Pegawai Starbucks Ngintip Payudara Pelanggan, Kelainan atau Memang Mesum?

Di media sosial viral video yang menunjukkan pegawai kafe Starbucks mengintip payudara pelanggan wanita lewat CCTV. Pihak Starbucks Indonesia mengaku telah melakukan investigasi dan memecat karyawan terkait.

"Perilaku tersebut tidak dapat kami toleransi dan individu yang bersangkutan sudah tidak bekerja lagi bersama PT Sari Coffee Indonesia," kata Senior General Manager Corporate PR and Communications PT Sari Coffee Indonesia, Andrea Siahaan, kepada detikcom, Kamis (2/7/2020).

Di media sosial, video pengintipan yang dilakukan sang pegawai mendapat kecaman netizen. Sebagian menyebutnya sebagai bentuk pelecehan seksual.

Apakah pria yang suka mengintip artinya ia memiliki kelainan seksual?
Psikolog klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate mengatakan perlu pemeriksaan lebih jauh untuk memastikan apakah seseorang pria mengintip karena kelainan seksual, seperti voyeurism. Bisa jadi ada faktor lainnya yang berperan sehingga muncul dorongan untuk mengintip.

"Harus ada pemeriksaan. Banyak alasan (pria suka mengintip)," kata Kasandra pada detikcom, Kamis (2/7/2020).

Terkait kemungkinan adanya kecenderungan voyeurisme, psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menyinggung batasannya. Perilaku mengintip disebut voyeurisme jika dilakukan bukan pada takaran biasa.

Sebagai contoh, ketika seseorang hanya bisa terangsang jika mengintip orang lain, maka itu baru bisa disebut voyeurisme. Harus dibedakan antara mengintip sebagai filia (philia) dan mengintip sebagai hasil kalkulasi terhadap kesempatan serta risiko.

"Akan menjadi kemesuman tergantung pada sikap korban. Kalau korban tidak berkenan, maka perilaku mengintip sudah bisa dianggap sebagai serangan seksual. Umum menyebutnya 'perbuatan mesum'," jelas Reza.

Sumber: https://health.detik.com

Pingsan dan Setengah Bugil, 2 PNS Tepergok Mesum di Mobil Jadi Tersangka

Dua pegawai negeri sipil (PNS) di Asahan, Sumatra Utara, yang ditemukan dalam kondisi pingsan tanpa busana telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Iya benar, keduanya sudah ditetapkan jadi tersangka,” kata Kapolres Asahan AKBP Nugroho Dwi Karyanto seperti dilaporkan Kabar Medan--jaringan Suara.com, Kamis kemarin.

Diketahui, kedua pasangan diduga mesum itu adalah pria berinisial ZUL (37) yang merupakan mantan Korwil Dinas Pendidikan Asahan Kecamatan Rawang Panca Arga dan wanita berinisial H (39) yang adalah mantan Bendahara Pembantu Dinas Pendidikan Asahan Kecamatan Meranti.

Penetapan status tersangka terhadap dua PNS itu merupakan tindaklanjuti aparat kepolisian terhadap laporan AM, istri Zul yang sempat mengadukan kasus itu ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Asahan.

Meski sudah ditetapkan menjadi tersangka, katanya, keduanya tidak dilakukan penahanan. Pasalnya, ancaman hukumannya di bawah 5 tahun.

“Masalah penahanan, pahami KUHP. Di bawah 5 tahun tidak ditahan,” ujarnya.

Diberitakan, kasus ini terungkap dari beredarnya video pendek berdurasi 18 detik di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan seorang pria duduk dengan leher miring ke kanan dan busa menetes di kemejanya.

Sedangkan seorang wanita tertidur dengan pakaian tersingkap (setengah telanjang) di jok baris kedua di dalam mobil.

Dalam keterangan video disebutkan keduanya ditemukan warga tak sadarkan diri di dalam sebuah mobil di kawasan Jalan Pabrik Benang, Kisaran pada Kamis (4/6) malam.

Sumber: https://jogja.suara.com/read/2020/07/03/102646/pingsan-dan-setengah-bugil-2-pns-tepergok-mesum-di-mobil-jadi-tersangka

Mendadak Berbusana Adat Melayu di Pulau Penyengat

Pelesir ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau tak hanya bicara soal wisata sejarah dengan menilik kejayaan di masa lampau. Di pulau di muara Sungai Riau ini juga ada kegiatan menarik lainnya.

Satu di antaranya adalah mempelajari budaya Melayu lewat mencoba berbusana adat. Pengunjung dapat mengambil paket wisata budaya yang bernama Traditional Dress Experience.

Kegiatan ini dilakukan di Balai Adat Pulau Penyengat. Di sana, ada interpreter yang akan memandu sekaligus memberi informasi terkait busana adat Melayu yang sarat makna.

Ketika memasuki Balai Adat, ada tiga warna yang mendominasi singgasana bernama petrakna yakni kuning, merah, dan hijau. Masing-masing warna yang juga hadir pada busana adat memiliki arti yang berbeda.

"Kuning itu simbol kejayaan atau keemasan, biasanya warna kuning dipakai oleh sultan atau raja yang takhta lebih tinggi," kata Surtini, interpreter Traditional Dress Experience di Pulau Penyengat, beberapa waktu lalu.

Tini, begitu ia akrab disapa, melanjutkan warna merah berarti keberanian yang selalu dipakai oleh panglima perang. Sementara, hijau melambangkan kesetiaan yang kerap digunakan oleh kaum temanggung.

Busana adat Melayu untuk perempuan terdiri atas beberapa bagian. Sebut saja Baju Kurung Teluk Belanga bisa juga Kebaya Labuh, di mana labuh sendiri berarti panjang, selempang, hingga kain songket.

Lipatan kain luar menjadi penanda status pernikahan. Jika lipatan terluar berada di kanan, itu tanda sudah menikah. Namun bila lipatan terluar berada di sisi kiri berstatus lajang. Penanda ini juga terlihat pada pemakaian kain pada laki-laki.

"Selempang kalau untuk perempuan di sebelah kiri dan laki-laki sebelah kanan. Karena foto di petrakna, posisi laki-laki sebelah kanan dan perempuan sebelah kiri yang berarti agar punya satu ikatan simbolnya saling melengkapi," tambah Tini.

Kelengkapan lain dari busana adat Melayu untuk perempuan adalah bros, bengkung atau sabuk, dokoh atau kalung, pending atau hiasan di pinggang yang terbuat dari bahan logam atau kuningan. Ada pula hiasan kepala atau mahkota pengantin bernama Sunting.

"Biasanya pakai sanggul lintang untuk menikah rambut seperti digulung dahulu pakai daun pisang, tusukan masuk ke daun pisang agar tidak kena ke kepala," tambahnya.

Ada pula makna di balik jumlah kancing yang ada di dalam kelengkapan busana adat Melayu yaitu 1, 3, dan 5.

"Jumlah kancing ada maknanya, kalau orang dulu kancingnya hanya pakai pin. Dari jumlah kancing itu punya arti, kancing Melayu itu 1, 3, dan 5. 1 itu Tuhan yang Maha Esa, 3 artinya syariat Islam, 5 itu jumlah rukun Islam," ungkap Tini.

Sedangkan untuk kelengkapan busana adat Melayu untuk laki-laki mulai dari tanjak, bros, keris, bengkung, dan kain songket. Selain soal lipatan terluar kain, status pernikahan seorang lelaki Melayu juga diketahui dari posisi panjang-pendeknya kain songket yang dipakai.

Apabila kain songket jatuh terbawah di atas lutut, maka pemakainya masih lajang. Mereka yang sudah menikah dapat dikenali lewat ujung kain songket berada di atas lutut. (Putu Elmira)
-

Arsip Blog

Recent Posts