Suami Jual Istri dan Adik Ipar Layani Nafsu Teman-temannya

Lelaki berinisial AZ di Batuaji , Kepulauan Riau , diduga menjual istri dan perempuan adik iparnya kepada lelaki hidung belang.

Kasus ini terkuak tatkala N, istri AZ dan B, adik iparnya melapor ke Mapolsek Batuaji pada Senin (5/11/2018).

Saat melapor ke polisi, seperti diberitakan Batamnews—jaringan Suara.com, N ditemani abangnya, F, yang notabene merupakan abang ipar AZ.

F adalah orang yang menginisiasi laporan tersebut seusai tiba dari Kalimantan. Dia jengah mendengar cerita tetangga yang menyebut dua adiknya diduga dijual oleh iparnya sendiri.

Kapolsek Batuaji Komisaris Syarifuddin Dalimunthe mengungkapkan, saat melapor, N dan B terlihat pendiam.

"Mungkin ada sesuatu yang diberikan AZ kepada mereka, jadi agak trauma," kata Syafruddin, Selasa (6/11/2018).

Dalam keterangan sementara, N menuturkan dirinya bersama adiknya dijadikan layaknya wanita malam. Adapun yang menjadi konsumen, adalah teman-teman AZ.

Syafruddin menambahkan, ketika itu pelapor tidak bisa terlalu terbuka, karena pemeriksa dari kepolisian laki-laki semua.

Dia kemudian meminta N dan B melaporkan kejadian ke PPA Polresta Barelang agar lebih mudah ditindaklanjuti.

"Jadi kami koordinasi dengan PPA (perlindungan perempuan dan anak) Polresta Barelang, mereka (korban) akan ke sana," ujarnya.

Sumber: https://www.suara.com

Riki Jual Istri Sendiri Rp 250 Ribu, Ditolak Temannya yang Mabuk

Muhammad Riki, lelaki berusia 22 di Kota Samarinda , Kalimantan Timur , tega nian menjual istrinya sendiri kepada rekannya yang tengah mabuk minuman keras bernama Ali Syauqi (21).

Kapolsekta Samarinda Ajun Komisaris Nur Cholis menuturkan, peristiwa tersebut terjadi pada hari Selasa (16/10) pukul 00.30 WITA.

”Kala itu, AS tengah mabuk dan ingin menyewa PSK. Dia lantas menyerahkan uang Rp 250 ribu kepada temannya, MR, untuk dicarikan PSK,” kata Nur Cholis dalam pernyataan yang didapat Suara.com, Kamis (18/10/2018).

Setelah menerima uang dari Ali di Jalan Pelabuhan, Gang Rombong, ternyata Riki justru menyorongkan istrinya untuk melayani Ali yang tengah bernafsu.

Ali yang mabuk tetap mengenai perempuan tersebut adalah istri temannya, Riki. Kontan ia menolak perempuan yang dibawa Riki tersebut. Selain menolak, Ali juga meminta Riki mengembalikan uangnya.

Namun, Riki justru marah dan memukuli Ali. Karena mabuk, Ali tak mampu melawan Riki. Alhasil, setelah dipukuli, Ali melapor ke Polsek Samarinda Kota.

"Kala itu, MR menunjukkan istrinya yang sedang menjaga warung rokok untuk memenuhi hasrat AS. Ternyata ditolak oleh korban. Dia bilang tak mau dengan istri teman,” jelas Nur Cholis.

Ia menuturkan, Riki telah ditangkap. Sementara Ali diminta melakukan visum untuk memperkuat laporan penganiayaan.

Sumber: https://www.suara.com

Terkuak Segini Tarif Bisnis Prostitusi Berkedok Pijat Tradisional di Kalibata City Selama 90 Menit

Bisnis prostitusi sepertinya masih tetap jadi lahan basah bagi sebagian besar orang.

Setelah beberapa tahun yang lalu terungkap bisnis prostistusi artis ala Robby Abbas, kali ini praktik prostitusi di apartemen Kalibata City yang jadi sorotan.

Desas-desus mengenai dugaan adanya praktik 'esek-esek' di apartemen Kalibata City sebenarnya sudah lama terdengar.
Subdit Resmob Dit Reskrimun Polda Metro Jaya berhasil mengungkap bisnis prostitusi ini pada Minggu (6/5/2018).

"Kami ungkap prostitusi yang dipesan secara online dengan tempat kejadian perkara (TKP) di dua tower pada apartemen Kalibata City, yakni tower Akasia dan Herbas," ucap Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary dilansir dari Kompas.
Mami-papi yang berperan dalam bisnis ini adalah H (pria, 31 tahun) dan M (wanita, 35 tahun).

Keduanya menjalankan bisnis di Kalibata City sudah lebih dari setahun.

Mereka menyediakan pekerja seks komersial (PSK) dengan modus pijat tradisional.

Skema bisnis yang mereka lakukan dengan cara mencari kosumen, menyiapkan kamar, bahkan sampai menyediakan kondom serta alat-alat pendukung lainnya.

Mucikari ini menawarkan transaksi melalui aplikasi chat online "WeChat".

We Chat dipilih karena banyak calon konsumen yang mereka temui di sana.

Santer terdengar kabar bahwa pengguna We Chat memang didominasi pria-pria hidung belang yang mudah tergiur tawaran semacam itu.

Setelah menemukan konsumen di We Chat, keduanya melanjutkan pembicaraan transaksi melalui WhatsApp.

Dari WhatsApp inilah, H dan M akan mengirimkan foto-foto terapis pijat yang mereka miliki.

Sekitar 10 hingga 11 wanita muda berusia dibawah 27 tahun telah menjadi PSK yang dinaungi H dan M.

Setelah ada kesepakatan, konsumen akan datang dan memasuki kamar di apartemen Kalibata City untuk bertemu dengan si terapis.

H dan M menawarkan servis dengan besar biaya Rp 500 ribu untuk satu setengah jam (90 menit).
Dari biaya tersebut, Rp 300 ribu menjadi hak si terapis (PSK) Rp 200 ribu menjadi keuntungan mucikari H dan M.

Waktu operasional mucikari ini mulai pukul 09.00 pagi hingga subuh atau dini hari.

Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary masih belum bisa menentukan berapa total keuntungan yang diperoleh H dan M selama setahun menjadi mucikari.

Hal ini masih akan diperiksa lebih lanjut lagi.

Saat H dan M diringkus, polisi mengamankan barang bukti berupa uang, kunci kamar apartemen, alat kontrasepsi, dan beberapa ponsel.

Atas perbuatannya, keduanya diancam pasal 296 KUHP dan atau pelanggaran terhadap ketertiban umum pasal 506 KUHP. (*)

Sumber: http://bangka.tribunnews.com

Perkosa Kambing Tetangga, Pelaku: Saya Tak Memaksa, Suka Sama Suka

Kennedy Kambani, pemuda berusia 21 tahun di Distrik Mchinji, Malawi , dituduh memerkosa kambing milik warga. Anehnya, Kennedy lebih dulu meminta izin untuk melakukan aksi keji tersebut.

Pemilik kambing yang menjadi korban Kennedy sebelumnya sempat mencurigai lelaki tersebut hendak mencuri ternaknya.

Ketika sang pemilik dan satu tetangganya datang untuk menangkap Kennedy, mereka kaget melihat pemuda itu tengah berhubungan intim dengan kambing.

“Pemilik kambing itu bernama Pemphero Mwakhulika. Dia mengira pelaku hendak mencuri kambingnya. Jadi dia memperingatkan tetangga untuk waspada sembari mengajak mereka untuk menggrebek di kandang,” kata Inspektur Polisi Mchinji Lubrino Kaitano, seperti diberitakan Daily Mail, Jumat (4/1/2019).

Setelah tepergok, Kennedy ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Ia dituntut sang pemilik telah melakukan penganiayaan terhadap ternak.

Namun, kepada polisi, Kennedy mengklaim telah meminta izin binatang itu untuk berhubungan seks.

“Aku lebih dulu mengatakan kepada kambing itu hendak berhubungan intim. Ini bukan pemerkosaan , suka sama suka,” tuturnya.

Kasus yang sama, yakni pemerkosaan terhadap hewan ternak, sebelumnya merebak di sejumlah negara benua Afrika.

November 2018, di Zambia—negeri tetangga Malawi—pemuda berusia 22 tahun bernama Reuben Mwaba dipenjara selama 15 tahun dan kerja paksa setelah tepergok memerkosa kambil hamil milik temannya di Kasama.

Pada bulan yang sama, Feselani Mcube (33) yang bekerja sebagai pembuat batu bata, dihukum penjara karena memerkosa kambil hamil milik tetangganya. Pemerkosaan itu terjadi di kamar Feselani, Winterveldt, Afrika Selatan.

Sumber: https://www.suara.com

Wanita Disabilitas Lemas Tanpa Busana di Semak-semak, Diperkosa Pak Guru

Guru honorer berinisial PL di Tana Toraja , Sulawesi Selatan , tega memerkosa perempuan JPB yang merupakan penyandang disabilitas.

Lelaki berusia 40 tahun itu, memerkosa JPB yang berumur 36 tahun pada hari Minggu (30/12/2018), di semak-semak Desa Loka, Lembang Bau, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja.

Kekinian, pelaku telah ditangkap aparat Polsek Bonggakaradeng. Penangkapan dipimpin langsung oleh Kapolsek Bripka Zamuel Panggeso dengan membawa 3 personel polsek.

"Menurut keterangan saksi, pelaku memperkosa korbannya penyandang disabitas di semak-semak. Kami sudah mengamankan pelaku berdasarkan bukti-bukti di lokasi,"Kata Bripka Zamuel Panggeso kepada Kabar Makassar—jaringan Suara.com, Jumat (4/1/2019).

Ia mengatakan, kasus ini terungkap berkat kesaksiaan ED yang menemukan JPB tergolek lemas tanpa busana di semak-semak.

ED lantas membawa JPB ke keluarga, karena diduga lemas habis diperkosa . Oleh keluarga, peristiwa itu diadukan ke polisi.

“Kami masih memeriksa secara intensif pelaku, untuk mendalami kronologis peristiwa itu,” kata Zamuel.

Sumber: https://www.suara.com

Pawai Keragaman Nusantara Meriahkan HUT ke-189 Batam

Kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-189 Kota Batam berlanjut dengan dilakukan pawai nusantara pada Selasa (18/12) siang. Dalam pawai tersebut, para peserta menggunakan beragam pakaian adat yang menggambarkan kebudayaan dan keunikan masyarakat Batam.

Para peserta melewati rute sepanjang sekitar tiga kilometer menuju Kantor Wali Kota Batam, di Batam Centre, Batam. Keragaman pakaian adat maupun warna-warni jenis musik yang ditampilkan dari Organisasi perangkat Daerah (OPD) menjadi daya tarik dan tontonan masyarakat yang memenuhi sepanjang jalan yang dilalui peserta pawai.

Nuansa Melayu tetap menjadi sajian yang paling terlihat dari pagelaran pawai ini. Mulai dari alat musik berupa kompang, tambur (gendang), dan biola, bersanding dengan pakaian adat Melayu yang dikenakan oleh banyak peserta.

Ada juga tampilan dari pertunjukan seni khas Melayu yang dinamai Mak Yong yang ikut memeriahkan pawai. Kehadiran Mak Yong pun menjadi salah satu perhatian. Dengan dekorasi kapal sebagai tempat sepasang raja dan ratu, serta diiringi penari dengan pakaian melayu zaman dahulu, pandangan masyarakat tertuju pada rombongan Mak Yong.

Azir, 35, salah satu pesrta yang ikut dalam bagian dalam teater Mak Yong ini mengatakan, timnya mewakili Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Batam. Seluruh peserta adalah warga asli Melayu yang tinggal di Kampung Pulau Panjang, Kelurahan Setokok, Kecematan Galang, Batam.

"Mak Yong adalah satu-satunya budaya Melayu berasal dari Kepulauan Riau (Kepri) yang posisinya diakui di tingkat nasional. Bisa memperkenalkan Mak Yong di hari jadi Kota Batam ini menjadi satu kabanggaan tersendiri buat saya," kata Azir.

"Senanglah dapat ikut, kita bisa perkenalkan budaya kita, budaya Melayu yang jadi identitas kita," imbuh Azir.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad yang hadir membuka pawai pun tak mau diam saja. Ia berdiri sambil terus melambaikan tangan kepada iringan peserta yang melintas.

Sumber: https://www.jawapos.com

Kepri Akan Hadirkan Kapal Roro Tujuan Malaysia

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan asing. Akses bagi para turis pun akan dipermudah. Salah satunya dengan membuka rute kapal Roro Tanjungpinang, Kepri-Tanjung Pelepas, Malaysia. Ini berkaca dari keberhasilan Kalimantan dalam memobilisasi wisatawan asal Negeri Jiran.

Wakil Gubernur Kepri Isdianto mengatakan, rencana penyediaan kapal Roro tujuan Malaysia sudah melalui rapat dengan pihak-pihak terkait. Bahkan otoritas perhubungan laut menyambutnya dengan positif.

Pembahasan selanjutnya antara lain memetakan manfaat yang bisa diperoleh dari masuknya wisatawan asal Malaysia ke Kepri. "Alhamdulillah semua setuju. Kami juga sudah pikirkan apa yang akan didapat dari kerja sama ini," kata Isdianto ketika ditemui di Batam, Selasa (18/12).

Untuk realisasinya, Pemprov Kepri akan meminta semua pihak segera bersiap. Termasuk membuat agenda studi banding dengan Kalimantan yang telah melakukan kerja sama serupa dengan Malaysia sebelumnya.

Saat ini, setiap bulannya ada 780 bus asal Malaysia yang membawa sekitar 700 ribu wisatawan ke Kalimantan. "Bayangkan kalau itu terjadi di Kepri, akan sangat bagus untuk industri pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat kami," tutur Isdianto.

Isdianto melanjutkan, infrastruktur pelabuhan di Kepri untuk sandar kapal Roro rencananya difasilitasi pihak Malaysia. Masyarakat diharapkan bisa mengambil manfaat dari kerja sama ini. Misalnya, menghadirkan even pariwisata yang sesuai dengan budaya masyarakat Melayu.

"Ini tugas kami lagi, harus memberikan hiburan yang sesuai dengan wisatawan. Apalagi kami (Kepri) dengan Malaysia sangat dekat secara budaya," ucap Isdianto.

Sumber: https://www.jawapos.com

Benang Tenun Perajut Negeri Segantang Lada

Oleh Joko Sulistyo

Sejak kehadirannya di Batam tiga tahun silam, ada upaya tak kenal lelah provider Telkomsel untuk terus menyambungkan ribuan pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau, bak merajut Segantang Lada.

Lapangan Engkuputri, Batam Centre, Batam adalah titik tolak layanan Telkomsel di Kepulauan Riau. Kendati berada pada urutan kesembilan, kota yang menikmati jaringan data supercepat generasi ke 4 atau 4G Long Term Evolution (LTE) tahun 2015 silam, tak perlu waktu lama bagi kota lain di Kepri untuk menyusul.

Sebelum beroperasi di Batam, 4G LTE Telkomsel sudah lebih dulu komersil di Jakarta, Bali, Bandung Medan, Surabaya, Makassar, Lombok dan terakhir Manado. Yang cukup istimewa, Batam termasuk sebagai wilayah awal operasional frekuensi 1.800 MHz. Untuk melayani kota ini, Telkomsel mengalokasikan 90 eNode B untuk BTS 4G.

Secara nasional, anak usaha Telkom ini telah membangun 1.300 eNode B dengan 1,7 juta pelanggan 4G yang menjadikannya komunitas 4G LTE terbesar di Indonesia.

Hal itu seakan mengukuhkan kaitan erat Batam dengan operator yang menjangkau 99 persen populasi Indonesia itu. Pasalnya, sebelum melayani Indonesia, Telkomsel dilahirkan dan melayani pelanggan pertamanya di Batam, tahun 1995 silam.

Selain bersejarah, secara potensi Batam sangat diperhitungkan karena berperan sebagai gerbang Indonesia di wilayah Sumatera, dengan perputaran ekonomi baik dari pariwisata maupun industri. Direktur Sales Telkomsel kala itu, Masud Khamid bahkan menyebut, arus roaming kartu di Batam terbilang tinggi, dengan kisaran 70-80 ribu roamers dari dan ke Singapura tiap tahunnya.

Masih dari data Masud, jumlah pelanggan di Batam yang dua kali lipat dibanding jumlah penduduk kota merupakan potensi bisnis besar, yang konsumsi datanya terus mengalami eskalasi. Tak heran, Telkomsel berani mengoptimalisasi jaringan pita 10 Mhz, yang kala itu dikatakan Masud mampu mencapai kecepatan hingga 75 Mbps

Pada awal diluncurkan, 90 eNode B yang ada di Batam dapat menjangkau 70% populasi di lokasi strategis seperti kawasan bisnis Nagoya, kawasan pemerintahan di Batam Centre, Bandara Hang Nadim, Pusat Bisnis Jodoh, Harbour Bay, Lucky Plaza dan di sekitar wilayah pemukiman sekitar Batam Centre.

Kini setelah tiga tahun berselang, nyaris seluruh pelosok Batam dapat menikmati layanan data cepat Telkomsel. Secara awam, bahkan para pemukim di wilayah pesisir seperti Nongsa Pantai dan Tanjungpinggir di Sekupang tidak lagi terganggu dengan roaming otomatis dari provider negara tetangga yang mengalami spillover.

Benang Tenun yang Terus Merajut
Kepulauan Riau lazim disebut Segantang Lada karena terlihat seperti butir-butir rempah dalam wadah saat diamati dalam peta. Mendiang HM Sani, mantan Gubernur Kepri bahkan kerap berseloroh, Kepri memiliki 3598 pulau dalam pidatonya, lalu meminta hadirin untuk menghitung sendiri jika tak percaya.

Guyonan HM Sani mungkin tepat, pasalnya hinggak kini belum ada angka resmi yang valid untuk jumlah pulau yang ada di Kepri. Dengan 90 persen lebih wilayah berupa perairan, transportasi dan telekomunikasi adalah urat nadi yang terus harus dijaga kesehatannya.

Nyaris tiap kunjungan ke wilayah pulau, siapapun pejabat di Kepri selalu jadi sasaran warga untuk mengadu. Hal yang paling kerap terdengar adalah, permintaan sinyal, salah satunya.

Telkomsel menjadi satu-satunya operator yang kemudian kerap diketuk oleh birokrat, anggota DPRD, akademisi, hingga LSM untuk tidak berhenti hanya di Batam. Panggilan menyeru dari masyarakat itu kemudian dijawab dengan perluasan jaringan hingga ke sejumlah kabupaten di Kepri.

Tanjungpinang, Bintan, Natuna, Karimun, Anambas, dan Lingga berturut-turut menikmati layanan data cepat Telkomsel. Seiring penyempurnaan infrastruktur dan jaringan yang makin reliabel, wilayah-wilayah di luar Batam berangsur menyejajarkan diri dengan Batam.

Perlu banyak paragraf untuk menuliskan ulang kisah Telkomsel bertungkus lumus bersama pemerintah daerah menghadirkan layanan data hingga ke pelosok Kepri. Namun semuanya dapat disingkat hanya dengan melihat potensi-potensi daerah luar Batam yang kini menyeruak dan mudah didapati di ranah maya.

Melalui media sosial, mikroblogging, blog hingga situs mandiri, pelaku UMKM dan pariwisata di sejumlah daerah mulai membanjiri dunia maya. Pun demikian dengan persaksian dari para wisatawan yang mengunggah kenangan mereka melalui berbagai media, selepas berkunjung ke Kepri. Jika ada wilayah yang urat nadinya adalah jaringan telekomunikasi, Kepri salah satunya.

Dua tahun silam, mungkin tak banyak orang luar provinsi mengenal pelosok Lingga, Karimun, Natuna atau Anambas. Kini, mesin pencari begitu rajin menghadirkan citra baru kemolekan Segantang Lada, lengkap dengan pontensi kuliner dan peluang ekonominya.

Hingga titik ini, Telkomsel adalah untaian benang tenun yang seperti tiada berhenti merajut. Segantang Lada yang dahulu seperti berderai, terpisah-pisah dan saling merasa sunyi, kini nyaring dan riuh rendah.

Kementerian Pariwisata bahkan secara berturut-turut dalam tiga tahun belakangan menempatkan Kepri di urutan atas daerah yang dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Efek ekonominya jelas, tak hanya tas, pakaian, mainan dan elektronik kwalitas bajakan, namun industri manufaktur kakap semacam Xiaomi, RIM hingga industri berbasis digital berproduksi di Batam, dan beberapa wilayah lainnya di Kepri.

Ahua, Fatimah dan Zulfahmi adalah Para Penyaksi
Moro, sebuah ibukota kecamatan di Karimun, tahun 2016 silam mungkin belum banyak dikenal. Jika ada berita tentang pulau itu terdengar hingga ke Batam yang jaraknya hanya dua jam pelayaran, biasanya hanya dibawa oleh sanak kerabat, atau awak speedboat.

Ahua mungkin tidak menyadari, dirinya adalah saksi perubahan dinamika masyarakat di Pulau Moro, yang terjadi berkat masuknya layanan data cepat Telkomsel. Sehari-hari, dia hanya fokus menekuni usaha pembuatan kerupuk ikan, dengan memanfaatkan melimpahnya hasil tangkapan nelayan setempat. Kerupuk buatannya, dia bawa sendiri ke pengecer di Karimun, atau kerabat yang ada di wilayah lain.

Fatimah adalah warga kebanyakan di Pulau Senayang, Kabupaten Lingga. Sehari-hari, dia membuat kerupuk ikan, seperti Ahua. Untuk menjual hasil buatannya pun dia memanfaatkan jalur seadanya. Menitipkan pada keponakan yang berkuliah di Tanjungpinang, mengantar ke pulau lain di wilayah kabupaten, atau membawanya sendiri ke wilayah lain.

Jarak Pulau Senayang dan Moro cukup jauh dan tidak tersambung langsung dengan pelayaran kapal cepat. Ahua dan Fatimah adalah dua orang yang kemudian mendapatkan manfaat langsung masuknya layanan data cepat ke kampungnya.

Meskipun hanya 3G dan kadang 4G, namun keduanya sudah sangat bersyukur dapat memajang kerupuk ikan buatannya di sosial media. Tak jarang, mereka menerima pesanan dari pembeli yang berada di luar wilayah, hingga luar pulau. Ahua bahkan mengaku kadang kewalahan memenuhi permintaan dari Singapura dan Malaysia, yang pesanannya mencapai bilangan ribuan kilo.

Sebelum layanan data dapat mereka nikmati, jangankan memajang produk. Untuk sekadar menelepon atau menerima Short Message Service (SMS) saja mereka harus rela menyemut berebut posisi dengan tetangga di dermaga desa. Di Kepri, lazimnya dermaga adalah lokasi di mana sinyal berada, dan jarang sekali gulita saat malam tiba.

Saat malam tiba, di Senayang misalnya, dermaga desa menjadi seramai pasar malam, lengkap dengan pedagang kaki limanya.

Zulfahmi adalah mahasiswa yang mencari tambahan uang saku dengan mengerjakan order foto dokumentasi dan menjadi pemandu wisata partikelir. Dengan piranti sederhana, dia menjaring relasi melalui media sosial, memamerkan foto-foto eksotika Segantang Lada.

Zul, tak jarang harus kalang kabut mengatur jadwal kuliah dan untuk melayani relasi yang akan menggunakan jasanya. Cita-citanya sederhana, mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan ke kampung halamannya di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Telkomsel, Zul, Ahua, dan Fatimah sepintas tidak saling terkait. Namun ada layanan data yang membuat mereka terus bergerak, menggali sebanyak yang mereka mampu. Hingga titik ini, pemeliharaan stabilitas jaringan dan perluasan jangkauan menjadi tantangan Telkomsel. Karena, meskipun kecil jumlah pelanggan yang ada di pulau-pulau itu, seperti ketiganya, Telkomsel harus optimis, untuk besar bersama di Batas Negara.

Lima Kuliner Melayu Favorit di Batam

1. Teh Tarik
Teh Tarik memang bukan minuman asli Batam. Minuman ini familiar di Asia Tenggara terutama mudah ditemukan di Malaysia dan Singapura.

Karena berdekatan dengan dua negara tetangga tersebut dan serumpun melayu,Teh Tarik pun akhirnya ikut menjamur di Kepri khususnya Batam dan menjadi salah satu minuman favorit di kedai-kedai Batam.

Sensasi rasa

Teh Tarik memiliki rasa yang hampir sama dengan teh susu. Namun bedanya teh Tarik di Batam diolah dari campuran teh tubruk yang disaring dan diseduh dengan susu kental manis yang alot. Sebagian peracik teh ini terkadang juga menambahkan rasa kayu manis.

Minuman ini rasanya manis dan rasa teh yang cukup kuat. Teh Tarik disajikan dalam olahan dingin dan panas. Yang pasti cara pengolahannya dan penyajiannya tetap sama, teh yang ditarik-tarik dan berbuih. Ditarik-tarik?

Keistimewaan

Apa istimewa teh tarik? dimulai dari cara mengolahnya. Setelah teh dicampur air, selanjutnya peracik teh akan memainkan aksi menuang teh di dua gelas aluminium berulang-ulang seperti gaya ditarik-tarik (dituang berulang-ulang). Maka disebutlah teh ini sebagai Teh Tarik.

Teh yang berbuih. Keistimewaan kedua adalah adanya buih dari teh tersebut. Hal itu dikarenakan dari proses ditarik-tarik tadi. Biasanya memang disajikan dalam gelas dengan buih sebagai penghiasnya. Jangan kaget jika Teh Tarik disajikan dengan buih melipah di gelas…!

Bahan yang berbeda. Di antara pencicip teh tarik di Batam mengatakan Teh Tarik di Batam beda karena manisnya khas. Mungkin karena pilihan susu kental manis yang digunakan ditambah sedikit sensasi kayu manis.

Lokasi

Hampir di banyak kedai di Batam menyediakan menu ini. Paling familiar di Batam mungkin bisa ke Teh Tarik Raja, Mie Tarempa dan Kedai Kopi Anambas.

2. Sup Ikan Tengiri

Sama halnya dengan Teh Tarik, Sup Ikan juga termasuk favorit di Batam. Memang makanan ini juga temukan di daerah lain seperti Palembang dan Bangka Belitung.

Beda Palembang dan Bangka Belitung, Batam tentunya punya ciri khas Sup Ikan tersendiri, sesuai namanya menggunakan Ikan Tengiri.

Sensasi Rasa

Untuk cita rasa, Sup Ikan Tengiri bercita rasa sedikit asam, asin dan bercampur aroma Ikan Tengiri. Rasa asam kuah berasal dari potongan tomat hijau yang ditambahkan. Ikan Tengiri dipotong tipis, sehingga dagingnya sangat empuk untuk digigit. Gampanglah menyantapnya!

Keistimewaan

Bumbu rempah yang sederhana. Keistimewaan hidangan ini terletak pada olahan ikannya dan bumbu rempah yang digunakan.

Sebenarnya Sup Ikan hidangan yang sederhana. Tak banyak campuran. Selain, ditambahkan potongan tomat, hidangan ini juga ditambahkan sayuran seperti selada. Olahannya pas.

Jika berminat, dapat disantap dengan nasi atau tanpa nasi. Biasanya, restoran di Batam juga menambahkan cabe rawit potong atau rawit ulek untuk menciptakan sensasi pedas.

Lokasi

Cukup mudah menemukan Sup Ikan di Batam. Kita bisa menemukan di foodcourt-foodcourt dan resto yang menawarkan menu seafood, misalnya kawasan resto seafood di Harbourbay Batam. Sedangkan di pusat kota salah satu yang familiar adalah di resto Yongkee Batam.

3. Sotong Masak Hitam

Pertama kali mendapatkan hidangan ini, kita akan kaget dengan bentuknya, hitam. Olahan sotong ini seperti dilumurin tinta hitam.

Tapi tidak perlu kuatir, jangan menilai dari tampilan makannya, sebelum kita mencoba dan mengetahui rasanya.

Memang bentuknya tampak aneh bagi orang yang pertama kali mencoba menu ini, nyatanya Sotong Masak Hitam menjadi menu khas dari Kepulauan Riau cocok di lidah pecinta kuliner Indonesia.

Sensasi Rasa

Jangan takut untuk menyantap menu ini karena warna dan bentuknya yang tampak ‘mengerikan’. Setelah kita mencoba, kita akan percaya penampilan tidak berbanding lurus dengan kualitas rasa hehe..

Sotong masak hitam sangat lezat. Mungkin semula membayangkan warna hitam akan memberikan sensasi rasa yang pahit. Padahal olahan ini sangat gurih dengan cita rasa asam, asin dan rasa sotong yang meresap ke dalam lumuran tintanya.

Keistimewaan

Berwarna hitam. Dari bentuknya saja kita sudah tahu, hidangan sotong yang lumuri tinta hitam. Tinta hitam ini aman karena tinta hitam berasal dari cairan sotong itu sendiri.

Tidak terlalu amis. Untuk menghilangkan amis, ada cara khusus atau ramuan khusus dalam mengolahnya. Biasanya ditambahkan bumbu asam jawa, serai dan kunyit.

Lokasi

Tidak semua resto yang menyediakan menu ini. Paling gampang mendapatkan Sotong Masak Hitam di kedai-kedai orang Melayu, misalnya di Teh Tarik Raja Batam Center Batam.

4. Ikan Asam Pedas

Ikan Asam Pedas merupakan masakan nusantara, sehingga tak hanya ditemukan di Batam. Tapi cita rasa setiap daerah untuk olahan satu ini tentunya berbeda-beda, termasuk cita rasa Ikan Asam Pedas dari tanah Melayu ini.

Sensasi Rasa

Sesuai namanya Ikan Asam Pedas, rasanya tak jauh dari namanya, asam dan pedas. Terkadang juga sedikit manis.

Keisitimewaan

Olahan Ikan Segar. Menu Asam Pedas di Batam sangat direkomendasikan karena diolah dari ikan segar dan berukuran jumbo. Pilihan ikannya pun beragam, di antaranya ikan kakap dan ikan ungar.

Bila kita mencicip makanan ini di foodcourt, kita bisa memilih langsung jenis ikan segar yang siap untuk dimasak.

Lokasi
Sup Ikan Asam Pedas bisa ditemukan di resto seafood dan melayu di Batam.

5. Nasi Dagang atau Nasi Lemak
Nasi Dagang atau sering juga disebut Nasi Lemak adalah menu sarapan pagi di Batam. Yah, menu ini mirip nasi uduk, nasi yang diolah menggunakan santan.

Sensasi Rasa

Nasi Lemak sangat gurih. Porsinya cukup untuk sarapan pagi. Untuk nasi lemak komplit, isinya berupa ikan teri, ikan laut balado, telur dan ditambahkan taburan kacang serta cabai merah.

Keistimewaan

Yang saya suka dari nasi lemak karena nasi ini dibungkus menggunakan daun, sehingga aroma daun ikut meresap ke dalam nasi. Selain itu porsinya sangat pas untuk sarapa pagi.

Nasi lemak tahan seharian dan bisa dibawa sebagai cemilan dalam perjalanan bila tak sempat sarapan pagi.

Lokasi

Di mana bisa menemukan nasi lemak di Batam? Yang paling gampang adalah ke Morning Bakeri atau Pasar Mitra Raya Batam. (eliza gusmeri)

Sumber: https://pelantar.id

Festival Pulau Penyengat Kembali Perkuat CoE Kemenpar

Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) secara resmi telah meluncurkan Calender of Event (CoE) 2019. Salah satu agendanya adalah Festival Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau. Rencananya festival ini akan digelar 14-18 Februari.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Festival Pulau Penyengat harus dimaksimalkan untuk mengangkat potensi alam dan budaya setempat. Melalui festival ini, wisatawan bisa mendapat hiburan sekaligus wawasan tentang sejarah dan budaya melayu.

“Daerah ini punya peluang besar untuk meningkatkan sektor pariwisata. Sebab, secara geografis letaknya sudah sangat menguntungkan. Dekat dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura. Kita genjot terus wisata perbatasan. Karena itu event, atraksi, dan aksesnya harus digarap lebih sirius,” ujarnya, Senin (31/12).

Ketua Pelaksana CoE 2019 Esthy Reko Astuti menyatakan, tahun lalu ada 15 kegiatan yang digelar untuk memeriahkan Festival Pulau Penyengat. Tahun ini, ia berharap ada yang lebih spesial dan berbeda. Konsepnya harus lebih menarik agar wisatawan yang datang lebih terkesan.

Namun demikian, Esthy sangat mengapresiasi jika kegiatan yang ditampilkan tetap mengangkat budaya lokal. Sebab, budaya itulah yang sesungguhnya menjadi daya tarik bagi wisatawan. Layaknya tanah melayu, tak salah jika panitia tetap menyelipkan lomba gurindam 12. Atau 3 kegiatan unggulan tahun lalu, yaitu Fashion Malay Penyengat Serantau, Short Film Netizen Penyengat Halal Competition, dan Tour Pattern Penyengat Halal Competition.

”Kami optimis kegiatan ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Terlebih, wilayah Tanjung Pinang atau Kepulauan Riau pada umumnya, tidak jauh dari Malaysia dan Singapura. Kedekatan budaya Melayu diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk kedatangan mereka,” jelas Esthy yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar.

Jadi Kebanggaan

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar mengaku bangga dan bersyukur karena Festival Pulau Penyengat masih diperhitungkan sehingga tetap masuk dalam CoE Kemenpar. Pulau penyengat sendiri masuk dalam wilayah Tanjung Pinang, dan menjadi kebanggaan warga setempat.

“Di sini banyak situs bersejarah peninggalan Kerajaan Riau. Sebab, dulunya Pulau Penyengat pernah menjadi pusat Kerajaan Riau-Lingga. Itulah kenapa pulau ini menjadi sangat istimewa,” ungkapnya.

Sejarah mencatat, pulau ini pernah menjadi tempat pertahanan Raja Kecil saat melawan serangan Tengku Sulaiman dari Hulu Riau di tahun 1719. Sebelumnya, sekitar tahun 1782-1784, sejumlah benteng pertahanan pun dibangun untuk menangkal pasukan Belanda. Di sini juga berdiri Masjid Sultan Riau yang dibangun pada tahun 1832. Uniknya, bangunan tersebut konon hanya direkatkan dengan putih telur.

“Tidak sulit menjangkau Pulau Penyengat. Dari Tanjung Pinang, kita cukup naik kapal dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Relatif cepat. Dan bagi pecinta wisata sejarah, Anda akan menemukan sesuatu yang menakjubkan di sini,” pungkasnya (Andika Primasiwi/CN26/SM Network)

Sumber: https://www.suaramerdeka.com

PSK Ungkap Penghasilan Harian dan Rincian Tarif

Tarakan - Lokalisasi Sungai Bengawan dan Karang Agas di Kota Tarakan akan ditutup pada 28 Desember ini. Salah satu PSK yang berhasil ditemui Radar Tarakan (Jawa Pos Group), sebut saja Melati, tengah menunggu pelanggan, Kamis malam pekan lalu.

Ia pun menerima pewarta dan bersedia berkeluh kesah mengenai rencana penutupan. Wanita yang baru empat bulan tinggal di Tarakan ini mengaku pasrah akan keputusan tersebut. “Ya kalau mau ditutup kami sih pasrah saja, mau bagaimana lagi kan,” ujarnya.

Namun, dirinya berharap rencana tersebut tidak hanya semata meminta mereka berhenti bekerja. Lebih dari itu, memberi pendampingan serta kompensasi. Alasan ekonomi membuat mereka terjun ke lembah hitam, kata Melati.

“Kami terpaksa kerja begini karena sudah tidak ada pilihan lain lagi, apalagi saya punya anak yang harus saya dibiayai sekolahnya. Suami saya pergi begitu saja, saya kan enggak mungkin minta sama orang tua,” bebernya.

Dalam semalam Melati mengaku bisa mengantongi Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Tergantung banyaknya pengunjung. Sebelumnya, wanita asal Jawa Timur ini merupakan buruh pabrik rokok yang penghasilan per harinya Rp 30 Ribu hingga Rp 50 ribu.

“Saya ke Tarakan ini karena diajak teman, ditawari ada kerja begini ya saya tidak ada pilihan lain. Tahu sendiri kan biaya hidup saat ini seperti apa, cari kerjaan juga susah,” keluhnya.

Derai air mata lantas tak terbendung. Melati lantas mengingat kedua putranya. “Saya tuh sebenarnya enggak mau kerja begini, menghidupi anak dari hasil ini tuh saya enggak mau. Tapi mau bagaimana lagi. Penginnya saya pulang, begini juga saya masih ngumpulin uang untuk buka usaha nanti di kampung biar enggak kerja gini lagi,” ungkapnya lirih.

Untuk tarif satu kali kencan, Melati mematok harga Rp 200 Ribu hingga Rp 300 ribu. Sewa kamar Rp 30 ribu, dan sebagai teman minum Rp 100 ribu. Dalam setiap bulannya, Melati mengirim kepada anaknya sekitar Rp 3 juta untuk keperluan sekolah, dan kehidupan hari-hari keluarganya di kampung. “Mereka tahunya saya kerja sebagai asisten rumah tangga di sini,” sebutnya.

Melati tak menampik akan kerasnya dunia malam. Meski demikian, Melati mengaku tak sembarangan melayani pria hidung belang. “Kalau dia enggak mau pakai kondom, ya saya enggak mau, karena ini kan risiko kerjaan besar sekali saya takut juga kena penyakit karena anak saya masih kecil semua,” sebutnya.

Untuk itu dirinya berharap nantinya setelah lokalisasi ditutup, pemerintah tidak lantas tutup mata akan nasib mereka. Melati mewakili suara teman-teman sejawatnya meminta maaf kepada masyarakat Kota Tarakan, dirinya pun mengharapkan pemerintah nantinya bisa memberikan pendampingan kepada mereka seperti kewirausahaan dan memberikan mereka kompensasi untuk pulang kembali ke kampung halamannya masing-masing.

Lantas bagaimana bentuk dukungan para wakil rakyat atas rencana penutupan lokalisasi?

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan Salman Aradeng mengatakan, bahwa pihaknya telah berkali-kali melakukan pertemuan bersama dengan Pemkot, Majelis Ulama Islam (MUI) dan dinas terkait untuk membahas tentang penutupan lokalisasi, sampai pada persetujuan batasan waktu penutupannya.

“Bahkan, sampai saat terakhir pun kami ikut berpartisipasi untuk membahas proses penutupan lokalisasi, yang diwakili oleh Pak Syamsuddin Arfah,” ujarnya.

Salman menyatakan bahwa Polres Tarakan dilibatkan 28 Desember mendatang. Praktik prostitusi dipastikan sudah tidak ada lagi pada 29 Desember 2018 sampai waktu selanjutnya. “Ada polisi yang jaga nanti, Pak Kapolres (AKBP Yudhistira Widyahwan) kan tempatkan satu orang satu tempat,” katanya.

Melalui hal tersebut, Salman menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung penutupan lokalisasi. Bahkan sebelumnya Salman pernah menyampaikan bahwa pihaknya tidak layak terpilih menjadi wakil rakyat jika penutupan lokalisasi tidak dilaksanakan.

“Itulah bentuk dukungan kami kepada pemerintah agar lokalisasi ditutup, karena semua normal menginginkan itu. Walaupun dengan beragam pertimbangan yang juga sudah kami sampaikan. Tapi kami sangat mendukung lokalisasi prostitusi ditutup,” jelasnya.

Salman memastikan bahwa pihak-pihak terkait pasti akan melakukan penutupan lokalisasi sampai pada batas waktu yang ditentukan. Dirinya bahkan tidak ingin berandai-andai jika lokalisasi tersebut tak juga ditutup.

“Tidak mungkin terjadi (pembatalan penutupan lokalisasi), itu kan sudah ada surat keputusannya. Intinya kami DPRD mendukunglah,” jelasnya. (ega/*/shy/lim)

Sumber: https://www.jpnn.com

Begituan di Pos Satpam, Janda Mau Dibayar Rp 20 Ribu

BANJARMASIN - Dinas Damkar dan Satpol PP Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berhasil menangkap beberapa janda yang menjajakan diri di berbagai tempat pada Jumat (24/11) dini hari.

Salah satu janda yang ditangkap berinisial IM. Dia diciduk di kawasan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Wanita 44 tahun itu tidak sungkan membeberkan tarif yang dipatoknya kepada pelanggan untuk bersebadan.

"Berapa tarif saya? Murah meriah. Dibayar Rp 20 ribu pun mau. Saya juga pernah diajak 'main' di pos satpam. Enggak harus menginap ke losmen," kata IM.

IM mengaku tidak setiap malam mangkal di jalan. Terkadang dia merasa letih.

Jika sedang letih melayani pria hidung belang, dia hanya keluar untuk mencari makan dan nongkrong di warung.

"Kalau sedang koler (malas), satu malam paling banyak dapat Rp 40 ribu. Kalau sedang rajin bisa dapat Rp 100 ribu," ujar IM.

Selain menangkap IM, petugas juga menciduk janda berinisial SA di Jalan RE Mrtadinata.

SA mengaku baru keluar dari rumahnya di Jalan Pekapuran untuk bertemu pria yang sudah membuat janji dengan dirinya.

Namun, wanita 55 tahun itu mengaku lupa nama pria yang sudah mem-booking dirinya.

"Cuma sempat ngobrol sebentar lalu diajak makan. Setelah makan mau diajak ngapain, tidak tahu, lah," imbuh SA.

SA sebenarnya memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya. Anak-anak SA kini tinggal di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.

"Kedua anak saya tinggal jauh. Saya cuma seorang janda. Ditinggal sendirian di rumah. Stres kalau seharian cuma tiduran di rumah. Di jalan saya hanya sedang mencari hiburan," imbuh SA.

Komandan Peleton IV Satpol PP Banjarmasin Abdus Salam menjelaskan, pihaknya menangkap lima terduga PSK dalam razia itu.

Selain itu, pihaknya juga menciduk tiga anak jalanan di perempatan Pasar Sentra Antasari dan pertigaan Jalan Kuripan.

"Untuk PSK semuanya muka lama. Gepeng dan anak ngelem mereka baru kali ini tertangkap" kata Abdus. (fud/at/nur/prokal/jpnn)

Sumber: https://www.jpnn.com

Razia PSK, Mbak Gemes Kabur ke Kebun Pisang

Satpol PP menggerebak warung esek-esek di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Aksi kejar - kejaran petugas Satpol PP dengan salah satu terduga PSK mewarnai razia yang digelar.

Wanita itu sampai berlari ke dekat kebun pisang. Tapi dia berhasil ditangkap.

Sebelumnya, petugas merazia sejumlah warung yang disinyalir menyediakan layanan plus - plus bagi pengunjungnya.

Dari sebuah warung yang bersebelahan dengan Terminal Caruban Kabupaten Madiun, petugas berhasil mengamankan lima wanita yang diduga sebagai PSK.

Namun, seorang wanita menolak untuk dibawa ke kantor Satpol PP.

Wanita tersebut menangis meronta - ronta di hadapan petugas.

"Ini kami lakukan sebagai tindak lanjut dari laporan warga," ujar Plt Satpol PP Kabupaten Madiun, Setiyono.

Dia mengatakan, ini sekaligus untuk mengurangi penyakit masyarakat yang kini sering meresahkan dan mengganggu warga sekitar.

Tak hanya di wilayah Caruban saja, nantinya Satpol PP juga sudah menginvestigasi sejumlah warung di Kabupaten Madiun, yang menyediakan bisnis plus kepada para pengunjungnya.

"Kami akan menindak tegas jika memang ditemukan ada wanita PSK di warung tersebut," tegasnya. (end/jpnn)

Sumber: https://www.jpnn.com

Astaga, Ada Pijat Esek Esek dari Rp 180 sampai 350 Ribu

Bogor - Bisnis prostitusi berkedok panti pijat ditemukan di Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Di beberapa tempat, prostitusi ini mudah ditemui, seperti di kawasan Kota Legenda Wisata Cibubur.

Di lokasi ini, ada panti pijat bernama N** F***** Message. Panti ini menawarkan sejumlah fasilitas seksual kepada konsumennya. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 180.000 hingga Rp 350.000.

Harga itu tergantung negosiasi konsumen dengan terapis-nya. Dari penelusuran Metropolitan, wartawan koran ini disambut ramah oleh pelayannya.

Tanpa ragu, pelayan ini menawarkan sejumlah fasilitas yang disediakan. “Standar Operasional Prosedur (SOP) ada layanan oralnya. Harganya dari Rp 180.000 hingga Rp 350.000,” kata perempuan berambut panjang ini.

Dia lalu menunjukkan sejumlah foto yang berisi terapis dengan pakaian menantang. Harga Rp 180.000 itu belum termasuk uang tip yang diberikan. Harganya tergantung kesepakatan dalam kamar. Manajemen tak ikut campur urusan seperti itu. ”Kalau mau itu (ML) juga tidak dipatok berapa. Tinggal pelanggan saja yang nego,” ujarnya.

Lalu, pelayan laki-laki bernama Alex menjelaskan, layanan plus-plus memang disediakan. Hanya harganya berapa, dia tidak tahu. Namun, ada batasan nilai maksimal Rp 350.000 untuk uang yang diberikan.

Sementara salah seorang terapis pijat, Wiwi, blakblakan menawarkan layanan ML. Dia mematok biaya Rp 300.000 untuk sekali layanan. Harga itu di luar biaya kamar yang mencapai Rp 96.000 hingga Rp 128.000.

Layanan ini memang tersedia, karena jika hanya mengandalkan pijat tidak akan bisa menutupi kebutuhan hidup. “Ya gimana lagi. Kalau cuma ongkos pijat kan enggak bisa buat makan,” katanya.

Sumber: https://www.jpnn.com

Wanita di Lampung Digerebek Suami saat Mesum dengan Berondong Kenalannya dari Facebook

Wanita di Lampung Digerebek Suami saat Mesum dengan Berondong Kenalannya dari FB.

Seorang istri di Tulang Bawang, Lampung Digerebek suaminya tengah berbuat mesum dengan pria lain, Kamis (15/11/2018).

Wanita berinisial IY (33) itu kepergok berselingkuh dengan TA (25), kekasihnya yang masih jejaka alias 'berondong'.

Dilansir dari TribunLampung, TA tercatat sebagai warga Kampung Lingai, Kecamatan Menggala Timur, Tulang Bawang.

Sementara IY merupakan warga Kampung Ujung Gunung, Kecamatan Menggala, Tulang Bawang.

"Keduanya diamankan tengah berada di dalam kamar nomor 38 Hotel Nusantara, yang beralamat di Kampung Banjar Agung, Kecamatan Banjar Agung," terang Kapolsek Banjar Agung Kompol Rahmin mewakili Kapolres Tulang Bawang AKBP Syaiful Wahyudi, Minggu (18/11/2018).

Hubungan terlarang TA dan IY terbongkar karena ES (33), suami IY melapor ke polisi.

ES melapor karena awalnya ia mendapat sms dari IY pada Kamis (15/11) sekitar pukul 20.16 WIB.

Isi SMS tersebut yakni mengabarkan IY yang saat itu sedang bekerja di Jambi sebagai baby sitter berencana untuk pulang ke rumah.

"Setelah ditunggu satu hari, IY belum juga tiba di rumah. Sementara saat dihubungi oleh suaminya, HP IY tidak aktif," papar Rahmin.

Sementara itu secara tak sengaja adik ES, ETS, melihat IY berjalan dengan seorang laki yang tidak dia kenal di Pasar Unit 2 Banjar Agung.

"Oleh adik ES, momen tersebut difotonya dan dikirimkan kepada ES. Karena curiga, ES lalu mencari keberadaan istrinya ke Unit 2," kata Rahmin.

Curiga terhadap istrinya, ES pun mengecek ke hotel yang ada di bilangan Unit 2.

Kecurigaanya pun benar, ES mendapati istrinya berada di Hotel Nusantara berduaan dengan laki-laki lain di kamar nomor 38.

Kedua pasangan mesum tersebut kemudian dibawa ke Polsek Banjar Agung yang berada tepat di depan Hotel Nusantara.

Kepada polisi keduanya mengaku telah menginap di Hotel Nusantara sejak Kamis (15/11) malam.

"Hasil interogasi, TA dan IY mengakui telah melakukan persetubuhan sebanyak tiga kali," beber Rahmin.

Hasil pemeriksaan diketahui bahwa hubungan terlarang IY dan TA berawal dari perkenalan keduanya melalui akun Facebook sekitar setahun lalu.

IY yang tengah bekerja sebagai baby sitter di Jambi berkenalan dengan TA dan kemudian berkomunikasi secara intensif.

Setelah setahun kenal dan kian akrab, keduanya memutuskan untuk bertemu.

"Baru pertama kali bertemu mereka langsung janjian di Hotel Nusantara," papar Kapolsek Banjar Agung Kompol Rahmin. (*)

Sumber: http://manado.tribunnews.com

Diduga Mesum dengan Gadis di Kamar Kos, Pengungsi Afghanistan Ditangkap

Makassar - Seorang pengungsi asal Afganistan yang tinggal sementara di Kota Makassar terpaksa diamankan aparat kepolisian setelah digerebek oleh warga Jl Andi Tonro 2, Stapak 7, Kelurahan Pa’baeng-baeng, Kecamatan Tamalate. Ia diduga sedang berbuat mesum dengan seorang gadis di sebuah rumah kos, Selasa (6/11/2018) dini hari. Pengungsi Afganistan yang diamankan diketahui bernama Daniel Shafai (20) yang tinggal di tempat penampungan di Wisma KPI Jl Andi Mallombassang, Kecamatan Tamalate. Ia mendatangi kamar kos milik Desi (26). Menurut informasi yang diperoleh, Daniel datang ke kamar kos tersebut setelah ditelepon oleh Desi. Setelah keduanya berada di dalam kamar, lampu dipadamkan. Warga pun merasa curiga dan melakukan penggerebekan di kamar kos tersebut. Keduanya diduga melakukan perbuatan mesum.

Aparat kepolisian dari Polsekta Tamalate yang mendapat laporan warga kemudian datang dan mengamankan Daniel dan Desi. Keduanya menjalani pemeriksaan di Markas Polsekta Tamalate. Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar, Boedi Prayitno yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, pihaknya menunggu pelimpahan pengungsi Afganistan tersebut dari markas Polsekta Tamalate ke Rudenim Makassar yang terletak di Kabupaten Gowa. Boedi mengungkapkan, pelanggaran yang dilakukan pengungsi yang tinggal sementara di Kota Makassar ini sudah banyak terjadi. Selain melakukan perbuatan mesum dengan warga pribumi, mereka juga biasa berpesta miras dan terkadang melakukan tindak kriminal lainnya seperti perkelahian. “Pengungsi yang tinggal sementara di Makassar ini terbilang agak bebas setelah adanya pengurangan pengawas di setiap tempat penampungan. Pengurangan petugas pengawas Imigrasi di tempat-tempat pengungsian sudah terjadi tiga bulan terakhir. Jadi mereka agak bebas, biasa mereka keluar pergi buat mesum, mabuk-mabukan dan sebulan lalu terjadi perkelahian berakhir penikaman terhadap sesama pengungsi,” bebernya. Pengurangan petugas pengawas di tiap-tiap tempat penampungan, lanjut Boedi, setelah adanya pembicaraan antara pengelola tempat penampungan, Unicef, IOM di kantor Kemenkumham Sulsel. “Dulunya ada 3 petugas yang berjaga di setiap tempat penampungan, namun dikurangi menjadi dua orang. Alasan pengurangan, karena pihak pengelola tempat penampungan tidak mau membayar biaya operasional seorang pegawai imigrasi lagi. Jadi selama 24 jam di tempat penampungan dijaga oleh petugas, namun dikurangi makanya agar ada kelonggaran waktu 8 jam bagi pengungsi,” tandasnya. Boedi berharap, pihak Kemenkumham Sulsel kembali mempertegas aturan keimigrasian dan menyiagakan kembali 3 petugas di tiap-tiap tempat penampungan pengungsi di Kota Makassar. Hal ini dapat menekan kebebasan pengungsi dan mengurangi tindakan kriminalitas yang terjadi di lingkungan pengungsi. (Hendra Cipto)

Sumber: https://regional.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts