktober 2008)
