Lagu Betawi dalam Balutan Jazz

Jakarta - Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Jakarta ke-488 pada 22 Juni ini, Galeri Indonesia menghadirkan sajian musik tradisional yang dipadukan dengan musik modern, Sabtu.

Pertunjukan bertajuk "Nge-Jazz, Nyok!" itu bekerja sama dengan grup musik Lantun Orchestra dan penyanyi jazz Indra Aziz yang membawakan lagu-lagu Betawi dengan aransemen jazz dan musik tradisional Betawi.

Pertunjukan berdurasi kurang lebih 50 menit ini menghibur para penikmat seni dan mengajak mereka turut bernostalgia dengan lagu-lagu tradisional Betawi.

Lagu "Stambul Cutbray" yang dinyanyikan Lantun Orchestra dan juga Indra Aziz, dibawakan dengan aransemen jazz, namun masih disisipi unsur tradisional seperti alat musik gendang, trumpet, gambang, biola dan akordion.

"Grup ini benar-benar luar biasa, saya kagum dengan mereka," ujar Indra Aziz usai membawakan lagu itu.

Tidak hanya itu, Lantun Orchestra juga membawakan sederet lagu Betawi diantaranya Jali-Jali, Markonah dan Tahu Tempe.

"Seperti kita ketahui Indonesia memiliki kekayaan lagu daerah, namun kita memang perlu menghidupkan kembali lagi tradisional dengan dipadukan oleh genre modern agar generasi muda ikut mengenal," kata Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Indonesia Foundation.

"Dengan kolaborasi yang mereka lakukan, kami berharap semakin banyak tokoh-tokoh musik Indonesia di era ini terpicu untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia, salah satunya di musik," tambah dia.

Nonton Sendratari Ramayana di Benteng Vastenburg

Solo, Jateng - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menggelar pertunjukan wayang orang kolosal, di pelataran Benteng Vastenburg, Minggu-Senin (19-21/7)mendatang. Pertunjukan ini sebagai sambutan kepada para pemudik yang kebetulan melintas, atau melewatkan hari liburnya di Kota Bengawan.

“Kalau tagline-nya, Bakdan Ning Sala, Nonton Sendratari Ramayana. Kita akan gelar tiga hari di pelataran Benteng Vastenburg,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Eny Tyasni Susana, Minggu (21/6).

Eny menjelaskan, pemkot hendak menggenjot sektor wisata. Salah satunya dengan menampilkan budaya tradisi yakni Wayang Orang. Karena itu, momen libur lebaran dianggap tepat, lantaran banyak sekali orang yang kembali ke kampung halaman, atau melintas di Kota Solo.

Dirinya mengatakan, pertunjukan wayang orang kolosal ini akan didukung oleh seniman-seniman profesional dan lintas bidang seni. Dia optimis, pertunjukan ini akan bisa menyedot banyak wisatawan untuk hadir ke Solo.

“Selama ini kesannya kalau Lebaran itu Solo tidak mengadakan agenda apa-apa, karenanya Pak Wali (FX Hadi Rudyatmo) menginginkan menggelar acara ini, supaya bisa mendatangkan wisatawan,” kata Eny.

Kota Bogor Jadi Tuan Rumah Festival Bunga Internasional 2017

Bogor, Jabar - Tahun 2017 Kota Bogor, Jawa Barat akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pameran flora terbesar yakni Festival Bunga Internasional yang diikuti sekitar 32 negara di dunia.

Festival Bunga Internasional tersebut diselenggarakan berkat kerja sama antara Pemerintah Kota Bogor dengan Kebun Raya-LIPI dan Goyang International Flower Foundation dari Korea Selatan.

"Festival Bunga Internasional ini setiap tahun diselenggarakan di Kota Goyang, Korea Selatan sejak tahun 1997. Sejak 2009 Indonesia sudah ikut. Pemerintah Kota Goyang mencoba menyelenggarakan event yang sama di Kota Bogor," kata Sofie Mursidawati peneliti dari Kebun Raya-LIPI, saat mendampingi delegasi Goyang Internastional Flower Foundation, Korea Selatan, di Balai Kota, Rabu.

Menurut Sofie, kesepakatan bersama untuk menyelenggarakan Festival Bunga Internasional telah diawali antara Kebun Raya Bogor-LIPI dan Goyang International Flower Foundation. Dengan menghadirkan dua flora langka Indonesia yakni Rafflesia dan Amorphophallus pada Festival Bunga Internasional di Goyang, Korea Selatan tahun 2013 dan 2014.

"Festival Bunga Internasional ini rencananya akan diselenggarakan bertepatan dengan dua abad Kebun Raya Bogor dan Hari Jadi Bogor ke 535," katanya.

Ia mengatakan, Festival Bunga Internasional diselenggarakan setiap tahunnya pada bulan April di Kota Goyang, Korea Selatan. Kemeriahan acara tersebut diikuti 32 negara yang dihadiri satu juta pengunjung selama tiga minggu pelaksanaannnya.

"Festival Bunga Internasional ini menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia, mengenalkan flora unik yang kita miliki serta menggairahkan pasar bunga dalam negeri," katanya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, penyelenggaraan Festival Bunga Internasional sangat potensial bagi Kota Bogor untuk menarik kunjungan wisatawan selama tiga minggu penyelenggaraan.

"Festival Bunga Internasional ini sudah dibicarakan beberapa kali oleh Kebun Raya-LIPI dan Pemerintah Kota Bogor. Ini akan menghadirkan turis selama tiga minggu berturut-turut, kita sangat respon positif," kata Bima.

Ketua Panitia Goyang International Flower Foundation, Christopher Lim menyatakan sangat siap mendukung penyelenggaraan Festival Bunga Internasional di Kota Bogor agar semeriah dan semegah penyelenggaraannya di Goyang, Korea Selatan.

"Mungkin yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bogor agar permasalahan kemacetan dapat diatasi," katanya.

Tindak lanjut dari rencana penyelenggaraan Festival Bunga Internasional nantinya, akan ada lawatan dari Wali Kota Goyang, Korea Selatan yang akan berkunjung ke Kota Bogor pascalebaran untuk melihat dan meninjau persiapan.

120.000 Balon Dikreasikan dalam Indonesia Ballon Arts Festival 2015

Jakarta - Sebanyak 120.000 balon dikreasikan dalam ajang festival kreasi balon Indonesia Balloon Arts Festival 2015 di Mal Ciputra, Jakarta.

"Acara ini menggunakan 100-120.000 balon yang dipersiapkan selama empat hari dan melibatkan kurang lebih 60 orang," kata CEO dan pendiri Adalima, Leonard Suharli, dalam acara pembukaan Indonesia Balloon Arts Festival 2015, di Mal Ciputra, Jakarta, Rabu.

General Manager Mal Ciputra Jakarta, Ferry Irianto, mengatakan bahwa acara tersebut dihadirkan untuk memberikan alternatif liburan keluarga yang kreatif, inovatif dan positif.

"Balon yang mudah didapat, murah, dapat dikreasikan dan dapat dinikmati tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga seluruh anggota keluarga," kata dia.

"Acara ini merupakan upaya kami untuk memberikan alternatif hiburan sebgai sarana edukasi positif, kreatif, terutama bagi anak-anak," tambah dia.

Sepanjang penyelenggaraan acara Indonesia Balloon Art Festival 2015 yang berlangsung hingga 28 Juni mendatang, para pengunjung dapat menikmati 57 kreasi balon berbentuk satwa.

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati Balloon Pupet Show, panggung boneka dengan berbagai karakter dari kreasi balon.

Tidak hanya itu, bagi mereka yang ingin menguji kreativitas merangkai balon dapat mengikuti Junior Balloon Twisting Competition, sedangkan bagi para balloon artist dapat mendaftarkan diri mengikuti Balloon Expert Competition.

Roro Jonggrang Pentas di Taman Budaya Denpasar

Denpasar, Bali - Pentas tari "Roro Jonggrang" mendapat sambutan hangat pengunjung Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya (Art Center) Kota Denpasar, Kamis.

"Dentingan instrumen musik dan atraksi tari tradisional dari Yogyakarta ini melibatkan sepuluh seniman Karawitan (penabuh) dan 24 penari," kata Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Edi Winarya S.Sn di sela pentas tari klasik tersebut.

Waktu untuk latihan tari Roro Jonggrang, katanya, sangat singkat hanya tiga minggu, namun anggota tim sangat bersemangat untuk tampil maksimal di arena PKB.

Pentas tari Roro Jonggrang ini menceritakan tentang perjuangan Bandung Bondowoso dalam mendapatkan cinta Roro Jonggrang. Seperti dikisahnya Bandung Bondowoso telah berhasil memenuhi permintaan Roro Jonggrang yakni membuat sumur Jalatundho dan Candi yang berjumlah seribu dalam satu malam, namun setelah dihitung Roro Jonggrang, ternyata jumlahnya kurang satu.

Bandung Bondowoso marah karena merasa dibohongi oleh Jonggrang, makan Bandung Bondowoso mengutuk Jongggrang menjadi batu untuk melengkapi candi agar berjumlah seribu.

Masih terkait lakon Roro Jonggrang, tim kesenian Sleman juga menampilkan pagelaran wayang kulit mengangkat perjuangan "Bandung Sang Maheswara" dalam memberantas keangkaramurkaan dan perjuangan cintanya kepada Roro Jonggrang.

Didalam cerita tersebut juga mengandung nilai dan norma yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, misalnya nilai moral (kita jadi manusia harus bisa mengobral nafsu yang ada pada dirinya), nilai sosial (manusia merupakan makhluk sosial yang harus bisa menghormati dan menghargai serta membantu sesama).

Juga menampilkan tarian "Jaran Kobar" yang artinya pengembaraan dan perjuangan yang ditunjukan pasukan berkuda Prabu Klana Sewandana

Jaran Kobar adalah pengembaran semangat yang ditunjukan oleh pasukan berkuda Prabu Klana Sewandana. Pada waktu itu Prabu Klana Sewandana dari negeri Bantar Angin sedang mencari pujaan hatinya, yaitu Dewa Sekartaji di Kerajaan Sangga Langgit.

Edi Winarya meyatakan puas tim keseniannya bisa tampil maksimal di arena PKB dan mengharapkan Sleman juga bisa memiliki manajemen pementasan yang bagus seperti PKB.

Ida seniman tari yang berasal dari kabupaten Slman ini baru pertama kalinya pentas di Bali, dan kesanya sangat senang bisa tampil di acara besar seperti Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37.

Sail Tomini dan Festival Boalemo Bidik 15 Ribu Pengunjung

Jakarta - Pemerintah daerah Parigi Mountong, Sulawesi Tengah menargetkan sedikitnya 15.000 wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara akan menghadiri Sail Tomini dan Festival Boalemo 2015 yang berlokasi di Kabupaten Parigi Mountong, Sulawesi Tengah.

"Kami targetnya 15.000 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara," ujar Bupati Parigi Mountong, Syamsurizal di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis 18 Juni 2015.

Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan menggelar rapat membahas persiapan Sail Tomini dan Festival Boalemo 2015.

Menurut rencana acara puncak Sail Tomini akan dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo dan jajarannya, pada tanggal 19 September 2015 berlokasi di Pantai Kayubura, Desa Pelawa Baru, Kabupaten Parigi Mountong, Sulawesi Tengah.

Rakor ini turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, Kepala Staff Angkatan Laut, Ade Supandi, Dewan Kelautan Indonesia, Dedy H. Sutisna, Staf khusus menteri perhubungan, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait.

Acara Sail Tomini 2015 ini merupakan rangkaian Indonesia Sail yang ketujuh. Pertama kali digelar yaitu Sail Bunaken yang berlokasi di Bunaken pada 2009 lalu, acara tahunan ini dilanjutkan dengan Sail Banda pada 2010, Sail Wakatobi-Belitung pada 2011, Sail Morotai pada 2012, Sail Komodo pada 2013 dan terakhir Sail Raja Ampat tahun lalu.

Meriahnya Pasar Sore Ramadhan ’Jogja Tempo Doeloe’

Yogyakarta - Pasar sore ramadhan "Jogja Tempo Doeloe" hari ini dibuka. Ribuan warga masyarakat sekitar kampung Nitikan Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta memadati kawasan Jalan Sorogenen.

Di kanan dan kiri sepanjang jalan tersebut terdapat sekitar 200-an pedagang yang menjajakan aneka makanan dan minuman untuk menu buka puasa maupun lauk-pauk untuk sayur. Ada es cendol/dawet, es jus, es buah, es coktail, es mutiara. Ada sayur oseng-oseng mercon, aneka pepes ikan, ayam bakar dan lain-lain. Semua pedagang sebagian besar adalah warga masyarakat sekitar. Pusat kegiatan dilakukan di Masjid Muthohirin yang ada di pinggir Jalan Sorogenen. Ratusan warga mengikuti pengajian menjelang buka puasa yang digelar di panggung depan masjid.

Dalam kegiatan ini, para panitia mengenakan pakaian gaya Jogja tempo dulu, yakni mengenakan pakaian surjan dari bahan kain lurik serta mengenakan ikat kepala. Acara ceramah ramadhan menjelang berbuka puasa oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Agus Taufiqurrahman. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dalam pembukaan menyatakan Pemkot Yogyakarta sangtat mendukung kegiatan yang dilakukan warga masyarakat Nitikan terutama Masjid Muthohirin yang menggelar pasar sore selama ramadhan.

Kegiatan ini akan memberikan efek positif bagi warga masyarakat terutama perekonomian. "Ekonomi masyarakat terutama pendapatan warga bisa terangkat dengan pasar kuliner semacam ini. Tradisi seperti ini yang harus dipertahankan," kata Haryadi. Sementara itu Humas Panitia Dwi Kuswantoro disela-sela pembukaan acara menambahkan Ramadhan tahun 2015 ini atau 1436 H, ada kenaikan jumlah pedagang dari 150-an menjadi 200 pedagang sehingga tampak lebih padat "Pengunjung pasar sore maupun pedagang juga bertambah.

Pada tahun lalu, omzet pedagang selama ramadhan satu bulan penuh mencapai lebih Rp 1 miliar. Untuk tahun ini, diperkirakan akan meningkat lagi hingga mencapai Rp 2 miliar," katanya. Selain kegiatan pasar sore kata dia, panitia juga akan menggelar berbagai kegiatan baik ceramah, diskusi kajian budaya, kegiatan khusus anak-anak, tadarusan, pengajian Nuzulul Quran hingga takbiran keliling.

Sambut Ramadhan, Limapuluh Kota Gelar Potang Balimau

Limapuluh Kota, Sumbar - Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat (Sumbar), Safaruddin menyarankan pemerintah setempat untuk mengemas kegiatan "Patang Balimau" (tradisi menyambut bulan Ramadhan) sebaik mungkin.

"Ke depannya bagaimana pemerintah daerah dan masyarakat setempat agar menyusun kegiatan ini sedemikian rapi," katanya di di Nagari (desa adat) Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kamis (18/06/2015).

Ia mengatakan, jika kegiatan tersebut dikemas dengan baik maka acaranya tidak terfokus pada satu hari saja sehingga hiburan "anak nagari" itu lebih semarak.

Menurutnya, beberapa perlombaan yang digelar dalam kegiatan tersebut dapat diselenggarakan beberapa hari sebelum "balimau".

"Sehingganya pada hari H, yang diselenggarakan tinggal pembagian hadiah saja," kata dia.

Ia mengatakan, jika kegiatan tersebut difokuskan satu hari saja maka akan menyebabkan lalulintas Jalur lintas Sumbar-Riau akan macet sebab lokasi pelaksanaannya di pinggir jalan utama.

Selain itu, jika hiburan "anak nagari" tersebut digelar beberapa hari maka dampak akan dirasakan masyarakat sekitar, terutama untuk sektor ekonomi.

Ia mengapresiasi kegiatan "Patang Balimau" itu masih dilestarikan sehingga tradisi yang digelas sejak ratusan tahun lalu masih terlaksana hingga sekarang.

Salah seorang Warga Pangkalan, Ansor menyarankan agar membenahi fasilitas yang ada di sekitar lokasi pelaksanaan tradisi "Patang Balimau" itu.

Ia menyebutkan, diantara yang perlu itu adalah, tempat untuk para pengunjung untuk menyaksikan kegiatan tersebut dan parkir kendaraan sehingga tidak menyebabkan jalan lintas Sumbar-Riau macet sebab lokasi pelaksanaanya di pinggir jalur utama.

Selama Ramadhan, PNS Kota Bengkulu Wajib Pakai Kostum Melayu

Bengkulu - Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kota Bengkulu Fachrudin Siregar mengungkapkan, selama bulan Ramadhan, pegawai negeri sipil (PNS) di daerah itu menggunakan pakaian melayu dan busana muslim.

"Kalau Senin hingga Kamis menggunakan busana muslim, nah Jumat dan Sabtu mengenakan pakaian melayu ini berlaku untuk PNS Pemkot Bengkulu," kata Fachrudin, Selasa (16/6/2015).

Fachrudin Siregar melanjutkan instruksi itu berdasarkan tindaklanjut dari Surat Edaran Gubernur Bengkulu Nomor 003/476/B.7 tanggal 27 Mei 2015 tentang Penetapan Penggunaan Pakaian dan Jam Kerja Pegawai.

Selain pakaian, Facrudin mengumumkan berlakunya jam kerja pada pegawai, di mana instansi atau SKPD diberlakukan lima hari kerja dan masuk pada pukul 08.00 WIB. Sedangkan, instansi atau SKPD unit kerja seperti pukesmas dan sekolah, diberlakukan enam hari kerja dan masuk kerja pukul 08.00 WIB.

"Intansi atau SKPD Senin hingga Kamis masuk pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, istirahatnya pukul 12.00 WIB hingga 12.30 WIB. Hari Jumat pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB dan istirahat pukul 11.30 WIB hingga 12.30 WIB. Kalau untuk unit satuan kerja Senin hingga Sabtu kecuali Jumat masuk pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB dan Jumat pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB," papar Fachrudin.

Dugder dan Kirab Potensi Pangan Sambut Ramadhan di Semarang

Semarang, Jateng - Kemeriahan kirab budaya Dugderan setiap tahunnya memang tidak pernah surut. Tradisi jelang bulan Ramadhan itu, selalu dinanti-nanti masyarakat Kota Semarang sebelum menjalankan ibadah puasa.

Rangkaian puncak prosesi dugderan diawali di Lapangan Simpang Lima. Ribuan peserta karnaval mulai pelajar tingkat TK, SD, SMP serta peserta perwakilan dari 16 kecamatan se-Kota Semarang sejak pagi sudah memadati lapangan, Senin (15/6).

Mereka kemudian menampilkan berbagai kreasi penampilan dengan aksesoris warak ngendok, kembang manggar serta atraksi drumb band dan lain sebagainya.

Selain karnaval dugder, diselenggarakan juga Kirab Potensi Pangan 2015. Kirab ini dimeriahkan dengan 60 mobil hias yang menampilkan potensi pangan dari 16 kecamatan dan SKPD Kota Semarang.

Dengan Kirab potensi pangan, dapat membangun Kota Semarang sebagai kota agropolitan dan kreatif. Berbagai potensi Kota Semarang ini, diharapkan dapat memacu kreativitas dalam mengolah potensi pangan yang dimiliki masing-masing wilayah yang ada di Kota Semarang.

Asisten Administrasi Perekonomian dan Kesra, Ayu Entys dalam membacakan sambutan Walikota Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Karnaval Dugder dan Kirab Potensi Pangan 2015 ini mengapresiasi penampilan hebat-hebat peserta karnaval. “Semua itu adalah sesuatu yang membanggakan dimana generasi penerus bangsa memiliki kedisiplinan, kecintaan yang tinggi terhadap budaya dugder dan senang akan datangnya bulan suci Ramadhan. Ini harus kita pertahankan untuk menanamkan rasa handarbeni dan cinta terhadap budaya Kota Semarang,” ungkap Ayu Entys.

Sebagai tradisi budaya khas Semarang, katanya, dugderan mengandung makna ungkapan suka cita, khususnya kaum muslim akan datangnya bulan suci Ramadhan. “Yang lebih penting adalah even dugderan ini mengandung makna kebersamaan dan semangat mengangkat kearifan budaya lokal yang digambarkan dengan ikon warak ngendog,” terangnya.

Menurutnya, ikon ini menyiratkan adanya kebersamaan, kerukunan dan guyubnya masyarakat Kota Semarang tanpa melihat etnis atau latar belakang budaya maupun agama. “Intinya karnaval ini bukan hanya sekedar arak-arakan saja, namun menjadi salah satu cerminan keberagaman yang ada di Kota Semarang namun tetap rukun dan guyub,” jelasnya.

Pihaknya berpesan kepada seluruh peserta dapat mengikuti even karnaval dugderan ini dengan penuh sukacita dan semangat serta dapat memanfaatkannya sebagai sarana memperbanyak teman dan bersilaturahim.

Selain itu, seluruh peserta agar semakin mencintai budaya Kota Semarang sekaligus mempersiapkan diri memasuki bulan suci Ramadhan 1436 Hijriyah.

Nampani Poso, Tradisi Muslim Suku Tengger Saat Awal Ramadhan

Senduro, Jatim - Selain melaksanakan sholat tarawih pada Rabu malam, mualaf suku tengger juga melakukan tradisi mereka setiap menyambut awal ramadhan yakni Nampani Poso.

Nampani Poso yakni sebuah tradisi dimana umat muslim suku tengger melakukan kebiasaan membawa makanan ke Masjid saat sholat tarawih malam pertama Ramadhan.

Ustadz Didin Pratanto, dai di Dusun Bakalan, Desa Argosari, Kecamatan Senduro menjelaskan, kebiasaan ini seperti halnya kebiasaan Hindu yang membawa sesaji dalam melakukan berbagai ritual. Oleh karena itu, saat semua mualaf berkumpul di masjid, ustadz langsung enyampaikan bahwa makanan yang dibawa para mualaf tersebut, untuk tidak dianggap sebagai sesaji.

"Saya mengajak seluruh mualaf Suku Tengger untuk meniatkan bahwa makanan tersebut adalah shodaqoh dan ikhlas karena Allah SWT. Dengan penyampaian dan diarahkan seperti itu, maka pendekatannya jadi berbeda sehingga para muallaf jadi mengerti. Dan saya yakin lama-kelamaan akan meninggalkannya," kata Ustadz Didin, Kamis (18/6/2015).

Keyakinan itu, diteguhkan Ustadz Didin Pratanto, dengan fakta banyak ritual dan kebiasaan yang telah ditinggalkan oleh para mualaf Suku Tengger. Diantaranya, seperti yang terjadi pada Ramadhan tahun sebelumnya yang bertepatan dengan peringatan Kasada.

"Para muallaf Suku Tengger ini tidak lagi ikut dalam peringatan Kasada karena mereka berpuasa. Jadi sedikit demi sedikit sudah terjadi perubahan pola pikir dari para muallaf tersebut. Contoh lainnya, ketika orang meninggal, hajatan, khitanan yang selalu diwarnai dengan pembuatan sesaji dengan ubo rampe yang menelan biaya sampai Rp1 juta rupiah, saat ini sudah ditinggalkan dan tidak dilakukan lagi. Ini karena mereka sadar, bahwa membuat sesaji itu memang dilarang dalam agama Islam," ujarnya.

Ustadz Didin menambahkan, secara keseluruhan suasana memasuki Ramadhan di tengah-tengah muallaf Suku Tengger di lereng Gunung Semeru ini cukup semarak. Meski tidak ada kebiasaan patrol keliling seperti yang banyak dilakukan masyarakat, untuk membangunkan warga guna bersantap sahur.

"Untuk membangunkan sahur, hanya dari pengeras suara masjid saja. Kami lebih mengajak para muallaf untuk memperbanyak beribadah di masjid. Kalau tahun sebelumnya belum ada anak-anak yang menginap di masjid untuk melaksanakan berbagai kegiatan selama Ramadhan, tapi mulai tadi malam sudah ada 10 anak yang menginap di masjid. Setelah tarawih berjamaah, mereka melakukan tadarus sampai menjelang subuh. Setelah itu jamaah Subuh sebelum pulang dari masjid," kata ustadz.

Kegiatan ini akan terus dilakukan sampai akhir Ramadhan dengan bimbingan masing-masing dai di setiap Dusun. Ada 7 dai, termasuk Ustadz Didin Pratanto yang membimbing para mualaf ini setiap saat.

"Terutama ramadhan ini, saya bersama dai lainnya akan tinggal di masjid-masjid yang ada guna membimbing rohani para muallaf tersebut. Dan menariknya lagi, saat lebaran akan menjadi kemenangan bagi mereka dengan ditandai silaturahim atau anjangsana antar warga. Tidak hanya muslim saja yang melakukan silaturahim, tapi warga Hindu juga toleran dengan salig mengunjungi. Ini indahnya," pungkas Ustadz Didin.

Warga Madiun Gelar Tradisi "Megengan" Jelang Ramadhan

Madiun, Jatim - Warga Kota Madiun, Jawa Timur, menggelar selamatan "megengan" dengan menukar makanan sebagai tradisi dalam menyambut Ramadhan.

Selamatan megengan dilakukan selepas Magrib di masing-masing masjid atau musala yang ada di tiap rukun tetangga (RT) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Madiun.

"Dalam selamatan itu, selain melantunkan ayat-ayat suci Alquran, juga menukarkan berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing kepala keluarga. Tujuannya adalah bersyukur atas berkah bulan Ramadhan yang suci dan mohon lindungan Allah SWT untuk lancar dalam menjalankan puasa dan semua urusan keluarga," ujar Ketua RT 10/RW 1, Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Mbah Wandi, Rabu.

Menurut dia, selamatan megengan tersebut rutin dilakukan sehari sebelum Ramadhan. Berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing keluarga bervariasi sesuai dengan kemampuan.

"Kalau dulu, megengan harus ada jajanan apemnya. Namun, seiring kemajuan zaman, jajanan apem sudah jarang yang membuatnya. Sehingga makanan apa saja bisa untuk megengan," terang dia.

Waktu untuk selamatan juga relatif singkat. Sebelum salat Isya sudah harus selesai, karena masyarakat akan langsung menjalankan salat tarawih.

Pihaknya bersyukur tradisi megengan masih dilakukan di hampir semua wilayah di Kota Madiun. Sebab, tardisi tersebut terancam pudar seiring kemajuan zaman.

Salah satu warga RT setempat, Sony Sugiarto, mengaku senang dengan tradisi megengan. Selain untuk menyiapkan diri menyambut Ramadhan, selamatan megengan juga merupakan acara silaturahim dengan warga satu RT.

"Biasanya kita sibuk sendiri-sendiri sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Dengan selamatan megengan bisa berkumpul," kata dia.

Selain megengan, tradisi lain jelang Ramadhan yang masih lestari di Kota Madiun adalah nyekar atau berziarah ke makam leluhur dengan membawa bunga untuk ditabur di atas pusara. Makam-makam leluhur itu juga dibersihkan dari rerumputan dan dedaunan.

"Tujuannya adalah mendoakan keluarga yang sudah meninggal agar diberi ketenangan," kata salah saru warga Kelurahan Winongo, Kota Madiun, Suyono.

Tradisi nyekar tersebut berimbas pada kenaikan harga bunga tabur di pasaran karena tingginya permintaan. Pada hari biasa, harga satu tampah bunga tabur berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000, namun saat jelang Ramadhan bisa naik hingga Rp10.000 bahkan Rp30.000 per tampah.

Pameran Batik Terbesar di Dunia Digelar

Jakarta - Gelar Batik Nusantara 2015 --diklaim sebagai ajang promosi batik terbesar dan terlengkap di dunia-- digelar Yayasan Batik Indonesia pada 24-28 Juni 2015, di Jakarta Convention Center, Senayan.

"Ajang ini akan memunculkan berbagai motif batik, salah satunya motif flora dan fauna dari Indonesia Timur guna mempromosikan kekayaan batik Tanah Air," kata Ketua Panitia, Ratna Suyanto, di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan, pergelaran bertema Batik, Pemersatu Bangsa ini bertujuan untuk memperluas fungsi batik dari produk hasta karya hasil buatan tangan manusia menjadi sebuah alat atau media pemersatu keragaman dan kemajemukan bangsa-bangsa di dunia.

Lebih jauh, lanjutnya, acara yang digelas Yayasan Batik Indonesia ini dapat memperkenalkan batik sebagai sebuah warisan asli budaya Indonesia ke seluruh dunia dan menjadikan batik sebagai ikon nasional, sehingga mampu menjadi identitas kebangsaaan Negara Indonesia di manapun batik berada.

Panitia menargetkan lebih dari 18.000 pengunjung selama lima hari dapat menghadiri pameran ini, dengan target nilai transaksi sebesar Rp26 miliar.

Selain menampilkan lebih dari 350 stan batik, pameran tersebut juga akan menampilkan rancangan terbaru dari 14 desainer kawakan dalam negeri, di antaranya Ghea Panggabean, Dian Pelangi, Barli Asmara dan Nita Seno Adji.

Tidak hanya itu, panitia juga mengadakan dua sesi simposium, yang pertama bertema Perlindungan Batik Nusantara dan kedua Batik, Generasi Muda.

"Rencananya acara akan dibuka Presiden Joko Widodo. Sementara sambutan pada simposium akan dilakukan oleh Dipo Alam," ujar dia.

Ratna berharap, dengan pergelaran tersebut, batik semakin dikenal masyarakat Indonesia secara luas, maupun masyarakat luar negeri, sehingga penobatan batik sebagai salaah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO, dapat semakin dilestarikan.

Mangenal Tradisi Mandi Pangir Sebelum Puasa di Asahan

Asahan, Sumut - Ada tradisi unik yang digelar masyarakat Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, sejak puluhan tahun lalu untuk menyabut Bulan Suci Ramadan. Sehari menjelang puasa, umat Muslim di Asahan melaksanakan tradisi mandi pangir atau marpangir.

Mandi pangir adalah mandi air berisi daun pandan wangi, serai, daun kalkausar, dan beberapa daun lainnya yang diyakini dapat membersihkan seluruh tubuh sebelum melaksanakan puasa. Harga per paket pangir Rp2 ribu.

Ani, salah seorang penjual pangir mengatakan, kebiasaan mandi pangir dilakukan warga melayu yang beragama Islam di Desa Pondok Bungur, Kecamatan Rawang, Asahan. Anak-anak hingga orang dewasa diwajibkan mandi pangir sehari sebelum melaksanakan ibadah puasa.

Ani telah membuat dan menjual pangir secara turun temurun dibantu oleh kerabatnya. Per hari, setidaknya dia menjual 2.000 bungkus pangir. Cara membuat pangir: daun-daun direbus hingga mendidih agar menghasilkan aroma wangi untuk ritual mandi pangir.

Konon, daun-daun tersebut digunakan bangsawan melayu untuk membersihkan badan sebelum menggunakan sabun mandi.

Ani mengatakan, penjualan pangir tahun ini menurun drastis dibandingkan sebelumnya. Sebab, ekonomi masyarakat Asahan sedang lesu. Beberapa daerah di Asahan juga sudah meninggalkan tradisi ini.

Siak Jadi Tujuan Wisata Religi

Siak, Riau - Wisata religi di Kabupaten Siak, bukan hal yang baru. Selain wisata sejarah dan budaya serta alam, para pelancong dapat menikmati wisata religi di Negeri Istana ini. Aktivitas religi di Siak tak pernah terelakkan sedikitpun, baik itu dalam perayaan hari besar keagamaan Islam maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Adalah Masjid Sultan Syarif Hasyim Islamic Centre yang menjadi pusat aktivitas keagamaan oleh warga maupun pemerintah. ‘’Sejak awal, Siak dikenal sebagai wilayah yang sangat religius. Hal ini diakui oleh kabupaten/kota di Riau dan provinsi tetangga Sumbar. Orang Sumbar menjuluki Siak orang alim,’’ kata Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, baru-baru ini.

Dalam setiap kunjungan ke Siak ini, acapkali tujuan utama mereka adalah menikmati wisata religi yang sampai saat ini masih terus dilakukan, dan seakan menjemput rindu di sini. Syamsuar menambahkan, implementasi dari visi dan misi saat terpilih jadi kepala daerah, dalam pandangannya memajukan sektor pariwisata dilakukan melalui helat, baik itu olahraga, seni dan budaya, serta membenahi obyek yang ada.

Dari Siak ini, lanjut dia, akan membuka jendela dunia, bahwa ada satu daerah dibelahan bumi ini yang memiliki obyek wisata sejarah dan budaya peninggalan sejarah yang sampai saat ini terjaga. ‘’Kami memiliki motto, Siak The Trully Malay didasari dengan filosofi bahwa Melayu yang sebenarnya itu ada di Siak,’’ tambah dia.

Sebagai bukti dan warisan kebudayaan Melayu itu masih terus terjaga dan dapat dilihat secara nyata. Tak hanya fisik (bangunan) semata, namun benda-benda dan aksesoris peninggalan itu juga masih ada.

Di samping itu, Masjid Raya Syahbuddin, sudah tak asing lagi bagi warga Siak. Masjid peninggalan kesultanan ini masih terus terjaga dan juga jadi obyek wisatawan untuk menikmati wisata sejarah, dan religi di masjid ini.

Di masjid ini aktivitas keagamaan tak pernah henti dilakukan, baik itu menyambut hari besar keagamaan maupun hari biasa. Tak jarang wisatawan selalu menyempatkan diri untuk menunaikan salat sunat dan wajib di masjid ini, sekaligus ziarah ke makam sultan yang berada di samping.

Masjid yang dibangun pada 1926 semasa kejayaan Kerajaan Siak di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Qasim II. Di samping masjid inilah jasad Sultan Syarif Qasim II dan para permaisurinya dikebumikan. Karena itu, tempat ini kerap dikunjungi wisatawan. Selain ingin menikmati keindahan masjid, mereka juga ziarah ke makam sultan.

Demi Jati Diri, Dibuat Perda Pelestarian Budaya Betawi

Jakarta - Tak mau kehilangan jati diri sebagai bangsa berbudaya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta sepakat membuat peraturan daerah (perda) tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi. Dalam Rapat Paripurna pengajuan Rancangan Perda (Raperda) Pelestarian Kebudayaan Betawi yang digelar kemarin, Selasa (16/6), seluruh fraksi DPRD yang berjumlah sembilan menyatakan dukungannya menggolkan raperda tersebut.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengapresiasi dukungan DPRD DKI terhadap Raperda Pelestarian Kebudayaan Betawi. Diharapkan, raperda ini bisa disahkan secepatnya, sehingga pemprov bisa menentukan langkah pelestarian dan pengembangan kebudayaan Betawi. “Dengan perda tersebut, semakin memantapkan langkah untuk pelestarian budaya agar tidak tergerus perkembangan zaman,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (17/6).

Saat ini, lanjut dia, sudah ada perkampungan budaya betawi di Situ Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Namun belum mengkontribusi apa yang dibutuhkan untuk pelestarian budaya Betawi. Selain itu, mantan Wali Kota Blitar ini mengusulkan seni bela diri pencak silat yang berasal dari Betawi dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal (mulok) tingkat Sekolah Dasar (SD). Kemudian budaya tari dimasukkan dalam pelajaran ekstrakurikuler di tingkat SD dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

“Bila pencak silat dipelajari sejak SD bisa membuat badan sehat dan kuat. Kemudian budaya tari bisa masuk ekskul di SD dan SMP. Jadi budaya betawi bisa ditanamkan sejak kecil,” ujarnya.

Seperti diketahui, Rapat Paripurna Pemandangan Umum DPRD DKI Jakarta kemarin dipimpin Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik. Turut hadir Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Saefullah bersama pejabat teras lainnya.

Dalam pandangan umum, sembilan fraksi mendukung pengajuan raperda menjadi perda. Sebab, kebudayaan betawi merupakan salah satu budaya nasional yang harus dilestarikan. Fraksi Gerinda bersama sejumlah fraksi lainnya yakni PDIP, Partai Hanura dan Partai Nasdem, meminta kepada pemprov agar memasukkan kebudayaan betawi ke dalam kurikulum muatan lokal pada pendidikan formal di tingkat SD hingga ke jenjang SMA serta pendidikan informal.

"Pelestarian kebudayaan betawi hendaknya dimaknai secara mendasar yakni memasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini agar budaya betawi memiliki pengaruh besar dan tertanam sejak dini sehingga menjadi tuan rumah sendiri," tutur anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Nasdem, Hasan Basri.

Sejumlah Fraksi DPRD DKI juga mengusulkan bangunan dengan arsitektur khas betawi pada gedung, atau pasar tradisional milik Pemprov DKI, serta gerbang masuk wilayah Jakarta.

Adapun beberapa fraksi mengusulkan Pemprov DKI secara konsisten membangun perkampungan betawi di sejumlah wilayah Ibu Kota. "Perlu ada ornamen khas betawi di kantor pemerintah, atau sekolah negeri. Untuk itu, kami mengusulkan Pemprov DKI mengeluarkan kebijakan keberpihakan yang konkrit guna memelihara dan mengembangkan nilai budaya betawi," papar anggota DPRD DKI dari Fraksi PKS, Nasrulah.

Petang Megang sebagai Daya Tarik Wisata

Pekanbaru, Riau - Ritual Petang megang yang dilaksanakan sehari sebelum Ramadhan diharapkan menjadi daya tarik wisata bagi para pendatang baik regional maupun nasional bahkan mancanegara.

Hal ini disampaikan Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi dalam sambutannya saat membuka acara petang megang di tepian sungai Siak, Rabu (17/6/2015). Ia mengatakan acara petang megang ini adalah acara yang selalu dinantikan oleh masyarakat kota pekanbaru terutama bagi umat islam.

"Tradisi ini adalah warisan budaya nenek moyang kita yang telah kita laksankan secara turun temurun sehingga perlu kita lestarikan untuk keluhuran dan keagungan budaya melayu," ujar Ayat Cahyadi.

Ayat Cahyadi mengharapkan dengan acara petang megang ini dapat meningkatkan budaya tradisional melayu serta dapat memperkokoh jati diri dan kepribadian masyarakat kota pekanbaru.

"Harapan kita sekaliguas acara ini bisa mengangkat harkat dan martabat kota Pekanbaru yang kita cintai ini menuju kota Metropolitan yang madani yang kita kita-citakan selama ini," harap Ayat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pelanbaru, Hermanius, dalam laporannya mengatakan acara petang megang ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan.

"Acara dimulai dengan ziarah tokoh di TPU Senapelan, kemudian ziarah ke tokoh pendiri Pekanbaru di masjid Raya sekaligus sholat Ashar berjamaah, lalu dilanjutkan dengan arak-arakan menuju tepian sungai Siak untuk mandi balimau yakni memandikan anak yatim oleh pejabat, lalu dilanjutkan dengan lomba menangkap itik sebagai hiburan," jelas Hermanius.

Hermanius menjelaskan adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk Menggali dan melestarikan busaya melayu.

"Terimakasih kami ucapkan kepada Pak Wawako dan jajarannya, juga untuk panitia sehingga acara ini berlangsung sukses dan meriah. Harapan kita ini bisa menjadi event pariwisata sehingga bisa menjadi daya tarik pendatang dan akhirnya acara ini menjadi tumpuan wisata nasional maupun internasional," terang Hermanius.

Warga Melayu Bengkulu Mandi "Belimau" Sambut Ramadhan

Bengkulu - Warga Melayu Bengkulu menggelar tradisi mandi belimau yakni membersihkan diri menggunakan perasan jeruk purut dan air bunga rampai sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.

"Keluarga kami masih menjalani tradisi ini, namanya belimau kalau di Minangkabau disebut balimau," kata Romeli Santiago Abbas, salah seorang warga asli Bengkulu yang masih menjalani tradisi itu di Kota Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan mandi belimau sudah digelar tujuh turunan dalam keluarga mereka dari pihak ibu yang merupakan keturunan Raja Bilang yang menjabat Hakim Agung masa kolonial Inggris dan Belanda.

Tradisi mandi belimau kata dia dilaksanakan satu hari sebelum memasuki puasa.

Sebelum mandi belimau, para anggota keluarga sudah terlebih dahulu menggelar ziarah ke makam para leluhur.

Mandi belimau warga Bengkulu berbeda dengan masyarakat di Minangkabau, Sumatera Barat dan di Yogyakarta yang disebut padusan yang menggelar tradisi itu secara massal di sungai atau laut.

Mandi belimau tersebut ujarnya dilakukan dalam keluarga masing-masing atau digelar secara internal.

"Padusan dan balimau di Minangkabau juga beda, kalau padusan hanya berendam di air sedangkan balimau di Padang juga menggunakan air perasan jeruk purut," katanya menerangkan.

Prosesi mandi belimau dilakukan oleh orang yang paling tua di dalam keluarga yang mengguyur anak pertama hingga anak bungsu dengan air jeruk purut dan bunga rampai.

Setelah prosesi memandikan para anggota keluarga selesai, anggota keluarga paling tua itu menutup acara mandi belimau dengan mandi sendiri.

"Setelah seluruh anggota keluarga dari tertua sampai terkecil selesai, dilanjutkan dengan doa bersama," ucapnya.

Mandi belimau yang masih dilestarikan itu menurut Romeli bertujuan membersihkan diri baik fisik maupun spritual sehingga dalam keadaan bersih kaffah atau bersih total saat memasuki bulan suci.

Ia menambahkan bahwa tradisi tersebut masih dilaksanakan warga asli Bengkulu yang sebagian besar bermukim di daerah Pintu Batu, Pasar Melintang, Kebun Ros, Tengah Padang, Anggut, Berkas, Kampung Kepiri, Pondok Besi, Peramukan dan Pasar Bengkulu di Kota Bengkulu.

Erau 2015 Lebih Meriah

Tenggarong, Kaltim - Erau yang baru selesai beberapa waktu lalu dinilai lebih semarak dari tahun sebelumnya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar berjanji Erau berikutnya bakal lebih meriah lagi.

Kepala Disbudpar Kukar Sri Wahyuni menerangkan, selain Erau kali ini ramai, substansi kegiatan lebih unik. Karena ini tahun pertama peserta folklore mengikuti kirab budaya dan ekshibisi permainan tradisional.

"Director peserta juga bilang ini festival terbaik yang pernah mereka ikuti," ucap Sri kepada media ini.

Ia mencontohkan, Hungaria yang belum pernah mengikuti Erau dan tak mempunyai gambaran apa pun tentang Erau akhirnya ikut memuji keberhasilan tradisi Kutai ini. "Mereka kaget acara tertata rapi," lanjut dia.

Dari sisi penonton dan pengunjung, tahun ini cenderung lebih banyak dari luar Kukar yang secara khusus datang untuk belajar tentang event festival.

"Contohnya Tangerang, Trenggalek, Polewali Mandar. Tim kesenian dari luar Kukar yang datang adalah Kalbar, anjungan TMII, Polewali Mandar, Kutim, dan PPU," urai dia.

Selain itu, ada kelompok budayawan dari Jakarta yang membuat trip perjalanan wisata selama Erau. Ditambah lagi komunitas fotografer dari luar Kukar, baik dalam Kaltim maupun luar Kaltim.

Dampak dari Erau, kunjungan ke Planetarium, Museum Kayu, Waduk Panji, dan Taman Kreatif menjadi ramai.

Peserta folklore juga beberapa kali ke Expo dan belakang Museum Kayu. Mereka belanja cendera mata lokal lebih dari Rp 1 juta per orang. "Bahkan yang suka ikan sungai, berbelanja ke Pasar Tangga Arung, kata mereka murah dan enak," jelas dia.

Sementara itu, Ketua DPRD Kukar Salehuddin mengatakan, Erau tahun ini sangat bagus. Namun perlu ada penyempurnaan. Pesta Keraton Kesultanan Kutai Ing Martadipura Erau juga harus menjadi bagian dari pesta rakyat Kukar. "Harusnya melibatkan lapisan masyarakat," bebernya.

Ia berharap, Erau berikutnya pihak penyelenggara harus melibatkan birokrasi baik RT, lurah bahkan kecamatan. "Penguatan nilai budaya Kutai harus dikedepankan daripada aspek komersialnya," kata Salehuddin.

Komplek Makam Raja Indragiri Kurang Perhatian Pemerintah

Inhu, Riau - Bangunan gapura Komplek Makan Raja-Raja Indragiri yang dibangun Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau, di Simpang Desa Kotalama, Kecamatan Rengat Barat tidak terawat. Cat dan bacaan yang tertulis di bagian gapura tersebut terlihat mulai kusam.

Hal ini pun menjadi perhatian warga setempat, sehingga beberapa orang warga mengambil inisiatif untuk mengecat kembali gapura tersebut dengan dana swadaya.

Juru pelihara Situs Cagar Budaya Komplek Makam Raja-Raja Indragiri, Saharan Sepur, Selasa (16/6) menyebutkan kondisi tersebut membuat warga Kotalama melaksanakan gotong royong mengecat bagian gapura. Ini dilakukan warga karena merasa malu jika gapura tersebut terlihat kusam dan kurang terpelihara.

"Gapura ini kan sebagai identitas keberadaan makam Raja-Raja Indragiri yang merupakan bagian dari sejarah Kerajaan Indragiri, jadi gak mungkin dibiarkan oleh warga bacaan di gapura itu kusam sampai tidak terbaca," ujar Saharan kepadamerdeka.com.

Menurut Saharan, pekerjaan pengecatan tersebut tetap mengikuti warna sebelumnya yang dibangun Pemkab Inhu. "Pekerjaannya sudah mulai selesai, tinggal bagian atas, yang jelas warga tidak merubah warna asli sebelumnya," jelas Saharan.

Komunitas Pariwisata Sumut Eksplorasi Budaya Melayu

Medan, Sumut - Komunitas Pariwisata Sumut akan fokus mengeksplorasi budaya Melayu. Sejauh ini eksplorasi sudah berjalan selama tiga tahun. Setelah itu, Pariwisata Sumut akan menjajaki satu demi satu budaya di Sumut.

“Kita fokuskan ke satu budaya. Jadi tidak semua langsung kita bahas. Hal ini agar fokus. Kalau terlalu banyak yang dibahas hasilnya malah tidak bagus nantinya,” ujar founder Pariwisata Sumut, Eko Surya.

Selain mengeksplorasi budaya di Sumut, Pariwisata Sumut juga mewadahi trip organizer untuk membawa masyarakat mengunjungi destinasi wisata yang ada di Sumatera Utara. Destinasi yang dikunjungi tak hanya destinasi yang sudah banyak dikunjungi masyarakat namun juga destinasi wisata yang belum diketahui orang banyak.

"Jadi tiga tahun yang lalu saya melihat banyak pariwisata di Sumut yang sebenarnya bagus namun belum terpublikasi. Bahkan banyak orang yang datang ke sini bingung mau jalan-jalan kemana. Akhirnya kita bentuklah Pariwisata Sumut untuk memberikan informasi kepada mereka," ucapnya.

Bekerjasama dengan trip organizer ia katakan juga tidak sembarang. Trip organize ini diseleksi terlebih dahulu. Bagaimana pelayanannya, apa saja fasilitas yang disediakan dan objek wisata apa saja yang akan didatangi.

"Jadi kita akan ikut beberapa kali dalam trip mereka dulu. Kita lihat hingga ke detail-detailnya. Kita melihat bagaimana kesiapan mereka saat terjadi masalah di perjalanan,"ujarnya.

Untuk mempermudah masyarakat, Pariwisata akan membuat jadwal trip selama tiga bulan di situs web. Jadi masyarakat yang ingin ikut cukup mendaftar di situs web.

"Karena kita juga sudah kerjasama dengan beberapa trip organizer jadi perjalanannya semakin mudah. Karena sebelum membawa masyarakat ke sana, kita juga sudah melakukan survive terlebih dahulu bersama trip organizer yang berkerjasama dengan kita," katanya.

Masyarakat Yunani Nilai Batik Karya Seni

London, Inggris - Masyarakat Yunani menilai batik merupakan karya seni sangat menakjubkan dan mereka menyebut "To Batik ine mia endiposiaki texni" yang artinya "batik karya seni yang menakjubkan,"

Hal itu diungkapkan peserta pelatihan membatik yang diselenggarakan KBRI Athena bekerjasama dengan Ionion Centre of Arts and Culture (ICAC) Kefalonia, Yunani, akhir pekan.

Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Athena ,John Admiral kepada Antara London, Senin mengatakan, perhatian pemerintah dan publik Kefalonia Yunani untuk mengikuti workshop batik sangat besar dan menyebutkan Batik merupakan karya seni yang menakjubkan.

Besarnya minat masyarakat Kefalonia untuk mengikuti pelatihan membuat KBRI Athena membatasi jumlah peserta 45 orang yang terbagi dalam tiga kelas kategori yaitu seniman, pelajar dan masyarakat umum dengan tiap kelasnya sebanyak 15 orang.

Selain itu, KBRI Athena dan ICAC juga menyelenggarakan satu sesi kelas khusus untuk pelajar yang membutuhkan perhatian khusus atau "special need".

Materi pelatihan dimulai dengan pengenalan batik dengan memberikan pengetahuan awal dan pemahaman peserta tentang batik, diawali dengan penayangan video singkat tentang perkembangan batik di Indonesia dan proses pembuatannya.

Para peserta melakukan tahapan proses membatik mulai dari mencanting, mewarnai dan mengeringkan. KBRI Athena menyediakan semua peralatan dan perlengkapan membatik untuk para peserta.

Untuk mengembangkan materi pelatihan , KBRI Athena memberikan compliment satu set peralatan membatik untuk para peserta yang terdiri dari canting, kain bermotif dan papan lingkaran kain.

Pelatihan membatik mendapatkan perhatian dan sambutan dari masyarakat dan pemerintah kota Kefalonia. Walikota Kefalonia, Mr. Evangelos Kekatos, hadir di ICAC dan menyaksikan langsung pelatihan batik, Sementara stasiun radio setempat mengumumkan kegiatan pelatihan batik di ICAC.

Duta Besar RI untuk Yunani Benny Bahanadewa mengatakan, minat dan perhatian pemerintah dan publik Kefalonia terhadap seni budaya Indonesia sangat besar. KBRI Athena mengembangkan kerjasama seni dan budaya dengan ICAC dengan menyelenggarakan kelas memasak kuliner Indonesia dan kelas tari tradisional Indonesia.

ICAC adalah salah satu lembaga pendidikan, riset dan seni internasional terkemuka di Kefalonia, Yunani memiliki kerja sama riset seni dan budaya dengan universitas di Amerika Serikat, Inggris dan Australia.

Sejak 2010 menyelenggarakan berbagai program pelatihan di bidang pendidikan, riset dan seni dengan mengundang seniman dan akademisi internasional.

Bahasa Melayu Perlu Standarisasi

Batam, Kepri - Bahasa Melayu perlu standarisasi khusus sebelum dijadikan bahasa persatuan dunia agar mudah dipelajari warga dunia lainnya.Standarisasi yang harus dilakukan antara lain penamaan bahasa, aspek kebahasaan, ejaan, cara pengucapan dan lainnya.

Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan bahasa Republik Indonesia, Mahsun dalam Kongres Bahasa Melayu di Batam Kepulauan Riau, Senin (15/6), mengatakan bahasa Melayu yang berkembang di sebagian Asia Tenggara berbeda-beda, seperti bahasa Melayu Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Thailand, Filipina Selatan, Kamboja.

Ia meminta para ahli bahasa Melayu, merundingkan standarisasi itu untuk menyamakan kesepahaman.

"Kalau mau menggunakan bahasa Melayu sebagai persatuan dunia, maka perlu standarisasi bahasa," kata dia.

Pejabat Ketua Menteri Melaka, Datuk Seri Idris Bin Haji Haron mengatakan sudah saatnya bahasa Melayu menjadi bahasa ilmu pengetahuan. Martabat bahasa Melayu perlu ditingkatkan lagi karena bahasa yang berkembang di semenanjung Malaya itu sudah nyaris tergeser dengan bahasa Inggris, bahkan di daerah asalnya.

"Walaupun bahasa Malaysia merupakan bahasa resmi bangsa, namun penggunaannya Melayu masih bahasa kedua setelah bahasa Inggris," kata dia.

Para pemerhati bahasa Melayu dari dalam dan luar negeri pun sepakat mengutamakan bahasa Melayu, dan menjadikannya tuan rumah di negeri sendiri.

Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan kehadiran delegasi kongres dari Brunei Darussalam, Thailand, Malaysia, Singapura, Laos dan Indonesia merupakan bukti komitmen upaya meningkatkan marwah bahasa Melayu.

"Sangat disayangkan, bahasa Melayu merupakan bahasa resmi di Malaysia, Indonesia, Singapura serta Brunei, namun untuk ASEAN belum resmi digunakan sebagai bahasa persatuan," kata dia.

Tim Kesenian Siak Wakili Riau di Parade Lagu Jakarta

Siak, Riau - Tim kesenian Kabupaten Siak berhasil meraih juara pencipta lagu terbaik pertama dan penyaji terbaik tiga dalam ajang Parade Lagu di Pekanbaru, baru-baru ini. Berkat prestasi ini, tim kesenian Siak mewakili Riau dalam ajang Parade Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta.

"Alhamdullilah kita bisa meraih juara dan manjadi wakil Riau dalam ajang Parade Nasional yang akan digelar dalam waktu dekat di Jakarta," kata mendatang," ungkap Kabid Pariwisata Siak, Izram, kepada wartawan di Siak Sri Indrapura, Minggu (14/6/2015).

Izram mengaku bangga dengan prestasi ini. Pasalnya, dalam Parade Lagu mendatang, Tim Kesenian Siak akan menampilkan lagu Melayu diiringi tarian dan live music.

"Kita akan harus mampu bersaing dengan 33 provinsi lainnya," sebutnya.

Untuk memberikan tampilan maksimal, Izram mengatakan, tim akan dilatih maksimal agar mampu menyuguhkan penampilan terbaik. "Setidaknya, kita berhasil meraih satu kategori terbaik dalam parade lagu tersebut," harapnya.

Acara Budaya Jadi Daya Tarik Penting Pariwisata

Solo, Jateng - Penyelenggaraan acara-acara budaya menjadi faktor penting untuk menarik kunjungan wisatawan. Karena itu, kegiatan berbasis budaya perlu terus didorong dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik pariwisata.

”Sekitar 60 persen daya tarik wisata karena budaya, 35 persen karena faktor alam, dan 5 persen adalah faktor man made atau buatan manusia. Karena itu, banyaknya kegiatan budaya di Solo akan menjadi daya tarik wisatawan yang utama hari ini dan ke depan,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata, Ahman Sya saat membuka Solo Batik Carnival ke-8 tahun 2015 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (13/6/2015).

Ahman Sya memberi apresiasi banyaknya acara-acara seni dan budaya yang digelar di Solo setiap tahun. Pada tahun 2015 tercatat Pemerintah Kota Solo dengan partisipasi aktif masyarakat menggelar 62 acara budaya. ”Partisipasi publik di Kota Solo ini luar biasa dan patut menjadi model dan contoh di seluruh indonesia,” ujarnya.

Menurut Ahman, pemerintah pusat telah manargetkan kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2019 mencapai 20 juta orang. Pihaknya berkeyakinan kreativitas para pemangku kepentingan di Solo menggelar banyak acara seni dan budaya bakal turut menjadi pendorong pencapaian target kunjungan wisman itu.

Ketua Panitia Solo Batik Carnival, yang juga Ketua Yayasan Solo Batik Carnival, Susanto mengatakan, Solo Batik Carnival 2015 mengusung tema ”Mancavarna” yang mengambil filosofi Jawa papat kiblat lima pancer. Filosofi ini merupakan penggambaran diri seorang manusia yang secara alami memiliki nafsu dan juga sifat mulia. Karnaval melibatkan 258 peserta karnaval, 90 pemusik, dan 200 pemain drama tari.

Penyelenggaraan Solo Batik Carnival masih menyedot perhatian masyarakat meskipun tidak banyak perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Para peserta mengenakan kostum karnaval dengan bahan utama kain batik dipadu berbagai pernak-pernik. Setiap peserta merancang kostum sendiri setelah mengikuti sejumlah lokakarya. Karnaval dimulai dari Stadion Sriwedari kemudian melintasi Jalan Slamet Riyadi dan berakhir di koridor Jalan Jenderal Sudirman.

Para peserta tampak antusias. Gitalis Angelia (16) mengaku menghabiskan tabungan pribadi lebih dari Rp 2 juta untuk membuat kostum karnaval berbahan utama batik tulis. Ia mengaku puas dengan hasil rancangannya dan bisa dipertontonkan kepada publik. ”Kostum ini adalah sebuah karya seni,” katanya.

Peserta lainnya, Isabela Saskia (16), mengaku, sejak lama tertarik bisa menjadi salah satu peserta Solo Batik Carnival. Isabela juga mengaku menghabiskan lebih dari Rp 1 juta untuk membuat sebuah kostum dengan tema air.

”Ini pakai bahan batik motif Sidomukti, belinya di Pasar Klewer. Setelah itu saya jahit sendiri dengan dibantu ibu,” kata Isabela.

Tradisi Numbal Jeung Papajar

Bandung, Jabar - Revolusi pemikiran dalam diri generasi muda sudah sangat jauh meninggalkan warisan nilai-nilai tradisi dan budaya daerah (Sunda).

Ditinggalkannya nilai-nilai tradisi dan budaya para orang tua oleh generasi muda, akibat munculnya pertentangan pandangan terhadap nilai-nilai tradisi dan budaya.

Demikian diungkapkan seniman karawitan yang juga staf pengajar di Istitut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Dody Satya Ekagustdiman, yang merasa khawatir nilai-nilai tradisi dan budaya akan terus menghilang.

“Padahal nilai-nilai tradisi dan budaya, yang diwariskan masih relevan dengan kondisi kekinian dan bahkan masih banyak yang berguna untuk menopang kehidupan dialam kekinian,” ujar Dody, seusai menggelar acara tradisi “Numbal jeung Papajar” Senin (15/6/2015) bertempat di kampus ISBI Bandung Jalan Buah Batu Bandung.

Ditinggalkannya nilai-nilai tradisi dan budaya para orang tua oleh generasi muda, menurut Dody, karena munculnya pertentangan pandangan terhadap nilai-nilai tradisi dan budaya.

Pertentangan yang paling sering terjadi adalah dilakangan alim ulama yang memandang bahwa nilai-nilai tradisi dan budaya di masyarakat bertentangan dengan ajaran dan pandangan keagamaan.

Sementara Mas Nanu Muda mengungkapkan bahwa selain pandangan tokoh atau pemuka agama, luntur dan semakin ditinggalkannya nilai tradisi dan budaya, khususnya di Jawa Barat, karena kebijakan pemerintah.

“Saat ini program atau kegiatan yang berkaitan dengan nilai tradisi dan budaya seperti halnya bahasa ataupun yang berkaitan dengan kesenian tradisional, baru sebatas slogan, wacana, jargon atau paling jauh program dan seremonial kegiatan, setelah itu tidak ada realisasi lebih jauh,” ujar Mas Nanu.

Tradisi “Numbal jeung Papajar”, diselenggarakan dalam rangka menjelang Ujian Semesteran mahasiswa semester 2, 4 dan 6 Fakultas Karawitan ISBI Bandung, melalui tradisi Numbal atau menyingkirkan penghalang agar dimudahkan segala maksud.

Sedangkan tradisi Papajar merupakan sebuah tradisi masyarakat Sunda dalam menyambut bulan Ramadhan dengan berdoa dan makan bersama sebagai ungkapan sukacita akan datangnya bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah.

Tradisi Numbal jeung Papajar yang diikuti 80 an mahasiswa ISBI diawali dengan tradisi helaran dan babaran memainkan alat musik terbang dan gembyung keliling kampus sebagai upaya memberitahukan akan adanya acara tradisi.

Usai helaran, bertempat di panggung halaman digelar “Kidung” yang dibawakan seniwati Neneng Dinar, disambung Ijab Kabul dan dipungkas Papajar berupa nguras murak tumpeng makan bersama.

ASEAN Dorong Bahasa Melayu jadi Bahasa Pengetahuan

Batam, Kepri - Tujuh negara Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Laos dan Singapura mendorong agar Bahasa Melayu menjadi bahasa pengetahuan, demikian hasil Kongres Bahasa Melayu di Batam, Kepulauan Riau.

"Kami ingin meninggikan Bahasa Melayu menjadi bahasa pengetahuan, bahasa yang digunakan dalam ilmu pengetahuan," kata penulis Buku Sejarah Melayu, Ahmad Dahlan.

Pria yang juga Wali Kota Batam itu mengatakan, Bahasa Melayu adalah bahasa ke empat yang paling banyak digunakan di dunia, setelah Bahasa Tiongkok, Bahasa Inggris dan Bahasa Spanyol, karena itu sepatutnya menjadi bahasa pengetahuan.

"Pengguna Bahasa Melayu ada 300 juta lebih, bukan jumlah kecil. Bisa menjadi bahasa internasional," kata Ahmad Dahlan.

Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Al Azhar sebagai nara sumber kongres mengungkapkan kekhawatirannya akan penggunaan Bahasa Melayu yang semakin tergeser dengan Bahasa Inggris dalam pengantar ilmu pengetahuan.

Ia menilai, kebanyakan ilmuan merasa lebih modern jika menggunakan Bahasa Inggris dalam penyampaian pengetahuannya, padahal kata yang digunakan memiliki padanan dalam Bahasa Melayu.

"Ada perasaan bahwa masa kini itu cukup berjarak dengan Bahasa Melayu. Untuk menjadi bahasa dunia. Tidak cukup hanya berlandaskan dari jumlah penuturnya," katanya.

Ia menilai, banyak orang merasa Bahasa Melayu adalah kuno, sedang Bahasa Inggris adalah bahasa modern.

Wakil Ketua Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia Dato Zainal Abidin Borhan mengatakan penggunaan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Pengetahuan di Malaysia sempat redup.

Pemerintah Malaysia lebih mendorong pengajar menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar pengetahuan, seperti matematika, pengetahuan alam dan sebagainya.

"Padahal, anak-anak akan lebih memahami jika bahasa pengantar adalah bahasa ibu mereka," katanya.

Berkat perjuangan pemerhati kebudayaan di negara itu, ia menambahkan, maka sejak beberapa tahun terakhir, penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengetahuan mulai ditingkatkan kembali.

Festival Budaya Ruwahan Apeman di Malioboro Meriah

Yogyakarta - Banyaknya sampah di Kota Yogyakarta menjadi bentuk keprihatinan tersendiri. Tidak hanya sekedar berusaha mendaur ulang sampah, namun komunitas seniman jalan di Malioboro justru memberikan nuansa seni pada sampah tersebut. Melalui Festival Budaya Ruwahan Apeman Malioboro ke-6, sampah diubah sedemikian rupa menjadi instalasi berbagai bernilai seni tinggi dan alat-alat musik dari dari barang bekas yang mendukung dan menjaga lingkungan.

Festival Budaya Ruwahan Apeman Malioboro tersebut telah digelar sejak 5 Juni 2015 lalu ditandai dengan dipasangnya instalasi seni dari sampah di sepanjang Jalan Malioboro. Puncaknya ditutup dengan Kirab Budaya Apeman Malioboro yang mengusung tiga gunungan yaitu gunungan organik, gunungan apem dan gunungan sampah yang diiring bregada, komunitas seni Malioboro dan sebagainya. Kirab dimulai dari Halaman Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) DIY menuju Komplek Kepatihan Yogyakarta.

"Ruwahan Apeman Maliboro ini sebetulnya untuk mengkritisi Yogyakarta yang tambah ramai, namun juga tambah istimewa sampahnya. Baik warga Yogyakarta sendiri maupun pendatang masih kurang kesadarannya untuk membuang sampah pada tempatnya alias suka buang sampah sembarangan," ujar Ketua Festival Budaya Ruwahan Apeman Malioboro ke-5, Iman B Rastanegara kepada KR saat ditemui di Halaman Kantor Dispar DIY, Minggu (14/6).

Imam menjelaskan kirab yang mengusung tiga gunungan unik ini diikuti bregada, limbuk cangik,penampilan berbagai elemen kesenian komunitas Malioboro. Selama di perjalanan, peserta kirab akan membagikan apem kepada para penonton sebagai simbol berbagai rejeki sekaligus membersikan diri. Kirab akan berakhir di Komplek Kepatihan yang telah disediakan panggung kesenian dimana juga akan ditampilkan pertujukan musik perkusi, sastra dan sebagainya.

Pemkot Malang Gelar Festival Perkusi Sambut Ramadhan

Malang, Jatim - Pemerintah Kota Malang menggelar festival perkusi yang bertajuk Malang Street Percussion Festival (MSPF) 2015 di kawasan Jalan Ijen untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1436 H, Minggu malam.

Ketua Panitia Festival, Budi Harianto mengatakan selain menyambut datangnya bulan suci Ramadan, festival ini juga bertujuan melestarikan budaya patrol (musik untuk membangunkan masyarakat untuk makan sahur) yang diharapkan mampu menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

"Festival Perkusi yang diikuti 22 kelompok peserta ini juga dalam misi pariwisata untuk menarik kunjungan wisatawan. Harapan kami, selain menghibur masyarakat menjelang datangnya Ramadan juga menarik wisatawan," ujarnya.

Peserta festival perkusi tersebut memulai aksinya dari depan Museum Brawijaya (panggung undangan), kemudian berjalan hingga Jalan Simpang Balapan.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Jawa Timur, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, MSPF 2015 bisa membangun kesatuan masyarakat Bumi Arema. "Selain itu, daya tarik festival ini diharapkan bisa memberikan kontribusi pariwisata di daerah ini," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, festival ini harus dijaga keberlangsungannya untuk menarik wisatawan dan tahun ini merupakan tahun kelima. "Acara yang menonjolkan musik perkusi dan tari ini sekalian menyambut datangnya bulan suci Ramadan bagi umat muslim di dunia, dengan musik perkusi dan patrol ini kita sambut Ramadan yang sudah ada di depan pintu," ucapnya.

Lebih lanjut, Ida Ayu mengatakan selain pilihan lokasi di Jalan Ijen Boulevard yang menyatu dengan museum Brawijaya, festival patrol benar-benar menjadi daya tarik wisatawan mancanegara, tercatat ada 20 turis dari Belanda, Austria dan Kanada.

"Kami memang bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Malang dan akan terus kita kuatkan pengenalan budaya Malang maupun Nusantara kepada turis-turis mancanegara," ucapnya.

Wali Kota Malang, Moch Anton dalam sambutannya mengaku sangat mengapresiasi warganya yang sangat inovatif dan penuh kreasi. "Festival ini hanya ada di Kota Malang, di kota lain tidak ada. Saya harap festival ini bisa menjadi contoh bagi kota lain dan menumbuhkan semangat tersendiri bagi Kota Malang sebagai kota wisata," ujarnya.

Menurut dia, tumbuh kembangnya pariwisata Kota Malang dapat dilakukan bila kreativitas seni dan budaya terus diciptakan. "Sifat budaya yang plural juga akan menjadi kekuatan untuk menyatukan persatuan dan kesatuan masyarakat serta bangsa ini," tegasnya.

Tenun Melayu Berpotensi Go Internasional

Pekanbaru, Riau - Designer asal Rokan Hulu berhasil menyabet jawara pada ajang perdana Lancang Kuning Fashion Festival 2015. Pada grand final yang digelar di SKA Co-Ex, akhir pekan lalu yang berlangsung meriah. Melalui kegiatan tersebut, dinilai keberagaman dan kekayaan motif tenun Melayu dinilai mampu dikembangkan lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Plt Gubri Ir H Arsyadjuliandi Rachman yang menutup acara diwakili Asisten III Setdaprov Riau Edi Kusdarwanto. Menurutnya, setelah melihat penutupan acara yang mewah tersebut, terbukti tenun Melayu dengan beragam motifnya mampu menyihir seluruh tamu yang datang.

“Paduan yang cocok sekali dari motif Melayu di seluruh daerah Riau, menjadi pakaian untuk beraktivitas. Tentunya jika melihat ajang ini, tenun Melayu akan mampu merambah nasional, bahkan sampai Go Internasional,’’ ungkapnya bangga.

Kegiatan yang ditaja Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau tersebut, lanjut Edi, patut diapresiasi. Sebab dapat menggali potensi kekayaan tenun Riau, dengan di desain sempurna oleh designer lokal dan masih tergolong muda. ‘’Potensi untuk dikembangkan menjadi industri fashion berskala besar juga sangat terbuka,’’ tambahnya.

Melalui ajang tersebut ia menilai mampu menjadi bagian dari perkenalan budaya Melayu dengan pengembangan sektor ekonomi kreatif. Dalam kesempatan tersebut tampak hadir Ketua Iwapi Riau Irma Hafidah Rachman, Kepala Disperindag Riau M Firdaus, serta pejabat eselon III lingkungan Disparekraf Riau.

Selama ini, pakaian melayu Riau seperti dicontohkan Ketua Iwapi Riau Irma, sapaan akrabnya menceritakan, masyarakat lebih mengenal sebagai bahan pakaian formal. Namun melalui ajang yang diikuti 24 peserta dari 12 kabupaten/kota di Riau tersebut, ternyata mampu dirubah sedemikian rupa menjadi jauh lebih baik dan modern.

“Pengiat desain pakaian Riau harus mampu menangkap peluang bisnis. Dengan mengoptimalkan bahan dan produk tenun Melayu, sehingga bisa lebih dikenal masyarakat luas, terutama masyarakat Riau terlebih dahulu,’’ tuturnya.

Designer asal Rohul, Via Merza Herdianti yang juga merupakan mantan dara Rohul, terbukti mampu mengaplikasikan hobinya merancang busana dengan merebut prestasi sebagai jawara pada Lancang Kuning Fashion Festival 2015. Ia unggul dari peserta asal Kuansing yang berada pada posisi dua dan peserta dari Sanggar Laksamana Pekanbaru yang menempati urutan ketiga.

Jogja Garap Kuliner untuk Tarik Wisatawan

Yogyakarta - Keragaman masakan dan sajian (kuliner) tradisional di Yogyakarta seperti ditampilkan dalam Festival Makanan Tradisional di Kampung Wisata Prawirotaman Yogyakarta mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta.

“Ini untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Yogyakarta, terkhusus wisatawan penggemar masakan. Apalagi ini digelar di Kampung Wisata Prawirotama, tujuan wisatawan asing maupun domestik,” kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta, saat memberikan sambutan dalam Festival Makanan Tradisional, Sabtu (14/6/2015) malam.

Festival makanan tradisional itu diisi lomba memasak makanan dan membuat minuman tradisional Yogyakarta. Peserta dituntut membuat makanan tradisional yang kreatif dan inovatif.

elain itu, juga untuk meningkatkan kualitas dan keragaman pangan lokal serta mendorong ketahanan pangan di Yogyakarta.

“Peserta diminta membuat makanan dan minuman tradisional dari bahan non gandum dan non beras. Hasilnya terbukti enak, sehat, aman dan memiliki nilai ekonomi,” katanya.

Ia berharap, kegiatan festival itu akan semakin semarak dengan seni dan budaya tradisional, misalnya pentas kesenian tradisi dari Prawirotaman. “Kegiatan ini bisa ditiru kampung wisata lain,” katanya.

Jadilah makanan nasional menjadi tuan rumah di negaranya.

Lumpen NTT Gelar Konser Musik dan Festival Budaya NTT

Kupang, NTT - Dewan Pengurus Lumbung Pemuda Nusantara (LUMPEN) NTT akan menyelenggarakan Festival dan Konser Musik Budaya bersama Ivan Nestroman di GOR Flobamora Oepoi Kupang, Sabtu (13/6/2015). Konser ini dilakukan sebagai aksi serta upaya kampanye integritas kaum muda dan keterlibatan kaum muda dalam mengembalikan kearifan lokal budaya NTT.

Ketua Lumpen NTT, Agustinus Budi Utomo Gilo Roma, S.Pd, didampingi sekertarisnya, Yoan BW Niron, dalam keterangan pers kepada wartawan di Gedung Olahraga (GOR) Flobamora Oepoi Kupang, Kamis (11/6/2015) malam, mengatakan, dalam festival ini juga akan menampilkan pameran, yakni pameran batu akik, aneka stand kebudayaan NTT, tarian-tarian daerah NTT, festival tenun ikat motif terpanjang NTT dan pameran fotografi dan lukisan budaya NTT.

Bedi Roma mengatakan, Lumpen NTT adalah lembaga seni dan budaya yang terdiri dari perkumpulan komunitas seniman dengan prespektif ekonomi kreatif.

Dimana, katanya, semua orang bisa hidup dari karya seni masing-masing, baik seni lukis, seni tari, seni peran dan sebagainya. Dan, Lumpen NTT sebagai sebuah wadah baru di NTT even pertama yang dilakukan adalah festival dan konser mudik budaya NTT.

Ia mengatakan, dalam persiapan panitia sudah 24 komunitas di seni di Kota Kupang yang akan terlibat.

"Komunitas seni lukis akan lebih banyak dalam mengikuti pameran dan yang unik adalah pameran tenun ikat terpanjang dari motif Sabu dengan panjang 39 meter," katanya.

Ia mengatakan, Ivan Nestorman akan berklaborasi dengan Jurusan Sendratasi FKIP Unwira Kupang.

Kegiatan ini, ujarnya, merupakan kerja sama dengan empat universitas di Kota Kupang, yakni BEM Undana, Unwira Kupang, Stikom Uyelindo dan FKIP UKAW Kupang, yang didukung oleh Dinas P dan K Propinsi NTT, Dispora NTT, dan Dinas Pariwisata Propinsi NTT.

Panitia menarik tiket masuk untuk kegiatan konser ini, yakni Rp 100.000 untuk umum. Saat ini, panitia sudah melepas 500 undangan, dan masih terbuka untuk semua masyarakat Kota Kupang terutama orang muda.

Kegiatan ini, katanya, bertujuan mempromosikan budaya NTT, mengajak pemuda untuk mencintai budaya NTT, dan memberi nilai edukasi kepada para siswa di Kota Kupang.

Pertunjukan Budaya Meriahkan Pembukaan Festival Sriwijaya

Palembang, Sumsel - Pertunjukan budaya turut memeriahkan pembukaan Festival Sriwijaya ke-23 di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya di Karang Anyar Gandus Palembang, Kamis malam.

Festival Sriwijaya yang juga menampilkan parade lagu daerah, drama tentang kebangkitan Kerajaan Sriwijaya itu dibuka Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Acara yang disaksikan ribuan masyarakat tersebut juga dihadiri para bupati dan wali kota serta Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuti.

Gubernur mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumsel terus menyemarakan industri pariwisata sehingga dapat mendukung perkembangan ekonomi.

Dengan meningkatkan industri pariwisata diharapkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara akan semakin meningkat, kata dia.

Oleh karena itu kegiatan Festival Sriwijaya sekarang ini harus rutin digelar sehingga promosi wisata semakin lebih maju dan berkembang.

Menurut dia, sudah sepantasnya seluruh lapisan masyarakat menjadi pejuang dalam mendukung perkembangan pariwisata di daerah ini.

Sebagai ahli waris Kemaharajaan bila tidak menjadi yang terdepan maka malu dengan para pewaris terdahulu, ujar dia.

Sehubungan itu pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membangun provinsi ini supaya semakin maju.

Dirjen Pemasaran Pariwisata mengatakan, gubernur Sumsel memang sangat komitmen akan pariwisata, sehingga kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan para wisatawan.

Pihaknyta sangat mendukung Festival Sriwijaya ini karena dapat meningkatkan kualitas produk dan pesona dunia pariwisata, kata dia.

Apalagi Sumsel sekarang ini sudah cukup dikenal tidak hanya di penjuru Indonesia, tetapi juga di luar negeri dan dengan latar belakang Kerajaan Sriwijaya kaya akan meninggalan budaya.

Pembukaan Festival Sriwijaya juga dihadiri tamu dari luar negeri di antaranya Dubes Indonesia untuk Thailand Lutfi Rauf dan para bupati serta wali kota.

Takjub Keindahannya, Warga Yunani Ramai-ramai Belajar Batik

Athena, Yunani - Kepincut keindahan batik, warga "Negeri Para Dewa" Yunani ramai-ramai belajar ingin menguasai teknik membatik. "To Batik ine mia endiposiaki texni (Batik karya seni yang menakjubkan)," komentar salah seorang peserta.

"Minat masyarakat Kefalonia untuk mengikuti pelatihan batik sangat besar. Namun untuk efektifitas pengajaran dan mengingat keterbatasan tempat dan fasilitas, maka dibatasi jumlah pesertanya 45 orang," ujar Sekretaris I Pensosbud John Admiral kepada detikcom, Jumat (12 Juni 2015).

Pelatihan membatik berlangsung selama tiga hari, diselenggarakan oleh KBRI Athena bekerjasama dengan Ionion Centre of Arts and Culture (ICAC) Kefalonia, Yunani (9-11 Juni 2015).

Peserta dibagi dalam tiga kelas kategori: seniman, pelajar dan masyarakat umum dengan tiap kelasnya sebanyak 15 orang. Selain itu juga ada satu sesi kelas khusus untuk pelajar berkebutuhan khusus.

Materi pelatihan terbagi dua, teori dan praktek. Untuk memberikan pengetahuan awal dan pemahaman para peserta mengenai batik, maka kelas diawali dengan penayangan video singkat tentang perkembangan batik di Indonesia dan proses pembuatannya.

Para peserta melakukan tahapan proses membatik mulai dari mencanting, mewarnai dan mengeringkan. Semua peralatan dan perlengkapan membatik untuk para peserta disediakan oleh KBRI Athena.

Untuk mengembangkan materi pelatihan yang telah diperoleh, para peserta mendapat compliment berupa satu set peralatan membatik terdiri dari canting, kain bermotif dan papan lingkaran kain.

Pelatihan membatik ini selain mendapat perhatian dan sambutan hangat dari masyarakat juga dari pemerintah kota Kefalonia. Walikota Kefalonia hadir dan menyaksikan langsung jalannya pelatihan. Pelatihan juga diliput oleh stasiun radio setempat.

Mempertimbangkan besarnya minat dan perhatian pemerintah dan masyarakat Kefalonia terhadap seni budaya Indonesia, maka KBRI Athena ke depan akan mengembangkan kerjasama seni dan budaya lebih lanjut dengan ICAC.

"Antara lain menyelenggarakan kelas memasak kuliner Indonesia dan kelas tari tradisional Indonesia," demikian Duta Besar RI untuk Yunani Benny Bahanadewa.

ICAC adalah salah satu lembaga pendidikan, riset dan seni internasional terkemuka di Kefalonia, Yunani. Lembaga ini memiliki kerjasama riset seni dan budaya dengan universitas di Amerika Serikat, Inggris dan Australia.

Sejak 2010 ICAC telah menyelenggarakan berbagai program pelatihan di bidang pendidikan, riset dan seni dengan mengundang seniman dan akademisi internasional.

-

Arsip Blog

Recent Posts