Mesum, Masih Mengenakan Seragam Sekolah, Videonya Beredar

SUBANG– Beredarnya video mesum yang diduga diperankan oleh siswi SMK DM di Kecamatan Pamanukan, Kab Subang menghebohkan warga Subang.

Belum diketahui pasti identitas pria dan gadis ‘ABG’ cantik yang jadi pemeran adegan mesum tersebut.

Dalam video berdurasi 2 menit 37 detik tersebut, tampak seorang siswi mengenakan seragam sekolah lengkap dengan logo di lengan baju kanan tengah dimabuk cinta seorang pria yang berusia lebih tua. Tidak ada adegan layaknya seorang suami dan istri, namun hanya berciuman bibir dan berpelukan.

“Kalau lihat baju seragamnya, terutama logo sekolah, kayaknya si cewek (pemeran wanita dalam video) itu siswi SMK DM. Soalnya, logonya sama banget, juga seragamnya.Tapi ini kan baru dugaan, ” kata Nur, warga Pamanukan.

Koordinator Guru BP/BK SMK DM Pamanukan, Lia Novita Nasution, tidak menampik jika pemeran wanita dalam video tersebut, merupakan siswi SMK DM.

“Dilihat dari logonya, itu memang logo sekolah kami, juga seragam yang dipakainya, dia ini siswi (Jurusan) AK (Akuntansi). Tapi saya lupa namanya. Karena kejadian ini sudah lama .Yang jelas, dia warga Pamanukan,” ungkap Lia, Jumat (20/1).

Adegan mesum di video tersebut sekitar dua tahun silam. Saat itu, pelajar tersebut baru duduk di bangku kelas II SMK Jurusan Akuntansi. Dia mengakui perbuatannya di dalam video itu.

“Kami panggil juga orangtuanya, setelah bermusyawarah ada kesepakatan siswa itu dikeluarkan dari sekolah. Kabar terakhir, katanya siswi itu dinikahkan,” pungkasnya. (anr)

Mesum di Kamar Mandi, Dua Sejoli Digerebek Warga Kampung

BANGKO - DI (30) dan NI (26), warga Desa Sukorejo, Margo Tabir, Merangin, bernasib apes. Pasangan kekasih ini digerebek warga dalam keadaan setengah bugil, di kamar mandi, Sabtu 21 Januari 2017 sore.

Dikutip dari laman Info Jambi, Senin (23/1/2017), DI yang sehari-hari bekerja sebagai penampung buah cokelat, datang ke rumah NI. Ketika itu NI sedang mandi. DI langsung saja masuk ke dalam rumah.

Melihat rumah itu kosong, DI masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Namun nahas, rupanya paman NI tahu. Ia lantas mendobrak pintu kamar mandi dan menemukan DI sudah setengah bugil.

DI dan NI kemudian dibawa ke balai desa. Setelah diinterogasi, DI mengaku sudah tujuh kali berbuat mesum dengan NI.

Kepala Desa Sukorejo, Ramlan, membenarkan ada warganya ditangkap di kamar mandi. Kejadiannya sekitar pukul 12.30 WIB.

“Saya dapat laporan, ada warga tertangkap berbuat mesum di kamar mandi. Mereka mengakui perbuatanya dan bersedia dikenakan sanksi adat,” kata Ramlan yang belum bisa memastikan bentuk sanksi bagi keduanya.

Satpam Pabrik Diarak Warga Mesum Tengah Hari Bolong

TANGERANG - Dapik (30) satpam pabrik yang berdinas di pabrik kawasan Jatiuwung, Kota Tangerang diarak massa pada Rabu (18/1/2017).

Ia digerebek warga lantaran berbuat mesum tengah hari bolong.

Lelaki berusia 30 tahun ini melakukan tindak asusilanya itu di kontrakan yang berlokasi Kampung Tegal Murni, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Saat itu Dapik tengah bercinta dengan kekasihnya yakni Listi (19) di dalam kontrakan tersebut sekira pukul 13.00.

Satria (34) satu dari warga setempat sempat mencurigai gerak - gerik satpam mesum ini.

Ia memergoki dan terkejut saat melihat kedua pasangan yang melakukan asusila itu.

"Saya sempat curiga, siang hari bolong pintu ditutup rapat - rapat. Enggak tahunya waktu dipergoki mereka lagi begituan (bercinta)," ujar Satria di Balaraja pada Rabu (18/1/2017).

Ia pun memberitahu warga lainnya. Masyarakat yang tersulut emosinya menggerebek kontrakan tersebut.

"Orang - orang sudah kumpul ramai di sini. Warga nyuruh kepada pasangan ini untuk ke luar dari kontrakan," ucapnya.

Bahkan tak tanggung - tanggung Dapik dihujani pukulan oleh warga sekitar. Alhasil satpam mesum ini pun mengalami babak belur.

Dapik segera diamankan pihak berwajib. Ia digelandang ke Mapolsek Balaraja guna dimintai keterangan lebih lanjut.

"Kami sudah amankan pasangan ini dari amukan warga. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan," kata Kapolsek Balaraja, Kompol Wiwin Setiawan. (dik)

TERGODA Lihat Gadis Cantik Mandi Di Sungai, Kakek Ini Lampiaskan Nafsu Bejatnya

KEBUMEN - Seorang kakek usia 66 tahun tergoda saat melihat remaja cantik mandi di sungai hanya mengenakan celana dalam. Kakek itu pun mendekati dan membujuknya untuk melakukan hubungan intim.

Entah bagaimana cara dan iming-imingnya, kakek itu bisa memperdayai remaja putri usia 15 tahun tersebut. Peristiwa ini terjadi di Desa Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, 26 Desember 2016 silam.

Hari berganti hari, aksi bejat si kakek itu kemudian tercium tetangga korban. Remaja putri RR itu digarap oleh si kakek di pinggir sungai. Tetangga kemudian memberitahu kepada orangtua RR.

Kemudian orangtua RR tidak terima dengan perlakuan si kakek yang masih satu RW tersebut. Orangtua RR pun lapor ke Polsek Sempor Kebumen. Tak berselang lama aparat Polsek Sempor pun membekuk MM si kakek bejat tersebut.

"Pihak Polsek Sempor menjemput tersangka seletah menerima laporan pengaduan dari orangtua korban pada tanggal 26 Desember 2016. Modusnya yang dilakukan dengan iming-iming akan diberi uang jajan setiap hari untuk pergi ke sekolah," kata Kapolsek Sempor AKP Wasidi, Rabu 4 Juli 2017. Kakek itu pun ditangkap dengan tuduhan persetubuhan terhadap anak di bawah umur.

Kapolres Kebumen AKBP Alpen melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto menjelaskan bahwa kasus ini terungkap berawal dari tetangga korban yang mengatakan kepada ibu korban bahwa RR pernah disetubuhi oleh MM saat mandi di sungai.

Pada saat itu tetangga curiga bahwa RR perutnya buncit, tapi setelah dikonfirmasi dengan ibu korban RR memang memiliki kelainan pada saluran pencernaan sehingga perutnya buncit.

Lanjut Kasubbag Humas, kemudian ibu RR menanyakan kebenaran kepada RR tentang perbuatan bejat yang dilakukan MM kebetulan masih satu RW di Desa Selokerto Sempor dengan Korban.

RR kemudian menceritakan apa yang telah dilakukan kakek MM kepadanya. Dari pengakuan RR akhirnya orangtua RR bersama Ketua RT menemui MM untuk memastikan kebenaranya. Saat itu MM bersikeras tidak mengakui perbuatanya itu.

MM akhirnya mengakui perbuatannya. Dia katakan, baru mengakui perbuatannya di Polsek dengan alasan takut akan dihakimi massa.

"Kami sudah meminta keterangan ibu korban. Kita juga mendapatkan alat bukti berupa hasil visum dokter, memang ada luka di area kemaluan anak dan tidak dalam keadaan hamil," ujar AKP Willy Budiyanto. (tribunjateng/humas polres kebumen)

WADUH Malunya, Sore Digerebek karena Mesum di Hotel, Pagi Langsung Disidang di Pengadilan

SALATIGA - Selasa (24/1/2017) petang, jajaran petugas gabungan Polres Salatiga menggelar operasi cipta kondisi di beberapa hotel atau penginapan di Kota Salatiga. Hasilnya, ada lima pasangan bukan suami-istri yang didapati, yang kemudian digiring ke Mapolres Salatiga.

Kasat Sabhara Polres Salatiga AKP Muhammad Adiel Aristo mengatakan, kelima pasangan mesum (bukan suami-istri) itu didapati sedang asyik berduaan di dalam kamar.

Saat ditanya petugas, mereka tidak bisa membuktikan diri jika mereka adalah pasangan resmi. Karenanya, mereka digelandang ke Mapolres Salatiga untuk pemeriksaan.

“Masing-masing satu pasangan di Hotel Puspa Sari Sidorejo dan Hotel Grand Mamo. Lalu tiga pasangan lainnya di Hotel Kalimang. Dari kelima pasangan itu, ada lima orang yang tidak bisa menunjukkan identitas diri baik KTP maupun lainnya,” kata AKP Aristo kepada Tribun Jateng, Rabu (25/1/2017).

Akibat tidak dapat menunjukkan identitas yang dimaksud itu, lanjutnya, kelimanya pun menjalani persidangan atau sidang tipiring di Pengadilan Negeri (PN) Kota Salatiga pada Rabu (24/1/2017). Pelanggaran yang dikenakan itu sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 93 Ayat 1 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 13 Tahun 2013.

“Putusan dalam sidang tersebut, kelimanya, yakni empat wanita dan satu pria diwajibkan membayar denda sesuai yang ada di dalam Perda Kota Salatiga itu. Sedangkan lima lainnya, kami berikan pembinaan dan mereka pun kami minta untuk membuat surat pernyataan. Siapa kelima pasangan tidak resmi itu, kami mohon maaf tidak bisa menyampaikannya,” ujarnya.

Dari data yang berhasil dihimpun Tribun Jateng, inisial kelima pasangan itu adalah NW (42) warga Brongkol Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang dengan TS (28) warga Sejambu Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lalu AK (27) warga Kalilondo Kota Salatiga dengan BS (41) warga Tuntang Kabupaten Semarang.

K (37) warga Margosari Kota Salatiga dengan BP (38) warga Ngawen Kota Salatiga, SP (28) warga Bahu Lingkungan I Manado dengan EKP (23) mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Kota Salatiga, dan terakhir adalah HS (32) warga Banjaran Kota Salatiga dengan FAH (35) warga Tegalrejo Kota Salatiga. (*)

Zuriat Kerajaan Riau-Lingga Ingin Luruskan Sejarah

Tanjungpinang, Kepri - Raja Muhammad Said Bin Engku Lok (65) salah seorang zuriat, Keturanan Sultan Abdul Rahmasnsyah Kedua, dan turunan dari Raja Ali Kelana, Kerajaan Riau-Lingga ingin meluruskan sejarah, garis keturunan kerajaan yang pernah berkuasa di zamanya, sebelum berhijrah ke Singapura pada tahun 1911.

"Tujuan utama kita adalah untuk melestarikan peninggalan dari apa yang telah diwariskan, sehingga jika dibantu oleh pemerintah Indonesia serta semua pihak, tentu kita dapat bekerjasama untuk meluruskan sejarah garis keturunan kerajaan Riau-Lingga yang sebenarnya," kata Muhammad Said warga negara Singapura didampingi kerabatnya Raja Muhammad Khalik Bin Raja Adnan waris keturunan yang dipertuan muda Riau serta kuasa hukumnya, Iwan Kurniawan SH MH Msi dan Rusmadi SH, pada sejumlah media, Minggu (22/1).

Menurut Muhammad Said, salah satu peninggalan sejarah kerajaan Riau-Lingga menyangkut Pulau Sore dan Pulau Basing yang sudah dirampas oleh pihak yang merasa memiliki, hingga dirinya digugat sampai ke Konsulat RI di Singapura yang menurutnya hanya atas rekayasa.

"Saya memiliki data yang autentik tentang kedua Pulau tersebut, namun kalau mereka yang merasa memiliki pulau itu dan ingin memperbaiki hubungan baik dengan dirinya, saya siap menerimanya," ucapnya. Dikatakan dia, apa yang dikatakannya tersebut merupakan suatu amanah atau wasiat dari leluhurnya terdahulu.

"Itulah yang saya ibaratkan, ada api di dalam sekam". Mereka di depan saya berbaik hati dan menganggap biasa saja, namun di belakang saya mereka bayak mengumpat dengan berbagai perkataan yang tidak bisa saya mengerti," ungkap Said.

Ia mengakui selama ini ada pertalian persaudaraan dengan pihak terkait, namun tidak ada pertalian kekerabatan dari garis lurus keturunan leluhurnya terdahulu.

"Arti kata, kalau tidak ada dalam kekarabatan itu, seolah-olah warga mereka itu sama dan sederajat dengan garis keturunan leluhurnya. Padahal itu sangat jauh perbedaan pertaliannya. Artinya, anak ayam itu tetap jadi anak ayam. Masak ada anak ayam mau menjadi Merak? Mustahilkan," ungkap Said.

Said juga menyampaikan kekecewaannya selama ini terhadap pandangan sebagian orang yang menganggapnya sebagai orang asing, karena memiliki warga negara Singapura, sehingga ia merasa terkucilkan dan terabaikan dalam ikatan kekerabatan dari garis keturunan yang sebenarnya.

"Bagi saya, saya bukan warga negara asing, karena apa yang telah diwariskan oleh leluhurnya terdahulu merupakan suatu bukti, bahwa asal-usulnya dari negeri yang pernah ditaklukan oleh leluhurnya terdahulu dan satu garis keturunan dengan Keturanan Sultan Abdul Rahmansyah Kedua, dan turunan dari Raja Ali Kelana," ujarnya.

Ketika ditanya, apakah dia bersedia menjadi warga negara Indonesia jika memang menjadi salah satu persyaratan, maka ia mengaku siap bersama istri untuk pindah warga negera dan tinggal di daerah ini.

"Hal itu sudah saya pikirkan sejak 40 tahun lalu. Arti kata, kepindahan kewarga negaraan saya itu, bukan saya tamak akan harta keturunan, melainkan ingin melestarikan peninggalan sejarah yang terabaikan bersama-sama warga negara Indonesia," ungkapnya.

Gelar Seminar Budaya, Formasi Hadirkan Tokoh Melayu

Pontianak, Kalbar - Forum Mahasiswa Simpang Hilir (Formasi) Kabupaten Kayong Utara menggelar Seminar Budaya, di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak, 21 Januari mendatang.

Ketua Terilih Formasi yang baru, Fathan Al Muharrami, mengatakan seminar ini mengambil tema Dedikasi Nyata Mahasiswa dalam Upaya Melestarikan Adat Budaya Guna Menghadapi Dampak Negatif Modernisasi.

Fathan menyebut kegiatan ini merupakan acara puncak dari rangkaian Musyawarah Besar Formasi ke-2.

"Dalam kondisi saat ini, mahasiswa daerah harus bergerak melakukan upaya-upaya pelestarian adat budaya, yang hari ini sudah mulai tergerus perkembangam zaman," kata Fathan kepada Tribunpontiaak.co.id melalui keterangan tertulisnya, Selasa (17/1/2017).

Ia berharap, mudah-mudahan melalui seminar ini dapat menggugah semangat mahasiswa daerah Kayong Utara untuk melestarikan adat dan budayanya.

Ketua Panitia Seminar Budaya, Bayu Muharri, mengundang seluruh mahasiswa Kayong Utara untuk hadir dan mendaftarkan diri di panitia pelaksana.

"Insya Allah jika tidak berhalangan, Bapak Bupati Kabupaten Kayong Utara, H Hildi Hamid, akan membuka secara resmi kegiatan ini, sekaligus memberikan materi seminar," ujarnya.

Bayu mengatakan pemateri lainnya adalah Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar

Prof Dr Chairil Effendi, Anggota DPR asal Kalbar dari Nasdem, Syarif Abdullah Alkadrie, dan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji.

"Figur-figur tersebut merupakan tokoh yang selama ini memiliki gerakan nyata dalam upaya melestarikan adat dan budaya," tegas Bayu.

Ia juga menuturkan, Formasi telah mengundang seluruh kepala desa se-Simpang Hilir, Kayong Utara, anggota DPRD, tokoh tokoh masyarakat Kayong Utara yang ada di Pontianak, dan para ketua organisasi mahasiswa daerah se-Kalimantan Barat.

"Dalam seminar ini pula akan menampilkan kesenian-kesenian budaya Melayu seperti Hadrah, Pencak Silat, Syair Gulung, Tarian Melayu, Musik Melayu, Parodi Bengkel Seni Fisipol, dan komedian Pontianak, Kamil Onte dan Dedi Bandalam," papar Bayu.

Gubsu Apresiasi Bupati Langkat Lestarikan Adat Budaya

Langkat, Sumut - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H T Erry Nuradi mengapresiasi Bupati Langkat karena terus melestarikan adat budaya Melayu ciri khas Kabupaten Langkat.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bupati Langkat Ngogesa Sitepu karena terus menginstrusikan pada setiap hari jadi dari hari-hari tertentu untuk memakai busana adat budaya Melayu ciri khas Kabupaten Langkat yaitu memakai busana teluk belanga,” sebut Gubsu Erry pada puncak peringatan Hari Jadi ke-267 Kabupaten Langkat di alun-alun Tengku Amir Hamzah di Stabat, Langkat, Selasa (17/1).

Menurut Erry, sebagai bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat para pendahulunya. Dan hal tersebut telah dilakukan Bupati Langkat Ngogesa yang juga turut melestarikan adat budaya khususnya di Kabupaten langkat.

Hadir dalam peringatan Hari Jadi ke-267 Kabupaten Langkat antara lain Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman, anggota DPR RI Delia Pratiwi, hadir mendampingi Gubsu, Assisten Pemerintahan Jumsadi Damanik, Kadis Sosial Rajali dan Plt Kepala Biro Humas dan Protokol Ilyas Sitorus, seluruh unsur Forkopimda Langkat , Wakil Bupati Langkat Sulistianto, Ketua PKK Sumut Evi Diana Erry, Ketua PKK Langkat Hj Nuraida Ngogesa, Sekda Langkat Indra Salahudin, Buya KH Amiruddin MS, tokoh etnis, ulama dan tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Gubsu Erry mengemukakan peringatan Hari Jadi ke-267 Langkat merupakan momentum untuk merenung dan mengevaluasi sejauh mana perjalanan yang telah dilalui oleh Pemerintah Kabupaten Langkat selama ini, baik dari kekurangannya maupun kelebihannya.

“Dalam perjalanannya, berbagai prestasi telah berhasil diukir Pemkab. Langkat, seperti penghargaan Adipura ataupun berbagai penghargaan lainnya serta Anugerah Parahita Ekapraya yang baru saja diraih baru-baru ini” kata Erry.

Itu adalah sebuah kebanggaan kata Erry, dan itu semua harus dipertahankan agar kreatifitas seluruh SDM Langkat dalam berbuat untuk Langkat dapat selalu menuai prestasi.

“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Langkat, khususnya kepada Bupati, unsur legislatif dan stakeholder lainnya. Kebanggaan yang telah diukir oleh Langkat adalah kebanggaan seluruh masyarakat Sumatera Utara, selamat ulang tahun ke-267 bagi Kabupaten Langkat” kata Erry.

Sementara itu, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mengatakan, tanggal 17 Januari 1750 adalah hari bersejarah bagi Kabupaten Langkat. Langkat secara terbentuk menjadi sebuah Kabupaten yang sampai ini umurnya sudah 267 tahun.

Penetapan tanggal tersebut dilakukan melalui seminar yang berlangsung di Stabat, 20 – 24 Juli 1994. Seminar terselenggara hasil kerja sama Pemkab Langkat dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tim jurusan sejarah Fakultas Sastra USU melalui penelitian kepustakaan dan studi lapangan.

Beberapa buku sejarah yang dirujuk di antaranya karya tokoh Pers Nasional pendiri Harian Waspada H Mohammad Said (Alm) dalam bukunya “ Aceh Sepanjang Abad”. Koeli Kontrak Tempo Doeloe dengan Derita dan Kemarahannya, Waspada, 1977 dan Sari Sejarah Serdang, Tengku Lukman Sinar serta “Mission To The East Coast Of Sumatra in 1823”, John Anderson, Sumatera Utara di bawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.

Setelah ditetapkan sebagai Peraturan Daerah dengan persetujuan Gubsu, lahirlah Perda No. 11 Tahun 1995 dan diundangkan dalam lembaran daerah, 20 Mei 1996 dengan motto “ Bersatu Sekata, Berpadu Berjaya ”.

“Karena itu, terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa untuk membangun Kabupaten Langkat, baik itu, seluruh masyarakat, mantan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, dan anggota DPRD Langkat sebelumnya” kata Ngogesa.

Mengenai Hari jadi Langkat tahun ini, Ngogesa berharap, Kabupaten Langkat akan terus unggul dalam segala sektor, terutama sektor kesejahteraan yang menjadi indikator Langkat yang maju, unggul dan mandiri.

Untuk itu, Ngogesa mengajak seluruh masyarakat di Langkat untuk bekerjasama sehingga kemajuan Langkat dapat terwujud dan terealisasi dengan baik.

Terkait rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi Langkat ke-267 tahun 2017, Ngogesa menjelaskan bukan hanya hiburan yang ditujukan untuk masyarakat, akan tetapi, ada hikmah yang bisa diambil dari rangkaian kegiatan ini, yakni, kepedulian sosial dan semangat persatuan akan semakin meningkat serta para Investor akan semakin memburu Langkat sebagai pusat berinvestasi mengingat Langkat memiliki banyak potensi.

Resepsi Hari Jadi Langkat ke-267 tahun 2017 yang ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng oleh Gubsu HT Erry Nuradi serta pameran stan Pembangunan Langkat yang berlangsung di Alun-Alun T. Amir Hamzah dan berhasil membuat masyarakat Langkat terhibur.

Sementara itu, Ketua TP PKK Provsu Hj Evi Diana Erry Nuradi yang didampingi Ketua PKK Langkat Hj Nuraida Ngogesa berkesempatan secara langsung memotong tali pita tanda dibukannya stanpameran pembangunan Langkat yang berangsung selama empat hari. Tarian etnis dan marching band dari Yon Arhanud juga menyemarakkan acara.

Gubsu Erry meninjau stan Pameran Pembangunan yang seluruh isi dari pameran tersebut adalah kreatifitas SDM Langkat yang diantaranya adalah hasil UKM dan berupa makan-makanan dan minum-minuman, kemudian ada pameran kesenian tradisional masyarakat Langkat serta stan Dinas Komunikasi Dan Informatika yang menyediakan akses pengaduan masyarakat tentang pembangunan, sosial kemasyarakatan dan birokrasi Pemerintahan Kabupaten Langkat.

LAMR Meranti Laksanakan Musda II

Selatpanjang, Riau - Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Kepulauan Meranti masa khidmat 2010- 2016 berakhir sudah, untuk itu LAMR kembali melakukan Musyawarah Daerah ( Musda ) ke II yang bertempat di Ballroom Afifa Jalan Banglas Selatpanjang, selasa (17/1/17).

Hadir dalam kesempatan itu Ketua DPH LAM Riau, Syahril Abubakar, Sekretaris LAM Riau M. Nasir penyalai, bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan, Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Fauzi Hasan, Ketua LAMR Kepulauan Meranti, Ridwan Hasan, Wakapolres Kepulauan Meranti, kompol DR Wawan SH MH, dan seluruh pejabat serta perwakilan LAM masing masing kecamatan.

Ketua DPH LAM Riau Syahril Abubakar dalam sambutannya mengatakan bahwa dirinya mempunyai harapan besar terhadap Kepulauan Meranti karena masih bisa mempertahankan budaya Melayu ditengah maju dan pesatnya perkembangan zaman.

"Saya berharap Kepulauan Meranti bisa tetap menjaga budaya Melayu dengan segala adat istiadatnya seperti saat ini. Coba lihat negara Jepang, betapa majunya negara mereka, tetapi mereka tidak sedikitpun meninggalkan adat dan budaya mereka, saya harap Meranti juga bisa menerapkan itu," katanya seraya mencontohkan Kota Pekanbaru sebagai ibukota propinsi Riau yang telah hilang kemelayuannya akibat tergerus dengan kota metropolitan.

Dia juga mengatakan bahwa LAM sebagai salah satu lembaga tertinggi di tanah Melayu hendaknya bersinergi dengan pemerintah dengan sebaliknya tidak menjadikannya sebagai oposisi.

"Mari kita bersinergi dengan pemerintah untuk suksesnya pembangunan di daerah ini agar menjadi lebih baik kedepannya.Mari kita jaga kerukunan hidup dan menciptakan kedamaian, dan kepada paguyuban lain hendaknya tidak segan untuk berpayung ke LAM agar tercapainya suatu pemikiran yang dapat menciptakan kerukunan antar sesama ," katanya.

Ketua PMI Propinsi Riau ini juga menyinggungkan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi yang memutuskan soal hutan adat bukan lagi hutan negara lewat Putusan Nomor 35/PUU-X/2012MK No 35.

Oleh karena itu dia mengatakan ini hendaknya di programkan oleh pengurus LAM yang baru dengan diperkuat oleh peraturan daerah (Perda).

"Jika program ini dijalankan oleh LAM dan diperkuat dengan Perda, maka tanah yang selama ini dikuasai oleh perusahaan bisa kita ambil alih untuk pendapatan bagi, dengan begitu kita tidak risau lagi memikirkan dana hibah," katanya.

"Selanjutnya untuk program LAM kedepan yang dikira perlu dilakukan adalah memberikan penghargaan Gelar datuk setia amanah kepada bupati dan tokoh lainnya untuk sebagai penyemangat dalam bekerja membangun negeri ini, selanjutnya saya menekankan LAM bukan hanya wadah sebagai tempat berbalas pantun, namun lebih kepada tindakan nyata seperti memberikan pelajaran muatan lokal kepada generasi muda usia sekolah, dimana pelajaran itu semakin hilang," katanya lagi.

Sementara itu bupati Kepulauan Meranti mengatakan bahwa Melayu bukanlah milik suku Melayu saja, namun seluruh masyarakat Meranti dari berbagai suku yang mendiami tanah Jantan ini.

"Kita berdiam di tanah Melayu, untuk itu marilah kita mengaku sebagai orang Melayu, jika sudah begitu rasa memiliki antar sesama itu semakin kuat, dan gesekan yang ada dapat diredam, serta hidup akan rukun dan damai," kata bupati.

Bupati juga mengatakan bahwa budaya yang ada hendaknya di komposisikan dengan budaya Melayu agar adanya pembauran antara sesama dan tidak terlihat asing.

"Kedepannya bagi paguyuban lain kita akan beri pakaian Melayu agar Melayu sebagai tuan rumah benar benar terlihat dan budaya yang ada hendaknya dipadukan dengan budaya Melayu agar tidak lagi terlihat asing," katanya.

Bupati juga mengatakan agar dalam pemilihan ketua dan pengurus LAM yang baru nantinya untuk membentuk suatu mufakat dan kata sepakat.

"Dalam pemilihan nantinya saya harap tidak menunjukkan satu suara untuk satu calon, tapi hendaknya dibuat suatu mufakat dan kesepakatan bersama, jangan membuat gaduh sehingga membuat keadaan menjadi tidak stabil, semoga dari hasil yang baik dapat menghasilkan sesuatu untuk kehidupan masyarakat Melayu yang lebih baik lagi," kata bupati.

Festival Perang Air, Penduduk Riau Siapkan Amunisi

Pekanbaru, Riau - Festival Perang Air (FPA) akan diselenggarakan di Kota Sagu Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau pada 28 Januari 2017 mendatang.

Wisatawan bisa hadir dan ikut serta dalam perang air bersama masyarakat setempat.

”Perang Air atau lebih dikenal dengan sebutan Cian Cui itu dalam rangka menyambut Imlek di Kota Selatpanjang. Agenda ini telah masuk sebagai salah satu event yang tercatat di dalam Calendar of Event Riau 2017,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad seperti dikutip dari siaran pers yang diterima KompasTravel, Jumat (13/1/2017).

Dalam FPA, Ismail mengungkapkan bahwa wisatawan dapat bermain air dengan menggunakan tembak air sambil berkeliling kota menggunakan becak motor.

Mereka melawan peserta yang ada di becak motor lain dan juga melawan peserta yang menunggu di pinggir jalan.

Acara ini dirayakan dengan pesta dan perang air dan penduduk kota akan saling menyiramkan air ke satu sama lain di sepanjang jalan.

Semua orang tua dan muda, mempersenjatai diri dengan bom air dalam kantung plastik, ember, gayung dan aneka jenis pistol air.

"Kita akan menarik para pelancong baik dari lokal maupun mancanegara melalui event perang air ini. Perang air ini merupakan bagian pariwisata yang sangat baru dan harus dikembangkan," kata Ismail.

Kabupaten Kepulauan Meranti, 40 persen penduduknya adalah etnis Tionghoa.

Festival Perang Air sendiri menjadi tradisi Imlek yang seru dan menarik. Etnis Tionghoa dan Melayu berbaur dalam suasana yang akrab.

Kebanyakan warga Melayu tidak naik becak motor tetapi menyerang dari pinggir jalan, atau menjual amunisi kantong berisi air yang sudah dibungkus plastik.

Perang air ini merupakan sebuah tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah lama dikembangkan.

Selain populer di Selatpanjang juga dilaksanakan oleh negara Asia Tenggara lainnya, yakni Thailand.

Rencananya, perhelatan tersebut akan dibuka langsung oleh Gubernur Riau, Asryadjuliandi Rachman dan dihadiri perwakilan Kementerian Pariwisata.

Dua Tarian Kalsel Diajukan Sebagai Warisan Budaya

Banjarmasin, Kalsel - Dua jenis tarian tradisi Kalimantan Selatan, yakni Topeng Banjar dan Kuda Gipang Banjar diajukan ke Kemdikbud untuk dijadikan Warisan Budaya Tak Benda Nasional 2017. Kepala Taman Budaya Kalimantan Selatan Fahrurrazi di Banjarmasin, Senin (16/1) mengatakan, dua tarian tradisi itu sudah diusulkan ke Direktur Warisan dan Nilai Budaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut dia, baru dua kesenian daerah ini yang siap diajukan untuk dinobatkan dan diberi sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Nasional. Sebab sudah rampung deskripsi dan kajian ilmiahnya. "Saya sendiri yang membuat kajian dan turun ke lapangan membuat datanya," ujar Fahrurrazi.

Dia mengatakan ada satu kesenian tradisi lagi yang diupayakan bisa untuk diusulkan, yakni Musik Panting. "Kita harap ada kajiannya bisa selesai secepatnya, hingga ada tambahan," paparnya.

Fahrurrazi mengatakan sebenarnya perlu diupayakan juga untuk mendapat pengakuan dari pemerintah pusat sebagai warisan kebudayaan daerah Kalsel secara nasional di bidang resep kuliner. "Taman Budaya mendorong ada instansi terkait ikut mengkaji menyiapkan datanya," ujar Fahrurrazi.

Untuk bisa mendapatkan sertifikat yang ditandatangani Presiden dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, tidak mudah. Semuanya harus diseleksi dengan beberapa kali sidang pengkajian mendalam. "Biasanya pada bulan Oktober ditetapkan hasilnya, sebagaimana tahun lalu ada lima kesenian Kalsel yang dinobatkan," paparnya.

Menurut Fahrurrazi, sejauh ini sudah ada sebanyak 16 kesenian budaya Kalsel yang dapat sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari total sebanyak 997 buah khazanah Kalsel. "Sebenarnya warisan budaya kita itu terbanyak kedua setelah Sumatra Utara, yakni, sebanyak 1.328 buah," ungkapnya. Data tersebut, papar Fahrurrazi dari hasil tata kelola kebudayaan nasional, warisan budaya berbenda dan tak benda.

Hendri Lamiri Gubah Zikir Jadi Lantunan Musik

Jakarta - Hendri Lamiri perkenalkan lagu "Dzikir" sebagai bentuk mendekatkan diri pada Allah. Dengan musik dia ingin menunjukan cara yang berbeda meski memiliki tujuan yang sama dengan Muslim lainnya.

Dalam acara Gema Tanah Melayu Hendri mengangkat musik gubahannya yang memiliki sentuhan Melayu Malaka. Meski bertemakan Melayu, nyatanya sentuhan musik Timur Tengah sangat terasa.

Salah satu lagu yang paling terasa kental nuansa Timur Tengahnya adalah lagu "Dzikir". Sentuhan biola dan lafaz tahlil yang dibawakan membuat suasana sendu dalam seketika. "Satu lagu ini berjudul "Dzikir" yang memang terinspirasi dari zikiran," kata pemain biola ini di sela konser mininya di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Ahad (15/1).

Pria berusia 44 tahun ini mengungkapkan jika biasanya zikir dilantunkan tanpa tempo. Namun, dia ingin memberikan sentuhan lain dengan cara pendekatan yang memang sesuai dengannya. "Kalau diperhatikan zikir enggak punya tempo, tapi saya bikin dengan tempo 7/8. Jadi saya berzikir melalui biola dan musik," kata Hendri.

Lagu "Dzikir" merupakan satu dari delapan lagu yang ada di album Shalawat. Album ini juga baru rilis pada 2016 dan sudah sering diperkenalkan dalam pelbagai acara seperti Jakarta Melayu Festival 2016 di Ancol Agustus 2016.

Peran Melayu Riau Akan Lantik Pengurus Baru Akhir Januari Ini

Pekanbaru, Riau - Perkumpulan Anak Negeri (Peran) Melayu Riau, akan menggelar pelantikan pengurus baru masa bakti 2017-2022 dalam waktu dekat ini.

"Kita sudah membahas bersama Ketua Pengurus Wilayah Kota Pekanbaru H. Yusfar. SH. MH kemarin. Kebetulan pada pelantikan pengurus Peran Melayu Riau, nantinya juga akan dilakukan pembenukan pengurus Peran Melayu Riau untuk daerah Pekanbaru," kata Ketua Pengurus Pusat Peran Melayu Riau, Emrizal Pakis SE, MM, Kamis (12/1/2017).

Keputusan tersebut sudah disetujui seluruh pengurus. Ia berharap dengan dilantiknya pengurus baru dapat memberi warna baru bagi payuguban tersebut.

Sebagai Ketua Pengurus Pusat, Ia pun berharap dengan Peran Malayu Riau dapat memberikan perhatian terhadap seluruh masyarakat terkhusus bagi para pemuda di Riau.

“Kita sangat mendukung penuh pelantikan Pengurus Wilayah Peran Melayu Riau ini. Ke depan kita ingin, agar Peran Melayu Riau ini dapat memperhatikan anak-anak Negeri melayu kita. Bagaimana agar putera-putri terbaik Riau ini memiliki peran untuk membangun negeri," harapnya.

Gelar Budaya Melayu dan Etnik Lain Meriahkan HUT Langkat Selama Lima Hari

Medan, Sumut - Sekretaris Daerah Provsu H Hasban Ritonga SH mewakili Gubernur Sumut memberi apresiasi kegiatan perayaan Kabupaten Langkat yang jatuh pada tanggal 17 Januari 2016. Kegiatan akan dilaksanakan selama 5 hari yang mengusung kekayaan budaya Melayu dan belasan etnis lainnya.

Hal itu dikatakannya pada saat menerima audiensi Sekdakab Langkat, Kamis (12/1) di gedung lama kantor Gubsu jalan Dipenegoro Medan.Hadir pada audiensi tersebut Sekda Kabupaten Langkat dr H Indra Salahudin M.Kes.MM yang didampingi Sekretaris Dinas Kehidupan Dan Pariwisata Kab Langkat Edi Syahputra serta Kasubbag Humas dan Protokol Hilman Anggana Lukha SSTP MAP.

Hasban mengatakan bahwa momen perayaan sangat cocok bila digunakan untuk melestarikan kebudayaan daerah. Karena dengan dilestarikan kebudayaan masyarakat khususnya para generasi muda bisa mencintai agar tetap mengetahui budaya bangsanya.

Pada kesempatan itu Sekda Langkat mengatakan perayaan HUT ke 267 dimulai dari tanggal 15 Januari (Minggu) diisi dengan acara fun bike dan arobik dan malamnya penampilan kesenian etnis yang dimulai dari etnis Jawa dilanjutkan dengan budaya lainnya seperti Melayu, Batak, Banjar hingga etnis tionghoa dan Bali yang ditampilkan setiap malam selama 5 hari (15 sampai 20 Januari 2017)."Kabupaten Langkat kaya akan keberagaman suku dan etnis dan hidup saling mendukung satu sama lain,"paparnya.

Selain acara seni budaya dan perlombaan untuk masyarakat Langkat, Indra juga mengatakan pada tanggal 17 Januari diadakan acara serimonial seperti sidang paripurna istimewa dan dilanjutkan acara resepsi di alun-alun . "Pada acara tersebut kita berharap pak Gubsu memakai pakaian adat Melayu yang juga merupakan etnis terbesar di Langkat," jelasnya.

Pramuka Kutim Adu Ketangkasan dan Menari Boria di Jambore Malaysia

Kutai, Kaltim - Jambore Pramuka Malaysia ke 13 atau 13th Malaysian Scout Jamboree, di Batu Metropolitan Park, Kuala Lumpur, Malaysia, sudah kelar dua bulan lalu. Tetapi, kesaksian 9 anggota Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kutai Timur (Kutim), yang menjadi peserta jambore menyisakan ragam cerita untuk dibagi sebagai pengalaman berharga.

Sembilan anggota pramuka Kutim yang menjadi peserta jambore di negeri jiran itu adalah, Surya Hidayah, Derry Darmawan, M Akbar Bintang Frianda, Aji Nashafa, Indah Sri Rejeky, Caroline Fransisca, Sabrina Aurora, Addini, Yedistia Aulia. Syahril sebagai pendamping, dan Supratman dan Baihaki, sebagai peninjau.

M Akbar Bintang Frianda, anggota Pramuka Kutim yang terlibat aktif dalam Jambore, menuturkan, perjalanan menuju Jambore dimulai dengan petualangan di sejumlah destinasi wisata Malaysia, diantaranya kawasan Genting Highland, dan Menara Petronas, gedung pencakar langit terjangkung di Malaysia.

Setelah berada di lokasi Jambore, mereka mendirikan tenda, lalu berkenalan dengan anggota kontingen Pramuka asal Indonesia, dari Balikpapan (Kaltim), Kalimantan Barat (Kalbar), Jawa barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah (Sulteng) dan beberapa daerah lainnya.

“Total peserta jambore yang berasal dari Indonesia sebanyak 1.600 pramuka. Senang bergabung dengan mereka untuk bersama-sama mencari pengalaman baru,” ujar Bintang

Selama berada di perkemahan, mereka memaksimalkan waktu untuk bersosialisasi dengan Pramuka dari sejumlah negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Srilanka, Kenya dan Thailand. Termasuk berkeliling bumi perkemahan untuk mengenal lebih baik medan jambore.

“Menyempatkan diri untuk melihat-lihat seluruh areal perkemahan sekaligus mengunjungi stan-stan yang banyak tersedia. Seperti stan penjual souvenir kegiatan jambore dan stan informasi kepramukaan lainnya,” kata Bintang

Pembukaan Jambore dilaksanakan tepat tanggal 25 November 2016 di Batu Metropolitan Park Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut Bintang, seremoni pembukaan dikemas dalam berbagai atraksi, sehingga memukau peserta Jambore ke-13 Malaysia.

Setelah pembukaan, berbagai kegiatan digeber. Mayoritas anggota Pramuka Indonesia, termasuk Kutim, menjajal sejumlah adu ketangkasan di medan ekstrim, seperti wall climbing, Rope climbing, flying fox, lapang sasar, dart, pain ball.

“Beberapa diantara kami juga mengikuti kegiatan wahana air yaitu kano, keyakinan air, melempar tali keselamatan,” jelasnya.

Bintang menambahkan untuk kegiatan budaya, mereka mengikuti sesi belajar dua tarian khas Melayu, yakni Tari Japin, dan Tari Boria.

Selain itu, anggota Pramuka dari berbagai Negara, menyuguhkan atraksi budaya yang menjadi ajang pengenalan latar belakang adat istiadat daerah asal. Jambore juga diisi kegiatan “Massengger Of Peace”, pesan pramuka untuk perdamaian dunia.

Selanjutnya dalam kegiatan pengenalan teknologi, Pramuka Kutim menimba ilmu simulasi tentang penyelamatan kapal, speed boat remote control dan pengenalan beberapa mesin mobil.

Seluruh rangkaian kegiat Jambore ke-13 Malaysia diakhiri dengan kegiatan alam liar. Peserta Jambore mendapat kesempatan untuk menjelajah hutan, untuk mengenal aneka flora dan fauna. Setelah itu, kegiatan berakhir dengan kunjungan ke Museum Hutan Malaysia.

“Ada perasaan bangga, terharu dan sedih karena kegiatan Jambore sudah selesai dan harus berpisah dari teman-teman baru dari berbagai Negara,” kata Bintang yang merupakan siswa kelas 8 SMPN 1 Sangatta Utara.

Sehari sebelum kembali ke tanah air, Pramuka Kutim masih diajak melancong ke objek wisata, Batu Caves, yang terkenal dengan Patung Dewa Wisnu.

Sebagai informasi, Indonesia meraih predikat juara umum dalam lomba yang diselenggarakan selama Jambore ke-13 Malaysia.

Hikayat Kain Batik dari Tanah Sumatera

Jakarta - Kekayaan budaya, flora dan fauna di bumi Sumatera rupanya menjadi ide para pembatiknya. Di Medan, Sumatera Utara misalnya, motif yang berkembang cenderung mewakili ciri etnik, serupa dengan ulos. Misalnya, motif pelana kuda yang menunjukkan ciri Melayu Deli dan motif pani patunda yang identik dengan Simalungun.

Riau berbeda lagi lantaran terkenal dengan batik cap yang disebut batik Tabir. Batik ini menjadi kerajinan favorit bangsawan di Kerajaan Siak. Konon, cap yang digunakan terbuat dari perunggu. Cap ini menghasilkan motif yang mirip kerajinan tekat, yang mengadaptasi motif daun dan bunga.

Sejak 2014, kerajinan batik Riau digalakkan kembali dengan menggunakan canting dan menambahkan motif-motif baru yang bercorak Melayu. Saat ini, batik tabir dikenal lewat motif kuntum berantai dan kuntum mekar melambai. Warna yang digunakan pada batik tabir cenderung terang, seperti merah, kuning, dan hijau.

Batik Tana Liek atau tanah liat merupakan batik Minangkabau yang bermotif antara lain burung hong dan kuda laut. Seperti namanya, batik yang dulu hanya digunakan oleh para datuk ini diproses menggunakan tanah liat sebagai media perendam. Jadi, kain yang sudah dibubuhi malam direndam dalam air tanah liat selama sepekan. Karena itu, batik Tana Liek pasti berwarna cokelat.

Motif burung hong juga ditemukan pada motif batik Jambi, yang sudah berkembang sejak abad ke-14. “Batik Jambi terpengaruh oleh budaya Arab, Cina, dan India,” kata Titiek Djoko Sumaryono, Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Promosi Yayasan Batik Indonesia beberapa waktu lalu.

Menurut Titiek, saat Kesultanan Jambi berkuasa, batik hanya dipakai oleh para bangsawan. Motif yang cukup terkenal adalah motif kapal angso dan kembang pare. Batik Jambi pernah disebutkan oleh B.M.Goslings dalam artikelnya pada 1928, yang menelusuri jejak perajin batik di Dusun Tengah.

Di Bengkulu, ada dua jenis batik yang terkenal, yaitu batik Besurek, yang bermotif huruf kaligrafi, dan batik ka ga nga, yang bermotif tulisan asli rejang lebong. Motif ini lantas berkembang dengan memasukkan unsur alam, seperti daun teh dan daun kopi. Batik diwo kepahiang, contohnya, yang mengelaborasi aksara rejang, yang berarti kepahiang dengan motif daun teh dan daun kopi. Batik ini menjadi batik resmi Kabupaten Kepahiang.

Meski Palembang dikenal lewat songket, bukan berarti tak memiliki sejarah batik. Jejak batik di tanah Sriwijaya ini sudah ada sejak abad ke-16 akibat hubungannya dengan kerajaan Mataram. Motif batik yang berkembang adalah motif flora dengan dominasi warna merah. Motif yang digunakan dipengaruhi oleh budaya Cina, seperti motif bungo dadar, bungo delimo, dan bungo cino.

Terakhir, batik Lampung dikenal dengan kain Sebage. Ada 12 motif tradisional kain Sebage, antara lain kembang melur, kembang kaco piring, dan kembang kaweng. Di luar motif ini, ada juga motif lain yang berkembang, yaitu jung atau kapal, gajah, dan pucuk rebung.

Parade Budaya Melayu di HUT Jambi ke-60

Jambi - Pagelaran Budaya Simponi Anak Negeri berlangsung meriah dan spektakuler saat HUT Jambi ke-60. Parade budaya Melayu ini menampilkan ragam kesenian berlatar budaya Melayu Jambi dirangkai dengan musik orkestra dari Taman Budaya Jambi.

Pagelaran Simpono Anak Negeri berlangsung Jumat (6/1) malam, di Ratu Convention Centre, Kota Jambi. Rangkaian penampilan budaya Anak Melayu ini juga menjadi ajang pemberian penghargaan kepada insan seni-budaya yang telah berjasa melanggengkan adat budaya di daerah Jambi.

Gubernur Jambi Zumi Zola, Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar dan para bupati/wali kota se-Jambi turut menyaksikan pagelaran. Tampak juga ratusan masyarakat yang sengaja datang untuk menyaksikan pegelaran seni yang rutin digelar setiap HUT Provinsi Jambi ini.

Pagelaran Simponi Anak Negeri menggambarkan kekayaan budaya melayu Jambi yang terbentang dari Gunung Kerinci hingga ke Pantai Ujung Jabung. Hentakan musik Melayu berpadu dengan hentakan tari kain. Tarian khas Jambi ini berasal dari daerah Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.

Selanjutnya, penonton dibawa untuk menyaksikan tari dan musik kromong yang berasal dari Desa Mandiangin Tuo Sarolangun. Tiga perempuan dewasa membawakan tarian berirama syahdu ini. Tari dan musik kromong termasuk dalam kesenian yang diakui oleh negara sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Selanjutnya, para penampil membawakan tari liuk bepilin dan tari tauh yang dibawakan lima pasang orang tua dari Kabupaten Bungo.

Setelah penampilan lagu "Inilah Negeri Jambi", dipentaskan pula pagelaran busana Melayu Jambi karya desainer Dery Dahlan. Pagelaran busana ini mengedepankan penampilan motif-motif batik Jambi terbaru seperti bungo duren dan beberapa motif lainnya.

Gubernur Jambi Zumi Zola menyatakan bahwa malam apresiasi kesenian dan budaya Melayu Jambi ini sangat penting. Pemerintah memiliki kewajiban untuk meneruskan bentuk-bentuk dan nilai budaya kepada generasi yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Taman Budaya Jambi Sri Purnama Syam menyatakan bahwa keseluruhan penampil yang terlibat dalam acara ini berjumlah 80 orang, yaitu para pekerja seni dan masyarakat pemelihara kesenian Jambi.

Batam Ajarkan Budaya Melayu di Sekolah

Batam, Kepri - Budaya Melayu akan segera diajarkan di sekolah-sekolah di Kota Batam Kepulauan Riau sebagai bagian dari muatan lokal pelajaran wajib dari semua tingkat sekolah.

"Kita buat muatan lokal Budaya Melayu. Kami tekankan ke Budaya Melayu sebagai payung di Batam ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin di Batam, Senin.

Isi dari pelajaran Budaya Melayu akan disesuaikan dengan minat dan bakat anak-anak di setiap usia, mengingat pelajaran itu akan diterapkan mulai dari SD hingga SLTA.

Meskipun Batam adalah kota metropolitan yang berbatasan dengan negara modern Singapura, ia menekankan anak Batam harus mengetahui adat dan budaya Melayu sebagai akar budayanya.

Selain untuk melestarikan budaya, pelajaran Budaya Melayu akan mengajarkan berbagai nilai luhur yang diwariskan nenek moyang.

"Semua sekolah harus mengikuti. Jangan sampai kita tinggal di daerah Melayu tapi tidak tahu budaya Melayu. Bagaimana tata cara berpakaian Melayu. Misalnya, songkok miring artinya apa dan sebagainya," kata Kepala Dinas.

Ia menegaskan pelajaran Budaya Melayu akan mencakup kebudayaan secara luas dan tidak sekedar belajar membaca huruf Arab Melayu, seperti yang banyak diperdebatkan masyarakat.

"Teknisnya nanti di sekolah," kata Muslim Bidin.

Pemerintah telah menyiapkan buku panduan pelajaran Budaya Melayu yang disusun bersama-sama dengan tokoh adat.

Namun Muslim memastikan Dinas Pendidikan tidak akan mewajibkan siswa untuk membeli buku itu, apalagi mengkoordinir penjualan buku di toko tertentu yang sudah bekerja sama dengan pemerintah atau pihak sekolah.

"Kami cuma mengimbau semua sekolah memiliki buku itu. Tapi buku tidak boleh dijual di sekolah," kata Kepala Dinas.

Apresiasi Melayu Tampilkan Karya Berusia 200 Tahun

Jambi - Malam Apresiasi Seni Melayu Jambi digelar untuk memeriahkan Hari Jadi Provinsi Jambi ke-60, menampilkan dua karya seni tradisonal asli daerah itu yang telah berusia sekitar 200 tahun.

"Ini sangat istimewa dengan menampilkan dua buah karya seni yang berusia 200 tahun, yakni Tari Kain Kromong dan Musik Kromong berasal dari Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun," kata Ketua Pelaksana Malam Apresiasi Seni Melayu Jambi, Sri Purnama Syam, Jumat malam.

Dalam orasi budayanya pada pagelaran Malam Apresiasi Seni Melayu Jambi, dia mengatakan kedua karya seni tradisional yang telah berusia 200 abad tersebut saat ini masih terjaga kelestariannya.

"Saat ini masih terjaga kelestariannya, dan melalui pagelaran ini kita semua menjadi tergugah untuk terus menjaga, karena budaya masa lampau adalah warisan," katanya.

Tari Kain Kromong dan Musik Kromong biasanya ditampilkan pada saat ada acara adat, seperti pesta pernikahan dan berbagai acara penting lainnya.

Selain menampilkan kedua karya budaya tersebut, pada Malam Apresiasi Melayu Jambi bertajuk "Simfoni Anak Negeri" ini juga ditampilkan berbagai karya seni budaya lainnya yang menjadi warisan dan kekayaan Provinsi Jambi.

"Pada kegiatan ini melibatkan 80 anak-anak Jambi asli putera daerah yang mempunyai potensi di bidangnya," kata dia.

Pagelaran tahunan dalam rangkaian memeriahkan Hari Jadi Provinsi Jambi tersebut tampak masyarakat antusias menyaksikan penampilan berbagai karya seni dan budaya.

Bahkan di lokasi pagelaran, pihak panitia menyiapkan sebuah layar lebar dan kursi yang ditempatkan di luar akibat daya tampung gedung yang tidak memadai bagi masyarakat umum yang ingin menyaksikan.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jambi memberikan penghargaan kepada sejumlah maestro seni yang telah berkontribusi melestarikan keberadaan warisan budaya lokal.

Kasus Mesum, Bupati Katingan dan FY Diperiksa hingga Larut Malam

KATINGAN - Hingga Kamis malam, Bupati Katingan, Kalimantan Tengah, Ahmad Yantengli dan wanita berinisial FY masih menjalani pemeriksaan di Mapolda Kalimantan Tengah (Kalteng).

Keduanya diperiksa secara maraton di ruang penyidik Subdit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrim Umum Polda Kalteng.

Keduanya diperiksa karena diduga telah berbuat mesum di sebuah rumah di Jalan Nangka, Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir.

Saat pemeriksaan, Bupati terlihat mengenakan kaus warna biru gelap dan topi hitam bergaris merah. Saat dibawa menuju ruang Renakta, tidak sepatah kata pun keluar dari mulut sang Bupati.

Sementara itu, FY hanya menutupi kepalanya dengan jaket berwarna krem enuju lantai dua ruang pemeriksaan. FY adalah istri seorang polisi.

"Proses pemeriksaan, sabar," jawab Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Kalteng, AKBP Alfian usai ikut memeriksa keduanya, Kamis 5 Januari 2017 malam.

Bupati Manggarai Barat Dilaporkan ke KPK

Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Mateus Hamsi, melaporkan Bupati Manggarai Barat, Fidelis W Pranda, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (14/2/2008).

Mateus tiba di KPK sekitar pukul 14.00 WIB, bersama sekitar 50 massa yang menamakan dirinya Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (Mapan). "Fidelis telah melakukan koruosi sejak menjadi penjabat Bupati dari tahun 2003 hingga 2004, dan sebagai bupati sejak tahun 2005 hingga sekarang," kata Mateus yang juga membagi-bagikan lembaran perihal kedatangannya kepada pers.

Dalam lembaran keterangan pers yang dibagikan itu, Mateus memaparkan alasan dirinya melaporkan bupati ke KPK, lengkap dengan 10 dugaan korupsi yang dilakukan, dengan total kerugian negara lebih dari Rp 85,5 miliar. Atas dugaan korupsi tersebut, Mateus mengaku mendapat laporan hasil pemeriksaan dari Badan Pengawas Provinsi (Bawasprov) NTT pada tanggal 28 Agustus 2004.

Dua Dugaan korupsi bupati diantaranya pada tahun 2003-2004 pengadaan 26 kendaraan dinas yang dilakukan dengan penunjukkan langsung dan kontrak belakangan, dengan kerugian sekitar Rp 4,42 miliar. Kemudian dugaan korupsi dana bencana alam senilai Rp 9 miliar yang pemanfaatannya tidak sesuai dengan peruntukan. (Eddy)

Sumber: Tribun Batam, 14 Februari 2008

KPK Diminta Usut Dugaan Korupsi Bupati Ketapang Kalbar

Oleh : Fajar Sepni Wijaya

Sekitar 30 aktifis dari Komite Anti Korupsi Indonesia berunjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/2).

Mereka meminta agar kasus dugaan korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan dana reboisasi 2002-2005 yang diduga dilakukan oleh Bupati Ketapang, Kalimantan Barat, Morkes Effendi segera diusut. Dalam selebaran pernyataan sikapnya, yang diterima HOKI menyebutkan, Komite Anti Korupsi Indonesia membeberkan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dalam temuan itu, terdapat 10 butir kegiatan yang diduga pelanggaran, yang berkaitan dengan dugaan korupsi dana APBD dengan total nilai Rp 110,6 miliar, dugaan korupsi penyediaan air bersih sebesar Rp 8 miliar dan dana reboisasi dengan total nilai sekitar Rp 80 miliar.

Selain berorasi, para pengunjuk rasa juga membentangkan berbagai spanduk yang intinya meminta agar kasus-kasus tersebut segera diusut tuntas. Aksi tersebut dijaga oleh sejumlah aparat kepolisian dari Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan.

Sementara itu, dikesempatan yang berbeda sekitar 900 orang dari berbagai elemen mahasiswa berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta. Mereka menyampaikan beberapa tuntutan antara lain seputar pendidikan dan Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI).

Sejumlah elemen yang ikut berunjuk rasa, antara lain Aliansi Rakyat yang mengerahkan 100 aktifisnya, Gerakan Mahasiswa Penyelamat Uang Rakyat (GEMPUR) sebanyak 400 orang dan Serikat Mahasiswa Indonesia yang menurunkan 400 orang.

Masing-masing elemen membawa agenda tuntutan yang berbeda. Tuntutan dari GEMPUR adalah meminta agar kasus BLBI diusut tuntas. Sementara Serikat Mahasiswa Indonesia menuntut adanya perubahan pada sistem pendidikan Indonesia. Akibat aksi tersebut, ruas jalan di depan Istana Merdeka, tepatnya Jalan Medan Merdeka Utara dan Medan Merdeka Barat menjadi terganggu.

Sumber : http://www.kabarindonesia.com Kamis, 14 Februari 2008

Ketua DPRD Merangin Tersangka Dugaan Korupsi

Bangko – Ketua DPRD Merangin Karim Hasan resmi ditetapkan sebagai tersangka. Dia terjerat kasus dugaan korupsi dana APBD Merangin tahun 2003 senilai Rp 3,2 miliar. Saat itu, politisi gaek ini juga menjabat ketua DPRD. Selain Karim Hasan, kemarin (11/2), tiga wakil DPRD Merangin periode 1999-2003 juga ditetapkan Kejaksaan Negeri (Kejari) Bangko sebagai tersangka dalam kasus yang sama. Masing-masing, M Napis Ismail, Sobirin, dan Jhon Gani Hamid. Dari tiga nama ini, hanya Jhon Gani yang kembali terpilih sebagai anggota DPRD Merangin periode 2003-2008. Sebelumnya, Kejari telah lebih dulu menetapkan Yunidan sebagai tersangka. Di tahun 2003, Yunidan menjabat Sekretaris DPRD Merangin.

Kejari Bangko Agus Budi Santoso mengatakan, penetapan lima tersangka itu dilakukan setelah pihaknya memeriksa lebih dari 20 saksi. Kenapa tersangka tidak ditahan? ”Masih dalam tahap evaluasi. Nantilah bicara soal penahanan,” ujarnya. Dalam waktu dekat ini, kata Agus, pihaknya kembali akan menetapkan tersangka. Siapa saja? Agus enggan membebernya. Agus menambahkan, hingga kini pengembalian dana dari total Rp 3,2 miliar terus bertambah. Hanya saja, angka pastinya Agus tidak menyebutkannya. Dia beralasan, jumlah pasti akan direkap di akhir pemeriksaan.

Karim Hasan dikonfirmasi mengatakan, dalam kasus ini dia hanya mengikuti proses hukum yang berlaku. ”Ya, mau dikatakan tersangka atau tidak itu haknya Kejari. Yang pasti saat diperiksa, saya pun datang memenuhi panggilan,” ujarnya. Dia juga telah mengembalikan dana tersebut sebesar Rp 80 juta. Sementara, Koordinator Forum Bersama Peduli Merangin (F-BPM) Masroni meragukan penanganan kasus tersebut. ”Kalau memang sudah ditetapkan sebagai tersangka, lalu apalagi yang mesti ditunggu Kejari Bangko jika tidak menahan lima tersangka yang sudah ditetapkan,” tanyanya.

Temuan BPK

Terkuaknya kasus dugaan korupsi dana APBD Merangin tahun 2003 di DPRD Merangin merupakan temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) yang selanjutnya disikapi Kejati Jambi dan diteruskan Kejari Bangko. “Selebihnya juga dari hasil laporan para LSM yang berada di Merangin,” ujar Kejari Bangko Agus. Menurutnya, setidaknya ada beberapa poin dari hasil temuan BPK, yang dianggap tidak rasional, dari penggunaan dana Rp 3,2 miliar. Di antaranya, dana tunjangan penghasilan DPRD, dana belanja rutin, dan tunjangan kesehatan DPRD.

Para pengguna anggaran ini nantinya, kata Agus dikenakan UU No 31 tahun 1999 tentang Korupsi. “Hukumannya 10 tahun lebih penjara,” ujarnya. Sejauh ini, kata Agus, Kejari Bangko masih tetap mengharapkan anggota dewan yang sudah menggunakan dana itu untuk mengembalikannya. “Dengan telah dikembalikannya dana tersebut, akan ada pertimbangan hukum sendiri saat proses peradilan nanti,” tandas Agus.(ctr)

Sumber: Jambi Independent, Selasa, 12 Februari 2008

Jaksa Tahan Tiga Tersangka Korupsi APBD Bangka Selatan

PANGAKALPINANG--Penyidik Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung menahan tiga kontraktor pembangunan rumah dinas anggota DPRD Bangka Selatan. Ketiga kontraktor dari perusahaan berbeda itu masing-masing Alwi Taufik Direktur PT Alta Jaya, Emran Munzir pimpinan CV Diesel Power Utama, dan Adib Fauzi pimpinan CV Panca Setai Baru.

Ketiga pucuk pimpinan perusahaan itu, Selasa (12/2) langsung dititipkan di tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pangkalpinang setelah penyidik Kejati Babel menerima limpahan berkas berikut tersangka dari Polres Bangka Selatan.

"Ketiga tersangka akan kita tahan dan dititipkan di Lapas Pangkalpinang guna kepentingan penyidikan," kata Agus Irinato Aspidsus Kejati Babel, Selasa (12/2).

Dari hasil penyidikan Polres Bangka Selatan terhadap dugaan korupsi pembangunan lima paket rumah dinas DPRD Bangka Selatan selaian tiga kontraktor tadi yang ditetakan sebagai tersangka, dua pejabat Pemkab Bangka Selatan pun berstatus yang sama. Anita Aryani mantan Kepala Badan Pengelola Keundangan Daerah (BPKD) Bangka Selatan dan Mangapul Sormin Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bangka Selatan.

Saat penyidikan di Polres Bangka Selatan para tersangka ini sempat ditahan yang kemudian dikabulkan permohonan penangguhan tahanannya oleh Kapolres Bangka Selatan.

Hanya saja hingga Selasa (12/2) baru tiga tersangka yang dilimpahkan ke Kejati Babel. Dua tersangka lainnya, Sormin dan Anita masih dalam pemebrkasan di POlres Basel.

"Baru tiga tersangka ini saja yang dilimpahkan hari ini," tukas Agus.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sormin elaku kepala Dinas PU kala itu, diduga kuat telah menyalahgunakan wewenangnya dengan melakukan tindakan tidak sesuai ketentuan dengan merekayasa keadaan kesiapan lahan. Sormin juga disebut-sebut terlibat dalam pembuatan berita acara serah terima lapangan secara fiktif sebagai salah satu syarat utama dari tersangka pembantu Anita Aryani (kepala BPKD saat itu) mencairkan uang muka proyek kepada tiga rekanan Dinas PU menjelang berakhirnya masa pekerjaan tanggal 20 Desember 2006.

Nilai yang dicairkan sebesar Rp 607.237.200 untuk lima paket pembangunan rumah dinas anggota DPRD Basel senilai Rp 2.024.580.000 dari pos anggaran APBD Kabupaten Basel 2006. Hal itu berpotensi merugikan negara dikarenakan pihak rekanan tidak melaksanakan kewajibannya membangun rumah dinas hingga habis masa pengerjaannya per 20 Desember 2006.(bangkapos/agus nuryadhin)

Sumber: Bangka Pos, Selasa, 12.Feb.2008

Mantan Bupati Pamekasan Tersangka

Pamekasan—Mantan Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Dwihatmo Hadiyanto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi pembelian rumah toko (ruko) CLM (Citra Logam Mulia) jilid III yang dianggarkan pada APBD tahun 2002 lalu seharga Rp7,5 miliar.

Kajari Kabupaten Pamekasan, Yusran Lubis, di Pamekasan, Senin (11/2), mengatakan, penetapan tersangka terhadap Dwihatmo tersebut setelah penyidik kejaksaan memeriksa sejumlah saksi dan diduga kuat yang bersangkutan terlibat dalam tindak pidana korupsi selama menjabat. "Dwihatmo telah kami tetapkan menjadi tersangka," kata Yusran menegaskan.

Ia mengaku masih menunggu petunjuk dari Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur tentang tindakan selanjutnya. "Apakah akan ditahan atau tidak, kami menunggu perintah bapak Kajati," katanya menegaskan.

Penyelidikan kasus dugaan korupsi CLM Jilid III merupakan tahapan baru yang dilaksanakan kejari menyusul laporan masyarakat terkait belum tuntasnya kasus dugaan korupsi CLM pasca putusan bebas kepada dua terdakwa CLM I dan CLM II.

Pada putusan kasasinya, MA (Mahkamah Agung) memutus bebas dua orang bekas terdakwa CLM, Djamaludin (CLM I) dan Herman Kusnadi (CLM II). Keduanya dinilai tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan tim JPU.

Pembelian CLM berlangsung pada 2002 seharga Rp 7,5 miliar dari Abdillah Naji Kuddah. Sejak 2003, jual-beli CLM menuai protes. Publik menilai jual-beli CLM terlalu mahal. Akibatnya, pemkab sempat menunda pembayaran sisa CLM senilai Rp 5,25 miliar. "Jadi, penetapan tersangka terhadap Dwihatmo itu sudah melalui proses panjang," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Pamekasan, Imaduddin, mengatakan, penetapan tersangka terhadap Dwihatmo Hadiyanto tidak akan berpengaruh terhadap pencalonannya sebagai calon bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pamekasan, yang bakal dilaksanakan pada bulan Maret 2008 mendatang. "Penetapan tersangka tidak berpengaruh terhadap pencalonan Dwihatmo pada Pilkada mendatang," katanya. [Ant/R1]

Sumber : inilah.com, 12 Februari 2008

Dari Rp 1,7 Triliun APBD Natuna 2006, Anambas Hanya Dapat Rp 1 Milliar

Tanjungpinang—Usulan pemekaran Kabupaten Anambas, tidak terlepas adanya kecemburuan akibat tidak meratanya pembangunan yang dilaksanakan Pemkab Natuna. Bahkan dari Rp 1,7 triliun APBD Natuna 2006, Anambas hanya mendapat pembangunan Rp 1 miliar saja, selebihnya dilaksanakan di daerah lainnya di Natuna. Demikian dikatakan Fadil Hasan SH, Humas BP2KK Anambas kepada sejumlah wartawan di Tanjungpinang, Selasa (12/2).

Fadil menjelaskan awalnya, pemekaran Kabupaten Anambas merupakan usulan yang paling mulus dan tidak ada pergolakan sebelumnya. Tetapi kepentingan elit politik pusat dan Bupati Daeng Rusnadi menjadikan proses pemekaran sudah disetujui masyarakat dengan bulat itu, terusik.

"Pemekaran ini kami tuntut karena selama ini pembagian pembangunan tidak pernah merata. Pemerintahan Kabupaten Natuna saat ini sarat dengan KKN, serta korupsi, dan dari Rp 1,7 triliun APBD 2006 lalu, hanya Rp 1 miliar lebih pembangunan yang sampai ke Anambas selebihnya di daerah kabupaten induk dan dikorupsi semua," jelasnya.

Lebih kontras Fadli mengatakan, saat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) datang memeriksa dan mengaudit keuangan APBD Natuna, para auditor negara ini tak ubahnya seperti konsultan, yang datang serta pulang dengan hadiah di dalam kantong.

Dan surat Bupati Natuna Daeng Rusnadi kepada presiden dan mendagri yang menyatakan menolak pemekaran Kabupaten Anambas, dengan dalih kriterianya belum lengkap, dinilai Fadli merupakan pembohongan, serta menzalimi perasaan masyarakat Anambas.

Padahal, dalam dialog dan pertemuaan antara Bupati, DPD-RI serta Gubernur Kepulauan Riau, yang diwakili Wagub beberapa waktu lalu, jelas-jelas Daeng mengatakan mendukung sepenuhnya pembentukan Kabupaten Anambas. Kenyataannya dengan adanya surat penolakan tersebut, membuat niat dan tujuan baik pembentukan kabupaten di ujung timur Provinsi Kepri, melalui usulan inisiatif legislatif ini kembali mentah. "Kendati keputusan DPD-RI hanya sebagai usulan, kami mendesak dan meinta kepada DPR-RI agar dapat dan tetap mengesahkan RUU pembentukan pemekaran Anambas, dengan dasar serta kriteria yang sudah ditentukan,"jelasnya.

Ditambahkan Fadli, jika bukan karena kepentingan politik, serta adanya money politik, mengapa presiden mengeluarkan Ampres penetapan 12 UU daerah yang akan dibahas. Oleh sebab itu, mentahnya usulan DPD-RI untuk pemekaran Anambas, merupakan permainan elit dan praktek money politik. (Charles)

Sumber: Batam Today, Selasa, 12 Februari 2008

Mohon Keterbukaan Pemkab Kubu Raya

Di era reformasi dan demokrasi saat ini dimana gaung pemberantasan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) menjadi topik hangat yang gencar disuarakan oleh berbagai pihak, tak terkecuali lingkup pemerintahan. Maka sudah sepatutnya terdapat sebuah transparansi dan keterbukaan dalam setiap aktivitas pemerintahan.

Salah satu isu yang tengah berhembus saat ini adalah adanya permainan belakang dalam penerimaan calon tenaga honorer pemkab Kubu Raya. Atau istilahnya, ”tak kenal maka tak sayang.” Penerimaan hanya sebatas pada beberapa pihak yang dikenal saja. Apa ini yang dinamakan reformasi? Sungguh sangat memilukan bukan?

Kabupaten Kubu Raya sebagai salah satu kabupaten baru di lingkup wilayah Kalimantan Barat seharusnya menjadi sebuah langkah awal perubahan yang dapat merombak kebobrokan sistem (KKN) yang melekat erat di lingkungan pemerintahan. Karena salah satu tujuan awal pembentukan tentunya untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui SDM yang berkualitas... (bukan dari jalan belakang yang tidak diketahui pasti kuantitas dan kualitasnya).

Untuk itu, kami mohon adanya keterbukaan dari pemkab Kubu Raya mengenai pembukaan/penerimaan tenaga honorer untuk setiap dinas yang ada. Minimal terdapat pengumuman di media mengenai syarat dan waktu penerimaan. Sehingga ada pemerataan kesempatan bagi masyarakat. Jangan hanya memakmurkan nyawa sendiri dan kepentingan pribadi. Begitu pula halnya untuk nanti sekiranya ada penerimaan CPNS Kabupaten Kubu Raya. Harapan kami, semoga ini mendapat jawaban dan pertimbangan dari Pemkab Kubu Raya.

Sumber : http://arsip.pontianakpost.com  12 Februari 2008

Polres Pinrang Usut Dugaan Korupsi Pejabat

PINRANG---Sesuai dengan target unsur pimpinan dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri), tahun ini Polres Kabupaten Pinrang akan berkonsentrasi pada pengusutan dugaan korupsi yang melibatkan pejabat dalam lingkup Pemerintahan Kabupaten Pinrang. Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Ade Noho ditemui di ruang kerjanya pekan lalu mengemukakan hal tersebut.

Ade mengatakan, sesuai hasil temuan pihaknya, tetcatat sedikitnya terjadi empat dugaan korupsi yang melibatkan pejabat serta pimpro. "Selain hasil temuan kepolisian,
pihak kami juga melakukan pengusutan dugaan korupsi dari laporan sejumlah LSM," katanya.

Diakui Ade, saat ini pihaknya sementara melakukan pemeriksaan terhadap oknum yang diduga terlibat melakukan penyalahgunaan jabatan dengan merugikan keuangan negara. Beberapa kasus yang saat ini ditangani Polres Pinrang diantaranya penyalahgunaan dana-dana pemeliharaan, dana bantuan untuk warga miskin hingga dana bantuan bagi petani.

Ditambahkan Ade Noho, pihaknya menargetkan penyelidikan yang saat ini sementara berjalan pada bulan Februari mendatang akan naik tingkat menjadi penyidikan untuk menetapkan para tersangka. "Polres tidak akan main-main dalam mengusut dugaan korupsi yang dilakukan pejabat Pinrang dan pompro kegiatan. Ini sduah menjadi komitmen dan target unsur pimpinan di kepolisian," tandasnya.

Sumber : pijarcommunity.blogspot.com : 11 Februari 2008

Bupati Muara Enim Jadi Target KPK?

Muara Enim - Bupati Muara Enim, Kalamudin Djinab, nampaknya harus bersiap-siap jika sewaktu-waktu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendadak memeriksanya. Pasalnya, menurut seorang yang mengaku sangat dekat dengan lingkaran KPK menyatakan bahwa untuk tahun ini di Sumsel ada dua orang Bupati yang menjadi Target pengusutan KPK. Salah satunya adalah Kalamudin dari Muara Enim.

Permasalahan yang berbau dugaan korupsi memang bukal hal yang baru ada di kabupaten penghasil Batubara terbesar ini. Sejak lama Kalamudin dikenal sebagai Bupati yang suka “bermain api”. Apalagi akhir-akhir ini Muara Enim pun telah banyak menerapkan proyek-proyek pembanguannya dengan sistem tahun Jamak dan bernilai sangat besar yang sangat berpotensi terjadinya Korupsi maupun Kolusi dalam pengucurannya.

Pembangunan Gedung Olah Raga, misalnya. Proyek puluhan milyar ini dilakukan melalui tahun jamak. Namun nampaknya proyek tersebut lebih terkesan sebagai proyek mencari uang belaka. Selain itu pembangunan fasilitas air bersih di daerah Tanahabang dan sekitarnya. Hingga kini manfaat dari proyek itu belum jelas, sedangkan anggarannya sangat berlebihan.

“Sebenarnya kalau proyek fasilitas air minum itu tak pantas dilakukan tahun jamak. Tapi itu kan sekedar proyek win-win solution dengan para anggota DPRD asal daerah Tanahabang saat ingin memuluskan proyek GOR itu di DPR”, ujar seorang sumber di Muara Enim.

Selain masalah tersebut masih ada persoalan lain yang berkaitan dengan dugaan korupsi yang melibatkan pejabat berkumis tebal tersebut. Kasus-kasus dugaan korupsi tersebut telah masuk ke KPK di Jakarta atas laporan beberapa LSM yang merasa gerah dengan sepak terjang Kalam yang semakin memprihatinkan.

Kalamudin Pandai

Namun seorang pengamat di Palembang menduga apapun permasalahan yang terjadi di Muara Enim tak akan mampu menyeret Bupati tersebut ke penjara. Hal ini disebabkan Kalamuddin sangat pandai dalam mengolah sesuatu peluang sehingga tidak berdampak kepada pribadinya. “Paling-paling sampai anak buahnya. Tak akan sampai ke Bupati”, ujarnya.

Sumber mencontohkan. Penuntasan kasus korupsi pada proyek pembuatan Box Cuelvert di Sungai Modong beberapa tahun lalu yang telah jelas-jelas merugikan negara, hingga kini tak jelas lagi rimbanya. Jaksa Tinggi hanya menetapkan tersangka sebatas Sekda Akip Yoenoes. Sedangkan Kalamudin sama sekali tak tersentuh. “Padahal dia otaknya”, ujar sumber menambahkan. (Supriadi)

Sumber: Sumsel News, Sabtu, 9 Februari 2008

Perampungan Penyelidikan Korupsi di BKD Kabaupaten Pinrang

Oleh : Abdillah

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pinrang, Sulawesi selatan diduga keras melakukan penyalahgunaan anggaran yang mengakibatkan kerugian terhadap keuangan negara. Pasalnya, program pengadaan dua unit komputer aplikasi senilai lebih Rp 300 juta dianggap terlalu tinggi. Empat PNS dari BKD Pinrang sudah dimintai keterangannya selaku saksi dalam proses penyelidikan yang dilakukan Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Pinrang.

Ditemui oleh sejumlah wartawan (05/2) kemarin di ruang kerjanya Kasat Reskrim Polres Pinrang AKPAde Noho SH menjelaskan, berkoordinasi dengan Polwil Kota Parepare, sejak akhir bulan Desember 2007 silam pihaknya sudah melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan korupsi pengadaan komputer aplikasi oelh pihak BKD.

"Penyelidikan kasus korupsi di BKD Pinrang kita lakukan berkoordinasi dengan Polwil Parepare. Selama masa penyelidikan, ada empat PNS BKD Pinrang yang sudah kita ambil keterangannya," paparnya.

Ade menegaskan, rencananya pekan ini pihaknya akan merampungkan laporan hasil penyelidikan dugaan korupsi BKD Pinrang tersebut untuk dilaporkan pada Polwil Parepare, seraya menunggu proses tindakan selanjutnya. "Pekan ini hasil penyelidikan kita serahkan pada Polwil untuk dipelajari dan menunggu apakan proses selanjutnya tetap ditangani Polres Pinrang atau dipegang langsung oleh Polwil Parepare," paparnya.

Ade mengakui, selain BKD berdalih kalau aplikasi tersebut merupakan hak paten yang tidak boleh di audit, kendala lain yang saat ini dihadapi pihaknya yakni bukti keaslian aplikasi kedua komputer yang dibeli BKD Pinrang dengan anggaran lebih dari Rp 300 juta yakni belum adanya tenaga ahli khusus pemeriksa komputer aplikasi.

"Namun pihak kami masih menunggu hasil asli tidaknya aplikasi yang dikatakan BKD tersebut, dari audit tenaga ahli khusus aplikasi," tandasnya.

Sumber :kabarindonesia.com : 06 Februari 2008

KPK Periksa Dua Tersangka Korupsi Mess Jambi

Jambi - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa dua tersangka SL dan CS terkait kasus dugaan korupsi renovasi gedung perwakilan (mess) Jambi di Cikini, Jakarta Pusat, senilai Rp5 milar. Setelah memeriksa 20 saksi termasuk Gubernur Jambi, Zulkifli Nurdin, penyidik KPK akan memeriksa dua tersangka di Jakarta, kata Edy Wahyu, di Jambi, Rabu. Untuk pemeriksaan tersangka SL penyidik KPK masih menunggu izin dari Mahkamah Agung karena yang bersangkutan merupakan tahanan pengadilan negeri setempat dalam kasus korupsi lainnya di Jambi.

Sedangkan pemeriksaan tersangka CS, tidak perlu menunggu izin dari Presiden dan pekan depan segera diperiksa di Jakarta. Sampai saat ini baru para saksi yang diperiksa dan lima saksi terakhir yang sudah dimintai keterangan, A Roni Karim dewan pengawas Bank Jambi, Taufik panitia proyek, Halimah staf biro keuangan Pemprov Jamb, Muhammad (pimpro) dan Fauzi staf biro perlengakapan Pemprov Jambi.

Penyidik KPK selama sepekan di Jambi sudah memeriksa hampir duapuluh saksi di antaranya AD Sayuti Ketua komisi II DPRD Jambi, Ambiar Usman (Asisten I Pemkot Jambi), Murjadi Ahmad (mantan Kepala Biro Perlengkapan), Haryatia Ambiar (Ketua DPD Golkar Kab. Sarolangun). Kasus dugaan korupsi mes Jambi sudah masuk dalam tahap menyidikan dan menetapkan dua orang tersangka serta tidak menuntup kemungkinan akan bertambah jumlah tersangkanya. "Jika nanti setelah dianalisa hasil penyidikan tersebut ada keterlibatan orang lain termasuk para saksi, maka jumlah tersangka akan bertambah," kata Edy Wahyu.

KPK dalam mengungkap kasus mes Jambi tersebut sudah menanganinya sejak September 2007 hingga Februari 2008 dan kerugian negara yang ditemukan diperkirakan mencapai Rp5 miliar dari total anggaran Rp32 miliar.(antara)

Sumber: Antara, Rabu, 06 Februari 2008

Kajari Sibolga Dalam Minggu Ini akan Panggil Paksa Oknum Js Mantan Kabag Humas Pemkab Tapteng

Sibolga - Kejaksaan Negeri Sibolga, Senin (4/2) melimpahkan berkas perkara dugaan Korupsi Mantan Kadis Kimpraswil Kota Sibolga Ir FM ke Pengadilan Negeri Sibolga. Kepala Seksi Pidana khusus Kejaksaan Negeri Sibolga Mursal SH membenarkan perihal pelimpahan berkas perkara dugaan Korupsi mantan Kadis Kimpraswil Kota Sibolga Ir FM bersama berkas perkara HS staf kimpraswil kota Sibolga yang juga ditahan di LP Sibuluan Tapteng. Kedua terdakwa dijerat dengan pasal 2 ayat-1 atau pasal 3 Yo pasal 18 undang-undang No 31 tahun 1999. Yunto Undang-Undang No 22 tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak Pidana Korupsi Yunto pasal 55 ayat-1 ke 1 KUHP.

Mereka setempat ditahan beberapa bulan di LP Tanjung Gusta Medan oleh Kejaksaan Sumtera Utara guna pemeriksaan dan penyidikan kemudian kedua terdakwa dikirim ke Kejaksaan Negeri Sibolga dan dititipkan di LP Sibuluan Tapteng. Dalam persidangan yang akan digelar di PN Sibolga, Kejatisu telah membentuk Tim Penuntut Umum yang terdiri dari 2 orang ditambah 5 orang Jaksa dari Kejaksaan Negeri Sibolga masing-masing Mursal SH, Futin Helena Laoly SH, Slamat Riyadi Damanik SH, Martopo SH dan Ari Kuswadi SH. Sementara dari Kejatisu disebut-sebut Tomo SH, dan Sapta SH.

Menurut sumber di Kejaksaan Negeri Sibolga dalam persidangan nanti akan ada 37 orang saksi yang didengar keterangannya terkait dugaan Korupsi. (T2/k)

Sumber: Sinar Indonesia Baru 06 Februari 2008

Pemuda Harus Bangun Semangat Nasionalisme

JAYAPURA--Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua, M Rifai Darus, SH, mengharapkan keterlibatan pemuda dalam pembangunan di Tanah Papua hendaknya lebih berkonsentrasi untuk membangun semangat nasionalisme Papua. Nasionalisme yang dimaksud yaitu membangun semangat kebersamaan sebagai pemuda di Papua dengan tidak membuat kesatuan mahasiswa dan Pelajar Yahukimo atau kesatuan pelajar mahasiswa lainnya.

Hal ini disampaikan Rifai Darus dalam kegiatan seminar dan perkenalan mahasiswa baru yang digelar Komunitas Pelajar Mahasiswa Yahukimo (KPMY), Jumat (1/2) di Museum Wamena. Dikatakannya, untuk menjadikan kebersamaan mahasiswa dan pelajar di seluruh Tanah Papua agar tidak tercerai berai, pemuda di Papua dapat menjadi satu kekuatan besar untuk membangun di Tanah Papua jika semuanya mempunyai visi, misi dan semangat gerakan yang sama.

“Dalam membangun di Tanah Papua, pemuda, mahasiswa dan pelajar diharapkan dapat bersatu serta mampu membangun suatu kekuatan besar. Untuk itu perlu mempunyai visi misi dan semangat gerak,” ungkapnya.

Lanjut Rifai, semangat gerakan yang sama memiliki pengertian adanya semangat antikorupsi, semangat memperjuangkan dunia pendidikan gratis, semangat memperjuangkan kesehatan gratis dan semangat tentang pola pembangunan Papua yang lebih terkontrol yang meliputi pembangunan wilayah pegunungan dan wilayah pantai.

Untuk wilayah pegunungan, menurut Rifai Darus, harus terkonsentrasi pada kawasan pembangunan infrastruktur yang terpadu dan terfokus (Kapit). Sehingga program pembangunan yang dilaksanakan, seperti jalan, dilaksanakan lebih cepat dan lebih terarah. Demikian juga pembangunan pendidikan dan kesehatan.

Ia menambahkan, membangun infrastruktur di pengunungan seperti Yahukimo harus secara total. Dalam artian, perasaan hati generasi muda dalam membangun Papua harus dengan penuh kasih karena mereka adalah bagian dari Tanah Papua. Hal ini tentunya tidak akan menimbulkan diskriminasi pembangunan.

Ditambahkan, pemuda, pelajar dan mahasiswa juga harus terus memberikan masukan yang konstruktif. Kritik yang disampaikan, menurut Rifai Darus, harus memberikan solusi sehingga pembangunan dapat berjalan serta lebih terfokus.

“Kami berharap kepada pemuda, pelajar dan mahasiswa yang ada di Tanah Papua khususnya Yahukimo agar lebih aktif dan ingat bahwa membangun Yahukimo yang merupakan kawasan pegunungan harus membangun secara total dan pengawasan oleh pemuda, pelajar dan mahasiswa harus total, juga agar tidak membiarkan terjadi korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) dan menikmatinya,” imbuhnya.(nal)

Sumber: yahukimokab.go.id (5 Februari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts